Anda di halaman 1dari 5

KONSELING GIZI PADA PENDERITA PENYAKIT MENULAR

1. Konseling Gizi Pada Penderita Hepatitis


A. Gambaran Umum Penyakit Hepatitis
Penyakit Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang disebabkan
oleh infeksi virus atau keracunan makanan.
Ada beberapa jenis virus yg menyebabkan hepatitis :
● Virus hepatitis A, B, C, D, E, dan virus hepatitis G.
● Virus hidup makanan tidak bersih dan hubungan seks yang tidak sehat
dan tidak normal.
● Serangan virus, penyebab hepatitis oleh bahan kimia seperti racun,
jamur beracun, kloroform, dan minuman beralkohol.
● Selain itu hepatitis juga dapat disebabkan oleh metabolisme yang
abnormal. Ini terjadi karena timbunan lemak yang berlebihan di organ
hati.
Penyakit ini sering disertai anoreksia, rasa mual, muntah, dan demam.
Gejala :
- Warna kekuningan pada kulit atau putih mata,
- Air seni berwarna kecoklatan seperti teh,
- Berat badan menurun drastis,
- Nafsu makan menurun
- Diare.
Penderita hepatitis memerlukan diet yang cukup Istirahat cukup untuk
meningkatkan imunitas
B. Penerapan Konseling Gizi
1. Membangun dasar-dasar konseling
2. Melakukan pengkajian gizi (assessment gizi)
3. Menegakkan diagnosis gizi
4. Merencanakan intervensi gizi
5. Memperoleh komitmen
6. Monitoring dan evaluasi
Penerapan Konseling Gizi
1. Membangun dasar-dasar konseling
a. Lakukan sapa dan salam “Selamat pagi/siang bapak/ibu, mari
silahkan masuk”.
b. Perkenalkan nama Anda sambil menjabat tangan klien . “Saya
Rani (Nama konselor), ahli gizi yang bertugas saat ini”.
c. Kemudian Konselor bertanya “ Maaf… dengan bapak/ibu
siapa? Setelah klien menyebutkan nama, (misalnya Bapak
Adi). Lalu klien dipersilahkan duduk”.
d. Kemudian konselor meminta surat rujukan (bila ada), data
laboratorium, dan data lainnya yang dapat mendukung
diagnosis. Konselor melakukan identifikasi berdasarkan data
tersebut. Klien teridentifikasi didiagnosis penyakit hepatitis.
e. Selanjutnya konselor menjelaskan tujuan dan proses konseling
berdasarkan diagnosis tersebut.
Contohnya seperti ini.
- Mohon maaf Pak Adi…Bapak didiagnosa terkena penyakit
Hepatitis. Infeksi virus masih menjadi penyebab utama
penyakit hepatitis. Ada beberapa jenis virus yang menyebabkan
hepatitis, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E dan virus hepatitis
G. Beberapa virus-virus ini terdapat pada makanan yang tidak
bersih dan hubungan seks yang tidak sehat dan tidak normal.
- Selain serangan virus, penyebab hepatitis lainnya dapat dipicu
oleh bahan kimia seperti racun, jamur beracun, kloroform, dan
minuman beralkohol. Selain itu, hepatitis juga dapat
disebabkan oleh metabolisme yang abnormal. Ini terjadi karena
timbunan lemak yang berlebihan di organ hati. Kondisi ini
sering kali dialami oleh wanita selama kehamilan yang
disebabkan oleh pola makan yang salah. Selain itu juga bisa
terjadi karena kelebihan unsur tembaga di sekitar organ hati
dan otak.
- Gangguan hati pada umumnya tidak terlihat jelas pada
penderitanya kecuali jika kondisinya sudah sangat parah.
- Oleh sebab itu tujuan konseling gizi pada saat ini adalah
mendiskusikan tentang perubahan pola makan ke arah pola
makan yang dianjurkan yaitu energi dan protein tinggi untuk
mencegah katabolisme protein, meringankan gangguan
pencernaan dan penyerapan dan asites.
- Konseling gizi akan berlangsung kurang lebih 60 menit yang
akan mendiskusikan masalah pengkajian data antropometri,
data laboratorium, data klinis, data riwayat makan, data riwayat
personal dan penetapan diagnosis dan penerapannya.
- Tekankan bahwa kelancaran konseling sangat tergantung dari
kerja sama klien. Misalnya dengan kalimat “Saya berharap
Bapak Adi….. bersedia bekerja sama dan memberikan
informasi selengkapnya sehingga konseling dapat berjalan
lancar”.
2. Melakukan pengkajian gizi (assessment gizi)
● Lakukan pengukuran Antropometri (BB, TB, IMT), status
gizi
● Kaji data laboratorium yang ada (Hb, Ht, Bilirubin, SGOT,
SGPT meningkat, warna urine gelap, warna faeces pucat.
● Kaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit
hepatitis,.
● Perhatikan/tanyakan apakah klien mengalami deman, atau ada
tanda kuning pada kulit klien.
● Lakukan pengkajian identifikasi terhadap riwayat makan dg
metode food recall untuk mengetahui asupan zat gizi klien dan
food frequency untuk mengetahui pola dan kebiasaan makan
klien.
Hasil kajian riwayat makan berupa:
Data kuantitatif yaitu tingkat konsumsi/pemenuhan zat gizi, biasanya
penderita hepatitis cenderung tingkat asupan zat gizinya kurang.
Data Kualitatif yaitu tentang pola dan kebiasaan konsumsi makan
klien misalnya sering konsumsi makanan berlemak/goring-gorengan,
kebiasaan minum alkohol, sering konsumsi makanan dengan bahan
pengawet zat pewarna, penyedap dan sejenisnya.
● Lakukan kajian data riwayat personal (riwayat penyakit
sebelumnya). Tanyakan gangguan saluran cerna (mual, muntah,
tidak nafsu makan, demam dan sakit kepala).
Berdasarkan kajian gizi, buat diagnosis gizi dan rencana
intervensi gizi
Perlu waktu kurang lebih 10 menit
Sambil menunggu, klien dapat diberikan brosur yang terkait
penyakit hepatitis.

3. Menegakkan diagnosis gizi


Langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosis berdasarkan hasil
kajian gizi. Perhatikan tiga domain penting:
a. Domain Intake/Konsumsi
1) Asupan/intake energi dan protein penderita hepatitis
biasanya <100% kebutuhan. Karena penderita
penurunan nafsu makan, mual dan muntah maka.
2) Asupan protein biasanya <100% kebutuhan.
3) Asupan lemak biasanya tinggi, > 100% kebutuhan (pola
makan berlemak, bersantan).
b. Domain Klinis/Fisik.
Untuk menegakkan diagnosis penderita hepatitis
perhatikan:
1) Apakah terjadi penurunan berat badan yang drastic.
2) Perubahan kadar hb, Ht, Bilirubin, SGOT, SGPT.
3) Perubahan warna urine menjadi gelap.
4) Terdapat lemak pada faeces.
c. Domain Perilaku
1) Pengetahuan tentang penyakit dan diet hepatitits
kurang.
2) Konsumsi makanan berlemak dan makanan olahan
dengan btm.
3) Konsumsi alkohol.
4. Merencanakan intervensi gizi
a. Tetapkan tujuan diet berdasarkan masalah dan diagnosis gizi
Tujuan diet untuk penderita hepatitis:
1. Meningkatkan asupan energi dan protein pada klien
2. Menurunkan asupan lemak.
3. Mencegah penurunan berat badan.
4. Mengontrol kadar Hb, Ht, Bilirubin, SGOT,SGPT
hingga batas normal.
5. Meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang.
b. Lakukan perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya.
1. Berikan energi tinggi untuk mengatasi gizi kurang dan
katabolisme protein dalam tubuh.
2. Berikan protein tinggi secara bertahap, gunakan
rumun Harris Benedict ditambah Faktor stress 1,2-1,4
atau dengan rumus 30-35 kkal/kg Berat Badan.
3. Berikan lemak sedang/cukup 20-25% dari total energi.
Bila terjadi malabsorpsi lemak (steatore) maka
utamakan MCT.
4. Berikan karbohidrat Utamakan penggunaan karbohidrat
kompleks.
5. Berikan tinggi vitamin B kompleks, vitamin C, K, Zn,
dan Mg. Jika tidak bisa terpenuhi dari makanan, dapat
diberikan makanan suplemen.
6. Batasi semua makanan yang mengandung lemak dan
santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas
seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun,
durian dan nangka.
c. Tetapkan preskripsi diet
Tetapkan preskripsi diet apakah dengan jumlah kkal, gram
protein (sesuaikan hasil perhitungan). Bentuk makanan
sesuaikan dengan kondisi klien. Frekuensi makan sering
minimal enam kali yaitu tiga kali makanan utama dan tiga atau
empat kali makanan selingan.
d. Isi brosur
Isi brosur sesuai dengan preskripsi diet. Isi brosur yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman makan dalam sehari dirumah.

5. Memperoleh komitmen
Memperoleh komitmen dari klien untuk melaksanakan diet. Dapat
dilakukan dengan:
a. Jelaskan/informasikan kepada klien tentang kajian
antropometri /status gizi.
b. Sampaikan tujuan diet.
c. Diskusikan tentang cara menerapkan diet hati/hepatitis
dengan perhitungan energi tinggi, protein tinggi, lemak rendah.
d. Diskusikan tentang perubahan pola makan yang
sebelumnya suka mengonsumsi makanan berlemak, makanan
bersantan, makanan yang mengandung btm.
e. Diskusikan penggunaan obat yang berkaitan dengan diet.
f. Diskusikan hambatan yang dialami klien dan alternatif
pemecahan masalahnya.
6. Monitoring dan evaluasi
a. Peningkatan asupan gizi dan protein.
b. Penurunan asupan lemak.
c. Perubahan nilai Hb, Ht, Billirubin, SGOT, SGPT
mencapai/menuju normal.
d. Perubahan keluhan kinis yaitu: berkurangnya deman,
anoreksia, mual, muntah, lelah, tidak nafsu makan dan kuning.
e. Catat proses konseling seperti: respons klien, lamanya waktu
konseling
f. Akhiri sesi konseling dengan menyepakati kunjungan
konseling lanjutan dua minggu kemudian atau sesuai
kebutuhan. Misalnya dengan kalimat “Bapak Adi… proses
konseling hari ini sudah selesai mudah2an apa yang kita
sepakati dapat dijalankan dengan baik. Untuk konseling
selanjutnya kita rencanakan dua minggu lagi, apa bisa
disepakati? Terima kasih”.
Jangan lupa berikan kartu nama!!!

Anda mungkin juga menyukai