Anda di halaman 1dari 24

Kromatografi Lapis Tipis dan

Kromatografi Kertas

Nama : Gian Suhardana


BP : 19011046
Kelas : 2019.a
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Kromatografi Lapis Tipis merupakan
kromatografi adsorbsi dan adsorben
bertindak sebagai fase stasioner
(fase diam). Fase diam yang
digunakan dalam KLT merupakan
penjerap berukuran kecil dengan
diameter partikel antara 10-30 µm
(Gandjar dan Rohman, 2007)
PRINSIP KERJA

Proses pemisahan dengan


kromatografi lapis tipis, terjadi
hubungan kesetimbangan antara
fase diam dan fasa gerak, dimana
ada interaksi antara permukaan
fase diam dengan gugus fungsi
senyawa organik yang akan
diidentifikasi yang telah
berinteraksi dengan fasa geraknya
FASE DIAM & FASE
GERAK
Fase diam biasa digunakan
adalah alumina dari aluminium
oksida. Selain fasa diam, dalam
KLT juga diperlukan fasa
gerak/eluent yang berperan
penting pada proses elusi bagi
Empat macam adsorben larutan umpan (feed) untuk
yang sering dipakai ialah
silica gel (asam silikat),
melewati fasa diam (adsorbent).
alumunia (alumunium
oxyde), selulosa dan
kieselguhr.
PROSEDUR KERJA
 Meneteskan Sampel

Sampel merupakan campuran senyawa


yang akan dipisahkan, dilarutkan dalam zat
pelarut yang mudah menguap, misalnya
kloroform atau zat pelarut lain yang serupa
yaitu memiliki titik didih antara 50-100oC.
larutan sampel tersebut ditetskan pada plat
dengan menggunakan pipet mikro atau
pipa kapiler. Garis batas bawah kira-kira
1,5-2.0cm dari dasar, jumlah sampel yang
diteteskan dapat berkisar antara 5-100mg
dari larutan 0,1%.
PROSEDUR KERJA

 Pengembangan

Penegmbangan dilaksanakan dengan mencelupkan dasar


plat KLT yang telah ditetesi sampel dalam system pelarut
untuk proses pengembangan. Umunya dikerjakan dalam
tempat yang tertutup dalam chamber yang ssebelumnya
telah dijenuhkan dengan menggunakan kertas saring.
Alasan penjenuhan chamber sebelum digunakan yaitu untuk
menghilangkan uap air didalam chamber agar nantinya tidak
mempengaruhi perambatan noda pada lempeng, selain itu
agar tekanan yang ada didalam chamber tidak
mempengaruhi proses perambatan noda dengan adanya
penjenuhan chamber.

Pengembangan dalam ruangan tertutup tersebut diakhiri


setelah ujung zat pada plat telah mencapai kira-kira ¾ tinggi
adsorben. Plat KLT-nya kemudian diambil dan dikeringkan,
sebaiknya dengan menggunakan aliran gas N2.
CARA MENDETEKSI BERCAK

Menggunakan
Penampak Penunjukkan
flourosensi bercak secara
kimia
M ENGGUNAKAN PENAMPAK
FLOUROSENSI

– Ultraviolet light at 254


nm (shortwave UV).
– Long wave UV (340 nm)
is used less commonly.
Penampakan noda pada pegujian
Kromatigrafi yaitu :

 a. Pada UV 254 nm
 Pada UV 254 nm, lempeng akan
berflouresensi sedangkan sampel akan
tampak berwarna gelap.Penampakan
noda pada lampu UV 254 nm adalah
karena adanya daya interaksi antara
sinar UV dengan indikator fluoresensi
yang terdapat pada lempeng.
Fluoresensi cahaya yang tampak
merupakan emisi cahaya yang
dipancarkan oleh komponen tersebut
ketika elektron yang tereksitasi dari
tingkat energi dasar ke tingkat energi
yang lebih tinggi kemudian kembali ke
keadaan semula sambil melepaskan
energi.
 b. Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan
berflouresensi dan lempeng akan
berwarna gelap. Penampakan noda pada
lampu UV 366 nm adalah karena adanya
daya interaksi antara sinar UV dengan
gugus kromofor yang terikat oleh
auksokrom yang ada pada noda tersebut.
Fluoresensi cahaya yang tampak
merupakan emisi cahaya yang
dipancarkan oleh komponen tersebut
ketika elektron yang tereksitasi dari
tingkat energi dasar ke tingkat energi
yang lebih tinggi kemudian kembali ke
keadaan semula sambil melepaskan
energi. Sehingga noda yang tampak pada
lampu UV 366 terlihat terang karena
silika gel yang digunakan tidak
berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
P ENUNJUKKAN BERCAK SECARA KIMIA

kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian


ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia
dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal
iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi
dengan bercak pada kromatogram, atau dapat
dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada
lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai
bercak-bercak kecoklatan.
Tetasan atau penotolan sampel harus sekecil mungkin
dengan meneteskan berulang kali dengan dibiarkan
mengering sebelum tetesan berikutnya dikerjakan.
Pengeringan tetesan sampel pada plat sebaiknya
dikerjakan dengan aliran gas N2, untuk mencegah
terjadinya kerusakan sampel karena oksida
SEBELUM SETELAH DISEMPROT
DISEMPROT NINHIDRIN
NINHIDRISE
NILAI R F
 Pada KLT, identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan
menghitung harga Rf

Rf pembanding vs Rf sampel
Harga R F=

Jarak yang ditempuh noda


Jarak yang ditempuh eluen

Harga Rf dipengaruhi oleh :


1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan
2. Sifat penyerap dan derajad aktivitasnya
3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap
4. Pelarut (dan derajad kemurniannya) fasa bergerak
5. Derajad kejenuhan dalam uap
6. Teknik percobaan
7. Jumlah cuplikan yang digunakan
Faktor yang mempengaruhi harga Rf
1. Pelarut
perubahan yang sangat kecil dari komposisi pelarutakan menyebabkan harga
Rf berubah.
2. Suhu perubahan
suhu menyebabkan perubahan koefisien partisi dankecepatan alir.
3. Ukuran bejana
volume bejana mempengaruhi homogenitas atmosfer sehingga
mempengaruhi kecepatan penguapan pelarutdari kertas.
4. Jenis kertas
Pori-pori kertas dan ketebalan kertas akan
mempengaruhi perambatan sehingga berpengaruh terhadap nilai Rf.
5. Sifat campuran
Karakteristik komponen yang akan dipisahkanmempengaruhi nilai Rf
sebab kelarutan dalam eluen danpartisi komponen-komponen
tersebut di antara fasa tetapdan fasa gerak berbeda-
beda sehingga nilai Rf darimasing-masing komponen akan berbeda
pula
KROMATOGRAFI KERTAS
Sejarah
• Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge
(1914-1994)adalah orang pertama yang menggunakan
metoda analisis asam aminodengan kromatografi kertas.
• Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis
campuran asam amino.
• Asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan
asam-asam aminolarut dalam air dan tidak mudah
menguap.
pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar 
yang dihadapikimiawan di akhir abad 19 dan awal
abad 20.
Kromatografi Kertas

Metode kromatografi cairan-cairan di mana cairan


stasionernya merupakan lapisan pelarut yang teradsorpsi
pada kertas. digunakan untuk memisahkan campuran
dari substansinya menjadi komponen-komponennya.
fase diam adalah kertas serap yang sangat seragam. Fase
gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
PRINSIP KROMATOGRAFI KERTAS

Pemisahan senyawa berdasarkan perbedaandistribusi senyawa


fasa diamdan fasa gerak ampuranakan terpisah
disebabkanadanya proses migrasi yangdinamis dalam suatu
sistemyang terdiri dari 2 fase

Pemisahan kromatografi kertasterjadi karena perbedaan


kelarutan zat-zat dalam pelarut serta perbedaan penyerapan
(adsorbsi) kertas terhadap zat-zat yang akan dipisahkan
METODE KROMATOGRAFI KERTAS
METODE MENAIK(ASCENDING)
Fasa gerak bergerak keatas karena efek kapiler

METODE MENURUN(DESCENDING)

Fasa gerak bergerak kebawah dikarenakan efekkapiler yang


dibantu olehefek gravitasi sehinggarembesan berjalan lebih
cepat

JENIS-JENIS KROMATOGRAFI KERTAS


• Kromatografi satu arah : menggunakan 1 pelarut\
• Kromatografi dua arah : menggunakan dua pelarut berbeda dan melalui beberapa tahap
Hal yang Perlu Di perhatikan dalam
Kromatografi Kertas
 Metoda
 Jenis Kertas
 Jenis pelarut
 Bejana kesetimbangan
 Pembuatan sampel
 Waktu eludasi/pengembangan
 Metoda deteksi dan identifikasi
Kelebihan
 Tidak diperlukan peralatan yang teliti danmahal
 Dapat diperoleh hasil yang baik walaupun
dengan peralatan dan materi yang sederhana
 Senyawa yang terpisah dapat dideteksipada kertas dan
diidentifikasi

Kekurangan
 Banyaknya permasalahan menyangkut cara pemasukan
fasa gerak, perambatan fasa gerak, dan penggumpalan
 Membutuhkan waktu lama
 Keterbatasan parameter senyawa yang diuji
DAFTAR PUSTAKA
1. McNair & E.J.Bonelli, 1988, Dasar Kromatografi Gas, Penerbit ITB Band
ung
2. Skoog, Doughlas, A and James JLeary, 1992, Principles of Instrumental A
nalysis, Saunders College Publishing, New York.
3. Mulya Suryadarma, dkk. 2004, Pengembangan Metode Analisis, 
Airlangga Press, Surabaya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai