Disusun Oleh : Kukuh Aji Setiono NIM : 1811020057 Pengertian Kasus Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan II atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II. (Depkes RI, 2009). Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan oragan-oragan vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl. (Varney,2006). Hemoglobin (Hb) yaitu komponen sel darah merah yang berfunsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh jika hb berkurang jaringan tubuh kekurang oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. (Hidayat,2010). Center for diases control and prefention (CDC) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl dari trimester pertama dan ketiga kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua. (Leveno,2009) Berdasarkan WHO anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari II gr%. (Manuaba ,2007). Etiologi a. Perdarahan (jelas atau samar), perdarahan yang jelas (dari perdarahan, pervagina, epistaksis, dan sebagainya) menjadi penyebab/keterangan yang nyata untuk anemia, perdarahan samar dapat terjadi karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui fases b. Defisiensi gizi (faktor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik (makanan yang mengandung serat, rendah vitamin C dan rendah daging). c. Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin. d. Gangguan absorb zat besi seperti gastrektomicolitis kronis. e. Ketidak sanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. f. Kelainan darah. TANDA DAN GEJALA Cepat merasa lelah dan merasa lemah. Kulit tampak pucat Denyut jantung tidak teratur Sesak nafas Nyeri dada dan sakit kepala Perubahan pada indera perasa Rambut rontok Telinga berdenging Sariawan dipinggir mulut Komplikasi Pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru, kematian dan abortus. Pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat janin APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat. PATHWAY Peningkatan kebutuhan Peningkatan kebutuhan zat besi untuk Pendarahan Defisiensi Nutrisi zat besi untuk prematuritas prematuritas
Peningkatan kebutuhan Volume Darah volume darah
Pengenceran darah Defisiensi zat besi
Gangguan pada bentuk
eritrosit(iron deficent) erytropoesisi
Anemia
Pengetahuan Terbatas Gangguan Saluran cerna Asimptomatik
Gangguan Kurang Gangguan Kurang Mal Nutrisi Pengetahuan Pengetahuan
Anoreksia, Mual Muntah Penurunan Curah Jantung
Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Aliran darah kejaringan menurun
Hipoksia pucat lemah
Suplai O2 ke jaringan Intoleransi Aktifitas berkurang
Gangguan Perfusi jaringan
Transfer zat besi ke janin menurun
Nutrisi janin berkurang
Risiko cidera janin
PENGKAJIAN PRENATAL Inisial Klien: Ny. A Usia: 25 Tahun Status Perkawinan: Menikah Pekerjaan: Pedagang Pendidikan Terahir: SMK Keluhan Utama: Pasien mengatakan sering merasa pusing, Berkunang - kunang Riwayat Penyakit sekarang: pasien mengatakan pusing berkunang – kunang, mual, merasa cepat lelah dan nafsu makan menurun. Didapatkan tekanan darah 100/80 mmhg, pasien terlihat lemah dan pucat. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu: Tidak Ada Pengalaman menyusui : Tidak Riwayat Ginekologi : Menarche : 13 Tahun, Siklus mens : Teratur, Lama mens : 5 hari, Keluhan : lemas Masalah Ginekologi : Keputihan Data Umum Kesehatan saat ini : Status Obstretik : G : 1 P : 0 A : 0 Kesadaran : CM Mata : konjungtiva : Anemis TD : 100/80 mmhg Suhu : 36,5 Nadi : 69 RR : 28 ANALISA DATA DATA ETIOLOGI PROBLEM Ds : Asupan Diet Kurang Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari • pasien mengatakan tidak nafsu Kebutuhan Tubuh makan. • Pasien mengatakan sering merasa mual Do : • Pasien tampak tidak tertarik terhadap makanan. • Membran mukosa pucat
Ds : Gaya Hidup Kurang Gerak Ketidakseimbangan perfusi jaringan
• Klien mengatakan lemas berkunang – kunang. Ds : • Ekstremitas dingin • TD menurun • Nadi lemah tidak teraba • Warna kulit pucat
Ds : Ketidakseimbangan antara suplai dan Intoleran Aktifitas
• Pasien mengatakan lemah dan lesu kebutuhan oksigen • Pasien mengatakan merasa cepat lelah Do : • TD kurang dari 120/80 mmhg • Pasien terlihat lelah dan lemah DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL 1. Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd Asupan diet kurang 2. Ketidakseimbangan perfusi jaringan bd Gaya hidup kurang gerak 3. Intoleran aktifitas bd ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen INTERVENSI No. Dx NOC NIC 1. Setelah dilakukan asuhan • Identifikasi adanya alergi atau keperawatan selama 3x24 jam intoleransi makanan yang dimiliki diharapkan kebutuhan nutrisi pasien klien terpenuhi. • Tentukan status gizi dan kemampuan Kriteria Hasil : pasien untuk memenuhi kebutuhan • Memelihara pola gizi. penambahan berat badan • Anjurkan keluarga untuk membawa yang sehat makan favorit pasien sementara • Memelihara intake nutrisi (pasien) berada dirumah sakit atau yang adekuat untuk fasilitas perawatan kesehatan • Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan (misal : bersih, berventilasi, santai dan bebas dari bau yang menyengat. IMPLEMENTASI No. TANGG IMPLEMENTASI RESPON TTD Dx AL/JAM 1. 02 Des 20 • Mengidentifikasi adanya Ds : Kukuh (07.00) alergi atau intoleransi • Pasien mengatakan makanan yang dimiliki pasien. mual dan tidak ada • Menentukan status gizi dan alergi makanan, kemampuan pasien untuk terkadang makan buah memenuhi kebutuhan gizi tetapi semenjak hamil • Menganjurkan keluarga untuk jarang mengkonsumsi membawa makan favorit sayur karena tidak suka pasien sementara (pasien) dan hanya suka pada berada dirumah sakit atau sayuran tertentu saja. fasilitas perawatan Do : • Menciptakan lingkungan yang • pasien terlihat tidak optimal pada saat nafsu makan mengkonsumsi makan (misal : bersih, berventilasi, santai dan bebas dari bau yang menyengat. No. TANGGA IMPLEMENTASI RESPON TTD Dx L/JAM 1. 03 Des 20 • Mengidentifikasi adanya alergi Ds : Kuku (07.30) atau intoleransi makanan yang • Pasien mengatakan h dimiliki pasien. sedikit – sedikit makan • Menentukan status gizi dan sayuran dan masih mual. kemampuan pasien untuk Do : memenuhi kebutuhan gizi • Pasien masih terlihat • Menganjurkan keluarga untuk kurang nafsu makan membawa makan favorit pasien sementara (pasien) berada dirumah sakit atau fasilitas perawatan • Menciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan (misal : bersih, berventilasi, santai dan bebas dari bau yang menyengat. No. TANGG IMPLEMENTASI RESPON TTD Dx AL/JAM 1. 04 Des 20 • Menentukan status gizi dan Ds : Kuku kemampuan pasien untuk • pasien mengatakan mulai h memenuhi kebutuhan gizi sering makan sayuran • Menganjurkan keluarga untuk dan sudah tidak mual membawa makan favorit Do : pasien sementara (pasien) • pasien terlihat nafsu berada dirumah sakit atau makan fasilitas perawatan • Menciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan (misal : bersih, berventilasi, santai dan bebas dari bau yang menyengat. EVALUASI
No. TANGGAL EVALUASI TTD
Dx /JAM 1. 2 Des 20 S : Pasien mengatakan mual Kuku O : Pasien terlihat tidak nafsu makan h A : Masalah belum teratasi P :Melanjutkan Intervensi 03 Des 20 S : Pasien mengatakan masih mual Kuku O : Pasien terlihat kurang nafsu makan h A : Masalah belum teratasi P :Melanjutkan Intervensi 04 Des 20 S : Pasien mengatakan sudah tidak mual Kuku O : Pasien terlihat nafsu makan h A : Masalah teratasi P :Menghentikan Intervensi DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI.(2009). Program penanggulangan Anemia Gizi pada wanita usia subur (WUS) 2. Varney, Helen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta : EGC.2006 3. Leveno,Cdan Gent (2009) Obstetri Wiliams panduan ringkas. Jakarta,Buku Kedokteran 4. Manuaba.1.B.G,!.A.Chandranita Manuabadan 1.B.G. Fajar Manuaba 2007. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC. 5. Hidayat, A. Aziz Alimul.2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika TERIMA KASIH