PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN (DR. ROSMAWATI LUBIS, M.KES., DRA. SUPRIHATIN, MSI.)
1 POPULASI : Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian Populasi adalah semua hal yang ingin diketahui yang disebut universum Populasi dapat berupa lembaga, individu, kelompok, dokumen atau konsep
Tuesday, April 06, 2021 2
BEBERAPA ISTILAH : Populasi induk : populasi dari subyek penelitian yang diambil sampelnya untuk diteliti Populasi hipotetik : populasi subyek yang ciri- cirinya sama dengan populasi induk Generalisasi : kesimpulan hasil penelitian yang diberlakukan pada populasi Sampel penelitian : representasi (perwakilan) populasi yang dijadikan sumber informasi bagi semua data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian yang dihadapi Tuesday, April 06, 2021 3 SETIAP POPULASI MEMPUNYAI 4 FAKTOR : 1. Isi 2. Satuan 3. Cakupan (scope) 4. Waktu
Sampel adalah sebagian dari populasi.
Tuesday, April 06, 2021 4
CONTOH : Penelitian mengenai prestasi belajar murid SMP di Indonesia. Populasi penelitian tersebut memiliki faktor-faktor : 1. Semua murid yang berumur 14 tahun (isi) 2. Yang bersekolah di SMP (satuan) 3. Di Indonesia (cakupan) 4. Pada tahun 2005 (waktu)
Tuesday, April 06, 2021 5
POPULASI PENELIAN : Yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan populasi penelitian : 1. Keterkaitan subyek dalam populasi dengan permasalahan penelitian 2. Pertimbangan yang menyangkut prosedur atau jenis penelitian yang dilakukan
Tuesday, April 06, 2021 6
SAMPEL PENELITIAN : Representatif (keterwakilan) sampel secara umum ditentukan oleh : 1. Homogenitas populasi 2. Jumlah (besar) sampel yang dipilih 3. Banyaknya karakteristik subyek yang akan dipelajari
Tuesday, April 06, 2021 7
POPULASI PENELITIAN : 1. Populasi homogen, contoh : distribusi eritrosit dalam darah 2. Populasi heterogen dengan beberapa kelompok (stratum), contoh : suatu SMP yang terdiri atas 3 kelas dengan jumlah murid setiap kelas sama 3. Populasi heterogen dengan jumlah subyek atau unit analisis dalam stratum, berbeda. Contoh : Penduduk desa Sukamaju 6.000 jiwa. 30 % Jawa, 40 % Bugis, 20 % Minang dsb. Tuesday, April 06, 2021 8 POPULASI PENELITIAN : 4. Populasi heterogen dengan beberapa klaster (satuan daerah), contoh : Kecamatan Sukadamai memiliki 16 desa (klaster), setiap klaster memiliki komposisi penduduk berdasarkan suku yang berbeda Sampel adalah mewakili populasi (representatif), artinya anggota atau elemen dalam sampel dapat dianggap menggambarkan keadaan atau ciri populasinya. Tuesday, April 06, 2021 9 TEKNIK PENARIKAN ATAU PENGAMBILAN SAMPEL : 1. Sampel probabilitas (random) : setiap anggota sampel diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel a. Random sederhana (simple random sampling) b. Random sistematik (systematic random sampling) c. Random stratifikasi (stratified random sampling) d. Sampel kelompok (cluster sampling)
Tuesday, April 06, 2021 10
TEKNIK PENARIKAN ATAU PENGAMBILAN SAMPEL : 2. Sampel non probabilitas (non random) : kesempatan setiap anggota untuk terpilih menjadi sampel, tidak sama a. Sampel secara kebetulan (accidental sampling) b. Sampel secara sengaja (purposive sampling) c. Sampel jatah (quota sampling)
Tuesday, April 06, 2021 11
MENENTUKAN BESAR SAMPEL : Berapakah besarnya sampel yang diperlukan pada suatu penelitian ? Pertimbangan pokok untuk menentukan besar sampel : 1. Pertimbangan representatif 2. Pertimbangan analisis
Tuesday, April 06, 2021 12
MENENTUKAN BESAR SAMPEL : Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah sampel : 1. Sifat populasi yang akan diteliti populasi homogen jumlah sampel tidak perlu besar populasi heterogen jumlah sampel besar 2. Jenis penelitian yang dilakukan Penelitian historikal besar sampel tidak terlalu menentukan Penelitian observasional atau eksperimental penentuan jumlah sampel harus dilakukan secara seksama Tuesday, April 06, 2021 13 RUMUS MENENTUKAN BESAR SAMPEL : 1. Penelitian observasional tanpa kelompok pembanding n = 4 pq atau n = 4 S2 L2 L2 n = jumlah sampel awal n1 = _n___ p = sifat suatu keadaan (%) 1+n q = 100 % - p N L = derajat ketepatan (5 %) n1= jumlah sampel sebenarnya s = standar deviasi
Tuesday, April 06, 2021 14
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DALAM METODOLOGI PENELITIAN
DRA. SUPRIHATIN, MSI
I. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL NON PROBABILITY Teknik Pengambilan Sampel : Nonprobability Sampling. Pengertian Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Sampling Nonprobality ini meliputi : Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Purposive Sampling, Sampling Jenuh, Snowball Sampling. 1. Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri
dari 100 orang, dari semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil
nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100. 2. Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.
Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian tentang
Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang
terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel. 3. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 4. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Contoh Purposive Sampling, akan melakukan penelitian
tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif
atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi. 5. Sampling Jenuh (Sensus) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. 6. Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula- mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive
dan Snowball. Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling. II. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PROBABILITY Ada 3 macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel dengan probabilitas sampling yaitu cara acak, stratifikasi, dan klaster. 1. Sampling Acak, Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun namanya teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoretis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi. a. Cara Tradisional (acak sederhana). Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. • Teknik acak ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut: • Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui. • Daftar semua anggota dalam populasi. • Masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan. • Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat . • Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian. • Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai. 2. Teknik Stratifikasi. Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Di masyarakat, populasi dapat berupa kelompok masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta, dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili; jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak terwakili karena tidak muncul dalam proses pemilihan. Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Seperti halnya teknik memilih sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai langkah-langkah untuk menentukan sampel yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti berikut : - Identifikasi jumlah total populasi. Tentukan jumlah sampel yang diinginkan.
Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi.
Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik
lapisan yang dimiliki. Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di atas. Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada. Sampai jumlah sampel dapat dicapai. 3. Teknik Klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster Sampling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian. Memilih sampel dengan menggunakan teknik klaster ini mempunyai beberapa langkah seperti berikut :
a. Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi.
b. Tentukan besar sampel yang diinginkan. c. Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster. d. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaster. e. Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara jurnlah sampel dengan jumlah klaster yang ada. f. Secara random, pilih jumlah angggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaster. g. Jumlah sampel adalah jumlah klaster dikalikan jumlah anggota populasi per klaster. Contoh terapan pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klaster. Misalkan seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 guru dalam 100 sekolah yang ada. Sampel yang diinginkan adalah 400 orang.
Cara yang digunakan adalah teknik sampel secara klaster dengan
sekolah sebagai dasar penentuan logis klaster yang ada. Bagaimanakah langkah menentukan sampel tersebut?
Jawabannya adalah sebagai berikut. Total populasi adalah 4.000
orang. Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang. Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 100. Dalam populasi, setiap sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah. Jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 10. Oleh karena itu, 10 sekolah di antara 100 sekolah dipilih secara random. Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang dii