Anda di halaman 1dari 29

PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

TIM PONEK
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

1
Gambaran Umum Modul : TUJUAN

Tercapainya KOMPETENSI dalam pengetahuan dan


ketrampilan untuk diagnosis dan manajemen bayi
prematur melalui metodologi pelatihan berbasis
kompetensi.

2
Latar Belakang:

Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) adalah deviasi ,


atau kurangnya pola pertumbuhan yang diharapkan
pada janin. Hal ini disebabkan oleh berbagai proses
yang mempengaruhi ibu, plasenta dan janin.
PJT juga dianggap sebagai salah satu penyebab utama
morbiditas dan mortalitas pada periode neonatal

3
Analisis Tugas: Tugas

Melengkapi penilaian neonatus dan


mengimplementasikan kebijakan serta prosedur
neonatus yang masuk untuk dirawat/keluar
sesuai dengan standar dan protokol pelayanan
termasuk mendiagnosis dan menatalaksana
neonatus dengan Pertumbuhan Janin Terhambat

4
Analisis Tugas:
Tercapainya kompetensi:
 Trampil dalam mengidentifikasi penyebab PJT.
 Trampil dalam melakukan dan mencatat pemeriksaan fisik PJT.
 Mengetahui pemeriksaan laboratorium yang diperlukan dalam
manajemen PJT
 Mengetahui pemeriksaan pencitraan yang diperlukan dalam
manajemen PJT

5
Analisis Tugas:
Tercapainya kompetensi:
 Trampil dalam Mengantisipasi dan menangani masalah
selama persalinan.
 Memberikan lingkungan suhu yang sesuai.
 Memberikan dukungan pernapasan yang memadai.
 Menyesuaikan cairan dan elektrolit yang diperlukan
 Mengidentifikasi metode asupan nutrisi yang sesuai
untuk PJT.
 Memeriksa kadar hemoglobin dan mengatasi polisitemia
jika terjadi.
 Mengidentifikasi berbagai langkah yang diperlukan
untuk tindak lanjut jangka panjang
6
Penyebab PJT
Janin
 Faktor genetik
 Kelainan kromosom misal: trisomi 13, 18 dan 21
 Malformasi Kongenital misal: anensefal, atresia saluran cerna dan Potter
syndrome
 Infeksi kongenital seperti rubella atau Cytomegalovirus (CMV)
 Kelainan metabolisme janin seperti galaktosemia dan fenilketonuria
Plasenta
 Pasokan dari plasenta tidak mencukupi karena gangguan dari ibu seperti pre-
eklampsia dan eklampsia atau karena usia kehamilan melebihi seharusnya
 Masalah anatomis seperti infark multipel, trombosis pembuluh darah
umbilikus dan hemangioma
 Kehamilan kembar mungkin berkaitan dengan masalah plasenta yang
signifikan seperti anastomosis pembuluh darah yang abnormal

7
Penyebab Kelahiran Prematur (lanj.)

Ibu
 Kelainan ibu
 Pre-eklampsia dan eklampsia
 Penyakit renovaskular kronis
 Penyakit vaskular kronis hipertensif
 Malnutrisi ibuIbu perokok
 Hipoksemia ibu yang berkaitan dengan penyakit
jantung dan sickle cell anemia
 Faktor ibu lainnya seperti status sosial-ekonomi
rendah, ibu usia muda, tinggi badan rendah,
primiparitas dan grande multiparitas

8
Pola PJT

PJT Simetris
Lingkaran kepala, panjang dan beratnya
secara proporsional kecil dibanding usia
kehamilan. PJT simetris disebabkan oleh
infeksi kongenital atau gangguan genetika
dan terjadi pada awal kehamilan.

9
Pola PJT (lanj.)

PJT Asimetri
Berat janin lebih kecil proporsinya
dibandingkan dengan panjang dan lingkar
kepala. Pertumbuhan otak kecil. Terjadi
pada kehamilan lanjut dan disebabkan oleh
tidak cukupnya pasokan uteroplasenta atau
buruknya nutrisi ibu.

10
Masalah Bayi PJT
Kematian janin
 5-20 kali lebih tinggi pada PJT daripada bayi AGA

 Biasanya terjadi pada usia kehamilan 38-42

minggu
 Penyebab:

 Tidak mencukupinya pasokan dari plasenta


 Hipoksia kronis
 Anomali kongenital letal

11
Masalah Bayi PJT(lanj.)
Hipotermia
 Hipotermia terjadi karena menurunnya

insulasi lemak subkutan dan


meningkatnya luas permukaan tubuh.
Lebih jauh lagi, hipoglikemia dan hipoksia
mempengaruhi produksi panas tubuh bayi
PJT.

12
Masalah Bayi PJT (lanj.)
Hipoglikemia
 Karena menurunnya cadangan glikogen

dan menurunnya kapasitas


glukoneogenesis
 Hipotermia berpotensi menjadi masalah

hipoglikemia
 Terjadi selama 3 hari pertama

13
Masalah Bayi PJT (lanj.)

Polisitemia
 Akibat dari meningkatnya kadar eritropoietin

sekunder yang mengarah pada hipoksia


janin
 Polisitemia bisa mengakibatkan

hipoglikemia dan mengarah pada cedera


otak

14
Masalah Bayi PJT (lanj.)
Kelambatan pertumbuhan
 Terutama terjadi pada bayi prematur, KMK dan

bayi yang mengalami keterbatasan pertumbuhan


kepala yang signifikan
 Merupakan akibat dari infeksi kongenital,

malformasi berat, hipoksia kronis, asfiksia


postnatal atau hipoglikemia
 Terlihat dari tertundanya tanda pencapaian pada

usia 2 dan 5 tahun dan buruknya prestasi di


sekolah

15
Masalah Bayi PJT (lanj.)
Depresi kekebalan
 Terjadi karena malnutrisi baik sebelum

maupun sesudah lahir dan infeksi virus


bawaan (TORCH)
 Mempengaruhi jumlah limfosit dan

kegiatan serta kadar Ig. Bisa muncul


bersama-sama dengan neutropenia.

16
Pemeriksaan
Laboratorium:
 Pemeriksaan darah tepi dengan

diferensial
 Pengukuran glukosa serial

 Penapisan TORCH

Radiologi:
 USG Kranial jika perlu

 X-ray dada jika perlu

17
Penatalaksanaan Bayi PJT (lanj.)
Di ruang bersalin
 Siapkan resusitasi untuk mencegah HIE

 Memberikan lingkungan dengan suhu

yang sesuai
 Penilaian awal usia kehamilan

 Menilai fitur dismorfik dan anomali

kongenital
 Periksa glukosa

18
Penatalaksanaan Bayi PJT (lanj.)
Di ruang bayi
 Memberikan lingkungan dengan suhu yang

sesuai dan memeriksa suhu setiap 4 jam


(lebih sering untuk bayi prematur)

19
Penatalaksanaan Bayi PJT (lanj.)
Di ruang bayi (lanj.)
 Periksa glukosa setiap 4 jam pada hari

pertama dan setiap 8-12 jam jika stabil


 Pemberian minum dini jika memungkinkan,

tapi jika tidak, segera mulai cairan


intravena
 Periksa toleransi bayi terhadap pemberian

minum (risiko NEC)

20
Penatalaksanaan Bayi PJT (lanj.)
Di ruang bayi (lanj.)
 Periksa Hb dan rawat polisitemia

21
Perawatan Tindak Lanjut Jangka Panjang

 Nutrisi yang cukup


 Imunisasi tepat waktu
 Penilaian perkembangan pada setiap kunjungan
rutin
 Rujukan dini untuk intervensi pertumbuhan dan
program pendidikan khusus
 Kounseling bagi ibu untuk kehamilan selanjutnya

22
Tujuan Pembelajaran
Pada akhir sesi, setiap peserta harus mampu
untuk:
1. Melakukan anamnesis akurat dan lengkap
terhadap faktor yang mengarah pada
pertumbuhan janin terhambat.
2. Melakukan dan mencatat dengan lengkap dan
akurat pemeriksaan fisik neonatus untuk
mengidentifikasi pola dan masalah bayi dengan
pertumbuhan janin terhambat.

23
Tujuan Pembelajaran (lanj.)
3. Mengidentifikasi pemeriksaan laboratorium
yang diperlukan untuk kasus pertumbuhan janin
terhambat.
4. Mengidentifikasi pemeriksaan radiologi yang
diperlukan untuk kasus pertumbuhan janin
terhambat.
5. Mengantisipasi dan menatalaksana masalah
selama persalinan.
6. Memberikan lingkungan dengan suhu yang
sesuai.

24
Tujuan Pembelajaran (lanj.)
7. Menyesuaikan cairan dan elektrolit sesuai
kebutuhan.
8. Memberikan asupan kalori yang cukup baik secara
oral maupun melalui infus.
9. Memeriksa tingkat hemoglobin dan mengatasi
polisitemia jika terjadi.
10. Mengidentifikasi berbagai langkah yang diperlukan
untuk tindak lanjut jangka panjang.

25
Rangkuman: Tujuan Pembelajaran

1. Melakukan anamnesis akurat dan lengkap


terhadap faktor yang mengarah pada
pertumbuhan janin terhambat.
2. Melakukan dan mencatat dengan lengkap
dan akurat pemeriksaan fisik neonatus
untuk mengidentifikasi pola dan masalah
bayi dengan pertumbuhan janin terhambat.

26
Rangkuman: Tujuan Pembelajaran (lanj.)
3. Mengidentifikasi pemeriksaan laboratorium yang
diperlukan untuk kasus pertumbuhan janin
terhambat.
4. Mengidentifikasi pemerikasaan radiologi yang
diperlukan untuk kasus pertumbuhan janin
terhambat.
5. Mengantisipasi dan menatalaksana masalah
selama persalinan.
6. Memberikan lingkungan dengan suhu yang
sesuai.

27
Rangkuman: Tujuan Pembelajaran (lanj.)

7. Menyesuaikan cairan dan elektrolit sesuai


kebutuhan.
8. Memberikan asupan kalori yang cukup
baik secara oral maupun melalui infus.
9. Memeriksa tingkat hemoglobin dan
mengatasi polisitemia jika terjadi.
10. Mengidentifikasi berbagai langkah yang
diperlukan untuk tindak lanjut jangka
panjang.
28
TERIMA KASIH

29

Anda mungkin juga menyukai