Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

MODUL 5
MENULIS KARYA ILMIAH
OLEH KELOMPOK 5

NAMA NIM
INDARWATI 856449129
LESTARI 856449136
RANTIKA PRATIWI 835673504
EVA LIANA 835669117
DEDEH YUNINGSIH 835677572
AHMAD BASRI 866449168

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS TERBUKA
2020
KEGIATAN BELAJAR 1

BERPIKIR KRITIS, ANALISIS, DAN SINTENSIS DALAM MENULIS KARYA ILMIAH


A. Hakekat Dan Contoh Proses Menulis

Sebagai motivator agar anda lebih berlatih, berikut diurai sekelumit analogi histeris bagaimana
proses menulis dijaman sekarang merupakan kegiatan yang (cukup) sentral bagi tingkat
keberadaan manusia modern.

Dizaman dahulu, orang lebih peduli pada perluasan wilayah kekuasaan yang diidentikkan
dengan penyebarluasan tingkat kebudayaan atau peradapan tinggi. Julius Caesar, misalnya,
adalah seorang tokoh yang berhasil dimasa lalu tersebut. Untuk itu kiprah beliu diabadikan
dalam slogam veni, vidi, vici (saya dating, saya lihat, saya taklukan).
Dizaman sekarang, orang tidak begitu peduli pada perluasan wilayah. Bahkan antar wilayah
sekarang dikatan sebagai ’tidak terbatas’.
B. Berpikir Kritis Atau Reflektif Tentang Hakekat Proses Menulis
Pertama,
Pertama, untuk
untuk memberi
memberi landasan
landasan keilmuan
keilmuan bagi
bagi refleksi
refleksi yang
yang harus diperhatikan bahwa padapada modul 3
telah
telah disampaikan
disampaikan bahwa
bahwa karakteristik
karakteristik karya
karya ilmiah
ilmiah itu
itu ada
ada tiga,
tiga, yaitu
yaitu logos,
logos, patos,
patos, dan
dan etos.
etos.

Beberapa Kedua,
Kedua, materi
materi yang
yang disajikan
disajikan dalam
dalam kegiatan
kegiatan belajar
belajar ini
ini 11 ini
ini pada
pada dasarnya
dasarnya adalah
adalah sebuah
sebuah karya
karya tulis
tulis ilmiah.
ilmiah.
butir hasil Sebagai
Sebagai karya
karya ilmiah,
ilmiah, tulisan
tulisan ini
ini melawati
melawati beberapa
beberapa draf/tulisan
draf/tulisan awal.
awal. Sama
Sama seperti
seperti umumnya
umumnya tulisan
tulisan lainya
lainya
pemikiran tulisan
tulisan awal
awal sering
sering jauh berbeda dengan tulisanbentuk
tulisanbentuk akhir.
akhir.
kritis atau
Ketiga,
Ketiga, judul
judul sub
sub bab
bab ini
ini berpikir
berpikir kritis
kritis atau
atau reflektif
reflektif tentang
tentang hakikat proses menulis
menulis menyatakan bahwa
reflektif atas subbab
subbab iniini mengurai
mengurai atau
atau merupakan
merupakan refleksi/berfikir
refleksi/berfikir kritis
kritis tentang
tentang subbab
subbab sebelumnya
sebelumnya yang
yang berjudul
berjudul
tulisan hakikat
hakikat dan
dan contoh
contoh proses menulis.
tentang
hakikat dan Keempat,
Keempat, melengkapi
melengkapi uraian
uraian dari
dari ketiga
ketiga butir
butir uraian
uraian diatas
diatas adalah
adalah penjelasan
penjelasan tentang
tentang ‘makna’
‘makna’ yang
yang
contoh proses dikandung
dikandung judul
judul kegiatan
kegiatan belajar ini, yaitu;
yaitu; berpikir
berpikir kritis,
kritis, analisis,
analisis, dan
dan sintesis
sintesis dalam menulis
menulis karya ilmiah.
menulis
adalah sebagai Kelima,
Kelima, mengidentifikasi
mengidentifikasi aspek-aspek
aspek-aspek logos,
logos, patos,
patos, dan
dan etos
etos pada
pada tulisan
tulisan disubbab
disubbab pertama
pertama kegiatan
kegiatan belajar
belajar
ini.
ini.
berikut :
Keenam,
Keenam, ditulisan
ditulisan subbab
subbab pertama
pertama kegiatan
kegiatan belajar
belajar ini
ini terdiri
terdiri atas
atas tiga
tiga paragrap
paragrap yang
yang masing-masing
masing-masing terdiri
beberapa
beberapa kalimat.
kalimat.
C. Lesson Learned ( Pelajaran Yang Dapat Diambil )
Dalam kegiatan belajar ini, perlu memahami hakikat dan proses menulis karya ilmiah. Selain itu,
yang lebih penting lagi adalah dalam proses menulis karya ilmiah perlu mempraktekan
pemahaman tersebut sehingga tidak berhenti untuk terus menerus menulis karya ilmiah.

Hal yang perlu diingat ketika menulis karya


ilmiah ialah :

Menyesuaikan format penulisan sesuai dengan format yang diterapkan oleh penerbit .

Mempraktekan atau melakukan kajian kritis seperti dicontohkan disubbab kedua dikegiatan belajar 1 ini

Dalam melakukan kajian kritis, anda harus memperhatikan konteks tulisan/’yang tersirat’ (termasuk teori atau
pandangan yang digunakan penulis dan jika perlu profil pribadi penulis dapat disampaiakan) dan teks/’yang tersurat’
mulai dari yang subtansial (meliput aspek logos, patos, dan etos) sampai ke teknis detil seperti format penulisan.

Pengunaan format penulisan harus konsisten dari awal hingga akhir .


KEGIATAN BELAJAR 2

BENTUK TULISAN DAN BAHASA DALAM MENULIS KARYA ILMIAH


Bentuk tulisan karya imiah umumnya didominasi oleh narasi. Atau, lebih tepat lagi, keterampilan menulis narasi
merupakan keterampilan pokok dalam menulis karya ilmiah. Keterampilan menulis karya ilmiah yang
merupakan paduan narasi dan bentuk penyajian lainya berupa tabel dan diagram.

A. Tabel Dan Diagram Contoh Tabel

Tabel 1.1.
Pengertian Tabel Data Dasar Kependudukan Indonesia

Tabel adalah daftar yang berisi sejumlah data informasi yang


biasanya berupa kata-kata atau bilangan yang disusun secara
bersistem urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu
dengan garis pembatas sehingga dapat dengan pembatas
sehingga dapat dengan mudah dicermati.
Contoh Diagram Sederhana
Pengertian Diagram
Diagram 1.1.
Data Dasar Kependudukan Indonesia
Diagram adalah gambar sederhana yang menggunakan garis
dan simbol untuk menggambarkan struktur dari objek
tertentu secara garis.
Contoh Diagram Paduan 2 Contoh Diagram Paduan 3
Diagram 1.2. Diagram 1.3.
Data Usia Laki-Laki Dan Perempuan Data Usia Laki-Laki Dan Perempuan
A. Tulisan baku

Suatu karya ilmiah bukan hanya


B. Ejaan baku
berupa paduan bentuk narasi
dengan tabel dan diagram, tapi
C. Kosa Kata baku
juga disajikan dengan bahasa yang
baik dan benar. Bahasa yang baik
D. Tata bahasa baku
dan benar mencakup :

E. Lafal baku
A. Tulisan Baku
Beberapa ketentuan tentang tulisan baku adalah sebagai berikut :

1. Penulisan nama orang itu sesuai dengan keinginan orang yang bersangkutan. Misal, nama tersebut dapat
Djoeanda, Djuanda atau Juanda. Tapi jika sudah menjadi milik publik, seperti menjadi nama jalan, maka ejaan
yang digunakan harus EYD. Misalnya, Jalan Ir. H. Juanda.

2. Huruf pertama gelar (kehormatan, keturunan, agama), jabatan, atau pangkat yang diikuti nama orang ditulis
dengan huruf kapital. Contoh: Raden Leonard Situmorang, Gubernur Akhmad Heryawan, Prof. Dr. Dina Mustafa.

3. Nama jabatan yang diikuti nama daerah ditulis dengan huruf kecil. Contoh: gubernur Jawa Barat, camat
Cirendeu. Kekecualiannya ialah dalam rangkaian tulisan, penyebutan nama jabatan tersebut mengacu pada
orang tertentu. Contoh: Gubernur Jawa Barat Akhmad Heryawan hadir dalam acara Seminar Nasional itu.
Setelah membuka acara dengan resmi, Gubernur Jawa Barat itu menyampaikan pidato sambutan.

4. Kecuali kata tugas, setiap kata dari nama sebuah buku, majalah, surat kabar, judul karangan, judul puisi/syair, bab
buku, dan nama mata kuliah atau mata pelajaran ditulis dengan huruf besar. Contoh: surat kabar Media
Indonesia, buku Pembelajaran Berwawasan Masyarakat, mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
B. Ejaan Baku

Beberapa ejaan lama yang sudah dibakukan atau disempurnakan adalah sebagai berikut :

1. Ejaan lama yang dibakukan


Selain itu, beberapa serapan istilah atau kata asing mengakibatkan bahasa Indonesia memiliki cukup banyak
gugus konsonan. Berikut beberapa contoh gugus konsonan dimaksud dan pemakaiannya :

1. Gugus komponen awal 2. Gugus komponen akhir

Anda mungkin juga menyukai