Anda di halaman 1dari 36

The Keperawatan

Asuhan future starts


padatoday,
klien dengan www.umy.ac.id

kebutuhan
not Nutrisi
tomorrow.
Nur Azizah Indriastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pengkajian Nutrisi
• Pengkajian nutrisi melibatkan pengumpulan informasi mengenai klien untuk
mengetahui status nutrisi, mengidentifikasi kebutuhan nutrisi dan menetapkan
rencana tindakan bagi klien sesuai dengan kebutuhan
• Tujuan Pengkajian
• Mengidentifikasi adanya malnutrisi dan efeknya terhadap status kesehatan klien
• Mengidentifikasi pola makan yang berlebihan dan hubungannya dengan kejadian
obesitas, diabet, hypertensi, penyakit cardio vaskuler dan kanker
• Mengidentifikasi parameter nutrisi untuk status kesehatan klien yang optimal dan
kondisi yang fit.
• Saat mengkaji status nutrisi klien dan menentukan rencana keperawatan, perawat
harus mempertimbangkan kebutuhan klien secara menyeluruh dihubungkan dengan
nutrisi.
Komponen pengkajian dan pendekatan holistik antara lain :
• Kebudayaan dan pola konsumsi makanan
• Makanan yang lazim dikonsumsi
• Tingkat aktivitas fisik
• Standard hidup
Komponen pengkajian nutrisi
• Data Biografi
Khususnya untuk usia dan jenis kelamin dapat membantu
menemukan faktor resiko khusus. Misal: Dewasa tua mempunyai
kebutuhan nutrisi yang hampir sama dengan dewasa muda, tapi bila
aktivitas menurun maka kebutuhan akan kalori juga menurun. Contoh lain
anemia defisiensi besi sering terjadi pada remaja wanita daripada remaja
pria.
• Keluhan Utama
Keluhan yang lazim terjadi antar lain: Kehilangan berat badan,
kelebihan berat badan, kelemahan, gangguan gastrointestinal, perubahan
kulit dan gangguan pergerakan.
PENGKAJIAN
1. Penilaian status nutrisi
2. Riwayat diet dan pengobatan
3. Manifestasi klinis
- Rambut - Kardiovaskular
- Mata - Otot
- Lidah - GIT
- Membran mukosa - Neurologis
- Vitalitas
Penilaian status nutrisi
• Antropometri: Lingkar lengan atas (LLA) dan Indeks masa tubuh (IMT)
• Pemeriksaan klinis:
1. Riwayat medis: riwayat alergi terhadap makanan, jenis diet dan
pengobatan yang sedang atau pernah dijalani oleh pasien
2. Pemeriksaan fisik: inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
• Biokimia: hemoglobin (hb), hematokrit, albumin, globulin dan
fibrinogen, kadar hormone TSH (thyroid stimulating hormone)
MASALAH KEPERAWATAN TERKAIT NUTRISI
• Defisit Nutrisi
• Berat badan lebih
• Kesiapan Peningkatan Nutrisi
• Obesitas
• Resiko Berat Badan Lebih
• Resiko Defisit Nutrisi
• Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
• Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
MASALAH KEPERAWATAN TERKAIT NUTRISI
• Menyusui Efektif
• Menyusui Tidak Efektif
• Resiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
• Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI
Definisi:
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Penyebab (etiologi) untuk masalah defisit nutrisi adalah:
1.Ketidakmampuan menelan makanan
2.Ketidakmampuan mencerna makanan
3.Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4.Peningkatan kebutuhan metabolisme
5.Faktor ekonomi (mis: finansial tidak mencukupi)
6.Faktor psikologis (mis: stres, keengganan untuk makan)
Gejala dan Tanda Mayor
• Subjektif : (tidak tersedia)
• Objektif :
• 1. Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
Gejala dan Tanda Minor
• Subjektif :
1.Cepat kenyang setelah makan
2.Kram/nyeri abdomen
3.Nafsu makan menurun .
• Objektif :
1.Bising usus hiperaktif
2.Otot pengunyah lemah
3.Otot menelan lemah
4.Membran mukosa pucat
5.Sariawan
6.Serum albumin turun
7.Rambut rontok berlebihan
8.Diare
Kondisi Klinis terkait :
1. Stroke
2. Parkinson: penyakit syaraf
3. Mobius syndrome: kelumpuhan saraf pada wajah
4. Cerebral palsy: kelainan otak
5. Cleft lip: bibir sumbing
6. Cleft palate: bibir sumbing
7. Amyotropic lateral sclerosis: gangguan saraf
8. Kerusakan neuromuskular
9. Luka bakar
10.Kanker
11.Infeksi
12.AIDS
13.Penyakit Crohn’s: peradangan pada lapisan dinding sistem pencernaan
14.Enterokolitis: infeksi usus
15.Fibrosis kistik: penyakit keturunan yang menyebabkan lendir di dalam tubuh menjadi kental dan
lengket
SLKI
• Luaran Utama : Status Nutrisi
• Luaran Tambahan :
• Berat Badan
• Eliminasi Fekal
• Fungsi Gastrointestinal
• Nafsu Makan
• Perilaku meningkatkan Berat Badan
• Status Menelan
• Tingkat Depresi
• Tingkat Nyeri
SIKI
Intervensi Utama :
• Manajemen Nutrisi
• Promosi Berat Badan
SIKI
Intervensi Pendukung :
• Edukasi Diet
• Edukasi Kemoterapi
• Konseling Laktasi
• Konseling Nutrisi
• Konsultasi
• Manajemen cairan
• Manajemen Demensia
• Manajemen Diare
• Manajemen Eliminasi Fekal
• Manajemen Energi
• Manajemen Gangguan Makan
• Manajemen Hiperglikemia
SIKI
• Manajemen Kemoterapi
• Manajemen Reaksi Alergi
• Pemantauan Reaksi Alergi
• Pemantauan Cairan
• Pemantauan Nutrisi.
• Pemantauan Tanda Vital
• Pemberian Makanan
• Pemberian Makanan Enteral
• Pemberian Makanan Parenteral
• Pemberian Obat Intravena
• Terapi Menelan
KASUS
An. I berusia 5 bulan dirawat hari ke-2 di Bangsal Aster 6 RSUD Tidar Magelang dengan diagnosa GEA. Orang
tua pasien mengatakan sebelumnya datang ke IGD tanggal 10 Januari 2023 dikarenakan anaknya diare cair
berlendir 5-6x/hari sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Pasien dirawat oleh saudaranya. Pasien hanya
mendapatkan ASI 5 hari setelah lahir dan saat ini pasien mengonsumsi susu formula sebab tidak tinggal
bersama dengan ibunya. Keluarga mengatakan sehari pasien mengonsumsi sekitar 1000 ml susu formula SGM
menggunakan botol. Keluarga pasien mengatakan saat ini pasien masih diare sudah 3 kali dengan konsistensi
cair dan berlendir, pasien tidak rewel, pasien juga tampak dapat diajak berinteraksi, minum susu pasien
berkurang selama sakit, frekuensi BAK juga menurun. KU cukup, Nadi 120x/menit, Suhu 36,3C, RR 30x/menit.
Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan bising usus 32x/menit, mukosa bibir dan turgor kulit pasien tampak
lembab, BB 5,5 kg. Keluarga pasien mengatakan BB sebelumnya 6,6 kg. Hasil pemeriksaan feses menunjukkan
Leukosit POS (2+), epithel ditemukan, bakteri positif (+). Hasil pemeriksaan darah lengkap menunjukkan Hb
11.9 g/dl, Hematokrit 33,2%, Angka Trombosit 471, Limfosit 49, Limfosit: 4.4, RDW-SD 34.2, MCHC 35.8. Saat
ini pasien terpasang infus KN3A 8 tpm, obat yang di dapatkan yaitu L-Bio 1×1, zinc syrup 1×1/2 cth, inj.
Metronidazole 3×70mg.
Analisis Data
Tanda dan gejala Problem Etiologi
DS: Diare Malabsorpsi, proses infeksi
- Keluarga pasien mengatakan saat ini pasien
masih diare sudah 3 kali dengan konsistensi cair
dan berlendir

DO :
- Bising usus 32x/menit
Analisis Data
Tanda dan gejala Problem Etiologi
DS: Defisit nutrisi Ketidakmampuan
- Keluarga pasien mengatakan minum susu mencerna makanan
pasien berkurang selama sakit
- Keluarga pasien mengatakan saat ini pasien
masih diare sudah 3 kali dengan konsistensi
cair dan berlendir
- Keluarga pasien mengatakan BB sebelumnya
6,6 kg

DO :
- BB 5,5 kg
- Bising usus 32x/menit
Diagnosis keperawatan
• Diare b.d Malabsorpsi, proses infeksi d.d Keluarga pasien mengatakan saat ini pasien masih diare
sudah 3 kali dengan konsistensi cair dan berlendir, Bising usus 32x/menit
• Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan mencerna makanan d.d Keluarga pasien mengatakan minum
susu pasien berkurang selama sakit, Keluarga pasien mengatakan saat ini pasien masih diare
sudah 3 kali dengan konsistensi cair dan berlendir, Keluarga pasien mengatakan BB sebelumnya
6,6 kg, BB sekarang 5,5 kg, Bising usus 32x/menit
Prioritas diagnosis keperawatan
• Diare b.d Malabsorpsi, proses infeksi d.d Keluarga pasien mengatakan saat ini pasien masih diare
sudah 3 kali dengan konsistensi cair dan berlendir, Bising usus 32x/menit
• Defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan mencerna makanan d.d Keluarga pasien mengatakan minum
susu pasien berkurang selama sakit, Keluarga pasien mengatakan saat ini pasien masih diare
sudah 3 kali dengan konsistensi cair dan berlendir, Keluarga pasien mengatakan BB sebelumnya
6,6 kg, BB sekarang 5,5 kg, Bising usus 32x/menit
Dx SLKI SIKI
Diare b.d Malabsorpsi, Eliminasi Fekal Manajemen Diare
proses infeksi d.d Keluarga Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 - Identifikasi penyebab
pasien mengatakan saat x 24 jam, eliminasi fekal membaik, diare
ini pasien masih diare dengan kriteria hasil: - Identifikasi Riwayat
sudah 3 kali dengan - Konsistensi feses membaik pemberian makanan
konsistensi cair dan - Frekuensi BAB membaik dari - Monitor warna,
berlendir, Bising usus 3x/hari menjadi 1x/hari volume, frekuensi, dan
32x/menit - Peristaltik usus membaik dari 32x/menit konsistensi tinja
menjadi 5-30 x/menit - Monitor jumlah
pengeluaran diare
- Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
- Ambil sampel feses
untuk kultur
- Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
Dx SLKI SIKI
Defisit nutrisi b.d Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
Ketidakmampuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 - Identifikasi status nutrisi
mencerna makanan d.d x 24 jam, status nutrisi membaik, dengan - Monitor berat badan
Keluarga pasien kriteria hasil: - Monitor asupan
mengatakan minum susu - Berat badan membaik dari 5,5 kg menjadi makanan (ASI)
pasien berkurang selama 6 kg
sakit, Keluarga pasien - Nafsu makan membaik
mengatakan saat ini
pasien masih diare sudah
3 kali dengan konsistensi
cair dan berlendir,
Keluarga pasien
mengatakan BB
sebelumnya 6,6 kg, BB
sekarang 5,5 kg, Bising
usus 32x/menit
Latihan
• Kelompokkan data berdasarkan data DS dan DO

• Tuliskan Analisa Data

• Tuliskan bunyi diagnosa keperawatan

• Tuliskan prioritas diagnosa keperawatan

• Tuliskan outcome dan kriteria hasil berdasarkan SLKI

• Tuliskan intervensi/tindakan berdasarkan SIKI


Kasus
• Ny.P usia 54 tahun datang ke RS pada tanggal 27 september 2022 dengan keluhan tidak bisa BAB selama 2
minggu dan perutnya terasa ketarik-tarik, sebelumnya Ny.P sudah dibawa RS pku gamping dengan kista
ovarium suspec malignancy. Perut pasien membesar, distensi abdomen (+) asites (+) dengan KU: CM, RR
:20x/menit, N:104x/menit, TD :133/91 mmhg, SP02: 98%, suhu: 36,5 c. GCS: E 4 V5 M6 akral hangat,
CRT<2 detik, wajah pucat. BB: 32 kg, TB: 150 cm, IMT: 14,2 serta pasien mengalami penurunan BB 2 kg
sekitar 2 bulan terakhir. Ny. P juga mengatakan bahwa sangat nyeri dibagian perut dan nafsu makannya
hilang.

• USG: upper lower terdapat kista ovarium kompleks dengan mural nodule suspek malignansi dan tak tampak
kelainan pada hepar, Ventrikel Fibrilasi, pankreas serta lien. Hasil rontgen thorax: tidak ada kelainan.
Hasil Laboratorium
• Hb 10,9 g/dL

• Eosinofil 0%

• Neutrofil 80%

• Limfosit 10%

• Monosit 10%
Terapi yang didapatkan
• infus RL 20 tpm

• obat lansoprazole 1x1

• piroxicam 10 mg 2x1

• renodinac 50 mg 3x1

• amlodipin besilat 5 mg 1x1

• calortusin 3x1

• caviplex 1x1

• allopurinol 3x1
Ds Do
- Pasien - IMT 14,2
mengatakan - Pasien nampak pucat
mengalami - Pasien terlihat gelisah
penurunan 2 kg - Perut pasien terlihat membesar
dalam 2 bulan - TD 133/91 mmhg, Spo2 98%, S 36C RR 20X/MNT N 104x/mnt
terakhir
- P: kista ovarium
- Pasien
- Q: tertarik Tarik
mengatakan tidak
bisa BAB selama 2 - R: perut
minggu, tidak - S: skala 8
nyaman dengan
- T: saat beraktivitas
kondisi saat ini
- Pasien - Pasien nampak meringis
mengatakan - Pola makan tidak teratur 1-2 porsi/hari
masih mengalami
nyeri perut - Hasil lab Hb 10,9 g/dl, eosinophil 0%, neutrophil 80% limfosit 10%, monosit 10 %
- Hasil USG: Upper lower terdapat kista ovarium kompleks dengan mural nodule suspek
malignansi dan tak tampak kelainan pada hepar, Ventrikel Fibrilasi, pankreas serta lien
Analisis Data
Tanda dan gejala Problem Etiologi
Ds : pasien mengeluh tidak bisa BAB selama 2 Konstipasi Penurunan motilitas
minggu dan perutnya terasa ketarik-tarik gastrointestinal
DO : Distensi abdomen
Analisis Data
Tanda dan gejala Problem Etiologi
DO : Nyeri akut Agen pencedera fisiologis
(kista ovarium)
TD 140/90 mmHg, N 106x/mnt, S 36,7oC, RR 24x/mnt
P : kista ovarium
Q : ketarik-tarik
R : perut
S : skala 8
T : saat beraktivitas
- Pasien tampak meringis kesakitan saat dilakukan
pengkajian
- Pola makan tidak teratur, 1-2 porsi/hari
DS :
- Pasien mengatakan saat ini masih mengalami nyeri pada
bagian perutnya dengan skala 8
- pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri dibagian
perutnya tersebut
- pasien juga mengatakan suka gelisah karena kondisi
perutnya tersebut
Analisis Data
Tanda dan gejala Problem Etiologi
DS : pasien mengalami penurunan BB 2kg Defisit nutrisi Ketidakmampuan
sekitar 2 bulan terakhir mencerna makanan
Pasien mengatakan nafsu makan menurun
Pasien mengatakan suka nyeri dibagian perut
DO :
- IMT : 14,2 termasuk kurang berat
badan
- pasien nampak pucat
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (kista ovarium) d.d Pasien mengatakan saat ini masih
mengalami nyeri pada bagian perutnya dengan skala 8, pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri
dibagian perutnya tersebut, pasien juga mengatakan suka gelisah karena kondisi perutnya tersebut
2. Konstipasi b.d gastrointestinal d.d pasien mengeluh tidak bisa BAB selama 2 minggu dan perutnya
terasa ketarik-tarik, Distensi abdomen
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d pasien mengalami penurunan BB 2kg
sekitar 2 bulan terakhir, Pasien mengatakan nafsu makan menurun, Pasien mengatakan suka nyeri
dibagian perut, IMT 14,2
Dx SLKI SIKI
Nyeri akut b.d agen Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
pencedera fisiologis (kista Setelah dilakukan tindakan Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
ovarium) keperawatan 3x24 jam, tingkat kualitas, intensitasnyeri.
nyeri menurun dengan kriteria Identifikasi skala nyeri.
hasil: Identifikasi respons nyeri non verbal.
Keluhan nyeri menurun Identifikasi keberhasilan terapi komplementer yang
Meringis menurun sudah diberikan.
Gelisah menurun Monitor efek samping penggunaan analgetic.
Kesulitan tidur menurun Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
Frekuensi nadi 60-100 rasa nyeri (Tarik nafas dalam).
Tekanan darah 120/80 mmHg Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri.
Fasilitas istirahat dan tidur.
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
Jelaskan strategi meredakan nyeri.
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu.
Dx SLKI SIKI
Konstipasi b.d Eliminasi fekal (L.04033) Manajemen Konstipasi (I.04155)
gastrointestinal Setelah dilakukan tindakan Periksa tanda dan gejala konstipasi
keperawatan 3x24 jam Periksa pergerakan usus, karakteristik feses
diharapkan eliminasi fekal Identifikasi faktor risiko konstipasi
membaik, dengan kriteria hasil: Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan
Keluhan defekasi lama dan sulit Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika tidak ada
menurun. kontraindikasi
Konsistensi feses membaik. Ajarkan cara mengatasi konstipasi/impaksi
Frekuensi BAB 1x/hari Anjurkan diet tinggi serat
Lakukan masase abdomen, jika perlu
Lakukan evakuasi feses secara manual, jika perlu
Berikan enema atau irigasi, jika perlu
Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu
Dx SLKI SIKI
Defisit nutrisi b.d Status Nutrisi (I.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
ketidakmampuan mencerna Setelah dilakukan tindakan Identifikasi status nutrisi.
makanan d.d IMT kurang keperawatan 3x24 jam Identifikasi makanan yang disukai.
diharapkan status nutrisi Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient.
membaik, dengan kriteria hasil: Monitor berat badan.
Porsi makan yang dihabiskan Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
meningkat. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
BB 35 kg konstipasi.
IMT 16 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis makanan.
Alhamdulillah
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai