Anda di halaman 1dari 7

SUKARNI

Biografi
Nama : Soekarni
Kartodiwirjo
Tempat Lahir : Blitar, Jawa
Timur
Lahir : 14 Juli 1916
Meninggal : Jakarta, 7 Mei
1971 (umur 54)
Makam : Taman Makam
Pahlawan Kalibata
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
◦ Sukarni lahir di Blitar tahun 1916. Ia adalah aktivis militas yang pantang berkompromi. Masa
kecilnya diwarnai dengan berbagai perkelahian dengan anak-anak Belanda. Hampir setiap hari, anak
pedagang sapi ini menantang berkelahi sinyo-sinyo Belanda. Ketidaksukaannya terhadap penjajah
rupanya merupakan pengaruh gurunya, Moh. Anwar.
◦ Pemuda Sukarni sempat menjadi ketua Indonesia Muda cabang Blitar. Pertemuannya dengan Bung
Karno saat menempuh pendidikan di kweekschool (sekolah guru) di Jakarta, membuatnya makin
tertarik pada dunia politik.
◦ Semenjak partai Murba terbentuk pada bulan November 1948 sampai wafatnya, Sukarni menjabat
sebagai ketua umum. Dia juga duduk sebagai anggota Badan pekerja KNI Pusat. Dalam pemilihan
Umum yang pertama (1955) Sukarni terpilih sebagai anggota Konstituante.
◦ Sejak tahun 1961 Sukarni ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia di Peking, ibukota RRT (Republik
Rakyat Tiongkok) dan kembali ke tanah air pada bulan Maret 1964. Konon dalam pertemuan di Istana
Bogor Desember 1964, Sukarni sempat memperingatkan Bung Karno atas sepak terjang PKI. Tapi
berlawanan dengan harapan, partai Murba malah dibekukan tahun 1965 dan Sukarni beserta pemimpin
Murba lainnya di penjara.
◦ Pada masa Orde Baru, Sukarni dibebaskan dan larangan Murba dicabut (direhabilitasikan 17
Oktober 1966). Kemudian Sukarni ditunjuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA, 1967)
yang merupakan jabatan resmi terakhir. Tokoh yang mendapat Bintang Mahaputra kelas empat ini wafat
pada tanggal 7 Mei 1971 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara
kenegaraan.
◦ Sukarni mengemban amanat kemerdekaan serta bahu membahu bersama kelompok pemuda lainnya
dalam meneruskan berita tentang kemerdekaan ini. Sukarni membentuk Comite Van Aksi (semacam
panitia gerak cepat) pada 18 Agustus 1945 yang tugasnya menyebarkan kabar kemerdekaan ke
seluruh Indonesia. Khusus untuk para pemudanya dibentuk API (Angkatan Pemuda Indonesia) dan
untuk buruh dibentuk BBI (Barisan Buruh Indonesia) yang kemudian melahirkan laskar buruh dan
laskar buruh wanita.
◦ Di zaman RI berkedudukan di Yogyakarta, Sukarni menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan
Perjuangan (PP) di bawah ketua Tan Malaka. PP beroposisi dengan pemerintah dan menolak
perundingan pemerintah terhadap Belanda. Aksi PP ini membuat Sukarni dijebloskan ke penjara
pada tahun 1946. Selanjutnya Sukarni juga mengalami penahanan
di Solo, Madiun dan Ponorogo (daerah komunis Muso) pada masa pemerintahan Amir
Syarifudin (1947/1948)
◦ Gelar Pahlawan Nasional Indonesia disematkan oleh Presiden Joko Widodo, pada 7
November 2014 kepada perwakilan keluarga di Istana Negara Jakarta
◦ Saat itu Sukarni yang mewakili generasi muda merasa gerah dengan sikap wait and see yang dipilih
Bung Karno dan Bung Hatta menyikapi menyerahnya Jepang terhadap Sekutu.
◦ Kelompok anak muda itu kemudian menculik Soekarno – Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat.
Setelah ide memanfaatkan vacuum of power untuk menyatakan kemerdekaan disetujui, maka kedua
pemimpin tersebut dibebaskan kembali ke Jakarta untuk memimpin rapat penyusunan teks
proklamasi.
◦ Tokoh revolusioner pemberani ini berperan besar dalam perjalanan parlemen Indonesia. Saat negara
masih belia, sehingga belum sempat dilaksanakan Pemilihan Umum, Sukarni mengusulkan agar
sebelum terbentuk DPR dan MPR, tugas legislatif dijalankan oleh KNIP. Sukarni pulalah yang
memperjuangkan pembentukan Badan Pekerja KNIP sebagai lembaga negara yang mewujudkan
kedaulatan rakyat sekaligus pemimpin rakyat. Ia kemudian diangkat menjadi anggota DPRD dan
Konstituante.

Anda mungkin juga menyukai