Anda di halaman 1dari 80

fikih

Muamalat
1 2 3 4 5
jual-beli riba syirkah bank asuransi
1
AQIDAH SYARIAH AKHLAK

IBADAH MUAMALAH

HUKUM PIDANA/ EKONOMI &


POLITIK
PERDATA FINANSIAL

ASURANSI BANK PASAR MODAL SEWA PEGADAIAN SEKTOR RIEL DLL

Koperasi, dll
Pengertian Muamalah Menurut Etimologi

• Muamalah berasal dari kata ‫مُع ا َم َل ٌة‬


َ

Bentuk Masdar dari


ِ
-‫َع َام َل – ُي َعام ُل‬
ً‫ُم َع َاملَة‬
Artinya : Saling bertindak, saling berbuat,
saling mengamalkan
Pengertian Muamalah menurut Istilah

Pengertian Luas

Muamalah

Pengertian Sempit
Pengertian Luas
Dr.Abdul Sattar Fathullah Sa’id :
“Hukum syari’ah
yang berkaitan dengan
transaksi manusia mengenai jual beli,
gadai, perdagangan, pertanian,
sewa,menyewa,
perkongsian, perkawinan, penyusuan
thalak, iddah, hibah & hadiah,
washiat, warisan, perang dan damai”.

Al-Muamalah fil Islam, Makkah, Rabithah alam Al-Islami, hlm.12


Pengertian Sempit
• Menurut Khudhari Beyk :
Semua akad yang membolehkan manusia saling
menukar manfaatnya.

• Menurut Rasyid Ridha :


Tukar menukar barang atau sesuatu yang
bermanfaat dengan cara yang ditentukan.
Perbedaan Pengertian Muamalah
dalam arti sempit dan luas adalah dalam
cakupannya.
mencakup munakahat,
Pengertian Luas warisan, politik, pidana,
dll.

hanya tentang ekonomi


Pengertian Sempit
(iqtishadiyah).
Ruang Lingkup Fiqh Muamalah
1. Harta dan ’Ukud )akad-akad) 21. Ba’i Murabahah
Bai’ Salam
2. Buyu’ (tentang jual beli) 22.

23. Bai Istishna’


3. Ar-Rahn (tentang pegadaian) 24. Ba’i Muajjal dan Ba’i Taqsith
4. Hiwalah (pengalihan hutang) 25. Ba’i Sharf dan Konsep Uang
5. Ash-Shulhu (perdamaian bisnis) 26. ’Urbun (panjar/DP)
Ijarah (sewa-menyewa)
6. Adh-Dhaman (jaminan, asuransi) 27.

28. Riba
7. Syirkah (tentang perkongsian) 29. Sukuk (surat utang)
8. Wakalah (tentang perwakilan) 30. Faraidh (warisan)
9. Wadi’ah (tentang penitipan) 31. Luqthah (barang tercecer)
Waqaf
10. ‘Ariyah (tentang peminjaman) 32.

33. Hibah
11. Ghasab (perampasan harta orang lain 34. Wasiat
dengan tidak shah) 35. Iqrar (pengakuan)
12. Syuf’ah (hak diutamakan dalam syirkah atau 36. Qismul fa’i wal ghanimah (pembagian fa’i
sepadan tanah) dan ghanimah
13. Mudharabah (syirkah modal dan tenaga) 37. Qism ash-Shadaqat (tentang pembagian
zakat)
14. Musaqat (syirkah dalam pengairan kebun) 38. Ibrak (pembebasan hutang)
15. Muzara’ah (kerjasama pertanian) 39. Muqasah (Discount)
16. Kafalah (penjaminan) 40. Kharaj, Jizyah, Dharibah,Ushur
Baitul Mal
17. Taflis (jatuh bangkrut) 41.

42. Ji’alah (sayembara, pemberian fee)


18. Al-Hajru (batasan bertindak) 43. Qaradh (pejaman)
Ruang Lingkup di era Modern
1. Perbankan
2. Asuransi
3. Pasar Modal
4. Obligasi
5. Reksadana
6. BMT (Baitul Mal wat Tamwil)
7. Koperasi
8. Pegadaian
9. MLM Syari’ah
10. Fungsi Uang (Moneter)
11. Kebijakan Fiskal
12. Kebijakan Moneter,dll
Fardhu kifayah

• Memahami hukum
muamalah maliyah

wajib bagi setiap


muslim, namun untuk
menjadi expert (ahli) Wajib
dalam bidang ini
hukumnya fardhu
kifayah. Fa
r dh
u
ki f
ay
ah
1
Jual Beli
dalil pengertian rukun
‫ َع َم ُل اَ َّلر ُج ِل بِيَ ِد ِه َو ُك ُّل‬: ‫ب ؟ قَ َال‬ ُ ‫ي‬
َ‫ط‬
ْ َ
‫أ‬ ِ
‫ب‬ ‫س‬
ْ ‫ك‬
َ ‫ل‬
َْ‫ا‬ ‫َي‬
ُّ ‫أ‬
‫الربَا‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ٍ
‫ر‬
‫و‬ ‫وأَحل اللّهبَْي اٍعلْبَميْب ُعرو‬
ِّ َ َّ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ َ
Pekerjaan apakah yang paling baik?. Beliau bersabda:
Dan “Pekerjaan
Allah telah seseorang
menghalalkan jual-beli
dengan dan telah
tangannya mengharamkan
dan setiap jual-beliriba.
(QS.yang
Al-Baqarah
bersih”.: 275)
(HR Al-Bazzar)
bahasa tukar menukar

PENGERTIAN
JUAL-BELI

 tukar barang dengan uang


istilah  melepaskan hak kepemilikan
 saling rela
penjual
pelaku aqil baligh
pembeli

suci

bermanfaat
RUKUN barang dimiliki
JUAL-BELI

bisa diserahkan

terukur

suatu perkataan antara ijab dan


qabul dengan cara yang dibenarkan
akad
syara' yang menetapkan adanya
akibat-akibat hukum pada obyeknya.
Perilaku/Sikap Penjual-Pembeli
Berlaku benar (lurus)
Menepati amanah
Jujur
Khiyar
1.Khiyar Majlis:
2.Khiyar Syarat
3.Khiyar Aib (cacat)
Macam-Macam Khiyar
• Khiyar majlis (hak pilihan ketika di tempat jual beli); hak menentukan
pilihan bagi kedua belah pihak, antara penjual dan pembeli untuk
melangsungkan jual beli atau membatalkannya selama masih di tempat
(majlis) jual beli. Apabila keduanya telah berpisah dari majlis akad
tersebut, maka hilanglah hak khiyar ini sehingga perubahan tidak dapat
dilakukan lagi.
• Khiyar syarat kedua orang yang sedang melakukan transaksi jual beli
mengadakan kesepakatan menentukan syarat, atau salah satu di antara
keduanya menentukan hak khiyar sampai waktu tertentu, maka ini
dibolehkan meskipun rentang waktu berlakunya hak khiyar tersebut
cukup lama.
• Khiyar 'aib hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli bagi
kedua belah pihak yang berakad, apabila terdapat suatu cacat pada
obyek yang diperjualbelikan, dan cacat itu tidak diketahui pemiliknya
ketika akad berlangsung.
Instrumen JUAL-BELI Dalam Pasar
 Salam (pesanan dg uang lebih dulu).
Yaitu transaksi jual beli dimana penjual memberikan barang pada pembeli pada
masa yang akan datang dengan pembayaran penuh terlebih dahulu.
 Istisna (pesanan dg uang belakangan)
Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan/ pembeli dan
penjual/ pembuat.
 Rahn (gadai).
Yaitu transaksi menggunakan akad gadai.
 Murabahah
Menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
 Ijarah (kontrak)
Yaitu suatu kontrak sewa yang kemudian menjadi transaksi jual beli ketika
penyewa menggenapkan pembayaran pada akhir kontrak.
Transaksi Yang Dilarang
• Semua aktifitas investasi dan perdagangan atas barang dan jasa
yang diharamkan Allah (jubel manusia, arak, narkoba, dsb)
• Riba
• Penipuan / kecurangan.
• Perjudian
• Transaksi yang mengandung ketidakpastian (Gharar)
• Penimbunan Barang / Ihtikar
• Monopoli
• Rekayasa Permintaan (Bai’ An-najsy)
• Suap (Risywah)
• Ta’alluq (penjual membeli kembali dengan syarat pengurangan
harga)
• Pembelian kembali oleh penjual dari pihak pembeli (bai’ al-Inah)
• Talaqqi al-Rukban (mencegat petani/penghasil sblm sampai ke pusat
penjualan tanpa tahu harga pasar)
• Jual beli pada saat Shalat Jumat (QS. Al-Jumuah ayat 9)
Jubel
2
Riba
dalil pengertian rukun
Definisi
• Secara Bahasa: tambahan (Al-Ziyadah),
berkembang (An-Nuwuw), meningkat (Al-Irtifa’), &
membesar (Al-’uluw).
• Riba: Tambahan yang disyaratkan dalam transaksi
bisnis atau utang piutang tanpa adanya padanan
(’iwad) yang dibenarkan syari’ah atas penambahan
tersebut.
• Larangan Riba sebenarnya tidak hanya berlaku
untuk agama Islam, melainkan juga diharamkan
oleh seluruh agama samawi. (Yahudi dan Nasrani).
• Riba termasuk dosa BESARRRR.
‫اهَبزانِديَّيٍِهة‬
ِ‫تاتِيبَوهثَِمالَونثِشنْيَالر‬ِ
ٍّ ‫س‬ِ ‫ن‬ ‫م‬ِ
ِ ُّ
‫د‬ ‫َش‬ ‫أ‬ ‫م‬ ‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ه‬ ِ‫و‬ ‫ل‬ ‫ج‬ ‫الر‬
َّ ِ ‫ه‬
َّ ‫ل‬
ُ ‫ك‬
ُِ ْ
‫أ‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫ب‬‫ر‬ِ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ر‬ ‫د‬ِ
ِ
‫ولوسبعون بْابا أَي ْسِّرّها مثَل أْن ينكح الر َجل َأُمه‬
‫ك‬
‫ق‬
َ ‫ب‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ه‬
‫م‬َْ‫ل‬‫ا‬‫ك‬‫و‬ ‫و‬
‫ر‬ َ
‫م‬
‫ذ‬ ِ
‫و‬ ‫ا‬
‫ه‬
ُ ‫ب‬
‫ل‬‫لر‬
ْ
‫ال‬َ‫ا‬
َ‫ا‬ ‫ل‬
‫و‬
َ ُ
‫ق‬ ‫آك‬
َّ
‫ات‬َ ‫ا‬
ُ ‫ص‬
‫و‬ُ‫ن‬ ‫آم‬ ‫ه‬ ‫لل‬
ُ
‫ين‬ َ‫ا‬ ‫ذ‬ َُّ‫الَ ْعلريبَان ُأثَيُّرالهَسثاةاَل‬
ُ َّْ َُِّ ُ ََّ َُ َََ ََْ َُْ ُُ ُْ َ ََ ُ َ َْ ُ ً َ َُ َ ُ َْ َ َ ٌََُ َ َََِّ َ
Rasulullah SAW melaknat pemakan riba’, yang memberi
makan,Satu
keduadirham
Hai orang-orang
Riba itu terdiri orang 73uang
dariyang riba
saksinya
beriman,
pintu. yang
dan dimakan
pencatatnya.(HR
bertakwalah
Pintu yang oleh
palingkepada
ringanMuslim)
Allah
seperti
seseorang dalam
seorang dankeadaan
tinggalkan
laki-laki sadar
menikahi sisa jauhsendiri.
riba
ibunya lebih dahsyat
dari
(HR.pada
)Ibnu 36 wanita
QS Al-Baqarah
Majah dan 276 pezina.
(
Al-hakim)

(HR. Ahmad)
Pembagian Riba
emas

perak

gandum sejenis
fadhl pertukaran
kurma beda ukuran
terigu

Riba Sebab garam


Jual-Beli

 pinjam alat tukar : uang - emas


nasi’ah  dengan charge
 apapun namanya
Riba Sebab
Utang-Piutang

• Riba Qardi
Meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau
tambahan dari orang yang meminjami.

• Riba Jahiliyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak
mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan.
(Riba masyarakat Jahiliyah)
Indonesia Korban Riba
Hukum Bunga Bank
Syarat JUAL BELI NON RIBA
• Menjual sesuatu yang sejenis ada tiga syarat:
1. Serupa timbangan dan banyaknya
2. Tunai, dan
3. Timbang terima dalam akad (ijab qabul) sebelum
meninggalkan majelis akad
• Menjual sesuatu yang berlainan jenis ada dua syarat:
1. Tunai, dan
2. Timbang terima dalam akad (ijab qabul) sebelum
meninggalkan majelis akad
riba bagi hasil

riba kredit
SOLUSI ubah
RIBA transaksi
riba gadai

riba hibah
Pengaruh Negatif Riba
• Peminjam jatuh miskin karena dieksploitasi
• Menghalangi orang untuk melakukan usaha
karena pemilik dapat menambah hartanya
dengan transaksi riba baik secara tunai maupun
berjangka
• Terputusnya hubungan baik antar masyarakat
dalam bidang pinjam meminjam
• Memberikan jalan bagi orang kaya untuk
menerima tambahan harta dari orang miskin
yang lemah.
3
SYIRKAH/kerjasama
dalil pengertian rukun
Bahasa: Perseroan / persekutuan /
kerjasama

Defenisi

Istilah Islam: Kerjasama antara dua


orang atau lebih dalam bidang
ekonomi untuk memperoleh
keuntungan bersama
Syirkah - Musyarakah
 Merupakan bentuk umum dari usaha bagi hasil
 Sering disebut dengan syarikah, serikat atau kongsi
 Dilandasi keinginan para pihak bekerjasama untuk meningkatkan nilai
assets yang dimiliki secara bersama-sama
 Termasuk dalam golongan ini adalah semua bentuk usaha yang
memadukan seluruh bentuk sumber daya serta melibatkan minimal dua
pihak
 Kontribusi para pihak dapat berupa dana, aset penjualan, enterpreneurship,
skill, properti, dsb, yang dapat dinilai dengan uang
 Bisa dengan batasan waktu maupun tanpa batasan waktu
 Dengan menyatukan semua modal maka pemilik modal berhak turut serta
menentukan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana proyek
 Biaya pelaksanaan dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama

34
Syirkah = Kerjasama

 Prinsip yang didasarkan pada prinsip bagi hasil


 Terdapat pada produk Pendanaan dan Pembiayaan
 Jenis-jenis Syirkah :
 Musyarakah
 Mudharabah (Muthlaqah, Muqayyadah &
Muqayyadah)
 Isu sentral dari prinsip ini adalah modal, jaminan,
manajemen, jangka waktu, besar bagi hasil
Macam-macam Syirkah syirkah yang dilakukan oleh dua badan (bukan lembaga)
yakni dua orang berikut harta mereka berdua yang
Syirkah Inan (Harta) bersepakat untuk secara langsung menjalankan aktivitas
yang melibatkan harta tersebut untuk mencari
keuntungan.

syirkah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih hanya


Syirkah abdan dengan badannya (tenaganya) dan sama sekali tidak
(fisik) melibatkan hartanya masing-masing.

syirkah yang dilakukan oleh badan (orang) dan harta


yakni pihak yang memiliki harta disebut sebagai pemodal/
Syirkah
investor sedangkan pihak yang hanya menyertakan
Mudharabah
badannya disebut pengelola.

syirkah yang dilakukan oleh dua orang dengan


Syirkah wujuh
menggunakan harta orang lain di luar keduanya.

bersyirkahnya dua pihak dalam semua macam syirkah


Syirkah yang ada dalam Islam, misalnya berkumpulnya antara
Muwafadhah syirkah inan, syirkah abdan, syirkah mudlarabah dan
syirkah wujuh.
Instrumen INVESTASI Dalam Pasar
 Mudharabah
Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak atau lebih dalam sebuah
usaha ekonomi, dimana ada pihak yang menjadi penanam modal (Rabbulmal) dan
ada pihak yang mengelola modal dengan keahliannya (Mudarrib)
• Musaqah
Adalah bentuk kerja sama dimana orang yang mempunyai kebun memberikan kebunnya
kepada orang lain (petani) agar dipelihara dan penghasilan yang didapat dari kebun
itu dibagi berdua menurut perjanjian sewaktu akad.
• Muzara’ah
Adalah kerja sama dalam pertanian berupa paroan sawah atau ladang seperdua atau
sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benih (bibit tanaman) dari pekerja
(petani)
• Mukhabarah
Adalah kerja sama dalam pertanian berupa paroan sawah (ladang) seperdua, atau
sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benihnya dari pemilik sawah (ladang)
Landasan Hukum Syirkah
a. Al-Qur’an
“Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS An Nisaa (4):12)
“Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat
itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain
kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.” (QS
Shaad : 24)
b. Al-Hadits
Dari Abu Hurairah, ”Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya
Allah azza wa jalla berfirman, ”Aku pihak ketiga dari dua orang
yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya.
(HR. Abu Dawud)

38
4
HUKUM PERBANKAN
dalil pengertian rukun

A
PERBANKAN ISLAM
• Lebih populer disebut dengan istilah Bank Syariah.
• Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam atau bank
yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan al-Quran dan Hadits. (Antonio
dan Perwata atmadja, 1999: 1).
• Syariah adalah jalan Allah seperti yang ditunjukkan
oleh al-Quran dan as-Sunnah / Hadits.
BANK SYARIAH
• Prinsip utama perbankan islami adalah menghindarkan diri dan
menjauhkan diri dari unsur-unsur riba dengan
menggantinya dengan sistem bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan.
• Perbankan Syariah yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan
keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana,
membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai.
• Prinsip hukum Islam melarang unsur-unsur di bawah ini dalam
transaksi-transaksi perbankan tersebut:
1. Perniagaan atas barang-barang yang haram,
2. Bunga (riba),
3. Perjudian dan spekulasi yang disengaja (maisir), serta
4. Ketidakjelasan dan manipulatif (gharar).
Konsep Pembiayaan Islami
1. Wadiah (titipan dana)
2. Mudharabah (bagi hasil)
3. Syirkah (kerjasama)
4. Murabahah (penjualan oleh bank, pembelian
oleh nasabah)
5. Qard Hasan (pinjaman lunak bagi org miskin)
PERBEDAAN DG BANK KONVENSIONAL
BANK SYARI’AH BANK KONVENSIONAL
 Berdasarkan margin keuntungan  Memakai perangkat bunga dan atau
bagi hasil
 Profit dan falah oriented  Profit oriented
• Hubungan dengan nasabah dalam  Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan bentuk hubungan debitur – kreditur

• Users of real funds (pengguna  Creator of money supply (Pencipta


dana ril) uang beredar)
 Melakukan investasi – investasi  Investasi yang halal dan haram
yang halal saja
 Pengerahan dan penyaluran dana  Tidak terdapat Dewan Pengawas
harus sesuai dengan syariah Islam Syariah atau sejenisnya
yang diawasi oleh Dewan
Pengawas Syariah.
PERBEDAAN
• Perbedaan Konsep Imbalan
BUNGA (BANK KONVENSIONAL) BAGI HASIL (BANK ISLAM)
 Penentuan bunga dibuat pada waktu akad  Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat
tanpa berpedoman pada untung rugi. pada waktu akad dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi.
 Besarnya persentase berdasarkan pada  Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
jumlah uang yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang diperoleh.
 Pembayaran bunga tetap seperti yang  Bagi hasil tergantung pada keuntungan
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan. Sekiranya tidak
proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah mendapatkan keuntungan maka kerugian
untung atau rugi. akan ditanggng bersama oleh kedua belah
pihak.
 Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat  Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau dengan peningkatan jumlah pendapatan.
keadaan ekonomi sedang ”booming”
 Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak  Tidak ada yangmeragukan keabsahan
dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. keuntungan bagi hasil.
Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah
Giro (Yad Dhamanah = titipan
Wadiah dana)
Penghimpunan
Dana Tabungan
Mudharabah
Deposito
Operasional Bank Pembiayaan Wajar
Syariah di Penggunaan
Indonesia Dana
Pembiayaan Utang
Wakalah (pemberian
kuasa) (arranger/agency)

Hawalah (anjak piutang)


Jasa Layanan
Perbankan Kafalah (garansi bank)

Rahn (Gadai)
Produk Pembiayaan (Financing)

Muthlaqah (tidak bersyarat)


Mudharabah Dana dari masyarakat yang akan dikelola bank,
yang disalurkan untuk usaha kepada nasabah.

Bagi hasil
Muqayyadah (bersyarat)
Pembiayaa
n Wajar

Musyarakah
Musyarakah
(kerjasama dua pihak atau lebih)
kerjasama

46
Produk Pembiayaan (Financing) (Lanjutan)
Barang-barang Barter

Jual Beli (Bai)


• Murabahah (margin/selisih jual)
• Bitsaman Ajil (cicil)
Barang - uang Sewa Menyewa (Ijarah)
Pembiayaan • Ijarah (sewa)
Utang • Ijarah Wa Iqtina (sewa beli)

Salam (indent-> pertanian)


Uang - Barang
Istishna (indent -> pengerjaan)

Uang - uang Sharf (tukar valas)


Skema Operasional Bank Syariah
Bagi Hasil:
 Mudharabah
 Musyakarah
Bagi Hasil
SUMBER DANA:
 Giro Wadiah POOLING Pembiayaan/Jual Beli: Profit
 Tab Wadiah DANA  Murabahah Angsuran Distribution
 Tab. Mudharabah  Murabahan Sekaligus
 Dep. Mudharabah Margin
 Pembiayaan Sewa Beli:
Alhamdulillah...
 Ijarah

Porsi
Nasabah
Jasa-jasa:
• Kiriman Uang
• Garansi Bank Porsi
100% pendapatan Bank
• Gadai Bank
• dll
5
ASURANSI SYARIAH
dalil pengertian rukun

B
PENGERTIAN RESIKO

Suatu ketidakpastian akan terjadinya


peristiwa (bahaya) di masa yang akan
datang, dan jika peristiwa tersebut
terjadi, dapat menimbulkan
kerugian..
JENIS RESIKO
1. Resiko Murni
Kalau TIDAK TERJADI, tidak apa-apa. Kalau TERJADI,
rugi.
Contoh:
• Kerusakan harta karena kebakaran, gempa bumi
• Meninggal, sakit atau cedera karena kecelakaan

2. Resiko Spekulatif
Kalau dilakukan bisa untung, rugi, atau break event
Contoh:
• Investasi Saham.
• Jual beli valuta asing.
• Berdagang atau berusaha.

Pada umumnya, hanya Resiko Murni yang dapat


diasuransikan.
PIHAK YANG MENGHADAPI
RESIKO
1. Individu

2. Organisasi / Dunia
Usaha
RESIKO YANG DIHADAPI INDIVIDU
1. Risiko pada orang
 Risiko meninggal dalam usia
muda
 Risiko kesehatan buruk
 Risiko mengalami cacat
 Risiko kehilangan pekerjaan
2. Risiko pada harta benda, misalnya:
kerusakan & kehilangan.
3. Risiko terkait dengan
pertanggungjawaban pada pihak
lain.
KONSEKUENSI RESIKO BAGI
MASYARAKAT
1. Kebutuhan dana yang besar
untuk menutupi kerugian akibat
terjadi musibah.
2. Ketakutan dan kekhawatiran.
3. Tidak tersedianya / mahalnya
barang atau jasa tertentu akibat
tingginya risiko untuk
penyediaannya.
METODE PENANGANAN
RESIKO
1. Menghindari resiko
2. Mengendalikan/mengurangi
resiko
3. Mengalihkan resiko =>
ASURANSI (dampak finansial)
4. Menghadapi dan
menerima/menahan resiko
PENGERTIAN ASURANSI
UU No. 2 tahun 1992:
Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian
kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
MANFAAT ASURANSI

• Mengurangi beban keuangan akibat timbulnya kerugian


menyediakan dana apabila terjadi musibah.
• Mengurangi ketidakpastian resiko.
• Memperoleh masukan berupa informasi dan saran
mengenai cara untuk mengurangi/ meminimalisasi resiko
• Menciptakan ketenangan untuk berusaha/bekerja.  
Perbedaan Asuransi dg Tabungan
Asuransi Jiwa Tabungan
1. Merupakan sarana proteksi atas 1. Merupakan sarana
kondisi keuangan apabila terjadi
musibah. penghimpunan kekayaan.
2. Besarnya uang yang akan 2. Besarnya uang yg diterima
diterima berdasarkan perjanjian tergantung kemauan
yang disepakati, bisa lebih penabung & hasil investasi.
besar dari premi yang dibayar.
3. Tidak ada unsur keharusan
3. Ada unsur keharusan untuk (bersifat sukarela)
membayar premi secara teratur
4. Besar uang yang ditabung
4. Besarnya premi yg harus tiap kali menabung tidak
dibayar sudah ditetapkan selalu tetap
berdasar perhitungan.
JENIS ASURANSI
 Sifat kepesertaannya:
1. Asuransi Wajib (Asuransi Sosial). Contoh: Kecelakaan
Penumpang (Jasa Raharja)
2. Asuransi Sukarela
 Jenis obyek pertanggungan:
1. Asuransi Jiwa => obyek pertanggungan meninggal/hidupnya
seseorang.
Contoh: asuransi kematian (dengan tabungan atau tanpa
tabungan), asuransi kecelakaan diri, & asuransi kesehatan.
2. Asuransi Umum/Kerugian => obyek pertanggungan harta/hak
atau milik kepentingan):
Contoh: asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor,
asuransi pengangkutan barang, asuransi tanggung jawab
hukum.
ASURANSI SYARIAH

Dalam Bahasa Arab, asuransi dikenal dengan istilah AT-


TA’MIN, yang diambil dari “amana” dan berarti memberi
perlindungan, ketenangan, rasa aman, bebas dari rasa takut.
Jadi, at-ta’min ialah seseorang membayar / menyerahkan
uang cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapat sejumlah
uang sebagaimana disepakati, atau untuk mendapat ganti
terhadap hartanya yang hilang.
Asuransi Islam di Indonesia
• Usaha saling melindungi dan saling
menolong diantara sejumlah orang
atau pihak untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad ataupun
perikatan yang sesuai dengan syariah
Islam.
• Di Indonesia, asuransi Islam sering
dikenal dengan istilah takaful. Kata
takaful berasal dari kata takafalaya-
takafalu yang artinya ialah “menjamin
atau saling menanggung”.
ASURANSI ISLAM
• Fatwa Dewan Syariah Nasional no 21/DSN-MUI/X/2001,
Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan
tolong menolong di antara sejumlah orang atau
pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau
tabarru’ yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai syariah.
A. Hukum Islam Dasar dan Landasan
1. Al-Qur’an Hukum
Surat Al-Maidah (5) : 2

‫وتعاونواعل الربوالتقوى وال تعاونوا على االمث والعدوان‬


“…dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan
kebajikan dan takwa,dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran…”

QS Al-Hasyr : 18
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk
hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dasar dan Landasan Hukum
• Hadits Rasulullah Saw
Pergunakanlah Lima Hal sebelum datangnya Lima Perkara :
- Muda sebelum Tua
- Sehat sebelum Sakit
- Kaya sebelum Miskin
- Lapang sebelum Sempit
- Hidup sebelum Mati
(Hadist Riwayat Muslim)
Hadis Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya seseorang yang beriman itu ialah barang siapa yang
memberi keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa
raga manusia” (H.R. Ibnu Majah)
Dasar dan Landasan
B. Hukum Operasional
Hukum
1. Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syari’ah.
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
4. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor Kep.
4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan
Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
dengan Sistem Asuransi dan Reasuransi dengan prinsip Syari’ah.
Pendapat Para Ulama tentang Asuransi
Syari’ah
• Pendapat pertama : “MENGHARAMKAN”
Dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, Abdullah al-Qalqii (Mufti Yordania),
Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil al-Muth’i (Mufti Mesir).
Alasannya :
1. Asuransi sama dengan judi
2. Mengandung unsur tidak pasti (gharar) dan riba
3. Termasuk jual beli atau tukar-menukar mata uang tidak tunai
4. Hidup mati manusia menjadi objek bisnis (mendahului takdir Allah)
5. Mengandung unsur pemerasan, dimana pemegang polis akan
kehilangan premi yang sudah dibayar, atau dikurangi karena tidak
dapat melanjutkan pembayaran premi.
Pendapat Ulama …
• Pendapat kedua : “MEMBOLEHKAN”
Pendapat kedua ini dikemukakan oleh Abd. Wahab Khalaf, Mustafa
Akhmad Zarqa (Guru Besar Hukum Islam Fakultas Syari’ah
Universitas Syria), Muhammad Yusuf Musa (Guru Besar Hukum
Islam Universitas Cairo Mesir), dan Abd. Rakhman Isa (Pengarang
Kitab Al Muamalah al-Haditsah wa Ahkamuha). Alasannya :
1. Tidak ada nash (Al-Qur’an dan Sunnah) yang melarang asuransi
2. Ada kesepakatan dan kerelaan kedua pihak
3. Saling menguntungkan kedua pihak
4. Asuransi termasuk akad mudharabah (bagi hasil)
5. Asuransi termasuk koperasi (Syirkah Ta’awuniyah)
6. Asuransi dianalogikan (diqiyaskan) sistem pensiun seperti taspen
Pendapat Ulama …
• Pendapat ketiga :
“Asuransi sosial boleh, dan komersial haram”

Pendapat ini dianut oleh Muhammad Abdu Zahrah


(Guru Besar Hukum Islam Univ. Cairo).
Alasan kelompok ini sama dengan kelompok
pertama dalam asuransi yang bersifat komersial
(haram), dan sama pula dengan alasan kelompok
dua dalam asuransi yang bersifat sosial (boleh).
PERBANDINGAN ASURANSI
ASURANSI KONVENSIONAL VS ASURANSI SYARIAH ...(1)

Risk Transfer vs. Risk Sharing


ASURANSI KONVENSIONAL – Risk Transfer - Terdapat unsur gharar dan maisir

TERTANGGUNG TRANSFER RISIKO


Membayar Premi
PERUSAHAAN
ASURANSI
TERTANGGUNG Penanggung
Risiko
MENANGGUNG RISIKO
TERTANGGUNG Membayar Klaim

ASURANSI SYARIAH – Risk Sharing – Tidak terdapat unsur gharar dan maisir

PESERTA
PERUSAHAAN
ASURANSI Akad Wakalah atau TA’AWUN
Pengelola Akad Mudharabah
PESERTA Membayar Kontribusi
DANA TABARRU’
Dana Hibah
Takaful & Menerima Klaim

PESERTA

Wakalah = pemberian kuasa


Mudharabah = Bagi hasil
ASURANSI KONVENSIONAL VS ASURANSI SYARIAH ...(2)

• Investasi ASURANSI SYARIAH ditempatkan pada


instrumen yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah Islam.
• Investasi ASURANSI KONVENSIONAL
ditempatkan pada instrumen apa saja.
AKAD DALAM ASURANSI SYARIAH
 Akad Ta’awun
Akad tolong menolong antara sesama peserta.
 Akad Tabarru’
Akad hibah dalam bentuk pemberian dana (kontribusi) untuk tujuan tolong-menolong
sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati.
 Akad Wakalah bil Ujrah
Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi sebagai wakil dari
peserta dalam mengelola dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta dengan
imbalan fee (ujrah).
 Akad mudharabah
Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib dalam
mengelola investasi dana tabarru’ dan/atau dana investasi peserta dengan
imbalan bagi hasil yang disepakati.
 Akad mudharabah musyarakah
Akad untuk memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi sebagai
mudharib dalam mengelola investasi dana tabarru’ dan/atau dana investasi
peserta, dengan imbalan bagi hasil yang besarnya ditetapkan berdasarkan
komposisi kekayaan yang digabungkan.
MODEL USAHA ASURANSI SYARIAH
Peserta

Kontribusi Khusus untuk


produk dg manfaat
investasi
qardh
Dana Tabarru’ Dana Investasi
Dana Perusahaan
Peserta

Surplus Underwriting =
Kontribusi – Kontribusi
Reasuransi Klaim –
Penyisihan Teknis

Hasil Investasi Dana


Tabarru’
Contoh Perhitungan Asuransi
         

Perhitungan Biaya Ke Depan      

         

Waktu Yang Dibutuhkan B i a y a Jumlah Total Biaya Biaya

untuk sekolah     saat ini ke depan

3 Tahun Untuk Masuk TK Uang Pangkal 5,000,000

  SPP di TK-A (200Ribu/bulan) 2,400,000

  SPP di TK-B (200 ribu/bulan) 2,400,000

  Total 2 tahun pendidikan 9,800,000 12,345,178

5 Tahun Untuk masuk SD Uang pangkal 3,000,000

  SPP kelas 1-6(200ribu/bulan) 14,400,000

  Buku dan lain-lain 5,000,000

  Total 6 tahun pendidikan 22,400,000 28,217,549


11 Tahun untuk masuk SMP Uang pangkal 7,000,000

  SPP kelas 1-3 (250 ribu/bulan) 9,000,000

  Buku dan lain-lain 6,000,000

  Total 3 tahun pendidikan 22,000,000 27,713,664


 
 

14 Tahun untuk masuk SMA Uang pangkal 10,000,000

  SPP kelas 1-3 (300 ribu/bulan) 9,000,000

  Buku dan lain-lain 10,000,000

  Total 3 tahun pendidikan 29,000,000 36,531,648


 
 

17 Tahun untuk masuk S1 Uang pangkal 14,000,000

SPP 8 semester(2,5 juta


  persemester) 20,000,000

  Buku dan lain-lain 20,000,000

  Total 4 tahun pendidikan 54,000,000 68,024,448


  Total 137,200,000 172,832,486

Catatan
Perkiraan biaya kedepan mengacu pada tingkat
inflasi. Pada simulasi ini tingkat inflasi yang di
gunakan adalah 8%
Tips Memilih Perusahaan dan Produk Asuransi

1. Pilihlah produk asuransi sesuai dengan kebutuhan.


2. Dapatkan informasi selengkapnya mengenai perusahaan penyedia produk
yang diharapkan.
3. Pilihlah perusahaan asuransi yang memeiliki izin dari Menteri Keuangan dan
mempunyai reputasi baik.
4. Pilihlah perusahaan yang masuk kategori sehat.
5. Pilihlah tenaga pemasaran asuransi yang memiliki lisensi.
6. Harus waspada saat mendapat penawaran produk yang menjanjikan tingkat
bunga atau return yang tinggi.
7. Pelajari polis dengan baik.
SISTEM SYARI’AH ADALAH SISTEM TERBAIK
CIPTAAN ALLAH YANG HARUS DIIKUTI

‫عها وآل‬D‫يعة من األمر فاتب‬D‫ثم جعلناك على شر‬


‫ء الذين ال يعلمون‬D‫تتبع أهوا‬
Kemudian kami menjadikan bagi kamu suatu
syari’ah,
Maka ikutilah syari’ah itu,
Jangan ikuti hawa nafsu orang-orang
yang memahami syari’ah (QS. Al-Jatsiyah : 18)
Referensi
• Kampussyariah.com
• Fiqih Sunah Sayyid Sabiq
• Internet
• Buku Paket PAI Kelas 11

Anda mungkin juga menyukai