Anda di halaman 1dari 40

CRITICAL APPRAISAL

 
A STUDY OF THE STRESSOR,
FAMILY ENVIROMENT AND
FAMILY BURDEN IN
DISSOCIATIVE (CONVERSION)
Penyusun :
DISORDER PATIENTS
Bunga Mayapada (406181004)

Siti Fathekhatul Khaieiyyah (406181034)

Nailah Rahmah (406181048) Pembimbing:


Melani Nugraha (406182008) Dr. dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp. KJ
Maria Fransisca (406182011)

Annisaa Nurrahma Ardyati (406182020)

Medwin Adrian Riyanto (406182032)

Imelda Jarisa Arisal (406191024)

Shynta Amelia (406191024)


JOURNAL
SUMMARY
PENDAHULUAN
 Gangguan disosiatif (konversi)  memiliki onset mendadak
 setelah adanya trauma psikologis atau kejadian dengan
tingkat stress yang tinggi

 Pasien memiliki gejala yang bervariasi  mulai dari


konvulsi, afonia, amnesia, atau gejala seperti kerasukan

 Beberapa faktor presipitasi yang diketahui  kekerasan di


masa anak-anak dan seksual, trauma di masa dewasa, stress
akibat ujian, perselisihan dengan pasangan, konflik
interpersonal, dan kesulian dalam kehidupan sehair-hari
PENDAHULUAN
 Diprediksi bahwa lingkungan keluarga memiliki peran
penting dalam terjadinya disosiasi  termasuk
infleksibilitas, kohesi yang buruk, ketidakpuasan, dan
komunikasi yang buruk

 Gejala yang ada  kemudian menimbulkan beban yang


signifikan pada keluarga

 Hanya sedikit studi yang meneliti lingkungan keluarga,


terkait dengan faktor psikososial dan beban pada keluarga
dalam kelainan disosiatif
METODELOGI PENELITIAN
 Desain penelitian adalah cross-sectional

 Populasi target  pasien dengan


 Tujuan studi  mengevaluasi lingkungan diagnosis gangguan disosiatif (F44)
keluarga dan beban kelaurga yang terjadi berdasarkan klasifikasi ICD-10
pada pasien dengan gangguan disosiatif
(konversi)
 Studi telah mendapat persetujuan
etik, dan setiap subjek telah
 Studi dilakukan di Departemen Psikiatri S.P mendapat inform consent
Medical College dan Associated Group of
Hospital, Bikaner (Rajasthan  dari bulan
Januari 2015 sampai Juli 2015
METODELOGI PENELITIAN-KRIETRIA
INKLIUSI DAN EKSKLUSI
Kriteria inklusi Kriteria ekslusi

 Pasien wanita atau laki-laki semua  Pasien dengan penyakit kejang


usia  Paien dengan kelainan otak organic
 Terdiagnosa gangguan disosiatif  Pasien dengan retardasi mental
(konversi) berdasarkan kriteria
 Pasien yang tidak bersedia untuk
ICD-10
berpartisipasi
 Bersedia untuk berpartisipasi dan
mengisi kuisioner
METODELOGI PENELITIAN-
DATAPerforma profil klinis
Self-designed performa

 Didesain untuk mendokumentasikan profil


 didesain untuk mendokumentasikan
klinis pasien
karakteristik pasien

 berupa keluhan utama pasien, durasi


 berupa nama, usia, jenis kelamin, status
penyakit, stressor/faktor presipitasi, riwayat
pernikahan, pekerjaan, pendapatan per trauma masa kecil atau sebelumnya, riwayat
kapita, sttaus edukasi, agama, detail dari keluarga, sumber dari penyakit lain dari aspek
tipe keluarga, lokalitas di tempat pasien lainnya, durasi antara waktu munculnya
tinggal, dan alamat gejala dan pencairan terapi, dan pemeriksaan
fisik umum
METODELOGI PENELITIAN-
DATA
Skala lingkungan keluarga (FES)

 FES diciptakan oleh Moos (1974)  kemudian diadopsi dan


distandarisasi oleh Joshi dan Vyas (1987)
 Dicipatakan untuk menentukan karakteristik lingkungan interpersonal
dan menilai persepsi lingkungan keluarga
 Kuisioner terdiri dari 90 pernytaan menilai domain kohesis, orientasi
pencapaian, emphasis agama-moral, dan lainnya  setiap poin
memiliki skala o-4
METODELOGI PENELITIAN-
DATA
Family Burden Interview Schedule (FBIS)

 FBIS dicipatakan oleh Pai dan Kapur di tahun 1981  untuk mengukur beratnya beban
keluarga atau caregiver pada waktu luang keluarga, interaksi keluarga, atau efek pada
kesehatan fisik dan mental pada keluarga

 Sub-kategori  berupa beban finansial, efek pada aktivitas keluarga rutin, efek pada
waktu luang di keluarga, efek pada interaksi kelaurga, efek pada kesehatan fisik dan mental
anggota keluarga. Setiap kategori memiliki skor 0-2

 Reabilitas kusioner adalah 0,78 dan validitas korelasional adalah 0,72


METODELOGI PENELITIAN-ANALISIS
 Kelompok laki-laki dan perempuan
 Analisis dilakukan dengan software dibanding untuk variable
SPSS-23 demografis dan klinis

 Data deskriptif  ditampilkan  Variable kontiniu ditribusi normal


dalam bentuk frekuensi, persentase,  dianalisis dengan t-test
rerata, dan standard deviasi independed, ; sedangkan variable
diskret  dianalisis dengan test
chi-square
HASIL PENELITIAN-KARAKTERISTIK SUBJEK
 Dari 112 pasien yang diksrining  100 pasien memenuhi krietria dan
dimasukkan untuk analisis lanjut

 Berdasarkan variable sosiodemografis yang ada  60% sampel adalah


perempuan dan 40% laki-laki

 Dari 60 wanita  66,7% meninkah ; sementara pada laki-laki, yang


menikah adalah 67,5% dari total 40 pasien
HASIL PENELITIAN-KARAKTERISTIK SUBJEK
 46% pasien tidak bekerja  dimana 23,3% pada kelompok perempuan dan
80% pada kelompok laki-laki

 Sebagian besar pasien memiliki tingkat edukasi pendidikan primer pada


36% dari 100 pasien, dengan latar belakang tinggal di pedesaan/rural
(83%)
HASIL PENELITIAN-KARAKTERISTIK SUBJEK
Berdasarkan kriteria ICD-10 :

 74% pasien memiliki disosiatif konvulsi dan 45% nya adalah perempuan
 12% memeiliki anesthesia dan hilangnya perasaan sensori, dimana merupakan bagian
dari 8,5% kelompok perempuan dan 17,5% dari kelompok laki-laki
 4% pasie memiiki amnesia, dimana merupakan 5% dari kelmpok perempuan
 5% pasien memiliki kelainan motoric, dimana merupakan 5% dari kelompok
perempuan
 6,7% pasien perempuan memiliki kelainan pergerakan dan sensasi, sementara 2,5%
pasien laki-laki memiliki gejala kerasukan
HASIL PENELITIAN-KARAKTERISTIK SUBJEK

Berdasarkan stresor yang dicari :

 63% pasien memiliki masalah keluarga dan 58,4% dari mereka adalah
perempuan
 15% pasien memilik riwayat putus dalam hubungan cinta
 7% pasien memilki riwayat perceraian
 3,3% memilki masalah dalam studi
HASIL PENELITIAN-LINGKUNGAN KELUARGA
 Pada dimensi relationship  yang berbeda secara bermakna antar kelompok gender
adalah pada rerata skor kohesi keluarga pada kelompok laki-laki adalah 20,40 dan
perempuan adalah 17,87 ( p<0,01), dan rerata skor konflik (18,33 vs 16, 82), p = 0,034,
dan oreinetasi pecapaian (17,65 vs 16,17), p=0,027

 Pada dimensi pertumbuhan personal  yang yang berbeda secara bermakna antar
kelompok gender adalah rerata skor orientasi intelektual (20,21 vs 16,25), p=0,000 ;
rerata skor orientasi rekreasional aktif (14,01 vs 11,72), p=0,000 ; dan emphasis agam-
moral (21,91 vs 23,97), p=0,005

 Tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok gender pada dimensi pertahanan sistem
HASIL PENELITIAN-SKALA FIBS
 Skor beban finansial pada perempuan adalah 4,96 dan pada laki-laki
adalah 4,95 (p>0,05)

 Skor errata disrupsi pada aktivitas regular keluarga dan pekerjaan adalah
6,17 pada perempuan dan 7,45 pada laki-laki (p>0,05)

 Rerata skor total pada efek ksehatan fisik di anggota keluarga lain adlah
1,71 pada kelompok perempuan dan 2,12 pada kelompok laki-laki
(p>0,05)
HASIL PENELITIAN-SKALA FIBS
 Rerata skor total pada efek kesehatan mental di anggota keluarga lain
adalah 2,93 pada kelompok perempuan dan 2,87 pada kelompok laki-laki
(p> 0,05)

 Rerata skor disrupsi pada waktu luang keluarga adalah 3,83 pada
kelompok perempuan dan 3,80 pada kelompok laki-laki (p> 0,05)

 Rerata skor disrupsi pada hubungan keluarga adalah 2,85 di kelompok


perempuan dan 2,90 di kelompok laki-laki (p>0,05)
DISKUSI
 Stressor teridentifikasi pada 90% pasien  mulai dari adanya
disrupsi pada hubungan dengan mertua, perceraian, pasangan yang
tinggal dengan jarak jauh, konflik dengan orang tua, konflik pada
kejrnaa, dsb

 Kejadian dengan tingkat stress yang tinggi  dpt mengambil alih


kontrol individu  sehingga terjadi distress emosional dan
ketidakmampuan menjaga emosi secara signifikan

 Studi ini menunjukkan kejadian lebih tinggi pada kelompok


perempuan yang sudah meinkah  juga serupa pada studi oleh
Trivedi et al (2006)
DISKUSI
 Kelompok laki-laki lebih memiliki stresor masalah edukasi atau
keluarga  sementara perempuan akiabt masalah hubungan
percintaan atau masalah finansial

 Pada kuisoner lingkungan keluarga  dimensi pertumbuhan


personal dan dimensi relationship  memiliki perbedaan skor yang
signifikan antar kelompok laki-laki dan perempuan

 Skor kohesi dan ekspresif, skor indepedensi dan orientasi pencapaian


pada kelainan disosiasi memiliki nilai di bawah rerata  sementara
nilai konflik adalah diatas rerata.
DISKUSI
 Dimensi orientasi kultual, orientasi pencapaian, emfasi moral-agama
 memiliki dampak dan hubungan signifikan dengan gejala pasien
disosiasi

 Kelompok dengan gangguan somatisasi lebih banyak memiliki


konflik keluarga dan skor kohesi yang rendah  hal ini juga sesuai
dengan studi oleh Narang et al (2005) dan Drerup et al (2013)

 Beebrapa strategi manajemen komprehensif untuk pasien konversi 


mengatasi kelainan pada banyak domain yang ada  untuk
memfasilitasi rehabilitasi pasien.
DISKUSI
 Di dalam studi ini  kelompok wanita lebih banyak
mengalami beban finansial dan disrupsi pada waktu luang
keluarga  sementara kelompok laki-laki lebih banyak
mengalami beban pada aktivitas regular dan efek dari
kesehatan fisik/mental anggota keluarga lain  juga sejalan
dari studi oleh Sen et al (2012) dan Shareef et al (2013)

 Pada studi oleh Singh et al (2014)  beban keluarga yang


tinggi terjadi pada penderita perempuan, usia tua, tingkat
edukasi rendah, tanpa pekerjaa, dan pada anggota keluarga
yang merawat pasien dengan usia lebih muda
KESIMPULAN
 Penelitian ini menunjukkan bahwa kelainan disosiatif
berkaitan dengan beban penting dalam keluarga, seperti
gangguan pada waktu luang, kesehatan fisik dan mental,
beban finansial, dan hubungan interpersonal. Secara jells
juga dinyatakan jika lingkungan keluarga (pertumbuhan
personal dan dimensi relationship) memiliki efek pada
gejala pasien disosiasi. Kohesi dan ekspresuf yang buruk
dan konflik negative pada keluarga berkaitan dengan
terjadinya gejala disosiasi. Oreinetasi pencapaian,
kultural-intelektualm rekreasional aktif juga memiliki
peran penting dalam timbulnya gejala disosiasi.
Dibutuhkan studi prospektif dengan sampel yang lebih
besar ke depannya.
CHECKLIST FOR
CRITICAL
APPRAISAL
1 Pendahuluan

  Latar Belakang

Apakah judul sesuai kaidah dan Judul terdiri dari 11 kata, cukup menarik, namun tidak menggambarkan
menarik? desain penelitian. Subjek dan fokus penelitian sudah terdeskripsi pada
judul
  Apakah besarnya masalah dan Besarnya masalah tidak ditampilkan dalam penelitian, baik dalam
manfaat terdeskripsi dengan bentuk prevalensi, insidens, ataupun morbiditas.
jelas dalam latar belakang ?  
Manfaat penelitian juga tidak dideskripsikan dalam latar belakang

  Apakah latar belakang disusun Iya, tinjauan pustaka relevan dan baik
dari berbagai tinjauan pustaka
yang sesuai?
  Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah melihat stressor dan peran pada lingkingan
Apakah tujuan penelitian keluarga dalam terjadinya disosiasi, serta pemerikaan beban keluarga
dideskripsikan dengan jelas? akibat adanya pasien disosiasi (terlampir pada ringkasan penelitian)
Apa hipotesis penelitian?
2 Metode Penilitian
  Populasi/subjek penelitian Disebutkan bahwa populasi berasal dari Departemen Spikatri
Apakah disebutkan populasi SP Medical College dan RS berkaitan di Rajsthan. Populasi
target/populasi terjangkau? target adalah pasien dnegan diagnosis gangguan disosiasi
(F44)

  Apakah kriteria inklusi dan Iya secara gamblang (terlampir pada ringkasan penelitian)
eksklusi disebutkan?

  Desain Penelitian
  Apakah dideskripsikan tentang Tidak, namun ditentukan secara eksplisit, yaitu berupa corss-
desain penelitian sectional

  Apakah terdapat informasi Tidak disebutkan secara eksplisit, namun diperlukan


tentang desain dan perhitungan sampel yang jelas, populasi target yang dapat
hubungannya dengan kualitas merepresntasikan populasi secara umum, proses alokasi subjek
penelitian? yang jelas, serta instrument harus valid dan reliabel
  Apakah terdapat hubungan Iya. Peneliti ingin mengkaji adanya stressor pada pasien
desain penelitian dan disosiasi, sehingga desain yang cocok adalah kohort retrospektif
pertanyaan penelitian? atau cross-sectional.

  Apakah ada bias yang terjadi Iya, terutama pada peemeriksaan beban keluarga, karena
karena metodelogi penelitian? dilakukan secara cross-sectional. Tidak dilakukan blinding pada
investigator juga berisiko menimbulkan bias

  Besar Sampel Tidak dijelaskan mengenai rumus perhitungan sampel, cara


Apakah dijelaskan cara subjek dialokasikan. Namun dilakukan diskripsi perbedaan
perhitungan sampel, kelompok disosiasi gender laki-laki dan perempuan
pengambilan sampel, dan
perbedaan antar kelompok
  Pengambilan Data

  Bagaimana dengan frekuensi Pengambilan data dilakukan hanya 1 kali, karena studi adalah
pengambilan data? cross-sectional

  Apa variabel yang dikur? Variable social demografis, stressor dan sumber konflik
lainnya, lingkungan keluarga, dan beban keluarga

  Bagaimana cara data diukur? Data diukur menggunakan kuisoner

  Apakah pengukuran data valid Kuisioner lingkungan kelaurga dan beban keluarga sudah
dan reliabel? tervalidasi dan reliabel. Nilai dari validitas dan reabilitas
ditampilkan pada studi ini
  Pengelolahan Data

  Apakah uji statistic yang Iya sesuai, uji dilakukan secara diskriptif, dengan
digunakan sesuai dengan analsiis tambahan berupa analsiis perbandingan
hipotesis? antar kelompok gender
  Apa perangkat program SPSS versi 23.0
yang digunakan?  
3 Intervensi

  Bagaimana diskripsi dari Tidak relevan untuk studi corss-sectional


intervensi yang diberikan?

  Bagaimana pemilihan sampel Tidak relevan untuk studi corss-sectional


dalam kelompok dilakukan,
metode randomisasi, dan
siapa yang melalukan
randomisasi?

  Apakah kedua kelompok Tidak relevan untuk studi corss-sectional


dimulai dengan keadaan yang
sama?
4 Hasil penelitian

  Bagaimana tentang hasil (terlampir pada ringkasan penelitian)


penelitian utama dan kedua?

  Bagaimana kesimpulan hasil Kemaknaan secara statistic tidak dapat ditentukan, karena tidak
penelitian serta maknanya ada nilai confidence interval yang ditampilkan. Nilai p-value
secara statistic? hanya ditampilkan untuk membandingkan variable kelompok
gender, dan tidak memberikan informasi yang bermakna.

5 Bagaimana analisis terhadap Sesuai. Metode analisis adalah dengan t-test untuk data kontiniu
kesesuaian jenis statistic yang dan chi-square untuk data kategorik
digunakan dengan jenis
pengukuran dan metode
peneltiian?
6 Apa makna klinis dari hasil Tidak dapat ditentukan secara statistic, namun secara deskriptif, skor kohesi
penelitian? dan ekspresif di keluarga, skor indepedensi dan orientasi pencapaian pada
kelainan disosiasi memiliki nilai di bawah rerata, sementara nilai konflik
adalah diatas rerata. Pasien disosiasi memiliki beban keluarga hampir pada
semua domain
7 Sample drop-out

  Apa penyebab drop-out? Tidak dijelaskan dalam studi ini, seberapa besar kelompok non-responder.
Namun secara eksplisit dapat dikatakan adalah 0%
  Bagaimana hubungan dengan Tidak ada
analisis statistic?

  Apa efeknya terhadap hasil Tidak ada


penelitian?
8 Pembahasan dan implikasi klinis
 
  Bagaimana analisis Hampir keseluruhan hasil sesuai dengan pustaka yang
perbandingan hasil sudah ada sebelumnya. Namun pustaka yang
penelitiannya dengan dimasukkan terbatas dan memiliki tahun publikasi
peneliti sebelumnya, dan yang lama
penjelasan dari hasil
penelitian?
  Apa • Sangat sedikit penelitian serupa yang dapat dibandingkan, akibat
keterbatasan perbedaan dalam dimensi fokus penelitian yang ada
penelitian? • Evaluasi terhadap beban keluarga dilakukan secara cross-sectional,
sehingga kurang reliabel
• Investigator tidak di non-blind
• Rumus perhitungan sampel dan alokasi subjek tidak dijelaskan
• Perbandingan dilakukan antar kelompok laki-laki dan perempuan, akan
lebih baik jika dilakukan antar kelompok pasien disosiasi dan sehat
• Beberapa mediator beban keluarga penting tidak diperiksa, seperti coping,
ekspresi emosi, penghargaan, dan dukungan social
• Peneliti tidak menghitung nilai dari confidence-interval yang ada
• Tidak disertakan justifikasi peneliti pada hasil penelitian yang sudah
didapatkan
  Apa  Merupakan studi baru yang meneliti mengenai beban keluarga pada
kekuatan pasien disosiasi
penelitian?  Penelitian memiliki pertanyaan/tujuan studi yang spesifik dan
terstruktur
 Terdapat kesesuaian tujuan studi dan metodelogi penelitian
 Sampel studi dapat merepresentasikan sampel disosiatif secara
keseluruhan
 Kuisioner dalam penelitian valid dan reliabel
 Peneliti memiliki outcome jelas, dan mengidentifikasi faktor risiko
yang penting
 Hampir seluruh pustaka pembanding memiliki hasil yang sinergis
dengan hasil studi
  Bagaimana implikasi Penelitian memiliki kualitas yang cukup baik, namun
hasil penelitian terkait proses sampling kurang jelas, dan analsisi hasil
dengan kualitas penelitian kurang sensitive, sehingga kemaknaan
penelitian, dan apakah secara staitstik tidak dapat ditentukan.
dapat  
digeneralisir/diaplikasi? Penelitian dapat digeneralisir, karena sampel
penelitian yang dapat merepresentasikan populasi
secara umum, kriteria inklusi dan eksklusi valid dan
reliabel, dan tingkat non-responder 0%
  Bagaimana kesimpulan (terlampir pada ringkasan penelitian)
dari hasil penelitian?

9 Kesimpulan telaah kritis Penelitian termasuk ke dalam jenis penelitian yang


jurnal cukup baik, dengan validitas internal yang cukup
baik, namun kepentingan yang memiliki hasil hanya
dapat dilihat secara diskriptif, serta generabilitas
yang baik. Penelitian reliabel untuk diulang pada
senter yang berbeda.
APPRAISAL CHECKLIST FOR CROSS-
SECTIONAL STUDY-
BRITIS MEDICAL JOURNAL
  Don’t know/
Question Yes No Comment
Introduction
1 Were the aims/objectives of the study clear?
V    

Methods
2 Was the study design appropriate for the stated aim(s)?
V    

3 Was the sample size justified?  


V  

 
4
Was the target/reference population clearly defined? (Is it clear who the
research was about?) V    

 
5
Was the sample frame taken from an appropriate population base so that it
closely represented the target/reference population under investigation? V    
APPRAISAL CHECKLIST FOR CROSS-
SECTIONAL STUDY-
 
BRITIS MEDICAL JOURNAL  
6 Was the selection process likely to select subjects/participants that were
representative of the target/reference population under investigation?
  V
7  
Were measures undertaken to address and categorise non-responders?   V
   
8 Were the risk factor and outcome variables measured appropriate to the aims
of the study? V  

   
9 Were the risk factor and outcome variables measured correctly using
instruments/measurements that had been trialled, piloted or published previously? V  

   
10 Is it clear what was used to determined statistical significance and/or
precision estimates? (e.g. p-values, confidence intervals)
  V
   
11 Were the methods (including statistical methods) sufficiently described to
enable them to be repeated? V  
APPRAISAL CHECKLIST FOR CROSS-
SECTIONAL STUDY-
Results
BRITIS MEDICAL JOURNAL
12 Were the basic data adequately described?
V    

13 Does the response rate raise concerns about non-response bias?  


V  

14 If appropriate, was information about non-responders described?  


V  

15 Were the results internally consistent?


V    

16 Were the results presented for all the analyses described in the methods?
V    

Discussion
17 Were the authors' discussions and conclusions justified by the results?
V    

18 Were the limitations of the study discussed?


V    

Other
 
19
Were there any funding sources or conflicts of interest that may affect the
authors’ interpretation of the results?
 
V  

20 Was ethical approval or consent of participants attained?


V    
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai