Anda di halaman 1dari 31

Tuesday, April 06, 2021

POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK


PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
(DR. ROSMAWATI LUBIS, M.KES.,
DRA. SUPRIHATIN, MSI.)

1
POPULASI :
 Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang
menjadi obyek penelitian
 Populasi adalah semua hal yang ingin diketahui yang
disebut universum
 Populasi dapat berupa lembaga, individu, kelompok,
dokumen atau konsep

Tuesday, April 06, 2021 2


BEBERAPA ISTILAH :
 Populasi induk : populasi dari subyek
penelitian yang diambil sampelnya untuk
diteliti
 Populasi hipotetik : populasi subyek yang ciri-
cirinya sama dengan populasi induk
 Generalisasi : kesimpulan hasil penelitian
yang diberlakukan pada populasi
 Sampel penelitian : representasi (perwakilan)
populasi yang dijadikan sumber informasi
bagi semua data yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan penelitian yang
dihadapi
Tuesday, April 06, 2021 3
SETIAP POPULASI MEMPUNYAI 4
FAKTOR :
1. Isi
2. Satuan
3. Cakupan (scope)
4. Waktu

Sampel adalah sebagian dari populasi.

Tuesday, April 06, 2021 4


CONTOH :
 Penelitian mengenai prestasi belajar murid SMP di
Indonesia. Populasi penelitian tersebut memiliki
faktor-faktor :
1. Semua murid yang berumur 14 tahun (isi)
2. Yang bersekolah di SMP (satuan)
3. Di Indonesia (cakupan)
4. Pada tahun 2005 (waktu)

Tuesday, April 06, 2021 5


POPULASI PENELIAN :
 Yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan
populasi penelitian :
1. Keterkaitan subyek dalam populasi dengan
permasalahan penelitian
2. Pertimbangan yang menyangkut prosedur atau
jenis penelitian yang dilakukan

Tuesday, April 06, 2021 6


SAMPEL PENELITIAN :
 Representatif (keterwakilan) sampel secara umum
ditentukan oleh :
1. Homogenitas populasi
2. Jumlah (besar) sampel yang dipilih
3. Banyaknya karakteristik subyek yang akan
dipelajari

Tuesday, April 06, 2021 7


POPULASI PENELITIAN :
1. Populasi homogen, contoh : distribusi
eritrosit dalam darah
2. Populasi heterogen dengan beberapa
kelompok (stratum), contoh : suatu SMP
yang terdiri atas 3 kelas dengan jumlah
murid setiap kelas sama
3. Populasi heterogen dengan jumlah subyek
atau unit analisis dalam stratum, berbeda.
Contoh : Penduduk desa Sukamaju 6.000
jiwa. 30 % Jawa, 40 % Bugis, 20 % Minang
dsb.
Tuesday, April 06, 2021 8
POPULASI PENELITIAN :
4. Populasi heterogen dengan beberapa klaster
(satuan daerah), contoh : Kecamatan
Sukadamai memiliki 16 desa (klaster), setiap
klaster memiliki komposisi penduduk
berdasarkan suku yang berbeda
Sampel adalah mewakili populasi
(representatif), artinya anggota atau elemen
dalam sampel dapat dianggap
menggambarkan keadaan atau ciri
populasinya.
Tuesday, April 06, 2021 9
TEKNIK PENARIKAN ATAU
PENGAMBILAN SAMPEL :
1. Sampel probabilitas (random) : setiap
anggota sampel diberi kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi sampel
a. Random sederhana (simple random
sampling)
b. Random sistematik (systematic random
sampling)
c. Random stratifikasi (stratified random
sampling)
d. Sampel kelompok (cluster sampling)

Tuesday, April 06, 2021 10


TEKNIK PENARIKAN ATAU
PENGAMBILAN SAMPEL :
2. Sampel non probabilitas (non random) : kesempatan
setiap anggota untuk terpilih menjadi sampel,
tidak sama
a. Sampel secara kebetulan (accidental sampling)
b. Sampel secara sengaja (purposive sampling)
c. Sampel jatah (quota sampling)

Tuesday, April 06, 2021 11


MENENTUKAN BESAR SAMPEL :
 Berapakah besarnya sampel yang diperlukan pada
suatu penelitian ?
 Pertimbangan pokok untuk menentukan besar
sampel :
1. Pertimbangan representatif
2. Pertimbangan analisis

Tuesday, April 06, 2021 12


MENENTUKAN BESAR SAMPEL :
 Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan
jumlah sampel :
1. Sifat populasi yang akan diteliti
populasi homogen  jumlah sampel tidak perlu
besar
populasi heterogen  jumlah sampel besar
2. Jenis penelitian yang dilakukan
Penelitian historikal  besar sampel tidak terlalu
menentukan
Penelitian observasional atau eksperimental 
penentuan jumlah sampel harus dilakukan secara
seksama
Tuesday, April 06, 2021 13
RUMUS MENENTUKAN BESAR SAMPEL :
1. Penelitian observasional tanpa kelompok
pembanding
n = 4 pq atau n = 4 S2
L2 L2
n = jumlah sampel awal
n1 = _n___ p = sifat suatu keadaan (%)
1+n q = 100 % - p
N L = derajat ketepatan (5 %)
n1= jumlah sampel sebenarnya
s = standar deviasi

Tuesday, April 06, 2021 14


TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL DALAM METODOLOGI
PENELITIAN

DRA. SUPRIHATIN, MSI


I. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL NON
PROBABILITY
 Teknik Pengambilan Sampel : Nonprobability Sampling.
 Pengertian Nonprobability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
 Teknik Sampling Nonprobality ini meliputi : Sampling
Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental,
Purposive Sampling, Sampling Jenuh, Snowball
Sampling.
1. Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.

 Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri


dari 100 orang, dari semua anggota populasi itu diberi
nomor urut 1 sampai 100.

 Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil


nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan
tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu
maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5,
10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota
yang diinginkan.

 Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian tentang


Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika
pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut,
maka penelitian dipandang belum selesai.

 Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang


terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota
kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota
sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari
500 anggota sampel.
3. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu cocok sebagai sumber data.
4. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.

 Contoh Purposive Sampling, akan melakukan penelitian


tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli makanan.

 Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif


atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
5. Sampling Jenuh (Sensus) adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

 Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,


kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
6. Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.

 Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.


 Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang
sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang
lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang
diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya.
 Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

 Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive


dan Snowball.
 Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan
cocok menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling.
II. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
PROBABILITY
 Ada 3 macam teknik pengambilan sampel yang termasuk
dalam teknik pengambilan sampel dengan probabilitas
sampling yaitu cara acak, stratifikasi, dan klaster.
1. Sampling Acak, Ada beberapa nama untuk menyebutkan
teknik pemilihan sampling ini.
 Nama tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau
teknik acak.
 Apa pun namanya teknik ini sangat populer dan banyak
dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian.
 Pada teknik acak ini, secara teoretis, semua anggota dalam
populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi sampel.
 Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu
hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti adalah
bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah
responden yang ada dalam populasi.
a. Cara Tradisional (acak sederhana). Cara tradisional ini
dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan.
• Teknik acak ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah
seperti berikut:
• Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui.
• Daftar semua anggota dalam populasi.
• Masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan.
• Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran
yang telah dibuat .
• Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk
sebagai sampel penelitian.
• Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.
2. Teknik Stratifikasi.
 Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya,
sering kali ditemui kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa
lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik berbeda.
 Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga.
Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden
menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan.
 Di masyarakat, populasi dapat berupa kelompok masyarakat,
misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, dan
sebagainya.
 Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak
terwakili; jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin
satu kelompok terlalu banyak yang terpilih sebagai sampel,
sebaliknya kelompok lain tidak terwakili karena tidak muncul
dalam proses pemilihan.
 Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi
adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi.
 Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika
peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas
beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan
yang berbeda antara satu dengan lainnya.
 Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan
dengan menggunakan proporsional besar kecilnya
anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar
kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada.
 Seperti halnya teknik memilih sampel secara acak, teknik
stratifikasi juga mempunyai langkah-langkah untuk
menentukan sampel yang diinginkan.
 Langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti berikut :
- Identifikasi jumlah total populasi.
 Tentukan jumlah sampel yang diinginkan.

 Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi.

 Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik


lapisan yang dimiliki.
 Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang
telah dilakukan dalam teknik random di atas.
 Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada.
Sampai jumlah sampel dapat dicapai.
3. Teknik Klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya
dengan menggunakan prinsip probabilitas.
 Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan
dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas.
 Teknik klaster atau Cluster Sampling ini memilih sampel
bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan
pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara
alami berkumpul bersama.
 Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di
lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan
menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat
menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden
yang menjadi subjek atau objek penelitian.
Memilih sampel dengan menggunakan teknik klaster ini mempunyai
beberapa langkah seperti berikut :

a. Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi.


b. Tentukan besar sampel yang diinginkan.
c. Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster.
d. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster.
e. Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara
jurnlah sampel dengan jumlah klaster yang ada.
f. Secara random, pilih jumlah angggota sampel yang diinginkan untuk
setiap klaster.
g. Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi
per klaster.
Contoh terapan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klaster.
 Misalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang
jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada.
 Sampel yang diinginkan adalah 400 orang.

 Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster dengan


sekolah sebagai dasar penentuan logis klaster yang ada. Bagaimanakah
langkah menentukan sampel tersebut?

Jawabannya adalah sebagai berikut. Total populasi adalah 4.000


orang. Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang. Dasar logis klaster
adalah sekolah yang jumlahnya ada 100. Dalam populasi, setiap
sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah. Jumlah klaster
yang ada adalah 400/40 = 10. Oleh karena itu, 10 sekolah di antara 100
sekolah dipilih secara random. Jadi, semua guru yang ada dalam 10
sekolah sama dengan jumlah sampel yang dii

Anda mungkin juga menyukai