Anda di halaman 1dari 19

Perhitungan

Biaya berdasarkan Aktivitas


(ABC System)
Sistem Perhitungan ABC
Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity
based costing-ABC) merupakan proses dua tahap yaitu dengan cara
menelusuri biaya pada aktivitas, kemudian pada produk. Asumsi yang
mendasari adalah aktivitas menggunakan sumber daya dan produk yang
pada gilirannya menggunakan aktivitas. Sistem ABC menekankan
penelusuran langsung dan penelusuran penggerak (menekankan
hubungan sebab-akibat), sedangkan sistem biaya tradisional cenderung
intensif lokasi (sangat mengabaikan hubungan sebab-akibat) (Hansen
dan Mowen, 2009:175).
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based
Costing-ABC) adalah metode perhitungan biaya yang dirancang untuk
menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis
dan keputusan lainnya sebagai pelengkap, bukan sebagai pengganti dari
sistem biaya yang dipakai perusahaan. Banyak perusahaan yang
menggunakan ABC memiliki dua sistem biaya, yaitu sistem biaya untuk
pengambilan keputusan dan untuk menjalankan aktivitas (Garrison
dkk., 2013:312).
PENGERTIAN
Activity based cost system 
adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang di desain untuk memotivasi
manajemen dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui
pengelolaan aktivitas (Mulyadi, 2003:53).
-Aktivitas adalah berbagai kegiatan yang mengakibatkan konsumsi atau pemakaian
bahan baku overhead. 
-Pul biaya aktivitas (activity cost pool) adalah sebuah wadah dimana biaya
diakumulasikan dan berkaitan dengan sebuah pengukuran aktivitas tunggal dalam
sistem ABC.
-Ukuran aktivitas (activity measure) adalah basis alokasi dalam sebuah sistem
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
-Pemicu biaya (cost driver) juga merupakan ukuran aktivitas karena harus
“menggerakkan-memicu” biaya yang dialokasikan (Garrison dkk., 2013:314).
Ada dua jenis ukuran aktivitas yaitu:
1. Penggerak transaksi (transaction driver) 
Penggerak transaksi adalah hitungan sederhana tentang berapa kali suatu aktivitas
terjadi seperti jumlah tagihan yang dikirimkan ke pelanggan.
2. Penggerak durasi (duration driver). 
adalah mengukur waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu aktivitas seperti
waktu yang digunakan untuk menyiapkan tagihan. Penggerak durasi merupakan
ukuran yang lebih akurat dibanding dengan transaksi, tetapi diperlukan usaha untuk
mencatatnya, sehingga penggerak transaksi lebih banyak digunakan (Garrison
dkk., 2013:315).
Atribut Aktivitas
Atribut aktivitas (activity attribute) adalah informasi keuangan dan non
keuangan yang mendeskripsikan aktivitas individual. Atribut digunakan
bergantung pada tujuannya. Contoh atribut aktivitas yang berhubungan dengan
tujuan perhitungan biaya meliputi berbagai sumber daya yang digunakan, jumlah
(persentase) waktu yang dihabiskan oleh pekerja untuk suatu aktivitas, objek
biaya yang menggunakan output aktivitas (alasan untuk melakukan aktivitas),
ukuran dari output  aktivitas (penggerak aktivitas), dan nama aktivitas.
Kamus aktivitas menyebutkan aktivitas biasanya menggunakan kata kerja
tindakan dan objek yang menerima tindakan, mendeskripsikan tugas-tugas yang
menyebabkan aktivitas, mengklasifikasikan aktivitas sebagai aktivitas primer atau
sekunder, mendaftar pengguna (objek biaya), dan mengidentifikasi
ukuran output aktivitas (penggerak aktivitas).
Aktivitas primer (primary activity) adalah aktivitas yang digunakan oleh
produk dan pelanggan.
Aktivitas sekunder (secondary activity) adalah aktivitas yang digunakan
oleh aktivitas primer lainnya atau sekunder.
Pada akhirnya aktivitas sekunder akan digunakan oleh aktivitas primer. Contoh
aktivitas pengawasan digunakan oleh aktivitas primer: memproses transaksi,
menyiapkan laporan dan menjawab telepon.
Contoh aktivitas
Nama Deskripsi Jenis Objek Biaya Penggerak
aktivitas Aktivitas

Mengawasi Menjadwalkan, Sekunder Aktivitas dalam Jumlah waktu


karyawan mengoordinasi dan departemen tenaga kerja
mengevaluasi kinerja untuk setiap
aktivitas

Memproses Memisahkan, mencatat Primer Kartu kredit Jumlah transaksi


transaksi dan memverifikasi
Menyiapkan Meninjau, mencetak, Primer Kartu kredit Jumlah laporan
laporan mengepak dan mengirim

Menjawab Menjawab, melihat data, Primer Kartu kredit Jumlah


telepon meninjau basis data, dan panggilan
menelpon kembali telepon

Menyediakan Menggunakan rekening, Primer Kartu kredit, Jumlah transaksi


ATM menarik uang tunai rekening ATM
giro,dan
tabungan
Biaya Aktivitas
Penentuan harga pokok produksi konvensional :
1. Full costing
2. Variable costing
Komponen Biaya :
1. Biaya langsung
2. Biaya tidak langsung
3. Fixed cost, variable cost, and mixed cost
4. Controllable (biaya yang terkendali, contoh pemilihan bahan) and uncontrollable
cost (biaya tidak terkendali, contoh, harga komponen)
5. Differential cost (biaya masa depan yang dapat dipergunakan dalam
pengambilan keputusan), sunk cost (biaya masa lalu, yang tidak dapat diubah
sekarang dan masa akan dating) and relevant cost (biaya yang terjadi hanya saat
suatu alternatif Tindakan tertentu).
Biaya per Unit
adalah total biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan
jumlah unit yang diproduksi.
Contoh : jika sebuah perusahaan konstruksi membangun 100 rumah dengan
ukuran serta kualitas yang sama dengan total biaya untuk rumah-rumah tersebut
adalah $6 juta, maka biaya setiap rumah adalah $60.000 ($6 juta/100). Konsep
ini kelihatan mudah akan tetapi dalam praktik sesungguhnya dapat menjadi
lebih rumit.
Pendekatan Biaya Aktivitas
Dalam pendekatan activity-based costing total biaya produksi mencakup total
biaya desain dan pengembangan produk (seperti biaya desain, biaya
pengujian produk), biaya produksi (facility sustaining activity cost + product
sustaining activity cost + batch-related activity cost + unit-level activity cost)
ditambah dengan biaya dukungan logistik (biaya iklan, biaya distribusi, biaya
garansi produk).
Dalam merancang sistem ABC kegiatan untuk memproduksi dan menjual
untuk suatu perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk dapat
digolongkan ke dalam 4 kelompok besar sebagai berikut :
1.Unit-Level Activity Cost
biaya ini dipengaruhi dan dibebankan pada besar kecilnya jumlah unit produk
yang dihasilkan.
2. Batch- Related Activity Cost
biaya ini berhubungan dengan jumlah batch (kelompok jenis) produk yang
diproduksi. Biaya setup yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
menyiapkan mesin dan ekuipmen sebelum suatu order produksi diproses.
Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order dan tidak
dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi.
3. Product-sustaining Activity Cost.
Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan
produk tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan
produk agar tetap dapat dipasarkan. Biaya ini tidak
terpengaruh oleh jumlah unit produk yang diproduksi dan
jumlah batch produksi yang dilaksanakan oleh divisi penjual.
Misalnya biaya desain produk, desain proses pengelolaan
produk, pengujian produk. Biaya ini dibebankan kepada
produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang
akan dihasilkan selama umur produk tesebut
4. Facility-Sustaining Activity Cost
biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk
mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh entitas. Biaya
depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji karyawan
kunci entitas adalah contohnya. Biaya ini dibebankan kepada
produk atas dasar taksiran unit produk yang dihasilkan pada
kapasitas normal divisi penjual.
Metode Biaya Aktivitas
Suatu metode pembebanan biaya yang pada dasarnya melacak atau
membebankan biaya pada setiap kegiatan yang dilakukan.
1. Kegiatan Umum (Overhead Activities), pada tahap ini biaya umum
dilacak atas dasar kegiatan yang dilakukan seperti penggunaan mesin,
pengawasan mutu dan persiapan produksi. Tahap selanjutnya biaya-biaya
tersebut dibebankan pada barang jadi atas dasar banyaknya kegiatan yang
diperlukan oleh masing-masing produk yang dihasilkan, seperti persiapan
produksi
2. Pemicu Biaya (Cost Drivers), untuk menerapkan metode ini setiap
kegiatan harus dianalisis untuk menentukan bagaimana biaya atas kegiatan
tersebut timbul atau biasa disebut sebagai melakukan identifikasi pemicu
biaya.
3. Pusat Biaya Atau Aktivitas, untuk setiap kegiatan digunakan pemicu
biaya yang berbeda-beda. Dalam praktek, kebanyakan perusahaan
melakukan banyak sekali kegiatan umum sehingga sangat sulit jika biaya
umum dilacak berdasarkan masing-masing kegiatan. Kegiatan dapat
kelompokkan ke dalam pusat biaya atau pusat aktivitas dan setiap pusat
biaya dapat dibebankan dengan menggunakan suatu pemicu biaya primer
yang berkaitan langsung dengan biaya dalam pusat biaya tersebut
Prosedur Penerapan Biaya Aktivitas
Prosedur Penerapan Biaya Aktivitas :
1. Mengumpulkan jumlah biaya untuk setiap jenis biaya (sumber daya) yang
dihasilkan dari sistem akuntansi tradisionil misalnya biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya pemeliharaan, biaya depresiasi dan biaya listrik.
2. Mengidentifikasi pemicu biaya sumber daya (cost driver) yaitu faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah biaya misalnya jam kerja
langsung, jam mesin, harga bahan baku, jumlah produk yang dipesan
3. Menetapkan tarif per pemicu sumber daya, yaitu jumlah biaya pada point 1
dibagi cost driver pada point 2.
4. Mengindetifikasi setiap aktivitas, misalnya aktivitas pembangkit tenaga listrik,
pengendali mutu, persiapan produksi, pergudangan dan perakitan.
5. Mengidentifikasi pemicu aktivitas, yaitu faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap perubahan jumlah frekuensi dan kebutuhan akan aktivitas oleh obyek
biaya, misalnya kwh, jam mesin, jumlah inspeksi, unit produk yang dihasilkan.
6. Penetapan biaya per aktivitas, yaitu jumlah nilai dari setiap aktivitas dikali tarif
per pemicu sumber daya.
7. Mengindetifikasi obyek biaya. Obyek biaya bisa berupa produk, jasa atau
pelanggan.
8. Menetapkan tarif per pemicu aktivitas.
9. Penetapan harga pokok obyek biaya (produk, jasa atau pelanggan)
Contoh :
PT. Gemilang memproduksi dua macam produk, yaitu Produk A dan B. jumlah
produksi selama satu tahun untuk produk A sebanyak 40.000 kg dan produk B
sebanyak 60.000 kg. untuk menghasilkan kedua jenis produk tersebut dikeluarkan
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung per unit pruduk berupa :
Jenis Biaya Pemicu Biaya Produk A Produk B
Bahan baku Kg hasil Rp 40.000 Rp 30.000
Tenaga kerja langsung JKL 4.000 4.000
Setiap satu kg produk yang dihasilkan membutuhkan 5 JKL.
sedangkan besarnya biaya umum pabrik untuk menghasilkan produk
tersebut adalah sebagai berikut :
Jenis Biaya Pmc Biaya Jmh Pmc Biaya Jumlah Biaya
By bahan pelng Kg bahan 50.000 Rp 340.000.000
By Tng tdk Lnsg JTKTL 10.000 60.000.000
By Depresiasi Pbk JM 5.000 3.200.000.000
3.600.000.000
Jumlah pemicu biaya untuk setiap aktivitas adalah sebagai berikut :
Jenis Aktivitas Kg bahan JTKTL Jam Mesin
Pembkt Tng Listrik 20.000 6.000 3.500
Pemeliharaan 15.000 2.000 1.000
Penegendalian Mutu 5.000 500 100
Set – up 10.000 1.500 400
50.000 10.000 5.000
Adapun jumlah pemicu aktivitas untuk setiap produk adalah
sebagai berikut :
Jenis Aktivitas Pmc Aktvts Produk A Produk B Jumlah
Pembkt Tng Ltrk Kwh 800.000 1.200.000 2.000.000
Pemeliharaan JM 2.000 3.000 5.000
Pengendalian Mt Jlh. Insp. 200 300 500
Set – up Jlh. Insp. 50 150 200

Berdasarkan data tersebut di atas besarnya harga pokok produk


dengan menggunakan metode ABC dapat dihitung dengan
menerapkan kesembilan prosudur sistem ABC, yaitu :
Penyelesaian;
1. 1. Menghitung jumlah dan jenis biaya :
Biaya bahan : Produk A = Rp 1.600.000.000
Produk B = 1.800.000.000
Rp 3.400.000.000
Biaya Tenaga kerja langsung :
Produk A = Rp 800.000.000
Produk B = Rp 1.200.000.000
2.000.000.000
Biaya bahan penolong 340.000.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung 60.000.000
Biaya depresiasi pabrik 3.200.000.000
Jumlah biaya produksi Rp 9.000.000.000
2. Mengindetifikasi pemicu biaya sumber daya (cost driver)
Jenis Biaya Pemicu sumber daya
Biaya bahan baku Kg hasil
Biaya tenaga kerja langsung JKL
Biaya bahan penolong Kg bahan
Biaya tenaga kerja tdk langsung JKTL
Biaya depresiasi pabrik Jam Mesin

3. Menetapakan tarif per pemicu sumber daya


Jenis Biaya Jml Biaya Jml Pemicu Tarif /pemicu SD
Biaya bahan A 1.600.000.000 40.000 Rp 40.000
Biaya bahan B 1.800.000.000 60.000 30.000
By Tk langsung 2.000.000.000 500.000 4.000
By bhn Penolong 340.000.000 50.000 6.800
B TK tdk langsung 60.000.000 10.000 6.000
B depr. Pabrik 3.200.000.000 5.000 640.000
4. Mengidentifikasi jenis aktivitas, yaitu :
a. Pembangkit tenaga listrik (PTL)
b. Pemeliharaan
c. Pengendalian Mutu
d. Set – up (persiapan produksi)

5. Mengidentifikasi pemicu aktivitas, yaitu:


Jenis Aktivitas Pemicu Aktivitas
Pembangkit tenaga listrik Kwh
Pemeliharaan Jam Mesin (JM)
Pengendalian Mutu Jml Inspeksi (JI)
Set – up Jml persiapan (JP)
6. Menetapkan biaya per aktivitas = Tarif Pemicu SD x pemicu biaya
setiap aktivitas, yaitu :
Jenis Biaya Jenis Aktivitas (Juta rupiah)
PTL Pemlhraan Peng. Mutu Set-up
Bhn Penolong 136 102 34 68
TK tdk langsung 36 12 3 9
Depr. Pabrik 2.240 640 64 256
Biaya per aktivits 2.412 754 101 333

7. Mengidentifikasi obyek biaya, yaitu produk A dan B


8. Menetapkan tarif per micu aktivitas yaitu :
- PTL = 2.412.000.000 : 2.000.000. = Rp 1.206/Kwh
- Pemeliharaan = 754.000.000 : 5.000 JM = Rp 150.800/JM
- Peng. Mutu = 101.000.000 : 500 JI = Rp 202.000/JI
- Set – up = 333.000.000 : 200 JP = Rp 1.665.000/JP
9, Menetapkan harga pokok per obyek biaya, yaitu :
Jenis Biaya/aktivitas Produk A Produk B
(40.000kg) (60.000kg)
By bhn Langsung Rp 1.600.000.000 Rp 1.800.000.000
By TK langsung 800.000.000 1.200.000.000
PTL :
- 800.000 Kwh x Rp 1.206 964.800.000
- 1.200.000Kwh x Rp 1.206 ------- 1.447.200.000
Pemeliharaan :
- 2.000 JM x Rp 150.800 301.600.000
- 3.000 JM x Rp 150.800 -------- 452.400.000
Pengendalian Mutu :
- 200 JI x Rp 202.000 40.400.000
- 300 JI x Rp 202.000 --------- 60.600.000
Set – up :
- 50 JP x Rp 1.665.000 83.250.000
- 150 JP x Rp 1.665.000 ---------- 249.750.000
Jumlah harga pokok produk Rp 3.790.050.000,- Rp 5.209.950.000
Harga pokok per Kg Rp 94.751,25 Rp 86.832,50
Jika PT. Gemilang menggunakan metode pembebanan biaya umum pabrik
(biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tdk langsung, dan biaya
depresiasi pabrik) berdasarkan akuntansi biaya tradisional, yaitu jam kerja
langsung adalah sebagai berikut :
Tarif BUP/JKL = Rp 3.600.000.000/500.000
= Rp 7.200/JKL
(500.000 = 40.000 kg + 60.000 kg x 5)

Jenis Biaya Produk A (Rp) Produk B (Rp)


By bahan baku 40.000 30.000
By tenaga kerja lngs 20.000 20.000
By Umum Pabrik 36.000 36.000
HPP per Kg 96.000 86.000
Jml harga Pkk Produk 3.840.000. 000 5.160.000.000

20.000 = 4.000 JKL x 5 JKL


36.000 = 7.200 JKL x 5 JKL

Anda mungkin juga menyukai