Anda di halaman 1dari 21

Peran dan Tugas Guru Dalam

Pembelajaran
Inisiasi Keempat

Sebagai seorang guru, Anda akan menemukan tantangan yang terbesar dalam menjalankan tugas ini
karena Anda diharapkan dapat membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran agar perilaku
atau potensi peserta didik berkembang secara optimal. Berbagai komponen pembelajaran saling
berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain sesuai dengan fungsinya agar tujuan pembelajaran
tercapai.

Di sisi lain, Anda harus dapat mengenal karakteristik peserta didik secara individual yang mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan pembelajaran yang m Pada prinsipnya, pembelajaran yang mendidik
mengacu pada penguasaan atau pencapaian standar kompetensi guru yang telah ditetapkan oleh
standar nasional.
Pembelajaran Yang Mendidik Dan
Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran.
Kompetensi yang diharapkan dari seorang guru menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik sesuai dengan yang
dipersyaratkan standar nasional sebagai berikut.

1) Guru mampu menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang mendidik,


2) Guru mampu mengembangkan kurikulum dan mata pelajaran yang diampu secara kreatif dan inovatif,
3) Guru mampu merancang pembelajaran yang mendidik,
4) Guru mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik,
5) Guru mampu menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh pendidikan.

Dalam pembelajaran mendidik, guru memikirkan bagaimana mengarahkan pola tingkah laku siswa berbuat baik,
bersahaja, saling menghormati dengan sesama temannya, serta berkelakuan baik di masyarakat yang sesuai dengan
norma-norma dan aturan-aturan di masyarakat pada umumnya.

Tanggung jawab seorang guru tidak hanya memikirkan aspek intelektualnya yang hendak dikuasai siswa, tetapi
bersifat menyatu Untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik, bukanlah suatu hal yang mudah.
Hal tersebut terlihat bahwa peran guru sangatlah luas, bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi g
memiliki multiperan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi antara guru, pes
didik, dan lingkungan untuk mencapai tujuan belajar, yaitu adanya perubahan perilaku dalam wawasan pengetahu
sikap, dan keterampilan. Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO, ada empat pilar hasil belajar yang diharap
dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu learning to know, learning to be, learning to life together, dan learning to do.

Sementara itu, Bloom (1956) menyatakan, perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan menjadi
ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif meliputi perilaku daya cipta, yaitu y
berkaitan dengan kemampuan intelektual manusia. Pada umumnya, untuk mengukur hasil belajar peserta didik, g
merancang butir-butir soal mengacu pada taksonomi Bloom dalam domain kognitif ini. Bloom menyebutkan en
tingkatan. Adapun indikatornya adalah 1) mengingat, 2) memahami, 3) menerapkan, 4) menganalisis, 5) menyinte
dan 6) mengevaluasi.
Domain kognitif dengan indikator yang telah ditetapkan inilah yang dijadikan dimensi dala
menentukan skor hasil belajar peserta didik yang mempunyai enam tingkatan. Tingkata
mengingat dan tingkatan memahami adalah tingkatan yang paling rendah karena menunjukka
kapabilitas yang paling sederhana. Sementara itu, tingkat penerapan, analisis, sintesis, da
valuasi adalah tingkatan yang lebih kompleks serta menunjukkan proses berpikir yang leb
inggi dan mengandung unsur pemecahan masalah. Domain afektif berkaitan dengan sika
presiasi, dan nilai-nilai. Domain psikomotor berkaitan dengan tujuan yang berhubunga
keterampilan atau skil
Pendekatan Pembelajaran Yang
Terkait

Masalah utama guru adalah bagaimana cara melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran secara optima
Menurut hasil penelitian, hampir semua para pendidik sependapat bahwa karakteristik peserta didik harusla
iperhatikan dan dipertimbangkan oleh seorang guru agar peserta didik lebih beruntung dan menikmati suasana yan
menyenangkan apabila dapat pembelajaran yang cocok dengan karakteristik yang dimilikinya.

Karakteristik individu merupakan faktor penting bagi efektivitas proses belajar. Karakteristik peserta didik mengara
an cenderung berpusat pada diri peserta didik sehingga aspek-aspek yang bersifat individual menjadi sangat releva
iperhatikan oleh seorang guru. Hal ini dapat dilaksanakan

leh Anda sebagai seorang guru jika Anda menerapkan pembelajaran secara individual yang berpusat kepada pesert
idik. Artinya, Anda dapat mengkaji berbagai model pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik. Mater
embelajaran yang diberikan harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.

Diharapkan Anda berlatih memberikan bantuan secara individual sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingg
Anda mampu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan. Peserta didik memiliki perbedaan dari peserta didi
ang lain, terutama dalam hal karakteristik belajar dan kecepatan belajar.
Lanjutan

Diharapkan, peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar karena ia merasa diperhatikan oleh
guru. Di sisi lain, guru berlatih merancang pembelajaran dengan memanfaatkan potensi yang ada
pada peserta didik dan bisa menjadi penggerak aktivitas belajar peserta didik (motivator) yang
terjadi di dalam kelas.

Guru juga berperan sebagai fasilitator, mengorganisasi kelas, mengembangkan materi pembelajaran,
menilai, dan meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.

Pendekatan pembelajaran yang dipilih untuk dibahas dalam modul ini antara lain adalah pendekatan
perkembangan psikologi kognitif, pendekatan pembelajaran algoritmik-heuristik, dan pendekatan
pembelajaran konstruktivisme. Selanjutnya, di bawah ini akan dijelaskan satu per satu secara
perinci.
Pendekatan Pembelajaran
Perkembangan Psikologi
Kognitif
Jean Piaget adalah seorang psikolog yang banyak melakukan penelitian-penelitian dan observasi
entang proses perkembangan intelektual anak dari bayi sampai masa dewasa.

endapat Piaget tentang perkembangan psikologi kognitif anak sangat membantu para ahli pendidikan
arena membahas bagaimana perilaku seorang anak harus dikembangkan. Menurut pandangan Piaget,
model pendekatan perkembangan psikologi kognitif tidak mementingkan hasil belajar, tetapi lebih
mementingkan proses belajar. Menurut pendekatan belajar ini, perilaku belajar seseorang dipengaruhi
leh internal diri setiap orang.

Dalam diri setiap individu, telah terbangun ilmu pengetahuan melalui proses interaksi yang
erkesinambungan dengan lingkungan serta melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses ini
erjalan dengan tidak terputus-putus dan merupakan suatu kesatuan yang utuh, menyeluruh, dan masuk
alam pikiran dan perasaan seseorang
Pendekatan Belajar
Algoritmik-Heuristik (Algo-
Heuristik)
Thomas Dwyer, dalam Taylor (1980), adalah seorang ahli matematika yang menggunakan dua
pendekatan sistematis dalam proses pembelajaran matematika. Pendekatan sistematis tersebut adalah
model pendekatan algoritmik dan heuristik atau algo-heuristik. Menurut Dwyer (1980),

pendidikan adalah sesuatu yang melepaskan potensi manusia. Itu artinya melalui pendidikan, peserta
didik dapat mengatur kehidupan pribadinya sesuai dengan lingkungan hidup tempat peserta didik
berada yang berkaitan dengan faktor sosial, faktor ekonomi, faktor budaya, dan sebagainya.

Di samping itu, peserta didik juga memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, yaitu kontrol internal.
Dalam proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan berhasil, Dwyer
memberikan dua pendekatan yang berbeda untuk mencapai penguasaan yang berbeda. Selanjutnya,
akan dijelaskan satu per satu pendekatan tersebut.
Pendekatan algoritmik

Menurut Landa (1994), pendekatan algoritmik adalah suatu pendekatan yang berkaitan dengan aktivitas belajar prosedur.
Pendekatan ini terutama banyak digunakan dalam mata pelajaran matematika untuk pemecahan masalah. Kelebihan dari
pendekatan ini adalah memberikan struktur dan ketepatan dari suatu proses yang tidak jelas menjadi jelas. Pendekatan ini
menjelaskan urutan aktivitas untuk mencapai tujuan yang dapat diukur karena diawali dengan menspesifikasikan output-nya
untuk mencapai kemampuan tePendekatan heuristik

Menurut Dwyer, pendekatan heuristik merupakan pengembangan dan akselerasi untuk memecahkan berbagai macam
masalah. Pendekatan ini adalah suatu prinsip atau pedoman yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan
atau menemukan hal yang baru. Pendekatan ini merupakan proses pemecahan masalah yang independen (bebas) dengan
menerapkan prosedur yang rumit dan yang belum diketahui sebelumnya atau prosedur dasar yang dilakukan dalam kondisi
yang belum diatur. Pendekatan heuristik berorientasi pada peningkatan kemampuan berpikir sistematis, diagramatis, dan
lateral.

Ketiga kemampuan berpikir ini saling terkait, berpikir diagramatis, dan kemampuan mengubah persepsi secara sistematis
yang bersambung secara terus-menerus sehingga menemukan konsep yang lebih tepat. Berpikir lateral merupakan suatu
kemampuan memandang sesuatu dengan cara-cara yang berbeda serta memberikan cara yang lebih saksama dalam
pemecahan masalah yang tidak hanya bersumber secara kebetulan, tetapi mencapai perubahan ke suatu pemahaman yang
bermakna. Guru dalam merancang pembelajaran hendaknya selalu menitikberatkan peserta didik dapat berpikir sistematis,
diagramatis, dan lateral.
Menurut Said (2002), selain strategi pembelajaran, komponen utama yang lainnya dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang mendidik adalah menerapkan metode pembelajaran. Yang dimaksud dengan
metode pembelajaran adalah prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan
atau internalisasi isi bahan pelajaran atau pesan.

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat
dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu.

Menerapkan teori konstruktivisme harus menampilkan ciri-ciri, yaitu 1) aktif: para siswa memproses
nformasi secara bermakna; 2) kumulatif: para siswa mengelaborasi pengetahuan baru dan
menginterelasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka kuasai; 3) reflektif: para siswa secara sadar
melakukan refleksi terhadap apa yang telah mereka ketahui dan apa yang perlu mereka pelajari lebih
anjut; serta 4) diarahkan oleh tujuan dan dilakukan secara sengaja.
Pelaksanaan Pembelajaran
Mendidik

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mendidik di sebuah kelas, untuk memberi materi pelajaran kepada peserta didik
diperlukan suatu strategi pembelajaran yang berkaitan erat dengan bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran agar peserta
didik bisa belajar.

Cara-cara yang dipilih harus direncanakan secara sistematis dan terorganisasi dengan baik untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. Seperti apa yang dikatakan oleh Leshin (1996), strategi pembelajaran adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.

Menurut Said (2002), selain strategi pembelajaran, komponen utama yang lainnya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang mendidik adalah menerapkan metode pembelajaran. Yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah prosedu
pembelajaran yang dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan atau internalisasi isi bahan pelajaran atau pesan. Metode
pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung.

Metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang mendidik di sebuah kelas, untuk memberi materi pelajaran kepada peserta didik, diperlukan suatu
trategi pembelajaran yang berkaitan erat dengan bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran agar peserta didik bisa belajar.
Dick dan Carey (1978) menyatakan bahwa strategi pembelajaran itu lebih daripada sekadar deskripsi
mengenai bahan pembelajaran yang disajikan untuk siswa. Strategi pembelajaran menjelaskan
komponen-komponen umum dari prosedur suatu set bahan pembelajaran yang akan digunakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.

Seperti apa yang dikatakan oleh Gerlach dan Elly (1990), strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu yang terdiri
atas urutan
kegiatan, metode, dan prosedur yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa guna mencapai
tujuan belajar.

Seperti apa yang dikatakan oleh Suparman, strategi pembelajaran harus terdiri atas komponen-komponen
1) Urutan Kegiatan Pembelajaran, 2) Metode Pembelajaran 3) Media Pembelajaran dan 4) Waktu
Urutan Kegiatan Pembelajaran

Menurut Suparman, urutan kegiatan pembelajaran mengandung tiga komponen utama, yaitu :

(1) pendahuluan,
(2) penyajian informasi,
(3) penutup.

Tahap pendahuluan menjelaskan dengan singkat isi pelajaran, relevansi isi pelajaran dengan
pengalaman peserta didik, dan tujuan pelajaran. Pada tahap penyajian, terdiri atas tiga langkah, yaitu
uraian, contoh, dan latihan. Pada tahap penutup, terdiri atas dua langkah, yaitu tes formatif dan
umpan balik yang selanjutnya melakukan tindak lanjut.

Strategi pembelajaran yang menggunakan urutan kegiatan pembelajaran secara sistematis memiliki
potensi untuk memudahkan belajar peserta didik. Urutan yang sistematis menjadi penting, karena ia
akan menunjukkan urutan-urutan yang perlu
Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan peserta didik
aat proses pembelajaran berlangsung. Guru yang aktif selalu menggunakan berbagai macam metode pembelajaran secara
bervariasi dalam proses pembelajarannya. Setiap metode pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu ketika ada yang
memiliki kelebihan dan ada pula yang memiliki kekurangan.

Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pembelajaran yang sangat baik di antara metode-metode pembelajaran yang ada.
Semua metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan juga mempunyai kekurangan. Sebaiknya, guru selalu menggunakan
berbagai macam variasi dan kombinasi dari metode pembelajaran yang ada untuk digunakan dalam proses pembelajarannya.
Metode pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, Anda sebagai
guru dalam melaksanakan pembelajaran harus secara kritis dan fleksibel menentukan metode pembelajaran mana yang harus
digunakan agar Anda dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Diharapkan, Anda sebagai guru yang profesional dapat mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif, efektif,
menyenangkan, dan yang membuat peserta didik menjadi aktif belajar. Guru yang cerdas dan kreatif selalu membuat metode
pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan sesuai dengan kondisi nyata dan kebutuhan peserta didik.

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda, selanjutnya akan dijabarkan tujuh metode pembelajaran menurut Henich (1996)
berikut ini.
A. Pembelajaran ceramah diikuti dalam menyajikan suatu materi.
Melakukan Tindakan Refleksi Untuk
Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Melakukan tindakan refleksi dalam melaksanakan tugas itu sangat penting agar pengalaman yang tidak
menyenangkan tidak terulang kembali. Guru perlu merenungkan perbuatan atau tindakan yang selama ini dia
lakukan, apakah memang sudah sesuai dengan prosedur pembelajaran yang berlaku atau terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang tidak disadari. Kemampuan seseorang untuk merenung kembali serta menyadari pengalaman-
pengalaman yang pernah dilakukan merupakan hakikat dari refleksi diri yang sebenarnya atau hakikat dari refleksi
profesional.

Mengapa tindakan reflektif diri ini perlu dan sangat penting untuk dilakukan. Oleh karena itulah, guru sebaiknya
sering melakukan refleksi setelah proses pembelajaran selesai dengan cara mengingat kembali peristiwa-peristiwa
yang menarik terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dapat melakukan refleksi terhadap peristiwa
yang menarik tersebut dengan cara bertanya kepada dirinya sendiri mengapa peristiwa itu terjadi dan apa
dampaknya bagi pembelajaran dan siswa.

Hasil dari semua refleksi dijadikan guru sebagai pertimbangan untuk menindaklanjuti pembelajaran. Artinya, dalam
hal ini, guru perlu mengulangi pengalaman proses pembelajarannya sendiri dan menempatkan diri sebagai siswa.
Peran dan Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)
Sebagai Media Belajar

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan kemudahan dalam merancang
media belajar yang lebih fleksibel dan dapat dilakukan secara sederhana, cepat, dan berkualitas.

serta bisa memberikan interaksi pembelajaran di mana saja dan kapan saja sesuai dengan kebutuhan dan
waktu yang diinginkan oleh peserta didik. Dewasa ini, media belajar yang memanfaatkan TIK telah
banyak dikembangkan untuk dunia pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Pemanfaatannya dapat memberi keuntungan dalam hal penghematan waktu dan melestarikan cara
berpikir yang lebih rasional. Selanjutnya, berikut ini akan dijelaskan tentang media belajar yang
memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut.
ertama, materi pelajaran dapat ditetapkan sebelumnya tanpa harus menggantungkan sepenuhnya pada guru. Hal ini berarti
materi pelajaran terlebih dahulu telah dipersiapkan dan dirancang dengan baik oleh para ahlinya. Peserta didik diizinkan untuk
elajar sesuai dengan kemampuan dan langkah-langkah mereka sendiri. Perintah program pembelajaran sangat efektif untuk
eserta didik yang lamban dan bermasalah karena program pembelajaran tersebut menyesuaikan diri dengan permintaan peserta
idik. Jika peserta didik melakukan kesalahan dan tidak terlihat oleh teman peserta didik yang lain, hal ini membuat peserta
idik merasa lebih aman dan tidak malu. Program pembelajaran ini menyenangkan dan tidak mengancam peserta didik, seperti
adang ada sebagian guru yang sifat atau perilakunya menakutkan. Jika peserta didik berinteraksi dengan program
embelajaran, peserta didik dipaksa untuk berkomunikasi secara logis dan teratur. Peserta didik harus belajar dengan perintah
ang tepat dan tanggapan yang tepat.

Kedua, program pembelajaran yang memanfaatkan TIK dapat menyajikan informasi dan peserta didik menanggapinya,
emudian program pembelajaran yang menentukan arah selanjutnya. Dalam proses pembelajaran, sangat penting adanya
nteraksi antara peserta didik dan materi pelajaran. Peserta didik yang belajar melalui program pembelajaran lebih bersifat
mandiri. Dalam belajar mandiri, program pembelajaran berperan sebagai guru. Selanjutnya, terjadi interaksi antara program
embelajaran dan peserta didik. Informasi yang disajikan dari program pembelajaran terdiri atas unit-unit kecil yang diikuti
leh pertanyaan-pertanyaan. Jawaban peserta didik dianalisis oleh program pembelajaran dan diberikan umpan balik yang
enar, seperti perilaku seorang guru. Program pembelajaran memberikan respons secara mandiri. Menurut Heinich, semakin
anyak alternatif yang tersedia pada program pembelajaran, semakin mudah belajar mandiri beradaptasi terhadap perbedaan
nduvidu.
Ketiga, perintah dasar yang ada dalam program pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta
idik untuk membuat keputusan dan mempelajari beberapa kontrol terhadap hasil belajar mereka secara
ndividualisasi. Menurut pendapat para ahli, dalam hal belajar peserta didik yang dikontrol oleh dirinya
endiri, hasil belajarnya lebih baik. Peserta didik dapat membuat pilihan yang sesuai dengan
emampuannya. Yang lebih sederhana, latihan-latihan yang tidak kompleks dari soal-soal pembelajaran
tau ketika mereka kurang cukup mengerti pengetahuan yang diterima sebelumnya.

Keempat, aplikasi penggunaan program pembelajaran difokuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah


embelajaran tertentu yang dapat berperan untuk memperkaya dan menyempurnakan pembelajaran pada
azimnya. Membuat para peserta didik terpacu untuk maju serta termotivasi untuk melakukan inkuiri dan
ksplorasi. Para peserta didik dapat berperan serta dalam proses pembelajaran yang tidak mungkin terjadi
alam kegiatan strategi pembelajaran pada lazimnya.
Kelima, program pembelajaran dapat dirancang dengan cara menggabungkan beberapa metode
embelajaran yang terdapat pada tingkat perintah dasar, perbaikan, atau pengayaan. Program pembelajaran
ni dapat menerapkan metode-metode alternatif untuk belajar keterampilan yang bermanfaat untuk peserta
idik yang kurang berhasil dengan metode yang ada. Kondisi ini memberikan potensi untuk mengajar
engan pendekatan-pendekatan yang tidak dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran pada lazimnya.

Keenam, salah satu karakteristik penting yang dimiliki oleh program pembelajaran adalah fleksibilitas
istem dalam menangani input dan informasi output. Di samping itu, peralatan komputer mempunyai
memori dan kapabilitas pemrosesan yang memadai sehingga dapat melaksanakan analisis yang diperlukan
ntuk respons peserta didik dan menentukan urutan pembelajaran

Ketujuh, menurut para ahli, dua aspek yang paling penting dari hubungan peserta didik dan materi
elajaran adalah stimulus dan respons dari pelajaran dan keperluan belajar untuk jenis perilaku yang
iajarkan. Kedua aspek ini menjadi kekuatan dalam program pembelajaran.
Multimedia Interaktif Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK)

Menurut Heinich (19960), program multimedia interaktif ini berfungsi sebagai sarana interaksi antara guru da
eserta didik. Guru berperan sebagai narasumber dan peserta didik sebagai penerima pesan atau proses ini disebut juga
ebagai multimedia interaktif berbasis TIK karena multimedia interaktif ini adalah gabungan dari beberapa medi
embelajaran interaktif sehingga ia disebut multimedia interaktif. Multimedia interaktif ini adalah gabungan da
eberapa media pembelajaran interaktif,sehingga ia disebut multimedia interaktif.. Multimedia interaktif ini terdiri ata
ombinasi antara teks,grafik, animasi, suara dan video.

Multimedia interaktif yang memanfaatkan TIK dirancang dengan baik oleh ahli pembelajaran yang dapa
menghasilkan proses pembelajaran interaktif ketika terjadi komunikasi interaktif antara peserta didik dan guru
eberapa multimedia interaktif yang memanfaatkan TIK dirancang untuk proses pembelajaran yang efektif dan dapa
ipakai untuk proses pembelajaran tahap remedial. Multimedia interaktif yang memanfaatkan TIK yang dijelaskan d
tas dapat dilaksanakan dan tidak harus berhubungan dengan jaringan internet. Hal ini berbeda dengan multimedi
nteraktif yang memanfaatkan TIK yang sudah menggunakan jaringan internet.
Kemajuan TIK telah memberikan kemudahan dalam merancang multimedia interaktif secara sederhana,
epat, dan berkualitas. Contohnya, penggunaan multimedia interaktif yang dibuat di dalam program
omputer untuk kegiatan pembelajaran merupakan suatu hal yang baru dan menarik perhatian di kalangan
ara guru. Berbagai permasalahan yang terkait dengan fenomena yang terjadi dalam proses pembelajaran
perti yang dijelaskan di atas dapat ditangani dengan baik.

al ini disebabkan multimedia interaktif menawarkan banyak praktik yang dilakukan secara langsung,
hususnya dalam latihan-latihan yang dilakukan untuk memecahkan masalah dan memiliki kemampuan
ang tinggi dalam proses pembelajaran interaktif. Di samping itu, multimedia interaktif dapat digunakan
eh peserta didik untuk memecahkan perhitungan yang kompleks sebagai kalkulator kantong yang
gunakan,

tapi dengan daya dan kecepatan besar. Perintah dasar yang ada pada program multimedia interaktif pada
mumnya mempunyai pengaruh positif pada kemampuan peserta didik. Rata-rata perintah dasar dalam
ogram ini membantu peserta didik meningkatkan perolehan nilai tes mereka dari 10% sampai 18%
bandingkan dengan perintah-perintah guru yang berada di dalam ruangan kelas biasa.

Anda mungkin juga menyukai