Anda di halaman 1dari 22

MEDICAL ETHICS

In
PHARMACOTHERAPEUTIK

Dr. ZULKARNAIN RANGKUTY, MSi

Dep. Farmakologi & Terapeutik,


Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2012, KBK, FK & FKG, USU
ETIKA
FARMAKOTERAPEUTIK

2012, KBK, FK & FKG, USU


Etika
Etika : hasil refleksi atas kehidupan manusia di
dunia dan perilaku manusia secara
keseluruhan, terutama dalam hubungannya
dengan sesama manusia dan lingkungannya.

Etika Farmakoterapeutik : Standart etika


dalam melaksanakan tugas profesi artinya :
segala tindakan yang dilakukan adalah demi
kebaikan dan kepentingan penderita (pasien)
dan masyarakat.
Pembagian Etika :

- Etika intra profesi : antar dokter – dokter, apoteker


– apoteker, dll.

- Etika Inter profesi : antar dokter – apoteker, dokter


– tenaga profesi kesehatan lainnya, dll.
Dokter - Dokter
1. Diharapkan:
1. Kebersamaan, Kekeluargaan, Keakraban
2. Memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia ingin
diperlakukan

2. Dihindari:
1. Mengambil alih pasien sejawat secara sepihak
2. Mengejek
3. Mencemarkan nama baik
Dokter - Apoteker
 Apoteker sebagai penasihat dokter dlm
bidang kefarmasian

 Menjaga keamanan kertas resep

 Resep hendaknya sederhana


Dokter - Perawat
 Perawat bukan pembantu bagi dokter

 Perawat memiliki peranan besar untuk


kesembuhan penyakit

 Teguran hendaknya diluar pendengaran pasien


Dokter - Pasien
 Ikhlas mengobati penderita
 Ramah dan rendah diri sebagai pelindung
 Tegas sebagai seorang berwibawa
memerintah
 Berhati bersih dan bersusila
 Jaga rahasia pasien
• Intra dan Inter profesional didunia kedokteran
dan kefarmasian adalah sebagai berikut :

1. Rahasia resep
Resep adalah rahasia antara dokter, apoteker dan
penderita (pasien), sejauh yang menyangkut
hubungannya dengan penyakit penderita,
khususnya penyakit penderiata yang tidak boleh
diketahui oleh orang lain
2. Dokter tidak boleh menjual obat kepada
penderita ( pasien), kecuali tidak ada apotik di
sekitar praktek dokter.

3. Dokter tidak boleh menyuruh penderiata


(pasien) membeli obatnya diapotik tertentu.

4. Dokter tidak boleh bekerja sama dengan


apoteker / perusahaan obat.
5. Dokter menulis resep secara rasional

6. Apoteker / apotik harus menghubungi


dokternya bila terjadi kesalahan resep

7. Apoteker / apotik tidak boleh mengganti obat


yang ditulis dokter

8. Bila terjadi kesalahan pemberian obat oleh


apoteker / apotik maka dokter harus
menghubungi apoteker / apotik
9. Dokter harus menulis resep dengan jelas dan
menggunakan tinta

10. Dokter boleh menulis resep CITO dan sejenisnya


bila betul – betul dibutuhkan

11. Dokter harus menjaga blanko resepnya agar


tidak dipergunakan orang lain
Contoh beberapa resep yang tidak rasional :

1. Memberikan jenis obat terlalu banyak


( shotgun prescription)
Akibat yang ditimbulkan :
a.Kemungkinan terjadi interaksi
b.Interaksi menyebabkan terapi tidak
menemui sasaran
c. Harga obat meningkat
Rumus Interaksi obat :
½ n (n-1)
Mis :
- Campuran 2 jenis obat, maka akan
terjadi kemungkinan interaksi :
½ x 2 (2 –1 ) = 1 x 1 = 1
- Campuran 4 jenis obat, maka akan
terjadi kemungkinan interaksi :
½ x 4 (4 – 1) = 2 x 3 = 6
2. Obat Konveksi

3. Jumlah obat terlalu banyak dan


pemakaiannya jangka lama

4. Penggunaan antibiotik yang berlebihan

5. Obat paten yang mahal, sehingga tidak


dapat ditebus oleh penderita
6. Obat paten dengan komposisi beberapa
jenis obat

7. Potensiasi campuran obat depresi susunan


saraf pusat

8. Resep memakai kode tertentu.


Rational Prescription (WHO, 1995)
• Appropriate patient (tepat pasien)
• Appropriate indication (tepat indikasi)
• Appropriate drug (tepat obat)
• Appropriate dossage, administration &
duration (tepat dosis, cara dan lama
pemberian)
• Appropriate information (tepat information)
• Appropriate cost (tepat biaya)
Etika Kedokteran dalam Farmakoterapi
Melibatkan berbagai pertimbangan
– Human right
• Apakah obat akan memperbaiki kondisi penderita
– Obat essensial
– Pharmaco – economic
• Iatrogenic cost
– Hati – hati informasi salah
• Pharmaco – politic salah
– Peresepan salah
Etika Kedokteran dalam Farmakoterapi
Melibatkan berbagai pertimbangan
– Apakah tindakan yang dilakukan akan
memberikan manfaat maksimal ?
– Apakah obat yang diberikan sesuai indikasi?
– Apakah obat yang diberikan sesuai dosis?
– Apakah obat yang diberikan cocok untuk
penderita dengan kondisi tertentu tersebut?
– Obat P (P – drug) apakah cocok?
(BENEFICENCE)
Etika Kedokteran dalam Farmakoterapi
Melibatkan berbagai pertimbangan
– Apakah tindakan yang dilakukan akan
memberikan keadilan yang sama?
– Apakah obat yang diberikan
• Telah mempertimbangkan usia berat badan
dan lainnya?
• Telah mempertimbangkan kesanggupan dana
• Dsb
(JUSTICE)
Etika Kedokteran dalam Farmakoterapi

– Apakah akan meresepkan antibiotik yang


bakteriostatik dengan harga mahal dengan
pendapatan rendah ?
– Apakah akan meresepkan analgetika golongan
COX IB dengan harga mahal pada penderita nyeri
inflamasi yang kaya dan produktif?
(JUSTICE)
Etika Kedokteran dalam Farmakoterapi
Melibatkan berbagai pertimbangan
– Apakah sudah diberitahukan kepada penderita segala
sesuatu tentang antibiotika dan analgetika yang akan
diresepkan?
• Efek yang bakal terjadi (menghisap ulu hati, urine
berubah warna, dsb)
• Bentuk sediaan
• Harga obat
• Ke – halalan kapsul, syrup atau obat injeksi
• Dsb
(AUTONOMY)

Anda mungkin juga menyukai