Evaluasi
Evaluasi dilakukan sebelum melakukan tindakan,
sesaat melakukan tindakan, dan setelah dilakukan
tindakan Fisioterapi. Jika pasien mengalami kemajuan
dari sebelumnya maka evaluasi ditulis dalam format
Subjektif, Objektif, Assesment, dan Planning.
Contoh Kasus
Identitas Klien
1. NRM 01615405
Nama : Ny. PL
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : 7 Maret 1978 (40 tahun)
Alamat: Kp. Cibereum Cilendi Kidul Bogor
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Hobi : Olahraga
Tanggal masuk : 4 Februari 2019 Tanggal pemeriksaan : 19 Februari 2019
Diagnosa medis : SCI AIS D NL T6 e.c Post OP tumor intradular
Medika mentosa : Propanolol, Mecobalamin, Ranitidin, Propylthiouracil
Asesmen
Anamnesis
Keluhan Utama:
Pada Februari 2018, pasien mengeluhkan kedua kakinya pegal-pegal terutama pada
bagian betis. Semakin lama, pasien merasakan berat pada kedua kakinya sehingga Juni
2018 pasien pergi ke RS Mary Cileungsi untuk melakukan pemeriksaan. Kemudian,
pasien diberikan obat-obatan dan diperbolehkan untuk pulang. Setelah itu, pasien masih
dapat beraktivitas seperti biasanya dan tetap melakukan hobinya. Pada Juli 2018, pasien
tidak dapat merasakan kedua kakinya serta tidak dapat mengontrol BAK dan BAB,
sehingga pasien melakukan pengobatan rawat jalan ke RSUP Fatmawati. Pada Agustus
2018 melakukan MRI dengan hasil tumor pada tulang belakang dan September 2018
melakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil terdapat hormon tiroid yang sangat
tinggi kemudian pasien disarankan untuk melakukan operasi. Selama menunggu jadwal
operasi, pasien hanya berbaring di tempat tidur dan sesekali suami pasien menggerakan
kedua kakinya. Pasien melakukan operasi pada 7 Februari 2019, pasien sudah dapat
merasakan kedua kakinya. Pasien dirawat di ICU selama 4 hari. Kemudian, pasien
dipindahkan ke Gedung Prof. Soelarto dan diminta untuk menjalani fisioterapi. Kondisi
pasien semakin membaik, pasien sudah tidak menggunakan kateter untuk BAK dan BAB.
Pasien juga sudah dapat menggerakan kedua kakinya, melakukan ambulasi dari tidur ke
duduk dengan bantuan serta duduk di tepi bed dengan kedua tangan di samping tubuh dan
berpegangan pada bed.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Hipertiroid
Riwayat Sosial
Pasien bekerja sebagai guru SD.
Pasien sudah menikah dan memiliki 1 orang anak.
Sering mengikuti aerobik di sebuah komunitas.
Kemampuan Sebelumnya
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aktif dan
mandiri.
Harapan Pasien
Dapat berjalan kembali
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 69 x/menit
Pernafasan : 17 x/menit
Kognisi dan Persepsi : Baik
Pemeriksaan Fisioterapi
Inspeksi
Statis
Pada posisi terlentang
Ekspresi wajah pasien tampak ceria.
Pasien menggunakan thoracolumbal corset.
Kedua tungkai pasien semi fleksi knee dan eksorotasi hip
Pada posisi duduk di kursi roda
Pasien menggunakan thoracolumbal corset.
Pelvic tampak posterior tilting.
Pada posisi duduk di tepi bed
Pasien menggunakan thoracolumbal corset.
Pelvic tampak posterior tilting.
Kedua tangan pasien berpegangan pada bed.
Dinamis
Pasien menggunakan thoracolumbal corset.
Pasien dapat menggunakan kursi roda secara mandiri.
Pasien dapat transfer dari kursi roda ke bed dengan bantuan
maksimal.
Pasien dapat ambulasi dari tidur ke duduk dengan bantuan
minimal.
Palpasi
Suhu general normal.
Tonus otot pada upper extremity normal.
Hypertone otot hamstring dextra dan sinistra.
Kemampuan sensorik
Dermatom
Kesimpulan dari pemeriksaan Sensory point berada di level T5 pada
kedua sisi tubuh.
Key point motoric
Kesimpulan dari pemeriksaan lebih dari 50% key point motoric memiliki
nilai lebih dari 3.
Kondisi keseimbangan
Modified functional and reach test
7. Spingter Management 10 = Buang air besar teratur tanpa bantuan, tidak ada 10
Bowel
kecelakaan.
Penggunaan toilet 0
8. 0 = Membutuhkan bantuan penuh
9. Mobility in bed and action 4 = Melakukan dua atau tiga kegiatan tanpa bantuan. 4
to prevent pressure
sores
Transfer tempat
10. tidur ke kursi 0 = Membutuhkan bantuan penuh. 0
14. Mobility outdoors (more than 1 = membutuhkan kursi roda listrik atau bantuan minimal untuk 1
100 mengoperasikan
meters) kursi roda manual.
Manajemen tangga 0 = Tidak dapat naik atau turun tangga.
15. 0
0 = Membutuhkan bantuan penuh.
16. Transfer kursi roda 0
ke mobil
0 = Membutuhkan bantuan. 0
17. Transfer tanah ke
kursi roda
Total : 46/100
Kesimpulan
Kualitas gerak:
Saat tidur ke duduk
Pasien belum mampu bangun ke posisi duduk dengan mandiri, masih memerlukan
bantuan minimal. Pasien cenderung menggunakan kekuatan pada kedua tangannya. Saat
posisi duduk, pasien berpegangan di tepi bed dengan kedua tangan pasien berada di
samping tubuh.
Saat duduk ke berdiri
Pasien belum mampu bangun ke posisi duduk dengan mandiri, masih memerlukan
bantuan maksimal. Pasien belum mampu mengontrol kedua lututnya untuk mengunci.
Pada saat berdiri, tubuh pasien condong ke depan, sehingga diperlukan fiksasi pada
pelvic.
Saat berdiri ke duduk
Paisen belum mampu ke posisi duduk dengan mandiri, masih memerlukan bantuan
maksimal. Pasien belum mampu mengontrol gerakan trunk, hip, dan pelvic dengan baik
sehingga pasien cenderung membanting badannya untuk duduk.
Kompensasi
Pasien mengkompensasi gerakan saat mengunci kedua lututnya dengan
mencondongkan tubuhnya ke depan dan menumpukan badannya pada
kedua tangan.
Gerakan involunteer
Tidak ada
Pemeriksaan Khusus dan Pengukuran
Pemeriksaan spastisitas dengan Modified Asworth Scale
MRI
Tanggal hasil: 27 Agustus 2018 Kesan:
Lesi padat intramedulla setinggi Th6-Th7, ukuran +/- +/- 1,07 x 1,03 x 2,34
cm DD/ ependimoma, astrocytoma, metastasis.
Lesi hiperintense di corpus L1 DD/ hemangioma.
Degenerasi discus intervertebralis L4-5.
Tidak terlihat penyempitan celah discus intervertebralis.
Tidak tampak bulging/ protusio/ ekstrusio discus intervertebralis
thoracolumbal ke posterior yang menyebabkan canalis stenosis.
Pemeriksaan laboratorium
Penanda tumor
Dosis
F : 1 x sehari
I : 5 repetisi,
T : 2 sets, hold 8 detik dan rest 4 detik
T : 1 menit, 30 detik
2. Strengthening Exercise
Bridging Exercise
Quadriceps Setting
Hamstring Setting
Adductor Strengthening Exercise
Abductor Strengthening Exercise
Dosis
F : 1 x sehari
I : 10 repetisi, 2 sets, hold 8 detik dan rest 4 detik
T : 3 menit
3. Sitting Balance Exercise
Anterior weight shifting
Side to side weight shifting
Dosis
F : 1 x sehari
I : 10 repetisi, 2 sets, hold 10 detik dan rest 30 detik
T : 5 menit
4. Functional sitting balance exercise
Memindahkan gelas dari kanan ke kiri
Dosis :
F: 1 x sehari
I: 10 Repetisi, 2 sets
T: 40 detik
Edukasi
Pasien diminta untuk aktif latihan yang telah
diberikan oleh fisioterapis dengan pengawasan
keluarga
Keluarga pasien diminta memberikan passive
stretching sebelum melakukan latihan dan selalu
memberikan semangat kepada pasien.
Saran
Untuk Pasien
Pasien disarankan untuk mengulangi program latihan setiap hari agar tujuan
dari latihan tersebut dapat tercapai. Dan pasien diharuskan melakukan
home program yang telah diberikan seperti latihan beban di bed dan
pada saat di rumah.