Anda di halaman 1dari 32

Analisis Dampak Pembangunan

Jembatan Suramadu Terhadap


Masyarakat di Kawasan Kec.Labang,
Kab.Bangkalan- Madura
1. Sekilas Tentang Jembatan Suramadu
• Jembatan Suramadu :jembatan yang melintasi Selat Madura yang
menghubungkan antara Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura
(di Bangkalan), merupakan jembatan terpanjang di Indonesia untuk
saat ini. Terdiri dari 4 lajur 2 arah selebar 3,5 meter dengan 2 lajur
darurat selebar 2,75 meter.Juga terdapat lajur khusus bagi
pengendara sepeda motor disetiap sisi luar Jembatan. Jembatan
Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang, jembatan
penghubung dan jembatan utama.
• Data Umum Proyek
No Jembatan : - Panjang : 5.438 m
Lebar : 30 m Bentang Terpanjang : 434 m
Kondisi Umum : Aktif Jenis Jembatan : Cable Stayed Tanggal
Mulai : 23/08/03 Tanggal Selesai : 01/0109
Tanggal Peresmian:10 Juni 2009
Yang Meresmikan : Susilo Bambang Yudhoyono
Biaya : 4,5 M
• Lokasi Proyek
Gambar Jembatan
Suramadu pada siang
hari

Gambar Jembatan
Suramadu pada malam
hari
2. Studi Kasus Pengaruh adanya Jembatan Suramadu
Memiliki potensi sebagai generator pembangkit, namun apabila tidak
dikendalikan maka diprediksi akan membawa pengaruh perubahan
terhadap pengembangan wilayah di kawasan kaki Jembatan Suramadu
dan sekitarnya baik pada sisi Surabaya maupun Bangkalan seperti :
• menurunnya fungsi bangunan dan kualitas lingkungan
• nelayan mengalami penurunan income karena berkurangnya populasi
ikan dan kerang di daerah perairan,
• adanya penurunan terhadap hasil pertanian (petani merelakan
lahannya guna kepentingan pengembangan Jembatan Suramadu)
• banyak warga masyarakat yang menjadi pengangguran karena
kurangnya lapangan pekerjaan. Yakin(2013),
3. AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan)
Dalam proses pengerjaan AMDAL salah satu proses awal yang perlu
ditelusuri adalah proses Screening atau penapisan lalu dilanjutkan
dengan proses pelingkupan (Scoping)
4. Rencana Kegiatan Pembangunan Jembatan Suramadu
Rencana kegiatan yang dilakukan dalam pembangunan Jembatan
Suraadu ini dibagi menjadi tigas bgaian, yaitu prakonstruksi,
konstruksi, dan pasca konstruksi.

5. Rona Lingkungan Awal


Kondisi lingkungan awal yang ada di wilayah Kab.Bangkalan sebelum
adanya Jembatan Suramadu dapat dilihat dari dua aspek sebagai berikut :

1. Sosial Ekonomi
Kondisi perekonomian khususnya pendapatan daerah kabupaten
Bangkalan sebelum adanya jembatan Suramadu menunjukkan angka
yang positif. Setiap tahun terjadi peningkatan sebesar 5 – 6%
Tabel 1Perkembangan pendapatan daerah Kabupaten Bangkalan tahun 2002 – 2009
Tahun Perkembangan
Pendapatan daerah (Juta Rupiah)

2.085.885,48 -
2002
2003 2.180.542,43 4,54
2004 2.575.129,14 18,10
2005 2.697.572,26 4,75

2006 2.822.831,39 4,64


2007 2.960.986,54 4,89
2008 3.102.725,52 4,79
2009 3.257.069,05 4,97

Sumber : Buku Bangkalan dalam Angka dalam Hotijah (2010)

2. Sosial Budaya
Sebelum adanya Jembatan Suramadu keadaan sosial budaya Masyarakat
khsusnya di sisi Madura sangatlah primitif, hal ini disebabkan sulitnya
akses transportasi untuk menuju kota besar seperti Surabaya.
Sosial budaya dalam masyarakat Madura khususnya Kab.Bangkalan
sebelum adanya Jembatan Suramadu adalah hampir tidak pernah
mengalami kasus yang negatif (peredaran narkoba). Dengan demikian
dapat dikatakan pula bahwa budaya yang dianut oleh masyarkat Madura
adalah budaya yang benar-benar dijaga kearifannya oleh masyarakatnya
dari turun-temurun.
6. Penapisan (Screening) Studi Kasus
Berdasarkan kriteria dampak penting yang telah disebutkan di UU.
Nomor 32 tahun 2009 pasal 22 (2) maka dapat diambil dampak penting
dari studi kasus mengenai pembangunan Jembatan Suramadu adalah
sebagai berikut :
1. Luas wilayah persebaran dampak
Wilayah yang diperkirakan terkena dampak dibangunnya Jembatan
Suramadu adalah Kecamatan Tambaksari, Bulak dan Kenjeran di
Surabaya, Kecamatan Labang, Tragah dan Burneh di Kabupaten
Bangkalan Madura, serta alur Selat Madura yang merupakan sarana lalu
lintas dan sumber mata pencaharian nelayan
2.Jumlah penduduk yang terkena dampak
Jumlah penduduk Kab.Bangkalan yang merasakan dampaknya secara
langsung pasca pembangunan Jembatan Suramadu ditunjukkan dengan
adanya penurunan jumlah tenaga kerja yang drastis pada tahun 2007
sebesar 1770 orang dari 3784 pada tahun sebelumnya, padahal
perkembangan jumlah perusahaan industri kecil, jumlah tenaga kerja
serta nilai produksinya rata- rata meningkat dari tahun 2002 hingga
2008 (sebelum diopersikannya jembatan Suramadu (Hotijah, 2010).

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan akan berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, seperti tetap menurunnya jumlah
penumpang kapal ferry dan tidak kembalinya populasi ikan maupun
kerang yang dulunya ada diperairan tepatnya bawah Jembatan
Suramadu
4.Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Pada saat konstruksi memberikan dampak yang sangat merugikan
terhadap nelayan, karena banyaknya bahan material yang masuk
kedalam perairan menyebabkan kerusakan ekosistem dari biota laut.
5. Kumulatif dampak
Untuk kumulatif dampak tidak terlalu menyebabkan dampak yang
berkepanjangan karena banyaknya dampak positif yang diperoleh setelah
dibangunnya jembatan, diantaranya adalah bertambahnya Income
perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan & semakin lancarnya
transportasi yang melintasi pulau Madura dan Jawa sehingga dapat
menigkatkan kegiatan ekonomi

6. Berbalik atau tidaknya dampak


Adanya pembangunan Jembatan Suramadu yang awalnya memiliki
banyak dampak negatif namun setelah berdirinya memberikan beberapa
dampak positif sehingga dampak negatifnya dapat dipulihkan, seperti
bertambahnya Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan
sebanyak 93,63 % karena semakin lancarnya transportasi yang dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi.Namun ada juga dampak yang tidak
berbalik menguntungkan atau tidak dapat dipulihkan, seperti jumlah
penumpang kapal ferry yang akan tetap tidak mengalami kenaikan
kecuali di waktu-waktu tertentu setelah adanya Jembatan Suramadu.
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan IPTEK

Pembangunan Jembatan Suramadu memberikan dampak positifyang


dirasakan masyarakat Desa Sukolilo Barat Kec. Labang Kab. Bangkalan:
• segi pendidikan yang ditandai dengan munculnya dua sekolah negeri
baru yakni SMK dan SMP. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya
usaha untuk membangun SDM yang berkualitas.
• training, workshop dan sosialisasi khususnya kepada nelayan dalam
rangka membangun SDM berkualitas yang dilakukan oleh Badan
Pengembangan Wilayah Suramadu (Yanti dkk, 2015).
 

7. Pelingkupan (Scoping) Studi Kasus


Pada tahap pelingkupan ini dilakukan penetapan terhadap dampak
penting yang ditimbulkan dari adanya Jembatan Suramadu
Identifikasi Dampak Potensial
Dilakukan analisa dampak yang terjadi berdasarkan 3 komponen, yakni
ditinjau dari komponen biogeofisik, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing komponen tersebut :
Komponen Biogeofisik
a. Perubahan Bentuk Lahan
Konstruksi : Kegiatan pembukaan lahan untuk jalur transportasi
sehingga memudahkan askes menuju Jembatan Suramadu.
 
b. Penurunan Kualitas Air Laut
• Konstruksi : Masuknya meterial bahan bangunan ke dalam laut
menyebabkan kekeruhan air dan terganggunya kelangsungan hidup
biota yang ada di dalam perairan di bawah JembatanSuramadu.
Dengan demikian maka ekosistem dari biota laut tersebut akan
bermigrasi ke wilayah perairan lain yang dianggap lebih aman.
• Pasca Konstruksi :Akumulasi dari pembuangan bahan material
bangunan yang tidak disengaja meyebabkan kualitas air semakin
memburuk.
c. Penurunan Kualitas Udara Bersih
Konstruksi: Adanya pencemaran udara dari bahan material bangunan
dan kegiatan transportasi di sekitar proyek pembangunan.
Pasca Konstruksi: Peningkatan transportasi di Kab. Bangkalan berpotensi
meningkatnya pula kadar emisi karbon(menimbulkan pencemaran udara)

Komponen Sosial Ekonomi


a. Perubahan Pendapatan Masyarakat
• Prakonstruksi : Adanya jual beli lahan milik masyarakat oleh
pemerintah dengan harga yang tidak terlalu sesuai dengan keinginan
masyarakat setempat.

• Konstruksi : Penurunan pendapatan nelayan dan petani yang


disebabkan karena migrasinya sebagian besar populasi ikan dan
kerang, serta para petani yang masih belum mendapatkan lahan
penggantinya untuk bercocok tanam. Hal demikian menyebabkan
pendapatan mereka sangat menurun dari keadaan biasanya
• Pasca Konstruksi : Adanya peningkatan pendapatan bagi masyarakat
yang berjualan sebagai PKL di sekitar jalan akses menuju Jembatan
Suramadu. Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan telah
bertambah sebanyak 93,63 %. Hal ini disebabkan semakin lancarnya
transportasi yang juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi, namun
muncul dampak negatif seperti bangkrutnya MPU karena penumpang
lebih memilih akses jalan yang mudah dijangkau dengan melintasi
Jembatan Suramadu

b. Ketenangan Masyarakat
Konstruksi: ketidaknyamanan kelangsungan hidup warga msyarakat
sekitar kawasan pembangunan proyek yang disebabkan adanya suara
bising dari alat bangunan yang dipakai untuk pembangunan jembatan.
Pasca Konstruksi : semakin banyaknya alat transportasi yang melintasi
Jembatan Suramadu sehingga dapat menimbulkan keramaian di jalan
raya seperti kendaraan yang melintasi kecamatan Burneh – Bangkalan
b. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Konstruksi : Perektrutan buruh untuk membantu dalam pengangkutan
material, transportasi dan buruh bangunan.
PascaKonstruksi: masyarakat sekitar mendapatkan lahan untuk
membuka usaha seperi berjualan di sekitar jalan akses menuju Jembatan
Suramadu.
Komponen Sosial Budaya
a. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
Prakonstruksi :Masyarakat madura terutama Kab.Bangkalan masih
berperilaku berdasarkan budaya agama yang dianutnya, sehingga
masalah-masalah negatif masih sangat jarang terjadi,masyarakat Madura
masih sering menggunakan teknologi yang tradisional dalam melakukan
aktivitasnya.
Pasca Konstruksi : Masuknya budaya luar Pulau Madura yang tidak
dapat disaring oleh masayarakat Madura terutama kalangan remaja. Hal
tersebut ditunjukkan dengan banyak timbulnya kasus mengenai
perampokan yang disertai dengan pembunuhan dan pengedaran narkoba.
Tabel 2. Identifikasi Dampak Kegiatan Pembangunan Jembatan
Suramadu Terhadap Masyarakat Kec.Labang, Kab.Bangkalan – Madura
   
Tahap Tahap Tahap Pasca
No Komponen Lingkungan
Prakonstr uksi Konstruksi Konstruksi

Komponen Biogeofisik      

1 Perubahan bentuk lahan   √  

2 Penurunan Kualitas Air Laut   √ √

3 Penurunan Kualitas Udara Bersih   √ √

Komponen Sosial Ekonomi      

1 Perubahan Pendapatan Masyarakat √ √ √


2 Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha   √

Komponen Sosial Budaya      

1. √   √
Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
2.  
Ketenangan Masyarakat √ √
Evaluasi Dampak Potensial
Berikut adalah hasil evaluasi dari masing-masing dampak potensial
berdasarkan 3 komponen :
a. Komponen Biogeofisik
1. Perubahan bentuk lahan : perubahan bentuk lahan yang awalnya
merupakan lingkungan persawahan kini menjadi jalan akses menuju
Jembatan Suramadu khususnya dari arah Kab. Bangkalan
2. Penurunan Kualitas Air Laut
Kualitas air laut yang ada di sekitar area proyek menjadi tercemar karena
masuknya material bangunan ke dalam air secara tidak sengaja sehingga
menyebabkanya terganggunya ekosistem biota aquatik dan nantinya
berdampak pada warga masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada
hasil laut.
3. Biota aquatik
Menurunnya kualitas air laut menyebabkan ekosistem biota aquatik
menjadi terganggu sehingga berpotensi mengusir populasi ikan dan
kerang yang ada di area bawah Jembatan Suramadu.
4. Penurunan Kualitas Udara Bersih
• Konstruksi: wilayahdi sekitar proyek pembangunan menjadi
tercemar terutama semakin sedikitnya kesediaan udara bersih yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, Kec.Labang Kab. Bangkalan.
• Pasca kontruksi : jumlah alat transportasi yang melintasi wilayah
Kab. Bangkalan semakin meningkat sehingga warga masyarakat
Kec.Burneh sering merasakan dampak dari polusi kendaraan
b. Komponen Sosial Ekonomi
1. Pendapatan Masyarakat
• Konstruksi : merugikan para nelayan, adanya penurunan hasil panen
petani karena banyak lahan yang digunakan untuk pengembangan
jembatan
• Pasca konstruksi :bangkrutnya MPU,turunnya jumlah penumpang
kapal ferry secara drastis karena akses melalui Jembatan Suramadu
lebih efisiensi terhadap waktu.
Dampak positif : menyebabkan Income perkapita rata-rata per tahun di
Bangkalan bertambah sebanyak 93,63 % karena semakin lancarnya
transportasi yang juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi.
2. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
• Prakonstruksi & Konstruksi : keterlibatan tenaga kerja yang diambil
sebagian dari masyarakat lokal untuk mengangkut material bangunan
• Pasca operasi Jembatan Suramadu terjadi pertumbuhnya aktivitas
perekonomian di sekitar Jembatan Suramadu karena adanya
pedagang kaki lima (PKL).
c. Komponen Sosial Budaya
1. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
• Prakonstruksi: masyarakat Kab.Bangkalan masih berperilaku
berdasarkan budaya agama yang dianutnya, sehingga masalah-
masalah negatif masih sangat jarang terjadi. Misalnya kasus
pencurian,pembunuhan,maupun pengedaran narkoba, masyarakat
Madura masih sering menggunakan teknologi yang tradisional dalam
melakukan aktivitasnya.
• pengoperasian jembatan menyebabkan masuknya budaya luar Pulau
Madura yang tidak dapat disaring oleh masayarakat Madura terutama
kalangan remaja seperti timbulnya kasus mengenai perampokan yang
disertai dengan pembunuhan dan pengedaran narkoba.
3. Ketenangan Masyarakat
• Konstruksi :terjadi ketidaknyamanan kelangsungan hidup warga
masyarakat sekitar kawasan pembangunan proyek yang disebabkan
adanya suara bising dari alat bangunan yang dipakai untuk
pembangunan jembatan.
• Pasca Konstruksi semakin :banyaknya alat transportasi yang
melintasi Jembatan Suramadu sehingga dapat menimbulkan
keramaian di jalan raya seperti kendaraan yang melintasi kecamatan
Burneh – Bangkalan.
 
Hasil Proses Pelingkupan
Dampak Penting Hipotetik

Setelah dilakukan evaluasi terhadap potensi damapak dari kegiatan


pembangunan Jembatan Suramadu maka dapat diperoleh dampak
hipotetik sebagai berikut :
a. Komponen Biogeofisik
1. Kualitas Air Laut
2. Biota aquatik
3. Kualitas Udara Bersih
b. Komponen Sosial Ekonomi
1. Perubahan Pendapatan Masyarakat
2. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
c. Komponen Sosial Budaya
1. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
 
Setelah diketahui dampak hipotetik yang ditimbulkan dari pembangunan
 
Jembatan Suramadu maka diperoleh dampak penting yang benar-benar
harus diperhatikan baik pada tahapan prakonstruksi, konstruksi, maupun
pasca konstruksi. Berikut adalah dampak yang harus di prioritaskan
kelangsungannya :
Klasifikasi dan prioritas
1. Perubahan sosial ekonomi masyarakat
2. Pembenahan kualitas air dan udara bersih
Prakiraan Dampak Penting

Kegiatan pembangunan Jembatan Suramadu dapat memberikan dampak


pada komponen lingkungan yang ada di Kec. Labang Kab.Bangkalan –
Madura. Besaran dampak akan dievaluasi dengan menggunakan metode
matriks leopold. Matriks leopold merupakan metode yang dirancang
untuk meganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi
yang berada di suatu wilayah. Metode ini memberikan informasi
mengenai hubungan dan pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan

Matriks Leopold merupakan interaksi antara komponen kegiatan dengan


komponen lingkungan. Langkah dalam matriksi ini adalah menentukan
besarnya dan pentingnya dampak yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan
proyek. Berikut adalah skala besarnya dampak dan pentingnya dampak
yang akan disajikan dalam tabel berikut
Tabel 3. Skala Besaran Dampak Tabel 4. Skala Pentingnya Dampak
 
N Skal Persentasi Keterangan No. Skala Keterangan Dampak
o. a Dampak
1. 1 10% - 20% Sangat Kecil 1. 1 Sangat Tidak Penting

2. 2 20% - 40% Kecil 2. 2 Tidak Penting

3. 40% - 60% Sedang 3. 3 Sedang


3

4. 4 60% - 80% Besar 4. 4 Penting

5. 5 80% - 100% Sangat Besar 5. 5 Sangat Penting


Tabel 5. Prakiraan Dampak Besar Pada Setiap Tahapan Kegiatan
Dari analisis tabel yang dipaparkan sebelumnya maka setiap tahap
kegiatan pembangunan Jembatan Surmadu memiliki persentase dampak
yang berbeda, berikut akan dijabarkan persentasi besarnya dampak yang
ditimbulkan berdasarkan tahap kegiatannya :
• Tahap Kegiatan Prakonstruksi
Berdasarkan porsi nilai besaran dampak yang diberikan dalam tabel 6
menunjukkan bahwa tahap kegiatan prakonstruksi menyumbang dampak
sebesar 40-80%, yang mana pada tahap kegiatan pra konstruksi ini lebih
banyak mendatangkan dampak positif seperti masih kentalnya budaya
masyarakat Madura terutama di daerah Kab. Bangkalan sehingga
masyarakat masih jauh dari kasus kejahatan.
• Tahap Kegiatan Konstruksi
Berdasarkan porsi nilai besaran dampak yang diberikan dalam tabel 6
menunjukkan bahwa tahap kegiatan konstruksi menyumbang dampak
sebesar 40-80%, yang mana pada tahap kegiatan konstruksi lebih
menimbulkan banyak dampak negatif. Dampak negatif tersebut lebih
banyak ditimbulkan pada saat kegiatan mobilisasi alat dan bahan
material bangunan Jembatan Suramadu sehingga banyak menimbulkan
perubahan pada lingkungan sekitar seperti adanya perubahan kualitas air
laut, penurunan kualitas udara bersih, dan pendapatan nelayan yang
semakin berkurang.
• Tahap Kegiatan Pasca Konstruksi
Berdasarkan porsi nilai besaran dampak yang diberikan dalam tabel 6
menunjukkan bahwa tahap kegiatan pasca konstruksi menyumbang
dampak sebesar 60-90%, yang mana pada tahap kegiatan pasca
konstruksi menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak
positifnyanya ditunjukkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat
pasca berdirinya jembatan,karena terciptanya aktivitas ekonomi di sekitar
jalan akses menuju Jembatan Suramadu. Sedangkan dampak negatif yang
diberikan berupa sering terjadinya kasus kejahatan di daerah pelososk
Kab. Bangkalan sehingga banyak kasus perampokan yang disertai
dengan pembunuhan dan pengedaran narkoba, terganggunya ketenangan
masyarakat akibat banyaknya kendaraan transportasi yang melintasi
daerah akses menuju Jembatan Suramadu seperti Kec. Burneh
Kab.Bangkalan-Madura.
Dari penjelasan mengenai dampak potensial dan analisa pada tabel diatas
dapat diketahui bahwa dampak positif yang sangat penting yang
ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu adalah sebagai
berikut :
• Adanya perubahan pendapatan masyarakat setelah berdirinya
Jembatan Suramadu, (adanya peningkatan terhadap pendapatan
masyarakat khususnya masyarakat di Kec.Labang, Kab.Bangkalan –
Madura yang membuka usaha sebagai pedagang kaki lima)
• Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan telah bertambah
sebanyak 93,63 % karena semakin lancarnya transportasi yang juga
akan meningkatkan kegiatan ekonomi.
• Masyarakat Kec.Labang Kab.Bangkalan – Madura memiliki peluang
untuk membuka usaha di sekitar akses jalan menuju Jembatan
Suramadu,Dengan demikian adanya kesempatan kerja dan peluang
berusaha menjadi jalan alternatif bagi ibu rumah tangga nelayan untuk
mencari pendapatan selain bergantung pada hasil nelayan yang
semakin menurun
• Pada masa prakonstruksi budaya yang ada di masyarakat Madura
masih tertata rapi dan tidak terpengaruh dengan budaya dari luar
pulau Madura yang lebih condong pada budaya yang lebih modern.

Selain dampak positif ada pula dampak negatif yang sangat penting yang
ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu, yakni :
• Adanya perubahan bentuk lahan yang digunakan untuk pembukaan
lahan sebagai jalan akses menuju Jembatan Suramadu. Lahan yang
awalnya merupakan lahan persawahan milik masyarakat sekitar kini
menjadi jalan raya sebagai akses menuju Jembatan Suramadu.
• Penurunan kualitas air laut yang disebabkan karena adanya mobilisasi
alat dan bahan material yang digunakan dalam pembangunan
Jembatan Suramadu. Adanya kegiatan tersebut menyebabkan laut
menjadi tercemar sehingga ekosistem biota aquatik menjadi
terganggu.
• Penurunan kualitas udara bersih yang disebabkan karena adanya
kegiatan mobilisasi alat dan bahan material yang dilakukan saat
pembangunan Jembatan Suramadu.
 8. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Pembangunan Jembatan Suramadu
 lihat lampiran tabel dalam mic.word

Tahap Prakonstruksi : Tabel 7. RKL Prakonstruksi

Tahap Konstruksi : Tabel 8. RKL Tahap Konstruksi


Tahap Pasca Kontruksi : Tabel 9. RKL Tahap Pasca Konstruksi

 9. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)


Pembangunan Jembatan Suramadu
Tahap Prakonstruksi : Tabel 10. RPL Tahap Prakonstruksi
 
Tahap Konstruksi : Tabel 10. RPL Tahap Konstruksi
 
Tahap Pasca Kontruksi : Tabel 10. RPL Tahap Pasca Konstruksi
Kesimpulan
Dari studi amdal yang dianalisa dalam studi kasus pengaruh adanya
Jembatan Suramadu terhadap masyarakat Kec. Labang Kab. Bangkalan –
Madura dapat diambil kesimpulan sebagai beikut :
• Konstruksi : lebih menimbulkan banyak dampak negatif dibandingkan
pada tahap yang lainnya.Dampak negatif tersebut lebih banyak
ditimbulkan pada saat kegiatan mobilisasi alat dan bahan material
bangunan sehingga banyak menimbulkan perubahan pada lingkungan
sekitar seperti adanya perubahan kualitas air laut, penurunan kualitas
udara bersih, dan pendapatan nelayan yang semakin berkurang.
• Prakonstruksi dan pasca konstruksi : banyak menimbulkan dampak
positif. Hal tersebut lebih ditunjukkan pada faktor budaya tradisional
yang masih melekat pada masyarakat lokal sebelum berjalannya
proyek pembangunan Jembatan Suramadu dan adanya peningkatan
pendapatan masyarakat pasca berdirinya Jembatan.
Ada beberapa dampak penting yang sangat perlu diperhatikan oleh
pemerintah yang perlu dilakukan pembenahan sampai tercapainya
kesejahteraan masyarat, dampak penting tersebut adalah Perubahan
sosial ekonomi masyarakat dan Pembenahan kualitas air dan udara
bersih. Dampak tersebut harus dilakukan pengelolaan dan
pemantauan yang berpedoman pada RKL dan RPL yang telah dibuat
untuk meminimalisir dampak penting yang ditimbulkan dari
pembangunan Jembatan Surmadu.

Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai