LARUTAN DAPAR
DISUSUN OLEH
SURYA NENGSIH
19011010
2019A
KIMIA FISIKA II
DOSEN PEMBIMBING
Dengan adanya makalah ini mudah mudahan dapat membantu minat baca dan belajar
teman teman,selain itu penulis juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang
materi ini,karna akan meningkatkan mutu individu kita
Penulis sudah berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan informasi dari buku buku
maupun website terpecaya,namun penyususnan makalah ini masih jauh dari sempurna karna
kemampuan penulis masih dalam tahap pembelajaran,oleh karena itu kritik dan saran dari para
pembaca maupun pemerhati dibutuhkan agar penulis dapat memperbaiki kimia fisika ini
Penulis berharap semoga makalah kimia fisika ini dapat memberikan manfaat dan
memperluas pengetahuan serta menjadi pedoman bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….……i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...ii
BABI PENDAHULUAN……………………………………………………………1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..1
C. Tujuan…………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..…...2
E Persamaan Henderson-haselbalh…………………………………………….…….7
BABIII PENUTUP……………………………………………………..……….…....9
A.Kesimpulan……………………………………………………………………..…..9
B. Saran…………………………………………………………………………….…9
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….…10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat dapat mempertahankan atau ralatif
tidak mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam, basa, atau adanya pengenceran.
Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga terdiri atas asam
lemah dengan asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam konjungsinya.
2. kapasitas Dapar?
5. Persamaan Henderson-haselbalh?
1.3 TUJUAN
1
Mengetahui lebih dalam tentang apa itu larutan dapar(peyangga) dan apa saja faktor
yg mempengaruhi nya
Membuat larutan dapar dengan pH dan kekuatan ionik tertentu.
Mengetahui apa persamaan dari Henderson-haselbalh
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian larutan penyangga(dapar)
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan
pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga asam adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari asam lemah
dengan garamnya. Larutan penyangga basa adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari
basa lemah dengan garamnya.
Meskipun ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau
dilakukan proses pengenceran maka pH larutan tidak berubah. Sebaliknya penambahan asam
atau penambahan basa dalam larutan bukan penyangga menyebabkan perubahan pH larutan yang
dratis.
2
Air merupakan medium pendapar, meskipun dalam ketiadaan senyawa pendapar yang
ditambahkan. Kapasitas dapar dapat dinyatakan sebagai
Pada p[H+] yang sangat rendah, konsentrasi ion hidrogen tinggi dan β
meningkat sesuai dengan proporsinya terhadap konsentrasi ion hidrogen;
kapasitas dapar meningkat secara eksponensial terhadap pH.
Pada p[H+] yang sangat tinggi, konsentrasi ion hidroksida tinggi dan β
meningkat sesuai dengan proporsinya terhadap konsentrasi ion hidroksida;
kapasitas dapar meningkat secara eksponensial terhadap pH.
Sifat ini tidak bergantung pada keberadaan atau ketiadaan penambahan senyawa pendapar. Efek
dan refleksi konsentrasinya merupakan fakta bahwa pH terkait dengan logaritma konsentrasi ion
hidrogen
Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja
larutan penyangga:
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan
berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut
bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
3
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion
NH4+.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen
asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan
basa NH3 membentuk ion NH4+.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan
komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
larutan penyangga asam terdiri atas asam lemah dan basa konjungsinya
(garamnya).
4
Contoh :
Perumusan :
(H+) = Ka . (A)(B)
pH = – log (H+)
(A)
contoh soal :
Jawab :
Garam = 0,05
5
Ditanyakan : pH campuran ?
Penyelesaian :
(Garam)
0,05
= 3,6 x 10-5
pH = – log ( H+)
Larutan penyangga basa terdiri atas basa lemah dan asam konjungssinya (garamnya).
Contoh :
Perumusan:
(OH-) = Kb . (B)
(G)
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu
larutan dengan rumus berikut:
(G)
6
keterangan:
Contoh soal:
Jawab:
Ditanyakan : pH campuran?
Penyelesaian:
2(mmol garam )
= 10-5 x 5___
2 x 20
=10-5 x 0,125
= 1,25 x 10-6
= 6 – log 1,25
pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )
= 8+ log 1,25
7
2.4 Faktor yang mempengaruhi laarutan dapar
a. pH larutan buffer praktis tidak berubah pada penambahan sedikit asam kuat atau sedikit basa
kuat atau pengenceran.
b. pH larutan buffer berubah pada penambahan asam kuat atau basa kuat yang relatif banyak,
yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan menghabiskan komponen larutan
buffer itu, maka pH larutan akan berubah drastis.
c. Daya penyangga suatu larutan buffer bergantung pada jumlah mol komponennya, yaitu jumlah
mol asam lemah dan basa konjugasinya atau jumlah mol basa lemah dan asam konjugasinya.
Persamaan Henderson-Hasselbalch
The persamaan Henderson-Hasselbalch berkaitan pH, pKa, dan konsentrasi molar
(konsentrasi dalam satuan mol per liter):
8
[HA] = konsentrasi molar dari asam lemah yang tidak terdisosiasi (M)
pH = 4,7 + 0,40
pH = 5.1
Sediaan farmasi yang banyak menggunakan sistem dapar adalah sediaan tetes mata
Larutan dapat terdiri dari asam borat ,natrium borat dan natrium klorida dibuat dengan rentang
ph 7-9
BAB III
9
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mekanisme kerja larutan dapar adalah menetralkan asam maupun basa dari
luar. Masing-masing komponen dalam larutan dapar mampu menetralkan asam
maupun basa dari luar. Komponen asam lemah dan basa konjugasi dalam larutan
dapar asam membentuk sistem kesetimbangan
Larutan dapar asam dapat dibuat dengan cara mencampurkan sejumlah larutan
asam lemah dengan larutan basa konjugasinya secara langsung. Selain itu, larutan
dapar asam juga dapat dibuat dengan mencampurkan sejumlah larutan basa kuat
dengan larutan asam lemah berlebih. Setelah reaksi selesai, campuran dari larutan basa
konjugasi yang terbentuk dan sisa larutan asam lemah membentuk larutan dapar asam.
3.2 Saran
Penulis berharap semoga makalah kimia fisika ini dapat memberikan manfaat dan memperluas
pengetahuan serta menjadi pedoman bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
10
Anshory, irfan.2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU.Jilid 3. Jakarta:Erlangga
Martin, A. 1990. Farmasi Fisik edisi ketiga jilid 1, Universitas Indonesia Press:Jakarta.
11