Anda di halaman 1dari 24

Pokok Bahasan

PRESISI dan AKURASI

a. Latar Belakang
b. Teori ketelitian dan ketepatan
c. Penggunaan ketelitian dan ketepatan
dalam validasi metode analisis

1
LATAR BELAKANG

1. Di Era globalisasi, laboratorium dituntut


untuk bertindak sangat hati-hati dalam
menjaga mutu dan kualitas, karena
ketatnya persaingan.  
2. Salah satu faktor penting untuk menjaga
mutu adalah kebenaran pengukuran
3. Kebenaran pengukuran dinyatakan oleh
laboratorium penguji yang berkompeten.
Hal ini sesuai dengan Sistem Manajemen
Lab. berdasarkan ISO 17025:2005
4. Salah satu unsur penting dalam
penerapan sistem manajemen ini adalah
validasi metode.
5. VALIDASI METODE UJI merupakan
persyaratan ISO 17025, yang salah satu
klausulnya mensyaratkan uji “PRESISI
dan AKURASI” agar Nilai suatu
pengukuran dapat dipertanggng
jawabkan.
2
PENGUKURAN adalah membandingkan suatu
benda dengan besaran lain yang sejenis yang
dipergunakan sebagai satuan-nya,

ALAT PEMBANDING nya disebut ALAT UKUR

SUPAYA pengukuran TELITI & TEPAT harus


digunakan alat yang sudah diakui secara
internasional dan sudah dikalibrasi ketepatan
(akurasi) & ketelitiannya (presisi)  

3
Secara umum,
Parameter kualitas instrumentasi
terdiri dari:

1. Ketelitian (Presisi)
2. Ketepatan (Akurasi)

Parameter lain, yaitu:


Kepekaan (Sensitivitas), Kecepatan
dan efisiensi alat ukur

Seiring dengan persaingan pasar


global yang makin ketat,
parameter kualitas instrumentasi
terus meningkat dari waktu ke
waktu.

4
 AKURASI (KETEPATAN)
AKURASI dari suatu sistem pengukuran
adalah tingkat kedekatan pengukuran
kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya.

PRESISI (KETELITIAN)
Presisi = reproduktifitas = reproducibility =
repeatability adalah sejauh mana
pengulangan pengukuran dalam kondisi
yang tidak berubah mendapatkan hasil yang
sama.

5
TEORI KETELITIAN dan KETEPATAN

KETEPATAN
Menunjukkan kedekatan nilai pengukuran dengan
nilai sebenarnya (nilai yang diterima)

1. Makin Tepat nilai pengukuran, makin kecil


nilai standar deviasi atau nilai simpangan
bakunya.
2. Ketepatan terkait dengan kesalahan,
3. Makin kecil KESALAHAN, makin TINGGI
tingkat KETEPATAN, nilai standar
deviasi/simpangan bakunya rendah/kecil
4. TEPAT berarti mempunyai nilai KESALAHAN
KECIL, karena hasil nilai pengukurannya
DEKAT dengan HARGA SEBENARNYA

ACCURACY of an analytical measurement is how


CLOSE a RESULT comes to the TRUE VALUE.
Determining the accuracy of a measurement usually
requires calibration of the analytical method with a
known STANDARD
6
KETELITIAN
Reproducibility or Repeatability
Menunjukkan bagaimana pengukuran-pengukuran
satu besaran itu bersifat REPRODUKSIBEL

1. Makin tinggi ketelitian suatu hasil pengukuran,


maka makin kecil kesalahan
2. Ketidak-telitian disebabkan adanya nilai
keberulangan yang jauh
3. Tepat artinya nilai keberulangannya berdekatan

PRECISION is the REPRODUCIBILITY of multiple


measurements and is usually described by the
STANDARD DEVIATION, STANDARD ERROR, or
CONFIDENCE INTERVAL

7
KETELITIAN (PRESISI)
 
Ketelitian adalah kedekatan antara
masing-masing nilai dari suatu deret
pengukuran (pengukuran yang
diulang beberapa kali).

KETELITIAN dinyatakan dengan


besarnya STANDAR DEVIASI
(simpangan baku) hasil pengukuran
tersebut

Semakin kecil standar deviasi hasil


pengukuran, semakin kecil
perbedaan hasil masing-masing
pengukuran ( yang diulang ) , maka
semakin teliti proses pengukuran
tersebut.

8
Ilustrasi Akurasi dan Presisi

= Nilai sebenarnya

Ketelitian & Ketelitian baik, Ketelitian &


ketepatan jelek ketepatan jelek ketepatan baik

9
High accuracy but Low precision/ ketepatan tinggi, tapi
ketelitian rendah

High precision, but low accuracy/ ketepatan rendah


tapi Ketelitian tinggi 10
KETEPATAN/ AKURASI adalah kedekatan
dengan nilai sebenarnya
KETELITIAN/ PRESISI adalah kedekatan nilai
keberulangannya

11
KESALAHAN PENGUKURAN  
adalah ketidaksesuaian antara nilai
hasil   pengukuran dengan nilai
sebenarnya

HASIL PENGUKURAN HARUS sedekat mungkin


dengan nilai sebenarnya (kesalahan sekecil
mungkin) dengan menerapkan prosedur-prosedur
analisis secara benar

KETEPATAN ( AKURASI )
 
Ketepatan adalah kesesuaian/kedekatan antara
hasil pengukuran (rata-rata) dengan nilai yang
sebenarnya/seharusnya/diterima.
 
Semakin dekat harga hasil pengukuran (rata-rata)
dengan harga sebenarnya, (semakin kecil
kesalahan), semakin akurat (tepat) metod/proses
pengukuran yang digunakan, dan sebaliknya.
 
Jadi : Ketepatan (akurasi) berbanding terbalik
dengan  kesalahan
12
KESALAHAN ABSOLUT DAN
KESALAHAN RELATIF
 
Kesalahan absolut (E)  adalah Perbedaan (selisih)
antara hasil analisis (x) dengan harga yang
sebenarnya
 
Kesalahan relatif (E rel) : Selisih antara hasil
analisis (x) dengan harga sebenarnya (µ)
dibandingkan dengan harga sebenarnya

Kadar alkohol menurut tiket (di pasaran)


adalah 5 % ( dianggap sebenarnya )
Hasil pengukuran (rata-rata)  =  3 %

Maka :
Kesalahan absolutnya = (5 - 3)% =  2 %
Kesalahan relatif = (5 – 3 )/5 = 4 %

13
KESALAHAN
(pada ketelitian)

a. KESALAHAN ABSOLUT:
adalah selisih antara harga percobaan dengan harga
sebenarnya
Mis. Harga hasil pengukuran 20,44, harga sebenarnya
20,34, Jadi kesalahan absolut 20,44 – 20,34 = 0,10
b. KESALAHAN RELATIF:
adalah selisih harga percobaan dengan harga
sebenarnya dibandingkan harga sebenarnya dan
dikalikan 100%
(20,44-20,34)
atau X 100 % = 0,50 %
(20,34)

14
KESALAHAN dinyatakan dalam nilai standar deviasi,
baik standar deviasi absolut maupun relatif

a) Standar deviasi absolut (s)


N _
 ( xi  x )2
s  i1
N  1

 Jumlah (Kadar setiap pengukuran–kadar rerata)2 : (ulangan-1)

b) Standar deviasi relatif (RSD)


s
RSD  _
x
c) Koefisien varians (CV)

s
CV  _  100%
x

d) Standard error of mean (SE)

SE  s / n
15
KESALAHAN (pada ketepatan)

a) Kesalahan absolut (Ea)

Ea  x  
 = nilai sebenarnya
X = nilai rerata pengukuran

b) Kesalahan (persen/%)

x
% Error   100

16
3. KEPEKAAN/ SENSITIVITY
Kemampuan untuk membedakan pengaruh
penambahan konsentrasi terhadap respon
instrumen.
a) Kepekaan kalibrasi (Calibration sensitivity/m)

S  mc  S bl
S = signal or instrument response
Sbl = signal from blank sample
c = sample concentration
m = calibration sensitivity
(slope of calibration curve)

b) Sensitivitas analisis (g)

m
 
sS
g = analytical sensitivity
m = calibration sensitivity
17
sS = std. dev. in signal measurement
S) 100

m2
Signal (

80

60

Sm2

40 m1
Sm1

20

Sbl 0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

C Concentration (c )
18
4. BATAS UKUR (DETECTION LIMIT)

Konsentrasi analit minimal yang masih


dapat dideteksi (masih dapat dibedakan
dengan noise) oleh suatu metode
analisis pada tingkat kepercayaan
tertentu (biasanya 95%)

a) Sinyal terendah yg terdeteksi


(Minimum detectable signal/Sm)

S m  S avg ,bl  ksbl


Sm = minimum detectable signal
Savg,bl = average signal of the blank
sbl = standard deviation in the blank signal
k = multiple of variation in the blank signal
The analytical signal must be larger than the
blank signal (Savg,bl) by some factor (k) of the
standard deviation in the blank (sbl). k is usually
set to a value of three.

19
b) Konsentrasi minimum yg terdeteksi
(Minimum Detectable Concentration/cm)

S m  S avg , bl
cm 
m
cm = minimum detectable concentration
m = slope of the calibration curve

c) Batas deteksi (Limit of Detection/LOD)

• Expressed in terms of sbl

ksbl
cm 
m

20
5. DYNAMIC RANGE

LOL
Instrument Response

LOQ
cm
Dynamic Range

Concentration

a) Limit of quantitation (LOQ)


10 s bl
sbl = standard deviation in the blank signal LOQ 
m = slope of the calibration curve m
b) Limit of linearity (LOL)
Titik dimana kurva kalibrasi sudah tidak linier

21
b. Penggunaan ketelitian dan
ketepatan dalam validasi metode

Ada 2 buah gelas ukur A dan B, masing-masing


mempunyai volume 250 cm3, hasil pengukuran
kalibrasinya sebanyak 3 kali, sbb.:

Gelas ukur B (250 cm3)


Hasil pengukuran: 251, 247, 249
Rerata ± = 249 ± 2

Standar deviasi = 2
Kesalahan= (2/249) x 100 % = 0,8032%
KETELITIAN = 100% – 0,8032 % = 99,20 %

KETEPATAN (kedekatan dengan harga sebenarnya)


= (249/250) X 100% = 99,60 %

Gelas ukur B mempunyai ketelitian dan


ketepatan baik, selain mendekati harga
sebenarnya (99,60%) juga peralatannya baik
(teliti) yaitu 99,20%.

22
SOAL LATIHAN

Hasil pengukuran kadar Mn dalam tanah sebanyak


5 kali adalah sebagai berikut:
Tanah A: 0,44; 0,40; 0,39; 0,41; dan 0,38 ppm
Tanah B: 0,38; 0,41; 0,39; 0,40; dan 0,39 ppm
Hitung ketelitian dan ketepatannya ?

Hasil pengukuran kadar Fe dalam air tanah:


Sumur A: 94, 95, 98, 97, dan 96 mg/l
Sumur B: 96; 97; 95; 96; dan 95 mg/l
Berapa ketelitian dan ketepatannya ? Mana lebih
teliti atau tepat bila nilai sebenarnya 96 mg/l ?

23
Ada 2 hasil pengukuran sampel A dan B
Sampel A Sampel B
0,102 0,101
0,101 0,102
0,100 0,103
0,099 0,100
0,103 0,102
Mana yang lebih teliti dan yang lebih tepat, bila nilai
sebenarnya 0,101 ?

24

Anda mungkin juga menyukai