Enjang A. Juanda
Pengertian Op Amp
• Op Amp singkatan dari Operational Amplifier
• Disebut demikian, karena Op Amp dengan sifat
yang dimilikinya, sangat fleksibel digunakan di
banyak keperluan suatu fungsi atau rangkaian
sistem (elektronika).
• Pada dasarnya Op Amp adalah suatu rangkaian
terpadu yang merupakan differential amplifier.
Terdiri secara garis besar dua sirkuit penguat
yang kembar (harus kembar)
Rangkaian Dalam Op Amp
Beberapa Kegunaan Op Amp
Pin Pin Op Amp Beberapa Type
Jenis Op Amp 741
Op Amp untuk Aplikasi Umum
Makna Differential Amplifier pd
Op Amp
Salah satu Cara Pemberian Power Supply
pada Op Amp
Bias Arus Input pada Op Amp
Besaran Offset pada Op Amp1
Besaran Offset pada Op Amp2
Spesifikasi Op Amp1
Spesifikasi Op Amp2
Lebar Pita (Band Width) pada Op Amp
Sifat Utama Op Amp
CMRR (Common Mode Rejectio Ratio)
Contoh Prnguat dg Op Amp
Sifat Penguatan pad Op Amp
Fungsi Lain Op Amp (sbg Buffer)
Ideal Operational Amplifier (Op Amp ideal)
Terminal Op Amp
Op amp ideal tidak menarik arus masukan; arus sinyal pada terminal 1 dan
2 adalah nol. Jadi impedansi masukan dari sebuah op amp ideal sama
dengan tidak terhingga.
Terminal 3 bertindak seperti terminal keluaran dari sumber tegangan ideal.
Tegangan antara terminal 3 dan ground selalu sama dengan A(v1 – v2), tidak
tergantung dari arus yang diambil dari terminal 3 oleh impedansi beban. Jadi
impedansi keluaran dari op amp ideal sama dengan nol.
Kesimpulan:
Karakteristik op amp ideal mempunyai:
1. impedansi masukan yang tidak terhingga
2. impedansi keluaran sama dengan nol
3. penguatan common-mode sama dengan nol, penolakan common-mode
sama dengan tidak terhingga
4. penguatan loop terbuka A tidak terhingga
5. lebar bidang frekuensi tidak terhingga
Sinyal differential dan common-mode
vid = v1 – v2 (1)
Persamaan (1) dan (2) dapat dipakai untuk menyatakan sinyal masukan v1
dan v2 dalam komponen differential dan common-mode
v1 = vicm – ½ vd (3)
v2 = vicm + ½ vd (4)
Gambar 4. sumber sinyal v1 dan v2 dinyatakan dalam komponen
differential dan common-mode
Konfigurasi inverting
Konfigurasi inverting terdiri dari satu op amp dan dua resistor R1 dan R2.
Resistor R2 menghubungkan terminal keluaran op amp, terminal 3, ke
terminal masukan.
Jika R2 menghubungkan terminal keluaran dan terminal masukan negatif
(terminal 1), maka R2 berfungsi sebagai umpan balik negatif.
Jika R2 menghubungkan terminal keluaran dan terminal masukan positif
(terminal 2), maka R2 berfungsi sebagai umpan balik positif.
vo
G
vi
Gambar 6. Analisis konfigurasi inverting
Analisis konfigurasi inverting:
1. Penguatan A sangat besar (secara ideal tidak terhingga). Jika rangkaian
‘bekerja’ dan menghasilkan keluaran yang terbatas maka tegangan antara
kedua terminal masukan akan kecil sekali atau nol
vo
v1 v 2 0
A
2. Karena A besar sekali maka v1 ≈ v2. Sehingga ada ‘hubung singkat semu’
antara kedua terminal masukan. ‘Hubung singkat semu’ artinya tegangan
berapa saja pada terminal 2 akan tampak pada terminal 1. Padahal
terminal 2 terhubung ke ground; jadi v2 = 0 dan v1 = 0. Oleh karena itu
terminal 1 menjadi ground semu.
v o v i i i R2
vi
0 R2
R1
vo R
2
vi R1
Jadi penguatan loop tertutup hanyalah perbandingan antara kedua resistansi
R2 dan R1.
Tanda negatif berarti penguat loop tertutup menghasilkan sinyal keluaran yang
terbalik.
Jika R2/R1 = 10 dan sinyal masukan (vi) adalah sinyal sinusoida dengan
amplitudo 1 V maka tegangan keluaran vo adalah sinyal sinusoida dengan
amplitudo 10 V dan pergeseran fasa 180°
Jadi penguatan loop tertutup hanya tergantung dari komponen pasif eksternal
(R1 dan R2). Sehingga dapat dibuat penguatan seakurat mungkin dengan
memilih komponen pasif dengan akurasi yang diinginkan.
Jika tegangan keluaran vo, maka tegangan antara kedua terminal masukan
op amp akan sama dengan vo/A. Karena terminal masukan positif
dihubungkan dengan ground, maka tegangan pada terminal masukan
negatif sama dengan –vo/A. Arus ii yang melalui R1 dapat dihitung dari:
v
vi o vi vo
ii A A
R1 R1
Impedansi masukan op amp yang tidak terhingga akan menyebabkan
semua arus ii melewati R2. Tegangan keluaran vo dapat ditentukan dari:
vo
vo i i R2
A
v v vo A
o i R2
A R1
vo R2 R1
G (5)
v i 1 1 R2 R1 A
R R R
Jadi:
v o f v 1 f v 2 ....... f v n (7)
R 1 R 2 R n
Karena arus pada terminal masukan inverting op amp sama dengan nol,
maka rangkaian yang terdiri dari R1 dan R2 pada konfigurasi non inverting
berfungsi sebagai pembagi tegangan pada bagian umpan balik.
R1
v i v o (10)
R1 R2
R1
v o v i
R1 R2
Jika vi meningkat, vid akan naik, dan vo akan naik sebagai akibat dari
penguatan op-amp yang tinggi (idealnya tidak terhingga).
Tetapi sebagian dari kenaikan tegangan keluaran vo diumpanbalikkan ke
terminal masukan inverting melalui pembagi tegangan R1 dan R2. Akibat
dari umpan balik ini akan mengurangi kenaikan vid dan menyebabkan vid
kembali ke nol. Karakteristik ini memberikan nama lain pada umpan balik
ini sebagai ‘degenerative feedback’. Hal ini berlaku juga jika tegangan
masukan menurun.
R4 R2 R2
1
R3 R4 R1 R1
R4 R2
R3 R4 R1 R2
R2
Ad (17)
R1
1 R4
i1 v
icm v icm
R1 R3 R4
R3 1
v icm (18)
R3 R4 R1
R4
vo v icm i 2R2
R3 R4
R4 R R3
vo v icm 2 v icm
R3 R4 R1 R3 R4
R4 R2 R3
1 v icm
R3 R4 R1 R 4
Jadi:
vo R4 R2 R3
Acm 1 (19)
v icm R3 R4 R1 R4
R3 = R1 dan R4 = R2
v id
Rid
ii
Gambar 16. Mencari resistansi masukan dari penguat diferensial untuk
kasus R3 =.R1 dan R4 = R2
Gambar 17. Konfigurasi inverting dengan impedansi pada jalur umpan balik
dan jalur masukan.
Sinyal masukan adalah sinyal yang berubah dengan waktu vi(t). Dengan
adanya ground semu pada masukan inverting dari op-amp akan
menyebabkan vi(t) tampak pada R, jadi i1(t) akan menjadi vi(t)/R. Arus ini
akan mengalir melalui kapasitor C, menyebabkan muatan terakumulasi di C.
Jika diasumsikan rangkaian mulai beroperasi pada t = 0, maka pada waktu t
muatan yang tersimpan pada kapasitor C:
t
QC i1 t dt
0
Vo 1
(25)
Vi CR
dan fasa:
φ = +90° (26)
Plot Bode untuk respons besaran integrator dari persamaan (25) terlihat
bahwa dengan naiknya ω menjadi dua kalinya (naik per oktav), besaran
turun menjadi setengahnya (turun 6 dB). Jadi plot Bode adalah garis lurus
dengan kemiringan -6 dB/oktav (atau -20 dB/dekade). Garis ini memotong
garis 0 dB pada frekuensi yang membuat |Vo/Vi| =1
1
int (27)
CR
ωint adalah frekuensi integrator yang nilainya kebalikan dari fungsi waktu
integrator.
Kesimpulan
Vo s
sCR (28)
Vi s
s = jω
Vo j
jCR (29)
Vi j
Besaran fungsi transfer:
Vo
CR (30)
Vi
dan fasa:
φ = -90° (31)
Plot Bode untuk respons besaran diferensiator dari persamaan (30) terlihat
bahwa dengan naiknya ω menjadi dua kalinya (naik per oktav), besaran
menjadi dua kalinya (naik 6 dB). Jadi plot Bode adalah garis lurus dengan
kemiringan 6 dB/oktav (atau 20 dB/dekade). Garis ini memotong garis 0 dB
pada frekuensi yang membuat |Vo/Vi| =1 pada ω = 1/CR, di mana CR
adalah konstanta waktu dari diferensiator.