Anda di halaman 1dari 7

Obat Anestesi

Intravena

SANYUKI KHOIRUNNISA
22004101025

Dosen Pembimbing
dr. I Dewa Gede Tresna Rismantara., M.Biomed, Sp. An
Thiopental (gol. barbiturat)
• Berupa bubuk berwarna putih kekuningan, bersifat higroskopis, rasanya pahit. Thiopental dikemas dalam
ampul 500mg atau 1000mg, sebelum digunakan dilarutkan dalam akuades sampai kepekatan 2,5% (1 ml =
25 mg).
1. Merupakan hipnotik yang sangat kuat, tidak ada efek analgetik maupun relaksasi otot.
2. Induksinya cepat, lancar, dan tidak diikuti oleh eksitasi
3. Pemulihan cepat, tetapi masih ada rasa mengantuk
4. Efek samping mual dan muntah jarang dijumpai

Dosis : Konsentrasi 2,5% adalah 3-6mg/kgBB disuntikkan perlahan – lahan, dihabiskan 30 – 60 detik.

Kontraindikasi : tidak boleh diberikan pada pasien yang menderita penyakit paru obstruktif menahun,
dekompensasi kordis, syok yang berat, insufisiensi adrenokortikal, status asmatikus, porfiria

Efek samping : hipoventilasi sampai henti napas, menimbulkan risiko spasme laring dan bronkus, depresi
kardiovaskular.
Midazolam (gol. Benzodiazepine
• Midazolam memiliki efek hipnotik-sedatif
• Bentuk sediaan : larutan yang mengandung 5 mg/ml atau 2 mg/ml.
• Dosis :
0,05 – 0,1 mg/kg (dosis kecil pada pasien tua)
0,2 mg/kg untuk pemeliharaan
• Efek samping : hipotensi dan depresi pernafasan
Propofol
• Propofol dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan 1% ( 1
ml = 10 mg).

1. Memiliki efek hipnotik, tidak memiliki efek analgetik maupun relaksasi otot
2. Bekerja lebih cepat dibandingkan thiopental, konfusi pasca bedah minimal, mual-muntah pasca bedah
minimal

Dosis :
Induksi : 2-2,5mg/kgBB

Efek samping : hipotensi, dapat ↓frekuensi pernafasan bisa juga terjadi apneu sementara
Ketamin
1. Memiliki sifat analgesik dengan kerja singkat
2. Memiliki sifat simpatomimetik sehingga dapat ↑ TD dan ↑ denyut jantung
3. Dapat menimbulkan dilatasi bronkus sehinga merupakan pilihan pada pasien asma

Dosis :
Bolus untuk induksi intravena adalah 1-2 mg/kgBB

Efek samping : takikardi, hipertensi, hipersalivasi, nyeri kepala, pasca anestesi dapat menimbulkan mual-muntah,
pandangan kabur, mimpi buruk dan halusinasi.

Kontraindikasi : hipersensitivitas, hipertensi


Opioid
• Berefek analgesik, sehingga sering digunakan bersama dengan anestetika yang lain
• Jenis opioid yang sering digunakan adalah morphine,pethidine, fentanyl,.
• Fentanyl merupakan opioid yang lebih banyak digunakan dibanding morphin karena menimbulkan efek
analgesia anestesia yang lebih kuat dengan efek depresi nafas yang lebih ringan
• Opioid tidak menganggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakan untuk induksi pasien dengan kelainan
jantung
• Sediaan : cairan injeksi 0,05 mg/mL: fentanyl
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai