Respon

Bangunan
Laut di
Gelombang
Acak
P E R I L A K U D A N O P E R A B I L I TA S
BANGUNAN LAUT DIATAS GELOMBANG
ACAK

0 1 1 7 0 4 0 0 3 9 – M U H A M A D I R V A N F.
Gelombang Acak
Gelombang acak adalah merupakan superposisi dari komponen-komponen pembentuknya yang berupa gelombang
sinusoidal, dalam jumlah tidak terhingga. gelombang acak akan bisa diperoleh bila RAO dapat dikorelasikan sedemikian
rupa dengan S(). Korelasi ini secara substansi adalah sama dengan mentransformasi energi gelombang menjadi energi
respons. Dengan begitu respons di gelombang acak secara sederhana bisa didapat dengan mengalikan antara nilai
spektrum energi gelombang S() dengan RAO2. Proses ini pada dasarnya adalah mengubah spektra gelombang
menjadi spektra respons, sebagai berikut:

Transformasi spektra gelombang menjadi spektra respon :

 Analisis Spektral
Analisis spektral pada dasarnya dilakukan dengan
melakukan langkah perhitungan, biasanya dengan
prosedur tabulasi, yang dapat ditunjukkan seperti
pada Tabel
Kolom 1 berisi harga frekuensi gelombang
Kolom 2 dilakukan perhitungan spektra gelombang
sebagai fungsi perubahan frekuensi.
Kolom 3 memuat faktor pengali Simpson
Kolom 4 berisi nilai RAO yang sesuai dengan
frekuensi
Kolom 5 adalah kuadrat dari nilai pada kolom 4
Kolom 6 berisi spektra respon
Kolom 7 berisi perkalian spektra respon
dengan faktor simpson
Kolom 8 berisi perkalian antara kolom 7
dan frekuensi yaitu kolom 1
Kolom 9 dimuat hasil perkalian kolom 7
dengan harga kuadrat frekuensi
Kolom 10 memuat hasil perkalian
frekuensi pangkat empat dengan spektra
respons pada kolom 7.
kolom 10 dijumlahkan kemudian
dimasukkan kepersamaan
Analisis Spektral
Dengan telah diperolehnya luasan dan sejumlah momen
spektra kemudian dapatlah dihitung harga-harga
stokastik periode dan frekuensi serta amplitudo spesifik
dari gerakan heave, sebagaimana dimuat dalam Tabel
Di samping harga-harga stokastik yang dihasilkan, dari
perhitungan dalam tabel sebelumnya juga dapat diambil
data untuk memplot kurva spektra respons
Analisis Spektral

Spektra respons heave Semi-Submersibel #2 Spektra respons heave Semi-Submersibel #3

Analisis Spektral
Pada tinggi gelombang signifikan antara 1.0m sampai dengan kira-kira 4.6m, Semi-Submersibel #1 mempunyai intensitas
amplitudo heave signifikan yang paling rendah dibandingkan dengan dua semi-submersibel lainnya. Pada rentang tersebut
Semi-Submersibel #3 mempunyai respons tertinggi, sedangkan Semi-Submersibel #2 berada di tengah keduanya. Namun
pada HS=5.0m mulai terlihat penurunan yang seksama dari amplitudo heave signifikan Semi-submersibel #3, dan naiknya
respons Semi-Submersibel #1. Di atas HS=5.0m sampai dengan HS=10.0m kurva respons heave Semi-submersibel #1
naik lebih tajam, dan selalu mempunyai harga paling tinggi. Intensitas respons heave Semi-Submersibel #2 tetap berada di
tengah, sedangkan Semi-Submersibel #3 mempunyai harga terendah. Kenaikan intensitas Semi-Submersibel #1 di atas
HS=5.0m jelas terjadi karena resonansi antara amplitudo gerakan dan puncak spektra, seperti telah dijelaskan di atas.
Analisis Spektral

Kenaikan amplitudo heave signifikan sebagai fungsi Kenaikan amplitudo heave ekstrem sebagai fungsi
kenaikan tinggi gelombang signifikan untuk tiga semi- kenaikan tinggi gelombang signifikan untuk tiga semi-
submersible submersible
Analisis Spektral
Mempertimbangkan hal di atas kemudian dapatlah diambil kesimpulan umum, bahwa selama frekuensi alami gerakan
tidak beresonansi dengan frekuensi puncak spektra, maka faktor spektra akan lebih dominan dibandingkan dengan faktor
puncak RAO. Dari sisi perancangan hal ini mengarahkan bahwa gerakan harus diupayakan mempunyai frekuensi alami
yang bisa terpisah relatif jauh dengan frekuensi puncak spektra. Artinya, bila didapati hasil pemodelan yang menunjukkan
frekuensi alami mendekati frekuensi puncak spektra maka harus diupayakan untuk melakukan modifikasi pada rancangan,
misalnya pada bentuk konfigurasinya dan/atau distribusi massanya, sehingga frekuensi alami dapat berubah secara
memadai untuk menghindari resonansi akut dengan spektra.