Anda di halaman 1dari 27

KERACUNAN

KARBON MONOKSIDA
ARIF WAHYONO
KARBON MONOKSIDA
• Adalah racun tertua dalam sejarah
manusia, sejak dikenal cara buat api.
• Tidak berwarna
• Tidak berbau
• Tidak merangsang selaput lendir
• Sedikit lebih ringan dari udara sehingga
mudah menyebar
SUMBER CO
• Gas CO ditemukan pd hasil pembakaran
yang tidak sempurna.

• Sumber terpenting motor yang


menggunakan bensin sbg bahan bakar
(spark ignition) 3 – 7 % CO. bahan bakar
yang terbakar > dari udara. Compression
ignition CO yg keluar sedikit, kecuali jika
berfungsinya tidak sempurna
• Gas arang batu mengandung sekitar
5% CO
• Alat pemanas berbahan bakar gas
• Lemari es gas
• Cerobong asap yang bekerja tidak baik
• Gas alam yang terbakar tidak sempurna
• Kebakaran
• Asap tembakau dalam oropharing
menyebabkan konsentrasi yang diinhalasi
menjadi kira-kira 500 ppm
FARMAKOKINETIK

• CO hanya diserap melalui paru

• Diikat oleh Hb secara reversibel

• Afinitas CO terhadap Hb adalah 200 – 300


kali dibanding dengan afinitas terhadap O²
FARMAKODINAMIK
• Reaksi CO dengan Hb dan sitokrom a³
menjadi COHb

• Hb berkurang afinitasnya terhadap


Oksigen

• Hipoksia jaringan

• Anemia anoksikia / Anemia Hipoksia


TANDA DAN GEJALA
KERACUNAN
• 10% saturasi COHb : ------
• 10-20% saturasi COHb : sakit kepala
ringan, rasa berat pd kening,
pelebaran pembuluh darah subkutan,
dispnoe, gangg.koordinasi
• 20-30% saturasi COHb : emosional,
sakit kepala, berdenyut pada pelipis
• 30-40% saturasi COHb : mual dan
muntah, pengelihatan buram,
kollaps, lemah, pusing, sakit kepala
keras
• 40-50% saturasi COHb : kollaps
atau sinkop lebih besar, pernafasan
dan nadi tambah cepat, ataksia
• 50-60% saturasi COHb : kejang
intermitent, pernafasan Cheyene
Stokes, koma
• 60-70% saturasi COHb : koma
dengan kejang, depresi jantung dan
pernafasan, mungkin mati

• 70-80% saturasi COHb : nadi


lemah, pernafasan lambat, gagal
pernafasan dan mati
TEMUAN PADA OTOPSI
• Anamnesa, memberi petunjuk akan
sebab kematian
• Lebam pada mayat berwarna merah
muda terang (cherry red pink)
• Otot visceral, darah dan organ-organ 
merah terang.
• Di dinginkan, keracunan sianida dan mati
akibat infeksi dapat memberikan
gambaran yang hampir sama.
TEMUAN PADA
OTOPSI (2)
OTAK :
• pada substansia alba dan korteks kedua
belah otak, globus palidus ditemukan
petekia  khas utk keracunan CO.
• Ensefalomalasia simetris juga ditemukan
pada globus palidus, arteroskelosis
pembuluh darah korpus striatum  tidak
khas untuk keracunan CO.
Gambaran mikroskopis pada otak

• terlihat gambaran-gambaran pembuluh


darah yang mengandung trombohialin
• nekrosis jaringan halus dengan bagian
tengahnya terdapat pembuluh darah
mengandung trombo hialin dengan
perdarahan sekitarnya (ring hemorrhage)
• nekrosis jaringan halus yang dikelilingi
oleh pembuluh darah yang mengandung
trombi dan ball hemorrhage.
TEMUAN PADA OTOPSI
(3)
Otot jantung
• Perdarahan dan nekrosis jaringan, paling
sering di otot papilaris bilik kiri.
• Bercak-bercak perdarahan atau garis-
garis perdarahan tampak pada bagian
ujung otot papilaris, seperti kipas
• Pemeriksaan mikroskopik pada jantung
sesuai dengan ciri-ciri pada IMA
TEMUAN PADA OTOPSI (4)

• Paru, mudah terjadi pneumonia


hipostatik karena gangguan
peredaran darah, dapat terjadi
trombosis arteri pulmonalis.
• Ginjal, terjadi nekrosis tubulus
ginjal yang secara mikroskopis
seperti payah ginjal.
TEMUAN PADA OTOPSI (5)

Pada kulit dada, perut, muka


atau anggota gerak :
• Ditemukan adanya eritema dan
vesikel atau bula pada tempat
yang tertekan maupun tidak.
Kelainan ini dapat disebabkan oleh
hipoksia pada kapiler-kapiler
bawah kulit.
TEMUAN PADA OTOPSI (6)

Gangguan peredaran darah


• akibat perubahan degeneratif
miokardium memudahkan terjadinya
thrombus. Thrombus di ventrikel dapat
mengakibatkan nekrosis jaringan otak
sedangkan thrombus pada arteri
femoralis mengakibatkan timbulnya
gangren.
• Pada korban keracunan CO yang
tertunda kematiannya sampai 72
jam, maka seluruh CO telah
diekresi dan darah tidak
mengandung COHb lagi, sehingga
ditemukan lebam mayat berwarna
merah keunguan seperti biasa,
juga pada jaringan otot, visera dan
darah.
Pemeriksaan laboratorium
Uji alkali delusi
Hoppe-Seyler : pereaksi larutan NaOH 10%
Prinsip kerja :
• COHb + NaOH 10%  tetap berwarna
merah muda untuk beberapa saat.
• Darah normal + NaOH 10%
berwarna coklat-hijau --> terbentuk alkali-
hematin.
• Tes bernilai positif jika saturasi COHb sama
atau lebih dari 10%
Pemeriksaan laboratorium
(2)
Modifikasi tes alkali delusi :
pereaksi 0,001 N NH4OH
• Cara : 1 bagian darah + 20 bagian
0,001 N NH4O  positif berwarna
merah muda
Bandingkan dengan kontrol
• Tes ini dapat dikerjakan baik darah
segar atau darah busuk
Pemeriksaan laboratorium
(3)
Uji Formalin
• COHb 25% + foramalin 40%
koagulat warna merah mengendap
di dasar tabung
• Semakin tinggi kadar COHb semakin
merah warna koagulatnya
• Darah normal koagulat akan
berwarna coklat.
Pemeriksaan laboratorium
(4)
• Uji Spektroskopi  COHb
memperlihatkan dua pita absorbsi dari
COHb di daerah kuning bergeser ke daerah
hijau
• Cara Getter-Freimuth (semi-
kuantitatif)  membandingkan intensitas
warna
• Spektrofotometrik  pd korban hidup,
ratio COHb : Oxy-Hb
• Cara Kromatografi gas  cukup
dipercaya pd mayat yg sudah membusuk
Pengobatan

• Pasien harus dipindahkan dari tempat


pajanan CO ke udara segar.

• Pada pasien yang kesadarannya


menurun, berikan oksigen 10 L/menit
dengan sungkup yang non rebreather
sampai kadar CO kurang dari 10% dan
gejala yang ada akan menghilang.
Pengobatan

• Bayi & wanita hamil perawtan lebih


lama. Afinitas darah bayi terhadap CO
lebih tinggi
• Pasien dengan koma, disfungsi dari
susunan saraf pusat atau
ketidakstabilan dari jantung merupakan
indikasi intubasi endotrakea dan
ventilasi mekanik dengan oksigen murni
dibawah tekanan (oronasal mask).
Pengobatan
• Pasien gawat, K.U buruk,koma 
segera terapi hiperbarik, yaitu
memasukan pasien ke ruang
hiperbarik dengan tekanan oksigen
2 - 2,5 atmosfer selama 1 – 2 jam
untik mengeleminasi CO.
• Perlu diperhatikan kemungkinan
terjadi edema dan perdarahan paru.
Pengobatan

• Pertahankan kehangatan tubuh


dengan selimut, tetapi jangan
memberikan panas dari luar karena
memperburuk keadaan syok.
• Pertahankan tekanan darah, bila
perlu meninggikan bagian kaki
tempat tidur jika terjadi hipotensi.
Pengobatan
• Untuk mengurangi edema otak yang
mungkin timbul dapat diberikan glukosa
50% atau manitol.
• Bila terjadi hipertemia dapat diberikan
kompres dingin.
• Bila perlu diberikan stimulan kafein dan
natrium benzoat.
• Bila terdapat payah jantung, berikan
atropin 0,5 mg atau lanatoside 0,4 – 0,6
mg intravena.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai