HUKUM INTERNASIONAL A3 7 JUNI

2021

PARIS AGREEMENT
2015
an
An a l i s i s d
s k u s i b e ntuk
di
a l i s a s i p ada
le g
p e r j an j i a n
r n a s i o n al.
i nt e
HUKUM INTERNASIONAL A3 7 JUNI
2021

NAMA
KELOMPOK
1 Aditiya Mafazi 4 Sukesih Meisandha

2 Muhammad Adif A.A. 5 Vinka Kirana Putri

3 Syifaqiyatul Khasanah
HUKUM INTERNASIONAL 7 JUNI
2021 2021

Ayo kita
mulai!
Kalian
si ap ?
HUKUM INTERNASIONAL A3 7 JUNI
2021

MATERI
DISKUSI
1 Paris Agreement 4 Delegasi

2 Obligasi 5 Kesimpulan

3 Presisi
Perjanjian Paris atau Paris Agreement merupakan perjanjian
dalam Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan
Bangsa- Bangsa atau United Nations Framework Convention on
Climate Change (UNFCCC) mengenai mitigasi emisi gas rumah
kaca, adaptasi, dan keuangan perubahan iklim.
Hukum Internasional A3 7 JUNI
2021

Persetujuan ini dinegosiasikan oleh 195

perwakilan negara-negara pada Konferensi
Perubahan Iklim PBB ke-21 di Paris, Prancis.

Persetujuan ini ditandatangani tepat pada

peringatan Hari Bumi tanggal 22 April 2016
di New York, Amerika Serikat.
 KEEP
STOP START
GOING

S
S T
T R
A R T
UKTUR
PARIS
AGREEMENT

Paris Agreement
Preambule = Dua halaman
Klausul substantif
(Batang tubuh) = Pasal 1- 27 Klausul formal =
Pasal 28 - 29 Penandatanganan = Halaman
26
 OBLIGASI 1 2 3
Aspek obligasi dalam Paris Agreement 2015 Klik tab Lainnya di panel Pilih aplikasi Emoji Klik Emoji atau GIF yang
sisi editor. atau GIPHY. ingin Anda gunakan.

·Kekuatan obligasi dari Paris Agreement tergolong lemah.

1. Pertama adalah karena segala bentuk keikutsertaan negara peserta dalam perjanjian
ini bentuknya adalah Sukarela atau Voluntary, bukannya “kewajiban”. Seperti dijelaskan
dalam Pasal 6 ayat (1) dan (3) yang berbunyi :

(1)"Parties recognize that some Parties choose to pursue voluntary cooperation in the
implementation of their nationally determined contributions to allow for higher ambition in their
mitigation and adaptation actions and to promote sustainable development and
environmental integrity."

(3)"The use of internationally transferred mitigation outcomes to achieve nationally

determined contributions under this Agreement shall be voluntary and authorized by
participating Parties."
 Salin catatan Salin catatan Salin catatan
dan tuliskan dan tuliskan dan tuliskan
gagasan. gagasan. gagasan.

·2. Tidak ada sistem hukuman dalam perjanjian ini. Baik negara yang gagal
memenuhi ekspektasi peningkatan suhu dibawah dua derajat per tahun maupun
negara yang tidak peduli sama sekali dan tidak melakukan program apa – apa,
Paris agreement tidak memiliki kekuatan untuk menghukum atau memberi sanksi,
karena itulah kekuatan mengikat dari perjanjian ini terbilang lemah.

3. Kekuatan obligasi dari perjanjian ini masuk kepada indikator ke lima (V) yaitu
“Norms adopted without law making authority: recommendation and
guidelines.”
PRESIS
I
Ketepatan pasal dalam mengatur anggota yang mengiktui persetujuan Paris 2015

Paris Agreement adalah perjanjian internasional yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran anggota dalam
menangani masalah perubahan iklim. Maka dari itu, berikut beberapa indikator presisi dalam Paris
Agreement 2015
·Pertama bisa kita lihat dari pasal 2 ayat 1(a) yang berbunyi
1
" Holding the increase in the global average temperature to well below 2°C above pre-industrial
levels and pursuing efforts to limit the temperature increase to 1.5°C above pre-industrial
levels, recognizing that this would significantly reduce the risks and impacts of climate change."

2 · Adanya laporan setiap 5 tahun dari para pihak yang menandatangani Paris Agreement tentang
keadaan kenaikan suhu di masing – masing negara, dan Global Stocktake pertama akan diadakan pada
tahun 2023 nanti. Hal ini disebutkan dalam Pasal 14 ayat 1dan 2 yang berbunyi
"The Conference of the Parties serving as the meeting of the Parties to this Agreement shall
periodically take stock of the implementation of this Agreement to assess the collective progress
towards achieving the purpose of this Agreement and its long-term goals (referred to as the "global
stocktake"). It shall do so in a comprehensive and facilitative manner, considering mitigation,
adaptation and the mea"ns of implementation and support, and in the light of equity and the best
available science."
Pasal 14 ayat (2) yang
berbunyi :
" The Conference of the Parties serving as the meeting of the Parties to this
Agreement shall undertake its first global stocktake in 2023 and every five
years thereafter unless otherwise decided by the Conference of the
Parties serving as the meeting of the Parties to this Agreement."

1 2 3
3 Perjanjian ini juga mendorong negara – negara untuk bekerja sama, seperti
dijelaskan dalam pasal 4 ayat (2) :
"Each Party shall prepare, communicate and maintain successive
nationally determined contributions that it intends to achieve. Parties
shall pursue domestic mitigation measures, with the aim of achieving
the objectives of such contributions."
·
4 Setiap negara disini bebas menentukan “Kontribusi nasionalnya” atau “Nationally
determined condition”. Seperti dijelaskan di pasal 4 ayat (11) yang berbunyi :
" A Party may at any time adjust its existing nationally determined
contribution with a view to enhancing its level of ambition, in accordance
with guidance adopted by the Conference of the Parties serving as the
meeting of the Parties to this Agreement."
5 Paris Agreement disini memberikan pesertanya “tujuan” yang jelas tentang target
apa yang ingin dicapai. Namun, Paris Agreement tidak mengatur tentang
pelaksanaan dan bagaimana “Cara” yang akan digunakan negara.

6 Pada segi presisi maka Paris Agreement ini termasuk indikator ke 3 (III) yaitu
“Broad areas of discretion (penafsiran)”
DELEGAS
I
Posisi pihak ketiga dalam Paris Agreement 2015

1 Paris Agreement adalah perjanjian yang berada dalam United Nations Framework
Conventions on Climate Change (UNFCC), karena itulah UNFCC menjadi pihak
ketiga dalam perjanjian ini. Buktinya ada dalam Preambule baris pertama yang
berbunyi
"Being Parties to the United Nations Framework Convention on
Climate Change, hereinafter referred to as "the Convention"

2 Dispute resolution pada Paris Agreement tercantum di pasal 24 yang

berbunyi "The provisions of Article 14 of the Convention on settlement of
disputes
shall apply mutatis mutandis to this Agreement"
3 Maka peraturan yang dirujuk adalah Pasal 14 ayat 1 dan 5 UNFCCC
berbunyi :
(1) “In the event of a dispute between any two or more Parties concerning the
interpretation or application of the Convention, the Parties concerned shall
seek a settlement of the dispute through negotiation or any other peaceful
means of
their own choice.”

(5) "Subject to the operation of paragraph 2 above, if after twelve months following
notification by one Party to another that a dispute exists between them, the Parties
concerned have not been able to settle their dispute through the means
mentioned
in paragraph 1 above, the dispute shall be submitted, at the request of any of
the parties to the dispute, to conciliation."
4 Maka Indikator Delegasi : Dispute Resolution dalam perjanjian ini
adalah masuk ke indikator lima (V) dari tujuh indikator yaitu
Conciliation, Mediation.
DELEGAS
I
Posisi pihak ketiga dalam Paris Agreement 2015

5 Pada indikator Delegasi : Rule Making and Implementation, Paris Agreement ini
masuk indikator keempat (IV) dari delapan indikator yaitu Coordination Standards.

6 Hal ini dibuktikan dengan Pasal 4 ayat 14 Paris Agreement yang berbunyi
:
(4) "In the context of their nationally determined contributions, when recognizing
and implementing mitigation actions with respect to anthropogenic emissions
and removals, Parties should take into account, as appropriate, existing methods
and
guidance under the Convention, in the light of the provisions of paragraph 13
of this Article."
7 Pasal 4 ayat 13 berbunyi :

" Panies shall account for their nalionally determined contributions. In

accounting for anthropogenic emissions and rernovals corresponding to
their
nationally determined contributions, Parties shall promote environmental
integrity, transparency, accuracy, completeness, comparability and consistency,
and ensure the avoidance of double counting, in accordance wirh guidance
adopted by the Conference of the Parties serving as the meeting of the Parties
to this Agrecment. "
HUKUM INTERNASIONAL A3 7 Juni 2021

Kesimpulan
Paris Agreement ini merupakan perjanjian yang bersifat Soft Law
dan masuk kepada indikator VIII, sebab dalam sudut pandang
Obligasi termasuk kategori Low, sudut pandang Presisi termasuk
kategori Low, dan dari sudut pandang Delegasi termasuk kategori
Low.
HUKUM INTERNASIONAL A3 7 Juni 2021

Terima kasih!
Sem o ga
har i An d a
ind ah.