Anda di halaman 1dari 17

Depresi Antenatal di Wilayah Pesisir India

Selatan: Prevalensi dan Faktor Risiko


dalam Komunitas

Zulfikri Saleh Islami


K1A115049
Pembimbing:
dr. Junuda RAF, M.Kes., Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN
JIWA
RSJ DR. SOEPARTO HARDJOHUSODO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
PENDAHUL
UAN
● Kehamilan merupakan masa kesejahteraan emosional bagi
banyak wanita dan memberikan 'perlindungan' terhadap
gangguan kejiwaan
● Studi Meta analisis dari 21 studi menunjukkan tingkat
prevalensi rata-rata depresi selama periode antenatal adalah
10,70%, mulai dari 7,4% pada trimester pertama hingga
12,80% pada trimester kedua (Bennett, Einarson, Taddio,
Koren, & Einarson, 2004).
● Depresi antenatal sangat lazim pada mereka yang
berpenghasilan rendah, seperti negara-negara Asia Tenggara
● Depresi selama periode antenatal sering tidak dikenali dan
angka wanita yang mendapatkan terapi masih rendah
METODE PENELITIAN
• Populasi  populasi yang mendapat pelayanan
oleh program komunitas di SMCSI Medical
College
• Lokasi  daerah pantai Trivandrum dan
distrik Kanyakumari di India Selatan.
• Sampel  semua wanita hamil yang terdaftar
di yankes primer daerah tersebut sebanyak 698
wanita memenuhi syarat penelitian
• Rancangan penelitian  Desain cross-sectional
 prevalensi, Case control  analisis faktor
risiko.
METODE PENELITIAN
• Prosedur pengumpulan data:
1. Protokol penelitian  Institutional Review
Board
2. Dari kerangka sampling 698 wanita, sebanyak
202 wanita dilibatkan
3. Teknik sampling  computer-generated random
numbers • Analisis data :
4. Memberikan persetujuan tertulis dan bersedia 1. Deskriptif: Rata-rata, standar deviasi dan
untuk penilaian selanjutnya. range
5. Wawancara 2. Uji signifikansi: Chi-squared dan fisher
exact test
3. Analisis multivariat: stepwise backward
logistic regression models
METODE PENELITIAN
• Penliaian studi:
1. Diagnosis depresi antenatal:
a) Edinburgh Postnatal Depression Scale
(EPDS) digunakan untuk menskrining
depresi
b) Clinical Interview Schedule-Revised
(CIS-R) digunakan untuk mendiagnosis
depresi
2. Faktor risiko :
c) Penyusunan kuesioner menilai faktor
risiko
d) skala harga diri Rosenberg
e) kuesioner kekerasan dalam rumah
tangga
Hasil dan
Pembahas
an
Hasil
Penelitian
 Dari 202 wanita hamil  33 (16,3%) wanita
memenuhi kriteria ICD-10 untuk depresi
 Usia rata-rata wanita adalah 24,7 (± 3,4) tahun
 Mayoritas ibu rumah tangga menikah,
pendidikan sekolah menengah, memiliki
pernikahan yang terencana, keluarga bersama
dan suami nelayan.
 Sebagian besar melaporkan adanya stres
finansial.
 Sebagian kecil wanita  kesulitan dalam
hubungan mereka dengan pasangan,
 Banyak yang memiliki masalah dengan ibu
mertua
 Rata-rata skor skala harga diri Rosenberg 
19,64 ± 2,41,
 5 sampel skor < 15  harga diri rendah.
Hasil
Penelitian
 Konflik perkawinan (χ2 = 11,6; p = 0,00)  Kekerasan pasangan intim yang signifikan
secara signifikan dikaitkan dengan masalah dilaporkan pada 15 pernikahan (7,4%)
dalam hubungan dengan ibu mertua begitu  satu bentuk kekerasan fisik terdapat pada 21
pula dengan pernikahan (10,4%).
 Pernikahan yang tidak direncanakan atau  Kekerasan pasangan intim secara signifikan
atas dasar 'cinta' (χ2 = 7.12; p = .01), berhubungan dengan tekanan untuk memiliki
 Masalah yang berhubungan dengan mas anak laki-laki (χ2 = 19.2; p = .00) dan masalah
kawin meningkat (20% vs 6,4%), tetapi dalam hubungan dengan ibu mertua (χ2 = 23.9;
tidak memiliki hubungan yang signifikan p = .00).
secara statistik dengan adanya konflik
perkawinan (uji pasti Fischer = 0,08).
PEMBAHASAN

01 Faktor Psikososial

02 Faktor Obstetri

03 Kekuatan dan Keterbatasan


Kesehatan mental perinatal belum menjadi prioritas di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah. prevalensi depresi 16,3%. serupa dengan
penelitian yang melibatkan sampel dari negara-negara berpenghasilan tinggi
dan rendah (Fisher et al., 2012)

1. Faktor psikososial.
• Bukti dari komunitas, seperti pedesaan di India, 
kesulitan dalam hubungan dengan mertua merupakan
faktor risiko (Gupta, Kishore, Mala, Ramji, & Aggarwal,
2013; Lau et al., 2011).
• Sementara konflik perkawinan dan kesulitan keuangan
muncul sebagai faktor risiko yang konsisten dengan
literatur yang ada (Patel, Kirkwood, Pednekar, &
Pereira, 2006; Patel et al., 2002; Rahman et al., 2003;
Senturk et al., 2011).
1. Faktor Psikososial

Pernikahan KDRT
• Memiliki pernikahan atas dasar 'cinta' dikaitkan • Tingkat kekerasan dalam rumah tangga yang dilaporkan lebih
rendah daripada populasi umum (Yoshikawa, Agrawal, Poudel,
dengan konflik pernikahan yang telah dilaporkan 
& Jimba, 2012)  serupa sampel antenatal berbasis rumah sakit
depresi.
di India Selatan 7,4% (Nongrum, Thomas, Lionel, & Jacob,
• Sebuah studi dari India  gaya hidup non
2014).
tradisional dikaitkan dengan depresi (Pillai et al., • KDRT tidak terkait secara independen dengan depresi antenatal,
2008). berbeda dengan investigasi lain yang menunjukkan hubungan

• Wanita yang memilih pasangannya sendiri, saat tersebut (Jesse et al., 2005).
• Kekerasan berbasis gender dikaitkan dengan preferensi untuk
tinggal di masyarakat tradisional  depresi.
memiliki bayi laki-laki (Nongrum et al., 2014).
2. Faktor
Obstetri
1.Riwayat keguguran sebelumnya
dikaitkan dengan depresi antenatal
(Weobong et al., 2014),
2.kehamilan yang tidak direncanakan,
komplikasi dalam kehamilan saat ini
dan trimester kehamilan bukanlah
faktor risiko
3. Kekuatan dan Kekurangan

Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekurangan

sifat cross-sectional
Sampel yang wawancara faktor risiko yang menghalangi kausalitas
diambil berasal klinis diduga  analisis faktor risiko yang
dari masyarakat terstruktur statistik multivariat mungkin.
Kesimpulan
Memprioritaskan kebutuhan yang mengatasi gangguan emosional  program yang
berfokus secara khusus mengurangi angka kematian perinatal dan bayi.

Metode skrining  lebih singkat, efisien, dan akurat  digunakan oleh petugas
kesehatan di tingkat primer atau masyarakat. Skrining untuk kesulitan obstetrik dan
bayi masih perlu dikembangkan

Penatalaksanaan depresi di kalangan perempuan di negara berpenghasilan rendah


mungkin memerlukan pendekatan perawatan bertahap

Dukungan dan pendidikan psikologi yang efektif untuk


depresi ringan-sedang, sementara antidepresan dapat
dicadangkan untuk individu dengan depresi berat
 Araya (2003)

Peningkatan kesehatan mental ibu memerlukan respons multi-sektoral yang


menangani pengurangan kemiskinan, perlindungan sosial, pencegahan
kekerasan, pendidikan dan ketidakberuntungan gender
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai