Anda di halaman 1dari 55

Peningkatan Kapasitas SDM Instalasi Farmasi

Evaluasi Penggunaan Obat


dengan
Metode ATC/DDD

Bandung, 3 Agustus 2018


Retnosari Andrajati, PhD., Apt.
Fakultas Farmasi UI
Evaluasi Penggunaan Obat

Tujuan
Untuk melakukan perbaikan dalam
penggunaan obat

Seberapa besar penggunaan


Untuk apa obat digunakan
Bagaimana obat itu digunakan
EPO
 Deteksi awal kerasionalan penggunaan obat
secara umum.
 Deteksi awal masalah terkait penggunaan obat.
 EPO yang berkesinambungan dapat menjadi
alat untuk menentukan
 intervensi yang tepat untuk memperbaiki

pegunaan obat
 mengevaluasi dampak suatu intervensi .
EPO berkesinambungan

Rencana

Re- Koleksi
evaluasi data

Intervensi Evaluasi

Umpan
balik
Mengapa melakukan EPO
 1. Akreditasi
 2. Umpan balik
 3. Menyusun standar prosedur
 4. Mengevaluasi intervensi
 5. Kum kenaikan pangkat
Outcome/luaran

Memperoleh pola kualitas dan kuantitas


penggunaan obat di beberapa fasilitas
layanan kesehatan (RS, puskesmas dan
lain- lain),
agar dapat dilakukan perbaikan

di berbagai unit yang terkait dengan


penggunaan obat.
EPO
 Kualitatif
 Kuantitatif
EPO

Seberapa besar dan


bagaimana obat digunakan
EPO: prioritas
 Obat yang umum digunakan
 Biaya tinggi
 Obat baru
 Berisiko tinggi
Jenis EPO

Kualitatif

Kuantitatif
Outcome/luaran

Memperoleh pola kualitas dan kuantitas


penggunaan obat di beberapa fasilitas
layanan kesehatan (RS, puskesmas dan
lain- lain),
agar dapat dilakukan perbaikan

di berbagai unit yang terkait dengan


penggunaan obat.
ATC/ DDD

Anatomical Defined

Therapeutic Daily

Chemical Dose

Penetapan kode ATC dan nilai DDD untuk tiap obat oleh
WHO Collaborating Centre for Drug Statistics
Oslo, Norwegia

http://www.whocc.no/atc_ddd_index/
Metode ATC / DDD
 Untuk menilai penggunaan obat dibutuhkan
 sistem klasifikasi /kode obat
 Unit pengukuran

Mengapa dengan ATC/DDD ?


 Metode yang digunakan/disarankan oleh WHO

untuk Evaluasi Penggunaan Obat,


 Dapat dibandingkan dengan bebagai negara
14 Kelompok obat tingkat 1
A Alimentary tract and metabolism
B Blood and blood forming organs
C Cardiovascular system
D Dermatologics
G Genitourinary system and sex hormon
H Systemic hormonal preparations
J Antiinfectives for systemic
L Antineoplastic and immunomodulating
M Musculo-skeletal system
N Nervous system
P Antiparasitic products, insecticides &
repellents
R Respiratory system
S Sensory organs
V Various
Struktur ATC 5 level : 7 digit

C cardiovascular system
level 1, grup utama anatomi
C08 Calcium channel bloker
level 2, kelompok utama farmakologi
C08D Selective ca channel blockers with
direct cardiac effect
level 3, subgrup farmakologi
C08DA Phenylalkylamine derivates
level 4, subgrup kimia
C08DA01 Verapamil
level 5 subgrup zat kimia
DDD

Dosis pemeliharaan rata-rata /hari yg diperkirakan


untuk indikasi utama orang dewasa

Ditetapkan hanya untuk obat yg mempunyai


ATC
Prinsip penetapan
indikasi utama
dosis pemeliharan
dosis terapi
dosis dewasa rata-rata
Keuntungan menggunakan DDD

√ Unit tetap yg tidak dipengaruhi


perubahan harga dan mata uang
serta bentuk sediaan.

√ Mudah diperbandingkan, instutusi,


nasional, regional, internasional (standar
WHO)

tidak semua obat adaATC/ DDD


obat kanker, ddd untuk anak
Evaluasi pengunaan obat dg ATC /DDD

 Menggambarkan pola penggunaan


 Kecenderungan (Trend) penggunaan
 Estimasi kasar jumlah populasi yg terpapar
obat
 Indikasi kuantitas penggunaan;over/under
use
 Membandingkan pola/kuantitas/ semikualitatif
 Apakah ada masalah?
 Apa yg perlu diperbaiki?
EPO dg ATC/DDD
Tidak menilai
efikasi obat

mekanisme kerja
Mengapa?

Tidak menggambarkan durasi penggunaan


Tidak menggambarkan dosis terapi sebenarnya
Perlu diperhatikan dalam menilai
!
 Apakah sebanding antar lokasi;antar RS
 Perbedaan Sistem kesehatan antar negara
 Perbedaan kultur
 Perbedaan pola peresepan
 Perbedaan pola penyakit
 Perbedaan PDD (prescribed daily dose)
 Perbedaan pasien
 Kelengkapan dan pengambilan data
Faktor yg mempengaruhi penggunaan obat

- Morbiditas
- Legislasi/peraturan
- Informasi
- Harga
- Dokter
- Industri farmasi
- Perilaku pasien
- Sistem reimbursemen
EPO
 Kuantitatif

 Kualitatif
Sumber Data:

 Pabrik/distributor
( data penerimaan dari distributor)

 Peresepan (resep yang ditulis Dr.)

 Dispensing ( yang diserahkan)

Penggunaan sebenarnya oleh pasien


(data rekam medis)
EPO kuantitatif
 Menetapkan pemakaian obat lokal,
regional, dan nasional
 Mengikuti trend penggunaan obat
 Membuat perbandingan antar regional,
internasional
 Mengidentifikasi pemakaian obat
berlebihan atau tidak digunakan
EPO kuantitatif
 Memperkirakan penggunaan obat sesuai
demografinya
 Memperkirakan prevalensi angka
kesakitan berdasarkan pemakaian obat-
obat khusus (obat penyakit infeksi atau
obat penyakit degeneratif)
Gambaran penggunaan obat

Masyarakat/rawat jalan
DDD/1000 penduduk/hari
DDD/1000 penduduk/tahun

RS :
DDD/100 hari rawat
Perhitungan DDD

1. Dapatkan data total penggunaan obat


dalam unit; tablet, vial dan kekuatan; g, iu
2. Beri kode ATC untuk tiap obat
3. Hitung total kuantitas yg dikonsumsi
unit x kekuatan
4. Bagi total kuantitas dengan DDD yg
ditetapkan
5. Bagi kuantitas total (DDD) dg jumlah pasien
Contoh

Penggunaan metildopa di RS propinsi &klinik


sekitar dg populasi 2 000 000 penduduk
25 000 tablet a 250 mg
3 000 tablet a 500 mg
Total kosumsi
(25 000x250mg)+(3000x500mg)
7 750 000mg= 7750 g
Lanjutan hitungan
DDD metildopa 1 G (lihat di web/buku WHO)
DDD total = 7750 G/1 G = 7750 DDD
konsumsi tahunan
= 7750 DDD/2 000 000 penduduk
= 3,875 DDD/1000 penduduk
= 4 DDD/1000 penduduk
Artinya
Untuk setiap 1000 orang ,
4 orang menerima 1 DDD(= 1 g )metildopa
DDD/100 hari rawat
Pengggunaan obat di RS
Misalnya penggunaan obat diazepam 70 DDD/100
hari rawat
Artinya
70% pasien rawat inap menerima 1 DDD diazepam
CONTOH
Misalnya :
Hasil perhitungan Gentamisin
2 DDD/ 100 hari rawat
DDD gentamisin 240 mg (dari web/buku WHO)

Artinya
setiap 100 tempat tidur di RS,
setiap harinya 2 pasien mendapat 240 mg gentamisin

EPO Kualitatif

 Menilai kualitas penggunaan obat secara umum pola


secara keseluruhan
 10/5/3 obat / obatgolongan yang terbanyak digunakan

 Berapa banyak dan item obat apa yang terdapat dlm


segmen 90% penggunaan, dan berapa dlm 10%
 Item obat yang sesuai dgn Fornas/Formularium RS
 Kepatuhan pada formularium secara umum,
 Kepatuhan pasien (dengan membandingkan data dr
rekam medis dengan data dispensing)
1500

DU90%
1200

900
DDD

600

300

1
Produk dalam urutan DDD
1500

1200

900
DDD

600

300

0
1
Produk dalam urutan DDD

Gambar pertama memperlihatkan sejumlah obat yang diurut berdasarkan


volume DDD .
Tanda panah menunjukkan obat-obat yang termasuk dalam segmen DU90%.
Gambar kedua adalah segmen DU90% yang diperbesar .
Contoh
Faktor kritis untuk keberhasilan
aplikasi ATC/DDD

Mengetahui jelas prinsip2 ATC/DDD

Mengoleksi data dengan akurat

Mempertimbangkan keterbatasan2 pada


saat mengevaluasi hasil
Sasaran EPO
 Tren penggunaan obat secara keseluruhan,
nasional, regional, RS
 Tren penggunaan obat dalam kelas obat tertentu:
antibiotik, oral diabetik, hipertensi, dislipidemia,
obat kanker, obat narkotika-psikotropik
 Tren penggunaan : Formularium-non formularium,
essensial-nonessensial
Sasaran EPO yg diharapkan
 Perbandingan antar RS/ puskesmas/apotek, propinsi
secara keseluruhan atau secara khusus obat
program, antibiotik
 Perubahan tren /pola penggunaan sebelum dan
sesudah intervensi misalnya JKN
 Perbaikan DU90% dan 10 terbanyak berdasarkan
kelas terapi, harga, (obat yang terbanyak
digunakan)
Acuan

 Holloway K., Green T. Drug and therapeutic committee (2003)


WHO Geneva.
 Wettermark B., Introduction to prescribing indicator 2010,
Karolinska institutet
 ATC/ DDD WHO ed 2014
Units

 g= gram mg= milligram mcg= microgram U= unit


TU= thousand units MU= million units mmol=
millimole ml= millilitre (e.g. eyedrops)
 Route of administration (Adm.R)
 Implant= Implant Inhal= Inhalation N= nasal Instill=
Instillation O= oral P= parenteral R= rectal SL=
sublingual/buccal TD= transdermal V= vaginal
Pengolahan data
 Langkah tersebut meliputi pengisian 4 kolom baru
yaitu kolom nama generik, ATC, DDD dan total
DDD.
 Kolom nama generik
 Membuat kolom nama generik. Kolom ini ditujukan
bagi nama obat bermerk dagang. Nama generik
ditulis berdasarkan nama pada Farmakope Indonesia
atau acuan resmi lainnya.
 Kolom ATC
Pengolahan data
 Mengisi kelas terapi mengacu pada Anatomical
Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose
(ATC/DDD). Informasi mengenai ATC/DDD dapat
melalui website www.whocc.no/atc_ddd_indexhpx/ .
Pengolahan data
 Kolom DDD
Pada kolom DDD diisi jenis satuan yang sesuai
dengan informasi yang terdapat pada website
tersebut.
Misalnya Amoxicillin, DDD = 1; U = g; Adm. R = O.
 Kolom total DDD
Selanjutnya lakukan perhitungan total ddd yang
didapatkan dengan cara kuantitas obat dibagi
dengan nilai DDD.
Pengolahan data
 Misal kuantitas Amoxicilin tablet 500 mg adalah 621
tablet, maka ddd adalah :
 J01CA04=621×0,5g1g=310,5DDD
 Misal kuantitas Amoxicillin Syrup 125 mg/5ml
dalam botol 60 ml, digunakan sejumlah 100 botol
perbulan. Maka perhitungan DDD untuk
Amoxicillin syrup (J01CA04) adalah:
 125mg x 60 ml/5ml x 100 = 150.000 mg = 150 g
Pengolahan Data
 Konversi ke DDD
J01CA04 = 150 g/1g = 150 DDD
Total DDD untuk J01CA04 : 310,5 + 150
= 460,5 DDD
Misal total hari rawat = 95 hari
Maka DDD/ 100 hari rawat
= 460,5/95 x 100
= 484,7 DDD/100hr rawat
Pengolahan Data
Bila tidak ada data hari rawat
dengan BOR
DDD/100hr rwt:
penggunaan (mg atau G)/ X 100 harirawat/
DDD (mg atau G) jmlh hr penggunaan x jmlh TT x
BOR
Analisis dan Interpretasi Data

 Analisis deskriptif
 Gambaran umum item obat yang mempunyai kode
ATC + DDD, yang hanya memiliki ATC tanpa DDD
dan yang tidak memiliki kode ATC maupun DDD.
Hal ini menunjukkan jumlah item obat di fasyankes
yang belum memiliki kode ATC dan DDD sehingga
tidak disertakan dalam analisis. Obat yang belum
memiliki ATC atau DDD dapat diusulkan kepada
WHO untuk diberi kode dan satuan DDD.
Analisis dan Interpretasi Data

 Kuantitas penggunaan obat (total DDD), DDD per


100 hari rawat inap, DDD per 1000 pasien rawat
jalan.
 Kuantitas penggunaan obat (total DDD) adalah jumlah
seluruh penggunaan obat di fasilitas kesehatan dalam
kurun waktu tertentu, dalam satuan DDD. Hal ini dapat
menunjukkan pengaruh intervensi/ kebijakan baik dari
pemerintah (misalnya berlakunya JKN), maupun
kebijakan internal fasyankes terhadap penggunaan obat.
Analisis dan Interpretasi data
 Gambaran pola penggunaan 20 obat terbanyak.
Diambil dari data penggunaan obat perbulan dalam
satu tahun.
 Pola penggunaan 20 obat terbanyak seharusnya
memiliki korelasi dengan pola penyakit di
fasyankes.
 Jika ada penyimpangan antara pola penggunaan obat
dengan pola penyakit, maka perlu diperhatikan
Analisis dan Interpretasi data
 Drug uses 90% (DU 90%)
 Untuk menilai kualitas umum penggunaan obat.
 Menganalisis jumlah item obat yg digunakan
sebanyak 90% dari total penggunaan obat dan
dibandingkan dengan jumlah item obat yang
digunakan 10% sisanya. Bila jumlah item obat
yangdigunakan di 10% jauh lebih banyak
dibandingkan 90%, maka perlu dicermati efisiensi
penggunaan obat.
DRUG USE 90%: grafik
50
Analisis dan Interpretasi data
 Persentase kesesuaian penggunaan obat dengan
formularium nasional.
 Obat yang digunakan di fasyankes seharusnya
mengacu pada formularium nasional.
 Nilai persentase ini dapat dijadikan dasar bagi
pemerintah untuk melaksanakan tindak lanjut.
 Gambaran pola penggunaan obat terbanyak
berdasarkan kelas terapi menurut ATC/DDD. Hal ini
menunjukkan kelas terapi obat yang paling banyak
digunakan dan seharusnya sesuai dengan pola
penyakit.
Analisis dan Interpretasi data
 Pola penggunaan obat khusus: antibiotik dan obat-
obat program (HIV, malaria dan TBC).
 Penggunaan antibiotik perlu dikaitkan dengan pola
penyakit dan pola kepekaan kuman di masing-
masing fasyankes serta kesesuaian dengan pedoman
umum penggunaan antibiotik yang diterbitkan oleh
Kemenkes.
 Pola penggunaan obat program dapat digunakan
untuk menilai keberhasilan program.
Analisis dan interpretasi data
 Analisis komparatif
 Perbandingan pola penggunaan obat antar fasilitas
pelayanan kesehatan yang setingkat.
 Membandingkan pola penggunaan obat antar
fasilitas pelayanan kesehatan perlu memperhatikan
kesetaraan kelas dan jenis layanan fasyankes.
 Perbandingan ini menunjukkan karakteristik
pelayanan kesehatan dan penggunaan obat di
masing-masing fasyankes
Format
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai