Anda di halaman 1dari 27

TUMOR BULI

TUMOR BULI
 Buli-buli (Vesica Urinaria/Bladder)
 Definisi:
 Kantong muskulomembranosa yang
terletak di bagian anterior rongga panggul,
yang merupakan penampung kemih;
kantong ini menampung produk ekskresi
dari ginjal melalui ureter dan
mengeluarkannya melalui uretra.
Anatomi:
• Epitelium,
• Lamina propria,
• Otot detrusor
• Jaringan perivesikal
lembut,
Buli (Kandung kemih) adalah sebuah organ
tubuh yang menyerupai sebuah ‘kantung’
dalam pelvis yang menyimpan urin yang
diproduksi ginjal
buli-buli terdiri atas 3 permukaan ;
permukaan superior yang berbatasan dengan
rongga peritoneum,
dua permukaan inferiolateral,
permukaan posterior.
Etiologi dan Faktor resiko
 Merokok
 Paparan pekerjaan (bahan tekstil,
cat, plastik, percetakan, karet)
 Inflamasi (akibat ISK)
 Radiasi
 Kemoterapi (terutama siklofosfamid)
Bentuk Tumor

 Karsinoma buli-buli yang masih dini


merupakan tumor superficial. Tumor
ini lama kelamaan dapat mengadakan
infiltrasi ke lamina propria, otot, dan
lemak perivesika yang kemudian
menyebar langsung ke jaringan
sekitarnya
Jenis Histopatologi
 Sebagian besar (+/- 90%) tumor
buli-buli adalah karsinoma sel
transisional. Tumor ini bersifat
multifokal yaitu dapat terjadi di
saluran kemih yang epitelnya terdiri
atas sel transisional yaitu di pielum,
ureter, atau uretra posterior;
sedangkan jenis yang lainnya adalah
karsinoma sel skuamosa (+/- 10%)
dan adenokarsinoma (+/- 2%).
Adenokarsinoma

 Terdapat 3 grup adenokarsinoma pada


buli-buli, diantaranya adalah :
 Primer terdapat pada buli-buli, dan
biasanya terdapat di dasar dan di fundus
buli-buli.
 Tumor sekunder berasal dari fokus
metastasis dari organ lain, diantaranya
adalah prostat, rektum, ovarium, lambung,
mammae, dan endometrium.
Karsinoma sel skuamosa
 Karsinoma sel skuomosa terjadi
karena rangsangan kronis pada buli-
buli sehingga sel epitelnya mengalami
metaplasia berubah menjadi ganas.
Rangsangan kronis itu dapat terjadi
karena infeksi saluran kemih kronis,
batu buli-buli, dan pemakaian obat-
obatan siklofosfamid secara
intravena.
Gejala klinis

Dapat berupa hematuria yang bersifat:


 Tanpa disertai rasa nyeri (painless)
 Kambuhan (intermittent)
 Terjadi pada seluruh proses miksi
(hematuria Total).
 Kasinoma buli-buli pada stadium awal
jarang sekali menimbulkan keluhan.
Gejala yang paling sering ditemukan
adalah hematuria mikroskopik
maupun maupun makroskopik tanpa
disertai rasa nyeri yang sifatnya
kambuhan dalam beberapa bulan.
Derajat invasi tumor (stadium)

Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan sistem


atau berdasarkan penentuan stadium dari marshall :
TNM Marshall Uraian

Tis 0 Karsinoma in situ

Ta 0 Tumor papilari non invasif

T1 A Invasi submukosa

T2 B1 Invasi otot superfisial

T3a B2 Invasi otot profunda

T3b C Invasi jaringan lemak prevesika

T4 D1 Invasi ke organ sekitar

N1-3 D1 Metastasis ke limfonudi regional

M1 D2 Metastasis hematogen
Diagnosa
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan tambahan :
sistoskopi, penilaian fungsi ginjal,
pencitraan saluran kemih bagian
atas (CT) urografi
PEMERIKSAAN
Palpasi Bimanual
 Palpasi bimanual pada saat sebelum
dan sesudah reseksi tumor TUR buli-
buli. Jari telunjuk kanan melakukan
colok dubur atau vagina sedangkan
tangan kiri melakukan palpasi buli-
buli di daerah suprasimfisis untuk
memperkirakan luas infiltrasi tumor
(T).
Laboratorium
 Selain pemeriksaan laboratorium
rutin, diperiksa pula :
 Sitologi urine yaitu pemeriksaan sel-
sel urotelium yang terlepas bersama
urine,
 Antigen permukaan sel (cell surface
antigen)
 Flow cytometri yaitu mendeteksi
adanya kromosom sel-sel urotelium
Pencitraan

 Pemeriksaan PIV dapat mendeteksi


adanya tumor buli-buli berupa filling
defect dan mendeteksi adanya tumor
sel transisional yang berada di ureter
atau pielum. Didapatkan hidroureter
atau hidronefrosis merupakan salah
satu tanda adanya infiltrasi tumor ke
ureter atau muara ureter.
TERAPI
 Strategi penanganan CA buli bergantung pada
invasi otot.
 Manajemen pasien dengan non-muscle invasive
bladder cancer (NIMBC) dengan reseksi
endoskopi dan terapi intravesical dengan BCG.
 Sistektomi dapat menjadi pilihan pada tumor
refrakter dengan manajemen konservatif.
 Manajemen muscle invasive bladder cancer
(MIBC) dengan sistektomi dengan atau tanpa
kemoterapi.
TERAPI NMIBC
 Penanganan low-risk tumor (low-grade Ta),
direkomendasikan TURBT dengan instilasi segera
kemoterapi.
 Pasien dengan high-risk NIMBC (high-grade Ta dan
T1), dilakukan TURBT dan BCG intravesical/
mitomycin C.
 Pasien dengan high-grade T1 NIMBC, terutama
dengan fitur high-risk (tumor T1 grade 3 multiple
dengan Tis, peningkatan kedalaman invasi,
perkembangan penyakit setelah terapi BCG),
dilakukan sistektomi segera dengan instilasi BCG/
mitomycin C.
TERAPI MIBC
 Penanganan pasien dengan resectable
nonmetastatic MIBC, sangat direkomendasikan
untuk radikal sistektomi dengan limfadenektomi
bilateral pelvis dan kemoterapi neoadjuvant
cisplatin-based.
 Overal survival pada pasien degan MIBC adalah
66% pada 5 tahun setelah radikal sistektomi dan
diseksi limfonodi.
Kontrol berkala
Tumor stage Follow-up
Low-grade Ta Sistoskopi 3 bulan, dan peningkatan interval
sesuai kebutuhan
T1 atau high- Sistoskopi dan sitologi urin setiap 3-6 bulan
grade Ta selama 2 tahun, dan peningkatan interval sesuai
kebutuhan
Pertimbangkan pencitraan saluran kemih bagian
atas setiap 1-2 tahun
Pertimbangkan uji tumor marker saluran kemih
untuk urothelial cancer (UC)
Pemeliharaan imunoterapi BCG
Kontrol berkala
Tumor stage Follow-up
T2 atau lebih Sitologi urin dengan level kreatinin dan elektrolit
(muscle-invasive) dengan indikasi klinis
Pencitraan thorax dan cross-sectional abdomen dan
pelvis dengan CT/MRI setiap 6-12 bulan selama 2-3
tahun, kemudian setiap tahun
Setelah pembedahan bladder-sparing :
Sitologi urin, level kreatinin dan elektrolit, dan fungsi
liver setiap 3-6 bulan selama 2 tahun, kemudian
dengan indikasi klinis
Pencitraan seperti diatas
Sistoskopi dan sitologi urin dengan atau tanpa biopsy
setiap 3-6 bulan selama 2 tahun, kemudian
peningkatan interval sesuai kebutuhan
Kontrol berkala
Tumor stage Follow-up
T2 atau lebih Setelah pembedahan bladder-sparing :
(muscle-invasive)
Pertimbangkan urethral wash cytology setiap 6-12
bulan, terutama pasien dengan carcinoma in situ di
buli atau urethra prostatica
Setelah sistektomi dan diversi urinary continent
reservoir, level vitamin B12 setiap tahun
Prognosis
Tumor stage 5-year survival rate (%)
Semua 76
In situ 96
Terlokalisasi 70
Metastasis regional 35
Metastasis jauh 5
Tidak diketahui 46
Kesimpulan
Dari pembahasan di dalam makalah ini, di dapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
 Kanker buli – buli adalah kanker yang mengenai organ buli –
buli (kandung kemih).
 Faktor resiko yang mempermudah seseorang menderita
karsinoma buli ­buli adalah merokok, paparan pekerjaan,
inflamasi, radiasi, dan kemoterapi.
 Sebagian besar (± 90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel
transisional.
 Gambaran Klinis pada penderita Ca buli-buli adalah tanpa
disertai rasa nyeri (painless), kambuhan (intermittent), dan
terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria Total).
 Manajemen pada pasien Ca Buli berdasarkan ada tidaknya
invasi pada otot.
STATUS PASIEN KARSINOMA BULI
 E:\Koas\Bedah\Tugas\CR\ca buli\stat
us ca buli.docx
DAFTAR PUSTAKA
 DeGeorge KC, Holt HR, Hodges SC. Bladder Cancer: Diagnosis and
Treatment. Am Fam Physician. 2017 Oct 15;96(8):507-514. PMID:
29094888.
 Fallis, A. . (2014). Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed. In Lippincott
Williams & Wilkins. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
 Farling KB. Bladder cancer: Risk factors, diagnosis, and management. Nurse
Pract. 2017 Mar 7;42(3):26-33. doi:
10.1097/01.NPR.0000512251.61454.5c. PMID: 28169964.
 Kaseb H, Aeddula NR. Bladder Cancer. [Updated 2021 Jan 30]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536923/
 National Cancer Institute. Cancer stat facts: bladder cancer.
http://seer.cancer.gov/statfacts/html/urinb.html. Accessed May 27, 2016.
 Patel VG, Oh WK, Galsky MD. Treatment of muscle-invasive and advanced
bladder cancer in 2020. CA Cancer J Clin. 2020 Sep;70(5):404-423. doi:
10.3322/caac.21631. Epub 2020 Aug 7. PMID: 32767764.

Anda mungkin juga menyukai