Darurat
Kelompok 2
Badrun Kalupek
Ari Efendi Ns. Ismawati, M.Sc
Yohanes Tumewu
Isra Musriani
Jihan Pahira
Cahya Dwi Karmila TRAUMA KAPITIS
Wijra Ramadani ATAU CEDERA
Ni Luh Ayu Sriani
Rosanti
KEPALA
Hasna
Nurhaina Salinggan Di Susun Oleh:
Nurma`iya Kelompok 2
DEFINISI TRAUMA KAPITIS
Cedera kepala (trauma capitis) adalah cedera
mekanik yang secara langsung atau tidak langsung
mengenai kepala yang mengakibatkan luka di kulit
kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput
otak dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta
mengakibatkan gangguan neurologis (Sjahrir, 2012).
Cedera kepala merupakan sebuah proses dimana
terjadi cedera langsung atau deselerasi terhadap
kepala yang dapat mengakibatkan kerusakan
tengkorak dan otak (Pierce dan Neil, 2014).
ETIOLOGI TRAUMA
KAPITIS
Penyebab cedera kepala terdiri dari kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh, kecelakaan industri, serangan dan yang
berhubungan dengan olahraga, trauma akibat persalinan
Cedera pada otak bisa berasal dari trauma langsung atau tidak
langsung pada kepala. Trauma tidak langsung atau tidak
langsung pada kepala
1. Trauma tidak langsung disebabkan karena tingginya tahanan
atau kekuatan yang disebabkan karena tingginya tahanan atau
kekuatan yang merobek terkena pada kepala akibat menarik
leher. Trauma merobek terkena pada kepala akibat menarik leher
2. Trauma langsung bila kepala langsung terluka. Semua itu
berakibat langsung bila kepala langsung terluka.
PATOFISIOLOGI
TRAUMA KAPITIS
Cedera kepala atau trauma kapitis lebih sering terjadi
daripada trauma tulang belakang. Trauma dapat timbul
akibat gaya mekanik maupun non mekanik. Kepala dapat
dipukul, ditampar, atau bahkan terkena sesuatu yang keras.
Tempat yang langsung terkena pukulan atau penyebab
tersebut dinamakan dampak atau impact. Pada impact dapat
terjadi indentasi, fraktur linear, fraktur stelatum, fraktur
impresi, atau bahkan hanya edema atau perdarahan subkutan
saja. Fraktur yang paling ringan ialah fraktur linear. Jika
gaya destruktifnya lebih kuat, dapat timbul fraktur stelatum
atau fraktur impresi (Mardjono & Sidharta, 2010).
MANIFESTASI KLINIS
TRAUMA KAPITIS
Menurut Judha (2011), tanda dan gejala dari cidera kepala antara lain:
1. Skull Fracture.
Gejala yang didapatkan CSF atau cairan lain keluar dari telinga dan
hidung (othorrea, rhinorhea), darah dibelakang membran timphani,
periobital ecimos (brill haematoma), memar didaerah mastoid (battle
sign), perubahan penglihatan, hilang pendengaran, hilang indra
penciuman, pupil dilatasi, berkurangnya gerakan mata, dan vertigo
2. Concussion.
Tanda yang didapat adalah menurunnya tingkat kesadaran kurang
dari 5 menit, amnesia retrograde, pusing, sakit kepala, mual dan
muntah. Contusins dibagi menjadi 2 yaitu cerebral contusion,
brainsteam contusion
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TRAUMA KAPITIS
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan protein S 100 B (bila tersedia
fasilitas pemeriksaan), bertujuan untuk
menilai adakah indikasi pemeriksaan CT-scan
dan untuk menentukan prognosis.
3. Pemeriksaan CT scan kepala (lihat algoritme)
PENATALAKSANAAN
TRAUMA KAPITIS
Pencegahan
Cara mencegah trauma kapitis yang paling efisien adalah selalu
menggunakan pelindung kepala ketika berkendara, bekerja dan
melakukan hal-hal yang berpotensi terjadinya trauma pada kepala.
Pengobatan
1. Bedah, terbagi menjadi Intrakranial dan Ekstrakranial.
2. Medikamentosa
Bolus manitol (20%, 100 ml) intravena jika terjadi
peningkatan tekanan intrakranial.
Antikonvulsan untuk kejang.
Antibiotik profilaksis untuk fraktur basis cranii.
KOMPLIKASI
TRAUMA KAPITIS
Komplikasi dan Akibat Cedera Kepala
Komplikasi akibat cedera kepala:
1. Gejala sisa cedera kepala berat
2. Kebocoran cairan serebrospinal
3. Epilepsi pascatrauma
4. Hematom subdural kronik
5. Sindrom pasca concusio
Pemeriksaan Penunjang
Computerized Tomograhy Scanner (CT SCAN) :
mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan,
ventrikuler dan perubahan jaringan otak.
Magnetic Resonance Imaging (MRI): Digunakan sama
dengan CT Scan dengan/ tanpa kontras radio aktif
Serebral Angiography: Menunjukkan anomaly sirkulasi
serebral seperti perubahan jaringan otak sekunder
menjadi edema, perdarahan, dan trauma
Sinar- X: Mendeteksi perubahan struktur tulang
(fraktur), perubahan struktur garis (perdarahan/edema),
fragmen tulang.
Sambungan
Elektroencephalograph (EEG): Untuk
memperlihatkan keadaan atau berkembangnya
gelombang patologis
Brainstem Auditory Evoked Response (BAER):
Mengoreksi batas fungsi korteks dan otak kecil
Positron Emossion Temoghraphy (PET):
mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme
otak16
Toksikologi: mendeteksi obat yang mungkin
bertanggung jawab penurunan kesadaran
PATHWAY
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
TRAUMA KAPITIS
PENGKAJIAN
Identitas
Identitas : identitas adalah tanda pengenal bagi klien, identitas dibagi menjadi 2
yaitu identitas pribadi dan identitas sosial. Identitas pribadi yaitu identitas yang