Anda di halaman 1dari 24

Tugas, Fungsi, dan Program

Balai Pelestarian Nilai Budaya


Oleh :
Jumhari, S.S, M.Hum
(Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat)

disampaikan dalam Pembekalan Calon Penggiat Budaya


di Lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan
Bandung, 16 November s.d 3 Desember 2020
BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA
didirikan bukan berdasarkan daerah administratif melainkan
daerah kebudayaan (culture area). Oleh karena itu, wilayah
kerjanya lintas provinsi karena persebaran kebudayaan relatif
melintasi batas administratif.
Wilayah Kerja BPNB

1. BPNB Aceh (Prov. NAD, Sumut)


2. BPNB Sumbar (Prov. Sumbar, Bengkulu, Sumsel)
3. BPNB Bali (Prov. Bali, NTB, NTT)
4. BPNB Kalbar (Prov. Kalbar, Kalsel, Kaltim dan Kalteng)
5. BPNB Jawa Barat (Prov. Jabar, DKI Jakarta, Banten, Lampung)
6. BPNB Sulut (Prov. Sulut, Sulteng, Gorontalo)
7. BPNB D.I. Yogyakarta (Prov. Yogyakarta, Jateng, Jatim)
8. BPNB Makassar (Prov. Makasar, Sulbar, Sultra)
9. BPNB Maluku (Prov. Maluku, Maluku Utara)
10. BPNB Kepri (Prov. Jambi, Bangka Belitung, Riau, dan Kep. Riau)
11. BPNB Papua (Prov. Papua Barat, Papua)
CULTURE AREA

1. BPNB Aceh (budaya dan Agama Islam)


2. BPNB Sumbar (kerabatan matrilinial)
3. BPNB Bali (pengaruh kebudayaan Hindu)
4. BPNB Kalbar (kesukuan dan pembauran bangsa)
5. BPNB Jawa Barat (akulturasi budaya)
6. BPNB Sulut (masyarakat di kepulauan Pasifik)
7. BPNB D.I. Yogyakarta (masyarakat petani)
8. BPNB Makassar (kebaharian dan tradisi tulis lontar)
9. BPNB Maluku (masyarakat kepulauan)
10. BPNB Kepri (budaya Melayu)
11. BPNB Papua (budaya perkauman)
TUGAS, FUNGSI, DAN PROGRAM
BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA
TUGAS BPNB
Permendikbud Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2016
Tentang Rincian Tugas Balai Pelestarian Nilai Budaya

Pasal 1
a. melaksanakan penyusunan program kerja Balai;
b. melaksanakan pengkajian terhadap aspek-aspek tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan;
c. melaksanakan pelindungan tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan;
d. melaksanakan pengembangan tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan;
e. melaksanakan pemanfaatan tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan;
f. melaksanakan advokasi di bidang pelindungan aspek-aspek tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan
kesejarahan;
g. melaksanakan kemitraan di bidang pelestarian aspek-aspek tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan
kesejarahan dengan unit kerja/instansi, lembaga, dan masyarakat;
h. melaksanakan pendokumentasian dan penyebarluasan informasi pelindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan aspek-aspek tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan;
i. melaksanakan pemberian layanan teknis pelestarian tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan
kesejarahan;
j. melaksanakan urusan perencanaan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan, hubungan masyarakat,
persuratan dan kearsipan, barang milik negara, dan kerumahtanggaan Balai;
k. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelestarian tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman,
dan kesejarahan;
l. melaksanan pengelolaan perpustakaan Balai;
m. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Balai; dan
n. melaksanakan penyusunan laporan Balai.
FUNGSI BPNB
PELINDUNGAN
Masalah-masalah yang berkaitan dengan inventarisasi; penyelamatan,
pengamanan, pemeliharaan, dan publikasi tradisi, kepercayaan, kesenian,
perfilman, dan kesejarahan
PENGEMBANGAN
Masalah-masalah yang berkaitan dengan kajian, pengayaan keragaman, dan
penyebarluasan tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan
PEMANFAATAN
masalah-masalah yang berkaitan dengan pendayagunaan tradisi,
kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan untuk tujuan peningkatan
kesejahteraan masyarakat, peningkatan ketahanan budaya, dan peningkatan
pengaruh budaya Indonesia di dunia
PEMBINAAN
Masalah-masalah yang berkaitan dengan peningkatan mutu SDM dan tata
kelola lembaga yang berurusan dengan tradisi, kepercayaan, kesenian,
perfilman, dan kesejarahan
PERLINDUNGAN

Penyusunan Dokumentasi Pelestarian Nilai Budaya

Inventarisasi dan
Perekaman Sejarah dan Karya Budaya Takbenda Penyelamatan

Penginventarisasian dan Pencatatan Karya Budaya

Pencetakan dan penerbitan Publikasi


PENGEMBANGAN

Pengkajian Pelestarian Nilai Budaya Kajian

Even Internalisasi Nilai Budaya


Pengayaan
Website, Blogspot, IG, Facebook, Youtube,
Keragaman dan
perpustakaan Online Penyebarluasan

Perpustakaan
PEMANFAATAN

Pengusulan WBTB Indonesia

Kesejahteraan dan
Pengusulan Anugerah Kebudayaan Ketahanan Budaya

Fasilitasi
PEMBINAAN

Pelatihan Peningkatan mutu


SDM dan tata kelola
lembaga
Pengadaan dan Pemeliharaan
PENGINVENTARISASIAN DAN PENCATATAN KARYA BUDAYA

Latar Belakang:
Pengajuan karya budaya untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda
memerlukan kelengkapan isian formulir berikut data dukungnya (foto, video, dan
deskripsi ilmiah). Pemilihan pada karya budaya yang hendak diajukan
memerlukan beberapa pertimbangan di antaranya mengandung keluhuran
filosofi, potensi cukup besar untuk berkembang, dan menjadi ciri khas suatu
wilayah (administratif/budaya). Dengan demikian, kegiatan penginventarisasian
dan pencatatan karya budaya menjadi sangat penting artinya untuk
mempermudah kelancaran pengajuan karya budaya menjadi Warisan Budaya
Tak Benda Indonesia.

Tujuan:
Memperoleh data isian formulir WBTB.

Teknis Pelaksanaan:
Untuk memperoleh data isian formulir WBTB, diperlukan sumber informasi
melalui sumber primer yang diperoleh melalui wawancara dengan beberapa
informan/pelaku budaya. Sumber sekunder dapat diperoleh melalui pencarian
dokumen (buku/naskah/jurnal/dsb) ataupun rekaman audio video.
PENGKAJIAN PELESTARIAN NILAI BUDAYA

Latar Belakang:
Data yang diperoleh melalui kegiatan inventarisasi dan pendataan yang
dilakukan BPNB Jabar kemudian menjadi dasar untuk ditindaklanjuti. Salah satu
diantaranya adalah melalui kegiatan pengkajian pelestarian nilai budaya, yaitu
kegiatan penelitian ilmiah terapan untuk mengungkap nilai-nilai budaya dan
kesejarahan yang berada di masyarakat secara lebih mendalam dengan
menggunakan proses analisa data.

Tujuan:
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh infomasi yang utuh mengenai nilai-
nilai budaya dan kesejarahan serta menjadi salah satu bahan masukan bagi para
pengambil kebijakan terkait upaya pelestarian nilai budaya.

Teknis Pelaksanaan:
Bentuk kegiatan ini adalah menggali dan mengkaji potensi sejarah dan budaya
yang ada dan menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat yang berada di
wilayah kerja BPNB Jabar. Fokus pengkajian diarahkan pada penelitian terapan
(applied research) sehingga hasil yang diperoleh berbentuk laporan pengkajian
berisi data lapangan yang telah disortir dan dianalisa secara kualitatif.
PENYUSUNAN DATA POKOK KEBUDAYAAN

Latar Belakang:
Upaya untuk terus mengumpulkan dan menata informasi kebudayaan pada
komunitas budaya dan tokoh-tokohnya harus terus dilakukan, mengingat
dinamika komunitas maupun kondisi usia para tokoh sejarah dan budaya yang
sudah semakin lanjut. Hasil penyusunan data pokok kebudayaan berupa
kumpulan data tentang beragam tokoh sejarah/budaya dan komunitas budaya
pada tiap-tiap kabupaten/kota dalam wilayah kerja BPNB Jabar.

Tujuan:
Kegiatan ini menjadi salah satu upaya pendukungan kekayaan budaya di wilayah
kerja BPNB Jabar untuk diajukan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Selain itu, data dari para tokoh sejarah dan budaya yang berpotensi akan
diseleksi untuk diajukan sebagai tokoh sejarah nasional dan maestro seni
tradisi.

Teknis Pelaksanaan:
Penggalian data mengenai komunitas dan tokoh kebudayaan meliputi
keberadaan, jenis kegiatan, upaya regenerasi, dsb
PENYUSUNAN DOKUMENTASI PELESTARIAN NILAI BUDAYA

Latar Belakang:
kekayaan budaya yang ada di wilayah kerja BPNB perlu digali, didokumentasi,
dan dipilah menurut jenis dan tingkat keberadaannya pada masyarakat.

Tujuan:
Kegiatan penggalian potensi karya budaya harus dapat menghasilkan sebuah
dokumen yang berisi berbagai potensi karya budaya yang mampu atau
berpeluang besar untuk diberdayakan dan menjadi ciri khas bagi kabupaten/kota
dalam wilayah kerja BPNB Jabar.

Teknis Pelaksanaan:
Kegiatan Penyusunan Dokumentasi Pelestarian Nilai budaya dilakukan dengan
penggalian data sekunder, pengamatan disertai dengan wawancara.
PEREKAMAN WARISAN BUDAYA TAKBENDA

Latar Belakang:
Kekayaan budaya suatu daerah menjadi obyek utama dalam bidang pelestarian
kebudayaan. Apa yang disebut dengan kekayaan budaya bukan diartikan
sebagai sebuah produk budaya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ada nilai
budaya di dalamnya yang harus diungkap dan didokumentasikan. Upaya
pendataan dan pengkajian saja tidak cukup untuk melihat secara visual
mengenai bentuk, gerak, dan kondisi lingkungan secara nyata. Oleh karena itu,
di samping dilakukannya inventarisasi dan pengkajian, diperlukan upaya
perekaman visual sehingga kriteria penyajian dokumen kekayaan budaya dalam
konteks Warisan Budaya Takbenda dapat diwujudkan secara lengkap.

Tujuan:
Untuk memperoleh film dokumenter Warisan Budaya Takbenda yang dijadikan
media pembelajaran dan penyebaran informasi kebudayaan serta menjadi salah
satu data pendukung untuk diajukan menjadi Warisan Budaya Takbenda
Indonesia

Teknis Pelaksanaan:
Tim melakukan perekaman pada objek Warisan Budaya Takbenda berdasarkan
skenario yang disusun. Hasil perekaman yang masih berupa stock shoot,
selanjutnya diedit dan diberi narasi. Hasil akhir dari kegiatan perekaman yang
berupa master DVD, album foto, dan laporan deskripsi objek perekaman.
INTERNALISASI NILAI BUDAYA

Bedah Proposal Pengkajian Pelestarian Nilai Budaya


Seminar Hasil Kajian Pelestarian Nilai Budaya
Rapat Teknis Pelestarian Nilai Budaya
Jejak Tradisi Daerah
Lawatan Sejarah Daerah
Pelaksanaan Dialog Budaya
Penyelenggaraan Kemah Budaya
Kampung Bermain
Pemutaran Bioskop Keliling
Festival Kesenian
Pameran Budaya
Penayangan Film dan Diskusi Kebudayaan
Webinar
Jejak Tradisi Daerah
Tujuan : agar masyarakat luas, terutama
generasi muda, mengetahui dan
memahami lebih mendalam tentang
budaya yang tumbuh dan berkembang di
lingkungan sekitar dan di daerah lainnya.
Lebih lanjut mereka diharapkan lebih
mencintai budaya sendiri.
Bentuk kegiatan : (1) Mengunjungi
permukiman komunitas adat, sentra
industri tradisional, padepokan/sanggar
kesenian, dll. (2) Diskusi. (3) Membuat
laporan kunjungan/lawatan
Peserta : siswa SLTA dan guru dari 4 propinsi
(Jabar, Banten, Jakarta, Lampung)
Lokasi : Tahun 2019 lokasi di Cirebon dan
Indramayu
Lawatan Sejarah Daerah
Tujuan : (1) Menumbuhkan kesadaran
sejarah bagi generasi muda. (2)
Melengkapi metode belajar sejarah
agar tujuan belajar sejarah dapat
tercapai sesuai dengan guna ilmu
sejarah itu sendiri. (3)
Memperkenalkan tempat-tempat
bersejarah di daerah yang dikunjungi
Bentuk kegiatan : (1) Mengunjungi
tempat-tempat bersejarah. (2)
Diskusi. (3) Membuat laporan
kunjungan/lawatan
Peserta : siswa SLTA dan guru dari 4
propinsi (Jabar, Banten, Jakarta,
Lampung)
Lokasi : Tahun 2019 lokasi di Kab/Kota
Cirebon
Penayangan Film
dan Diskusi Nilai Budaya
Tujuan : Menyebarluaskan data dan
informasi melalui visualisasi atau
penayangan film peristiwa budaya dan
kesejarahan kepada kalangan generasi
muda agar mengetahui, selanjutnya
memahami dan menghargai nilai-nilai
luhur budaya yang selama ini
dipedomani oleh leluhurnya sebagai
sebuah jati diri yang agung serta
bangga atas sejarah bangsanya.
Bentuk Kegiatan : penayangan film,
pemaparan, diskusi
Peserta : siswa SLTA dan guru
Lokasi : Tahun 2019 lokasi di
Festival Kesenian Tradisional
Fungsi kesenian tradisional antara lain fungsi
sosial, fungsi kultural, dan fungsi spiritual.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan
zaman, keberadaan kesenian tradisional saat
ini dalam keadaan kritis, jangankan untuk
berkembang, untuk bertahan pun sangatlah
sulit.

Tujuan : Melestarikan sekaligus mengangkat


dan memberdayakan kesenian tradisional
yang kondisinya saat ini tengah dalam
keadaan kritis.
Bentuk kegiatan : peragaan/ pergelaran,
diskusi
Peserta : budayawan, seniman, generasi
muda (pelajar, mahasiswa), pengajar,
tokoh masyarakat, wartawan, LSM,
pejabat pemerintah, anggota legislatif,
tokoh agama
Rapat Teknis Pelestarian Nilai Budaya
Penyelenggaraan kegiatan
pelestarian kebudayaan seringkali
tumpang tindih karena masing-
masing stakeholder memiliki
rencana dan program berdasar
prosedur dan birokrasi masing-
masing

Tujuan : mensinergikan rencana


dan program antar
stakeholder/pemangku
kebudayaan agar tercipta
keterpaduan kerja
Bentuk kegiatan : pemaparan
rencana dan program kerja,
diskusi, sinkronisasi
Peserta : dinas/instansi/
stakeholder di wilayah kerja
BPNB
Dialog Budaya
Masih sering muncul konflik akibat
kesalahfahaman dan lemahnya sikap saling
menghargai antar pendukung
kebudayaan/antar etnik

Tujuan : memberikan wawasan kepada


masyarakat dalam hubungannya dengan
antisipasi konflik yang mungkin terjadi
serta cara-cara penanganan/penggalian
data aspek-aspek kesejarahan dan
kenilaitradisionalan (kebudayaan)
Bentuk kegiatan : pemaparan
pengalaman, konsep dan teknis
penanganan/penggalian data, diskusi
mencari solusi dan atau memperkuat
integrasi
Peserta : siswa, mahasiswa, guru, dosen/
pengajar, tokoh masyarakat, LSM, ormas,
wartawan, pejabat pemerintah,
budayawan, seniman
BPNB Jabar

Terima kasih

24

Anda mungkin juga menyukai