Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 3

LINDA APRILIANA NIKEN IKAWATI


LISA INDRIANI NUR ALVIATIN
LUSIYA WIJAYANTI NURUL HIDAYAH
MASNUNAH ROBIATUL ADAWIYAH
MEIKA ERA INSANI SAROPAH

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


KELEMAHAN, TANTANGAN
DAN KONDISI POSITIF SISTEM
INFORMASI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


KELEMAHAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


Aspek legal masih lemah
• Sistem informasi kesehatan masih terfragmentasi

Pendanaan untuk sistem informasi kesehatan


di daerah masih terbatas
• Kemampuan daerah dalam pengembangan sistem
informasi kesehatan dan pengelolaan data/informasi
yang bervariasi
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
NEXT
Pemanfaatan TIK dalam penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan dan pengelolaan data yang
belum optimal
• Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia masih rendah.
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi kesehatan

Mekanisme monitoring dan evaluasi masih


lemah

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


TANTANGAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


Tantangan
Tantangan
otonomi
globalisasi
daerah
Tantangan ekonomi Tantangan untuk
global dan
membangun
kemampuan
keuangan jejaring lintas unit
pemerintah dan lintas sektor

Ancaman
keamanan
informasi

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


KONDISI POSTIF SISTEM
INFORMASI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


Sistem Informasi merupakan - jiwa dari suatu institusi, demikian pula
Sistem Informasi Kesehatan merupakan  - jiwa dari institusi kesehatan.
Kondisi Sistem Informasi Kesehatan yang kuat akan mampu
mendukung upaya-upaya dari Institusi Kesehatan. Penguatan Sistem
Informasi Kesehatan secara tidak langsung akan turut pula
memperkuat Sistem Kesehatan Nasional. Agar Visi dan Misi Sistem
Informasi Kesehatan tercapai maka upaya penguatan harus terarah,
saling terkait dan dengan langkah-langkah dan strategi yang jelas.

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


Analisis situasi yang dilakukan salah satunya dapat
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yaitu analisis
antarkomponen dengan memanfaatkan deskripsi SWOT setiap
komponen untuk merumuskan strategi pemecahan masalah,
serta pengembangan dan atau perbaikan mutu sistem informasi
kesehatan secara berkelanjutan. SWOT merupakan akronim dari
Strength (kekuatan/kondisi positif), Weakness (kelemahan
internal sistem),Opportunity (kesempatan/ peluang sistem),
dan  Threats (ancaman/ rintangan/ tantangan dari lingkungan
eksternal sistem).

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


Analisis SWOT dapat diterapkan dalam tiga bentuk untuk membuat
keputusan strategis, yaitu:
1. Analisis SWOT memungkinkan penggunaan kerangka berfikir yang logis
dan holistik yang menyangkut situasi dimana organisasi berada,
identifikasi dan analisis berbagi alternatif yang layak untuk
dipertimbangkan dan menentukan pilihan alternatif yang diperkirakan
paling ampuh.
2. Pembandingan secara sistematis antara peluang dan ancaman eksternal di
satu pihak, serta kekuatan dan kelemahan internal di pihak lain.
3. Analisis SWOT tidak hanya terletak pada penempatan organisasi pada
kuadran tertentu akan tetapi memungkinkan para penentu strategi
organisasi untuk melihat posisi organisasi yang sedang dianalisis tersebut
secara menyeluruh dari aspek produk/ jasa/ informasi yang dihasilkan
dan pasar yang dilayani.

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


STRENGTH ( KEKUATAN ) WEAKNESSES ( KELEMAHAN )

1.   Indonesia telah memiliki beberapa 1. SIK masih terfragmentasi (belum


legislasi terkait SIK (UU Kesehatan, SKN, terintegrasi) dan dikelola berbagai pihak
Kebijakan dan strategi pengembangan sehingga terdapat “pulau-pulau informasi”.
SIKNAS dan SIKDA). 2.   Legislasi yang ada belum kuat untuk
2. Tenaga pengelola SIK sudah mulai tersedia mendukung integrasi SIK.
pada tingkat Pusat, Provinsi dan 3. Tidak terdapatnya penanggung
Kabupaten/Kota. jawab khusus SIK (petugas SIK umumnya
3.   Infrastruktur teknologi informasi dan masih rangkap jabatan).
komunikasi tersedia di semua Provinsi dan 4. Tenaga Pengelola SIK umumnya masih
hampir seluruh Kabupaten/kota kurang diakui perannya, pengembangan
4. Indikator kesehatan telah tersedia. karir tidak jelas dan belum ada jabatan
5. Telah ada sistem penggumpulan data fungsionalnya.
secara rutin yang bersumber dari fasilitas 5. Terbatasnya anggaran untuk teknologi
kesehatan pemerintah dan masyarakat. informasi dan komunikasi khususnya untuk
pemeliharaan.

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


6. Telah ada inisiatif pengembangan SIK 6. Indikator yang digunakan sering
oleh beberapa fasilitas kesehatan kurang menggambarkan “subjek”
seperti Rumah Sakit, Puskesmas dan yang diwakili.
Dinas Kesehatan, untuk memenuhi 7. Belum terbangunnya mekanisme
kebutuhan mereka sendiri. aliran data kesehatan baik lintas
7. Diseminasi data dan informasi telah program (Pusat, Provinsi,
dilakukan, contohnya hampir semua Kabupaten/Kota) maupun lintas
Provinsi dan Kabupaten/kota dan sektor.
Pusat menerbitkan profil kesehatan. 8.   Masih lemahnya mekanisme
monitoring, evaluasi dan audit SIK.
9. Kualitas data masih bermasalah
(tidak akurat, lengkap, tepat waktu)
10.Penggunaan data/informasi oleh
pengambil keputusan dan
masyarakat masih sangat rendaH  

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


8. Kesadaran akan permasalahan kondsi 11.Dengan Otonomi daerah, terkadang
SIK dan manfaat e Health mulai pengembangan SIK tidak menjadi
meningkat pada semua pemangku prioritas.
kepentingan terutama pada tingkat 12.Rotasi tenaga SIK di fasilitas kesehatan
manajemen Kementerian Kesehatan. Pemerintah tanpa perencanaan dan
9. Telah ada peraturan perundang- koordinasi dengan Dinas Kesehatan
undangan terkait informasi dan TIK. telah menyebabkan hambatan dalam
10.Terdapatnya kebijakan perampingan pengelolaan SIK.
struktur dan pengkayaan fungsi, 13.Sebagian program kesehatan yang
memberikan peluang dalam didanai oleh donor mengembangkan
pengembangan jabatan fungsional sistem informasi sendiri tanpa
pengelolaan SIK. dikonsultasikan atau dikoordinasikan
11.Terdapat jenjang pendidikan informasi sebelumnya dengan Pusat Data dan
kesehatan yang bervariasi dari Informasi dan pemangku
diploma hingga sarjana di perguruan kepentingannya.
tinggi.

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


12.Para donor menitik beratkan 15.Komputerisasi data kesehatan
program pengembangan SIK. terutama menuju data individu
13.Registrasi vital telah (disaggregate) meningkatkan risiko
dikembangkan oleh Kementerian terhadap keamanan dan
Dalam Negeri dan telah mulai kerahasiaan sistem TIK.
dengan proyek percobaan di 16.Kondisi geografis Indonesia yang
beberapa Provinsi. sangat beragam
14.Adanya inisiatif penggunaan dimana infrastruktur masih sangat
nomor identitas tunggal penduduk lemah di daerah terpencil
oleh Kementerian Dalam Negeri sehingga menjadi hambatan
yang merupakan peluang untuk modernisasi SIK.
memudahkan pengelolaan data
sehingga menjadi berkualitas.
15.Kebutuhan akan data berbasis
bukti meningkat khususnya untuk
anggaran (perencanaan) yang
berbasis kinerja.

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


?
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
Thanks For Your Attention^^

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai