Rotator Cuff
SAFIRA NURAINI
2010017050
Pembimbing
dr. Kaharuddin, Sp. Rad
BAB I Pendahuluan
Sendi bahu merupakan salah satu anggota gerak yang memiliki mobilitas tinggi dan mudah mengalami
cidera yang dapat menyebabkan keterbatasan gerak hingga gangguan fungsi.
Perkiraan dari semua gangguan bahu adalah 10 per 1.000 penduduk, dengan kejadian puncak 25 per
1.000 penduduk usia 42-46 tahun. Di antara usia 60 tahun atau lebih, 21% ditemukan memiliki sindrom
bahu, sebagian besar yang disebabkan rotator cuff
Penyusun rotator cuff otot atau tendon supraspinatus, infraspinatus, teres minor dan subskapularis
BAB II Tinjauan Pustaka
Ruang antara rotator cuff dengan acromion berisi cairan pelumas bursa subacromiale
Etiopatofisiologi
Definisi
Robekan pada rotator cuff menandakan bahwa proses patologi rotator cuff sudah berada pada tahap lanjut.
Robekan rotator cuff didahului proses inflamasi, kemudian akan mengalami fibrosis dan berakhir pada robekan.
Adanya gerakan mengangkat tangan yang berulang inflamasi dan pembengkakan ex: bursitis subacromiale
Rotatorrotator
Tahap robekan cuff berfungsi
cuff: untuk menjaga stabilitas sendi glenohumeral
Kelainan atau variasi
Tahap I untuk: timbuldari lengkungan
gerakan-gerakan
edema korakoakromia
atauseperti mempengaruhi
abduksi, adduksi,
perdarahan acromiohumeral distance
rotasi dan fleksi-
Tahap IIekstensi.
: terjadi peradangan dan pengembangan jaringan parut (fibrosis).
Tahap III : terjadi robekan lengkap
Proses degenerative terbentuknya
Robekan rotator cuff adalahdeposit
robekankalsium gesekan
yang terjadi pada satu atau lebih
tendon atau otot penyusun rotator cuff.
Klasifikasi Robekan Rotator Cuff
Robekan total robekan sempurna ketebalan penuh tendon
(dari sisi artikuler ke sisi bursa)
Bursal
Artikular Intratendinous
Robekan
RobekanParsial
Total
Manifestasi
Anamnesis Klinis
Usia, tangan yang dominan, olahraga, pekerjaan
Keluhan utama pasien (misalnya nyeri, kelemahan, instabilitas, bengkak)
Kapan dan bagaimana gejalaNyeri terutama malam hari
mulai timbul
Kelemahan
Gejala yang dirasakan terkait dengan cedera atau kejadian tertentu sebelum gejala timbul
Apakah ada aktivitas gerakan tertentu menyebabkan gejala timbul
Terbatasnya gerakan
Terapi sebelumnya yang dilakukan misal kompres es, obat-obatan
Tindakan intervensi sebelumnya misal terapi fisik, suntikan atau pembedahan
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Infraspinatus– the lag sign dan drop sign Subscapularis – the lift off and belly press test
Inspeksi Infraspinatus – resisted external
Palpasi rotation.
Supraspinatus – empty can test (Jobe test) 01 02
X-Ray
MRI
GambarGambar
Gambar2.16 2.15
2.17 Potongan
Potongan Coronal.
Coronal
Potongan Coronal (Kiri)
Robekan
Robekan Normal.
Parsial Sisi
Parsial
(Kanan)
Artikular Tendon Robekan
Intratendinous Total Supraspinosus
Tendon (Kiri)
Supraspinatus Supraspinatus
Grade 1, (Kanan)
Pemeriksaan Penunjang
Gambar
Gambar2.20 Robekan
2.19 Parsial
Robekan Supraspinatus
Parsial SupraspinatusSisi Artikular
(kiri) Sisi Bursa
USG Gambar 2.18 Robekan Total
(kanan) Sisi Supraspinatus
Artikular
Diagnosis Banding
Subacromial-subdeltoid bursitis
Tendinitis
Kalsifikasi
Frozen Shoulder
Peradangan supraspinatus
tendinitis
(Capsulitis
pada Adhesiva)kecil) di antara Rotator
bursa (kantung
Inflamasi pada acromion,
CuffPeradangan
dengan membran sinovial dan kapsul
menimbulkan sendi
peningkatan
Terjadi yang terjadi
akibat pengendapat pada tendon
kalsium otot dalamcairan
suprapinatus
hidroksiapatit
glenohumeral yang membentuk formasi adhesive sehingga
substansi
sinovial tendon
yang dan diduga disebabkan
biasanya disertai oleh penurunan
nyeri danterutama
bengkak.
yang disertai
menyebabkan dengan nyeri pada
perlengketan yeng berulang-ulang
kapsul sendi dan terjadi
tekanan oksigen, yang menyebabkan metaplasia
peningkatan
pada malam viskositas
Subacromial bursitis
hari cairan sinovial
kadang-kadang sendi
dapat glenohumeral
disebabkan
abduksi.oleh
fibrokartilago dandan terdapat
mineralisasi gangguan
sekunder gerakan
deposit kristal.