Anda di halaman 1dari 26

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

1. Pengelolaan Peserta Didik


2. Pengelolaan Guru
3. Pengelolaan Lingkungan Kelas

By: H. Imam Bukhori, S.Pd.,


M.M., M.Pd.
PENGELOLAAN SISWA

 Menurut Andree (1982), ada 5 macam


pengelompokan siswa:
1. Task planning groups: bentuk
pengelompokan siswa yg berdsrkan
rencana tgs yg akan diberikan oleh
guru.
2. Teaching groups: bentuk pengelompokan
siswa, di mana guru memerintahkan
suatu hal yaitu siswa yg ada pd thp yg
sama mengerjakan tgs yg sama pd saat
yg sama.
3. Seating groups: bentuk pengelompokan
siswa yg bersifat umum, di mana 4-6
siswa duduk mengelilingi satu meja.
4. Joint learning groups: bentuk
pengelompokan siswa, di mana satu
kelompok siswa bekerja dgn keg yg
saling terkait dgn kelompok yg lain.
5. Collaborative groups: bentuk
pengelompokan siswa yg
menitikberatkan pd kerjasama tiap
individu&hslnya sbg sesuatu yg
teraplikasi.
 Menurut Pollard dlm Hilda Karli
(2004:26), kepribadian siswa dibagi
menjadi 5 kelompok bsr:
1. Impulsivity/Reflexivity
Impulsivity: orang yg tergesa-gesa dlm
mengerjakan tgs tanpa berpikir
dahulu.
Reflexivity: orang yg sgt
mempertimbangkan tgs tanpa
berkesudahan.
2. Extroversion/Introversion
Extroversion: orang yg ramah, terbuka,
bahkan kadang-kadang tergantung dari
perlakuan tmn-tmn sekelompoknya.
Introversion: orang yg tertutup&sgt
pribadi, bahkan kadang-kadang tdk mau
bergaul dgn tmn-tmnnya.
3. Anxiety/Adjustment
Anxiety: orang yg merasa krg dpt bergaul
dgn teman, guru, atau tdk dpt
menyelesaikan permasalahan dgn baik.
Adjustment: orang yg merasa dpt
bergaul dgn teman, guru, atau dpt
menyelesaikan permasalahan dgn baik.
4. Vacillation/Perseverance
Vacillation:orang yg mempunyai daya
konsentrasi rendah, sering berubah-
ubah,&cpt menyerah dlm pekerjaan.
Perseverance: orang yg mempunyai
daya konsentrasi kuat&terfokus serta
pantang menyerah dlm menyelesaikan
pekerjaan.
5.Competitiveness/Collaborativeness
Competitiveness: orang yg mengukur
prestasinya dgn orang lain.
Collaborativeness: orang yg sgt
tergantung pd orang lain&tdk dpt bekerja
sendiri.
 Masalah pengelolaan siswa:
1. Masalah individu.
2. masalah kelompok.
MASALAH INDIVIDU

1. Perilaku utk menarik perhatian.


2. Perilaku utk mencari kekuasaan.
3. Perilaku utk melampiaskan dendam.
4. Perilaku yg memperlihatkan
ketidakmampuan.
 Menurut Dreikurs, dpt diketahui apabila:
1. Guru merasa terganggu oleh tindakan
siswa yg berperilaku utk menarik
perhatian.
2. Guru merasa dikalahkan/terancam
oleh tindakan siswa yg berperilaku utk
mencari kekuasaan.
3. Guru merasa sgt tersinggung oleh
tindakan siswa yg berperilaku utk
melampiaskan dendam.
4. Guru merasa tdk berdaya oleh tindakan
siswa yg berperilaku memperlihatkan
ketidakmampuan.
MASALAH KELOMPOK

1. Kurangnya kesatuan.
2. Ketidaktaatan thd standar
tindakan&prosedur kerja.
3. Reaksi negatif thd pribadi anggota.
4. Pengakuan kls thd kelakuan guru.
5. Kecenderungan adanya gangguan,
kemacetan pekerjaan,&kelakuan yg
dibuat-buat.
6. Ketidakmampuan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan.
7. Semangat juang yg rendah&adanya
sikap bermusuhan.
PEMECAHAN MASALAH
SISWA

1. Tindakan yang bersifat preventif.


2. Tindakan yang bersifat kuratif.
PENGELOLAAN GURU

 Peranan guru dlm proses pendidikan


menurut Ki Hajar Dewantara:
1. Ing ngarsa sung tulada.
2. Ing madya mangun karsa.
3. Tut wuri handayani.
 Guru biasanya dlm proses pemberian
nasehat kpd siswa dpt bersifat:
1. Memelihara (preservative): membantu
memelihara&menciptakan lingkungan
bljr yg kondusif shg siswa dpt tumbuh
berkembang scr optimal.
2. Mencegah (preventif): membantu
mencegah terjadinya tindakan siswa
yg krg efektif&efisien.
3. Menyembuhkan (curative): membantu
memperbaiki kekeliruan yg tlh terjadi.
4. Merehabilitasi (rehabilitation):
menindaklanjuti sesudah siswa
memperoleh bantuan&bimbingan utk
diusung ke arah yg baik.
 Cara-cara memberikan nasehat:
1. Teguran langsung.
2. Teguran tidak langsung.
 Menurut Irwan Prayitno (2003:420),
beberapa hal yg perlu diperhatikan dlm
memberikan nasehat:
1. Cara memberikan nasehat lbh penting
dibandingkan isi/pesan nasehat yg
akan disampaikan.
2. Memelihara hub baik antara orang tua
dgn anak, guru dgn murid, krn
nasehat
akan mdh diterima bila hubungannya
baik.
3. Berikan nasehat seperlunya&jgn
berlebihan.
4. Berikan dorongan agar anak
bertanggung jawab&dpt menjalankan isi
nasehat.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
KELAS
 Menurut E. Mulyasa (2004), lingkungan
kondusif dpt dilakukan dgn cara:
1. Memberikan pilihan bg peserta didik
yg lambat maupun yg cpt dlm
melakukan tgs pembel.
2. Memberikan pembel remedial bg para
peserta didik yg krg
berprestasi/berprestasi rendah.
3. Mengembangkan organisasi kls yg
efektif, menarik, nyaman,&aman bg
perkembangan potensi seluruh peserta
didik scr optimal.
4. Menciptakan suasana kerjasama yg slg
menghargai, baik antar peserta didik
maupun antara peserta didik dgn
guru&pengelolaan pembel lain.
5. Melibatkan peserta didik dlm proses
perencanaan bljr&pembel.
6. Mengembangkan proses pembel sbg
tanggung jawab bersama antara peserta
didik&guru, shg guru lbh byk bertindak
sbg fasilitator&sbg sumber bljr.
7. Mengembangkan sistem evaluasi
bljr&pembelajaran yg menekankan pd
evaluasi diri (self assessment).
 Lingkungan fisik dlm proses bljr
mengajar:
1. Ruang tempat berlangsungnya proses
bljr mengajar.
2. Pengaturan tempat duduk.
3. Ventilasi&pengaturan cahaya.
4. Pengaturan penyimpanan barang-
barang.

Anda mungkin juga menyukai