Kelompok 5
Arif Kano Nursidik
Ipit Rospita
Hendra Mustika
Mumad
Pepen Ependi
KB1. Prinsip-Prinsip Bimbingan di
Sekolah Dasar
A. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan salah satu
kegiatan terpadu dalam keseluruhan
upaya pendidikan di sekolah. Dengan
demikian bimbingan dapat diartikan
salah satu tugas yang harus dilakukan
oleh setiap tenaga kependidikan yang
bertugas di sekolah terutama guru.
B. Tujuan Bimbingan di Sekolah Dasar
1. Memiliki perasaan positif dalam
berinteraksi dengan teman sebaya, guru,
orang tua dan orang dewasa lain
2. Memperoleh makna pribadi dari belajarnya
3. Mengembangkan dan memelihara
perasaan positif terhadap dirinya, terhadap
kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat
memahami dan menghubungkan dengan
perasaannya
4. Mengambangkan dan memperkaya
keterampilan studi untuk memaksimumkan
kecakapan yang dimilikinya
6. Belajar tentang berbagai macam
keterampilan yang diperlukan untuk hidup
lebih baik dalam perkembangan yang wajar
dan dalam memcahkan masalah-masalah
yang mungkin di hadapi
7. Mengembangkan keterampilan-
keterampilan penyusunan tujuan,
perencanaan dan pemecahan masalah
8. Mengembangkan sikap-sikap positif
terhadap kehidupan
9. Menunjukan tanggung jawab terhadap
tingkah laku
10.Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
memperkaya aktivitas belajar anak
C. fungsi tujuan di sekolah
1. Fungsi pengungkapan
2. Fungsi penyaluran
3. Fungsi penyesuaian
4. Fungsi pencegahan
5. Fungsi perkembangan
6. Fungsi perbaikan
D. Prinsip-Prinsip Bimbingan di SD
1. Bimbingan untuk semua
2. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua
guru kelas
3. Bimbingan diarahkan untuk perkembangan
kognitif dan afektif
4. Bimbingan diberikan secara insidental dan
informal
5. Bimbingan ditekankan pada tujuan belajar
dan kebermaknaan belajar
6. Bimbingan difokuskan pada aset
7. Bimbingan terhadap proses pendewasaan
8. Program bimbingan dilaksanakan secara
bersama
KB 2. Berbagai layanan Pendidikan untuk Anak
Sekolah Dasar
A. Layanan Pendidikan anak Berbakat
1. Pengertian anak berbakat
Dalam UUSPN no.2 Tahun 1989 disebt bahwa
anak berbakat adalah warga negara yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa
2. Layanan pendidikan anak berbakat di sekolah
dasar
a. Mengidentifikasi anak berbakat
b. Layanan anak berbakat
Kelas pengayaan
Guru konsultan
Ruangan sumber belajar
Studi mandiri
Kelas khusus
b. Adaptasi program
Melalui ercepatan
Melalui pengayaan
Pencanggihan materi pelajaran
Pembaruan
Modifikasi lurikulum sebagai alternatif
c. Strategi pembelajarn dan model layanan
1. strategi pembelajaran
Pembelajaran anak berbakat harus diwarnai
dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas
yang lebih sesuai dengan kemampuannya
yang lebih tinggi dari pada anak normal
Pembelajaran anak berbakat berorientasi pada
modifikasi proses, isi dan produk
2. Model-model layanan
Model layanan kognitif-afektif
Model layanan perkembangan moral
Model perkembangan nilai
Layanan berbagai bidang khusus
Layanan perkembangan kreativitas
Stimulasi imajinasi dan proses
inkubasi
Desain pembelajaran
evaluasi
B. Layanan Penyandang Kelainan Fisik
1. Pengertian penyandang kelainan fisik
Tunanetra, adalah sebutan yang diberikan
kepada anak-anak yang mengalami
gangguan penglihatan yang mengakibatkan
fungsi penglihatan tidak dapat dilakukan
secara normal
Tunarungu, adalah orang yang mengalami
gangguan pendengaran, mulai dari yang
ringan sampai dengan yang berat
Tunadaksa, adalah sebutan bagi mereka
yang menyandang cacat secara fisik,
sehingga anak tersebut tidak dapat
menjalankan fungsi fisik secara normal
Layanan bimbingan terhadap penyandang
kelainan fisik
a. Layanan bagi anak tunanetra
Penempatan anak tunanetra
a) Ditempatkan di deretan depan agar dapat
mendengarkan penjelasan guru dengan jelas
b) Berikan kebebasan untuk memilih tempat
duduk sesuai dengan kemampuan
penglihatannya
c) Tempatkan anak tunanetra dekat anak cerdas
agar terjadi proses saling bantu
d) Sesama anak tunanetra tidak boleh duduk
berdekatan
Gunakan warna kontras pada alat peraga
Ruang belajar cukup terang, cukup cahaya
Layanan terhadap anak tunarungu
Pelayanan terhadap anak tunarungu harus
disesuaikan dengan karakteristik/tingkat
ketunarunguannya. Untuk tunarungu pada
tingkat ringan mungkin masih dapat
dilayani dengan baik namun pada tingkat
yang mebih tinggi diperlukan bantuan
tenaga pembimbing khusus
Layanan terhadap anak tinadaksa
Layanan terhadap anak tunadaksa dapat
disesuaikan sesuai dengan kondisi
akademis, sosial/emosional, dan
fisik/kesehatan
C. Layanan terhadap anak dengan gangguan
psikologis
1. pengeryian, klasifikasi dan karakteristik anak
tunalaras
Tunalaras adalah gangguan atau hambatan
atau kelainan tingkah laku, sehingga kurang
dapat menyeseuaikan diri dengan baik
terhadap lingkungan. Ciri-cirinya sebagai
berikut:
Perilakunya tidak dapat diterima oleh
masyarakat dan biasanya melanggar norma
budaya, aturan keluarga dan sekolah
Sering mengganggu, bersikap membangkang
atau menentang dan tidak dapat bekerjasama
2. gejala-gejala perilaku menyimpang
Anak yang suka jahil
Anak yang suka iri hati
Anak yang suka menyela
Anak yang agresif
3. Penyebab perilaku menyimpang
Tidak mendapat perhatian
Disepelekan
Kehadirannya dianggap tidak ada
Tidak mendapat peran apapun
Sebagai pelengkap penderita
Takut kehilangan peran dalam lingkungan
4. Berbagai hal yang perlu diperhatikan
dalam pelayanan anak
Penyimpangan sebagai akibat
Perilaku destruktif
Perilaku mengajar
Cara mengatasi anak yang
berperilaku menyimpang
C. Layanan Kegiatan ekstrakurikuler
1. Pengetian
Kegiatan ekstrakuler adalah kegiatan yang
diselenggarakan diluar jam pelajaran yang
tercantum dalam susunan program sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan sekolah
2. Tujuan kegiatan ektrakurikuler
Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa
diharapkan akan mampu mengaitkan antara
pengetahuan yang diperoleh disekolah
dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan
3. Jenis kegiatan ekstrakurikuler
Pramuka, UKS, olahraga, PMR, kesenian, dll
Penyebab tidak dilaksanaknnya kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah
1. Sikap orang tua yang kurang mendukung
2. Memerlukan biaya yang cukup besar bagi
keluarga
3. Lokasi sekolah yang jauh dari rumah
sisiwa
4. Kondisi keluarga yang mengharuskan
anak bekerja membantu orang tua
sepulang sekolah
5. Kurangnya fasilitas di sekolah
6. Kurangnya dukungan dari pihak sekolah