Anda di halaman 1dari 48

PROSES

PENEGAKAN
HUKUM
KELOMPOK 4
Teknik Informatika B

1) Cahaya Tidiazmara Dahana 2055061011


2) Farhan Abdillah Al Fath 2065061002
3) Khalid surya gusti 2015061045
4) Nazmah Wulan Rhomadhona 2015061049
5) M. Safin anwar 2055061009

2
1.
Perlindungan dan Penegakan
Hukum
▫ PERLINDUNGAN
HUKUM

4
Perlindungan hukum dimaknai sebagai daya upaya yang
dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun
lembaga pemerintah dan swasta yang bertujuan
mengusahakan pengamanan, penguasaan dan
pemenuhan kesejah- teraan hidup sesuai dengan hak-hak
asasi yang ada.

5
Dengan kata lain hukum
Makna tersebut tidak terlepas memberikan perlindungan
dari fungsi hukum itu sendiri, kepada manusia dalam
yaitu untuk melindungi memenuhi berbagai macam
kepentingan manusia. kepentingannya, dengan syarat
manusia juga harus melindungi
kepentingan orang lain.

6
Unsur - Unsur
Suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum
apabila mengandung unsur- unsur sebagai berikut:

7
Adanya perlindungan Berkaitan
dari pemerintah dengan hak-hak
kepada warganya. warga negara.

Jaminan Adanya sanksi


kepastian hukuman bagi pihak
hukum. yang melanggarnya.

8
▫ PENEGAKAN
HUKUM

9
Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi kepentingan manusia,
apabila ditegakkan. Dengan kata lain, perlindungan hukum dapat terwujud apabila proses
penegakan hukum dilaksanakan.

Proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk menjadikan hukum
sebagai pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga
penegak hukum. Dengan kata lain, penegakan hukum merupakan upaya untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum dalam berbagai macam bidang
kehidupan.

10
Proses penegakan hukum
merupakan salah satu upaya untuk
Hukum dapat secara efektif menjadikan hukum sebagai
menjalankan fungsinya untuk pedoman dalam setiap perilaku
melindungi kepentingan manusia, masyarakat maupun aparat atau
apabila ditegakkan. Dengan kata lembaga penegak hukum. Dengan
lain, perlindungan hukum dapat kata lain, penegakan hukum
merupakan upaya untuk
terwujud apabila proses
melaksanakan ketentuan-ketentuan
penegakan hukum dilaksanakan. hukum dalam berbagai macam
bidang kehidupan.

11
▫ Pentingnya
Perlindungan dan
Penegakan Hukum

12
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat mewujudkan hal-hal berikut ini.

▫ Tegaknya ▫ Tegaknya keadilan ▫ Mewujudkan perdamaian


supremasi hukum dalam kehidupan di masyarakat

Supremasi hukum Tujuan utama hukum adalah Perdamaian akan terwujud apabila
bermakna bahwa hukum mewujudkan keadilan bagi setiap orang merasa dilindungi dalam
mempunyai kekuasaan setiap warga negara. Setiap segala bidang kehidupan. Hal itu akan
mutlak dalam mengatur warga negara dapat menikmati terwujud apabila aturan- aturan yang
pergaulan manusia dalam haknya dan melaksanakan berlaku dilaksanakan
berbagai macam kewajibannya merupakan
kehidupan. wujud dari keadilan tersebut.

13
2.
Proses Penegakan Hukum
Dalam arti luas, proses penegakan Dalam arti sempit, dari segi subjeknya
hukum itu melibatkan semua subjek itu, penegakan hukum itu hanya
hukum dalam setiap hubungan diartikan sebagai upaya aparatur
hukum. Siapa saja yang menjalankan penegakan hukum tertentu untuk
aturan normatif atau melakukan menjamin dan memastikan bahwa suatu
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu aturan hukum berjalan sebagaimana
dengan mendasarkan diri pada norma seharusnya. Dalam memastikan
aturan hukum yang berlaku, berarti tegaknya hukum itu, apabila diperlukan,
dia menjalankan atau menegakkan aparatur penegak hukum itu
aturan hukum. diperkenankan untuk menggunakan daya
paksa

15
1. Menurut Prof. Sudikno Mertokusumo

 Keadilan (gerechtigheit),
 Kepastian hukum (rechtssicherheit), dan
 Kemanfaatan hukum (zweckmassigkeit),

Ketiga unsur itulah yang harus dipenuhi dalam proses


penegakan hukum sekaligus menjadi tujuan utama penegakan
hukum.

16
2. Menurut Lawrence M. Friedman

 Substansi hukum (legal substance) yang diibaratkan


sebagai apa yang dikerjakan atau dihasilkan oleh sebuah
mesin
 Struktur Hukum (legal structur) yang diibaratkan sebagai
mesin
 Kultur hukum (legal cultur), yakni apa saja atau siapa saja
yang memutuskan mesin itu digunakan.

17
Proses penegakan hukum akan berjalan dengan
cara mewujudkan adanya rasa keadilan, kepastian
hukum, dan kemanfaatan dalam masyarakat.
Dalam proses tersebut, maka harus
mencerminkan aspek kepastian dan ketertiban
hukum

18
Yaitu dengan cara:

Pertama: Kedua:
Mengubah pola pikir Pengembangan
masyarakat. budaya hukum.
Ketiga: Keempat:
Jaminan kepastian Pemenuhan keadilan.
hukum. Keempat,
pemberdayaan
hukum.

19
Selain itu, proses penegakan hukum dilakukan oleh institusi
yang diberi wewenang untuk itu, seperti polisi, jaksa, dan
pejabat pemerintahan. Sejak hukum itu mengandung perintah
dan pemaksaan (Coercion), maka sejak semula hukum
membutuhkan bantuan untuk mewujudkan perintah tersebut.
Hukum menjadi tidak ada artinya bila perintahnya tidak
(dapat) dilaksanakan.

20
Diperlukan usaha dan tindakan manusia agar perintah dan
paksaan yang secara potensial ada didalam peraturan itu
menjadi manifes. Penegakan hukum merupakan salah satu
aspek terpenting dalam suatu negara hukum, karena hanya
dengan penegakan hukumlah maka tujuan hukum, yakni
keadilan, kepastian hukum dan ketertiban akan dapat
dirasakan masyarakat.

21
2.
Upaya dalam Penegakan
Hukum
 Bukan hanya aparat penegak hukum yang langsung berkaitan
dengan pengadilan tetapi  seluruh  aparat  birokrasi  pemerintah. 
Sebab  penegakan  hukum  bukanlah hanya dilakukan di pengadilan
tapi juga soal bagaimana menjalankan peraturan perundang-
undangan secara konsisten, tanpa kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Dalam konteks “kultur” hukum, pemerintah perlu menjalankan
kebijakan ke dua arah, yaitu kepada dirinya sendiri, dalam hal ini
aparat birokrasi, dan kepada rakyat pengguna jasa penegakan
hukum.

23
Namun  di  samping  itu,  perlu  juga  dilakukan
rangkaian  kegiatan  yang sistematis untuk
mensosialisasikan hak dan kewajiban warga negara,
agar muncul kesadaran politik dan hukum.

24
▫ Anggaran Penegakan
Hukum

25
Masih dalam konteks kebijakan pemerintah, penegakan hukum inipun
harus didukung pendanaan yang mencukupi oleh pemerintah serta yang
lebih penting lagi, perencanaan pendanaan yang memadai. Dalam kurun
waktu tiga tahun terakhir, dana untuk sector hukum dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) meningkat dari tahun ke tahun.
Namun, ada beberapa permasalahan dalam hal anggaran ini, seperti
diungkapkan dalam Kertas Kerja Pembaruan Sistem Pengelolaan
Keuangan Pengadilan yang disusun oleh Mahkamah Agung bekerja
sama dengan Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi
Peradilan (LeIP).

26
Dalam hal perencanaan dan pengajuan APBN, kelemahan internal pengadilan yang
berhasil  diidentifikasi  antara  lain:

1. Ketiadaan 2. Proses penyusunan 3. Ketidak profesionalan


parameter yang yang tidak partisipatif; pengadilan dan lain-lain
obyektif dan (MA, 2003: 53 – 55)
argumentasi yang
memadai;

27
Kebanyakan  “perencanaan”  dana  pemerintah  untuk  satu  tahun 
anggaran  tidak  dilakukan berdasarkan  pengamatan  yang 
menyeluruh  berdasarkan  kebutuhan  yang  riil, melainkan 
menggunakan  sistem “line  item  budgeting”  menggunakan  metode
penetapan anggaran melalui pendeketan “incremental” (penyusunan
anggaran hanya dilakukan dengan cara menaikkan jumlah tertentu
dari anggaran tahun lalu atau anggaran yang sedang berjalan).

28
Akibatnya, dalam pelaksanaan anggaran, muncul
“kebiasaan”  untuk  menghabiskan  anggaran  di 
akhir  tahun  anggaran,  tanpa memperhatikan hasil
dan kualitas dari anggaran yang digunakan (MA,
2003: 53-55) .

29
Kebijakan yang
Mendesak

30
Dalam jangka pendek, hal yang paling dekat yang bisa
dilakukan pemerintah untuk mendukung  penegakan  hukum
 misalnya  terkait  dengan  wewenang  administrasi pengadilan
yang masih ada di tangan pemerintah hingga September 2004.
Di sini, pemerintah bisa memainkan peranan penting dalam
mendisiplinkan hakim-hakim yang diduga melakukan praktek
korupsi dan kolusi.

31
Selain itu, perlu ada dorongan dalam pembentukan
undang-undang yang berkaitan dengan pembenahan
institusi pengadilan. Seperti perubahan lima undang-
undang yang berkaitan dengan sistem peradilan terpadu
(integrated justice system), yaitu UU Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman, UU Peradilan Tata Usaha
Negara, UU Mahkamah Agung, UU Peradilan Umum, dan
UU Kejaksaan.

32
Satu hal yang sama sekali tidak boleh dilupakan adalah peran
pemerintah dalam perbaikan institusi kejaksaan dan kepolisian
yang jelas berada di bawah wewenang pemerintah.  Pada  saat  ini 
Kejaksaan  tengah  menyusun  cetak  biru  pembaruan kejaksaan
dengan asistensi Komisi Hukum Nasional. Di sini perlu ada
dorongan politik yang kuat agar cetak biru tersebut tersusun
dengan baik dan, lebih penting lagi, dapat terlaksana dengan baik.

33
3.
Upaya Penegakan Hukum di
Indonesia
Upaya penegakan Hukum di indonesia cukup rendah. Itu
sudah terjadi sejak masa Orde lama. Pada masa itu penegakan
hukum banyak di manipulasi untuk kepentingan ekonomi dan
politik. Demikian pula halnya dengan masa orde baru, hukum
dimanipulasi untuk mengembangkan pembangunan yang
bersifat represif, melanggar hak-hak asasi masyarakat. Hal itu
menyebabkan terjadinya legitimasi yang disebut Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

35
Setelah era reformasi, indonesia mengalami krisis
pembangunan dan politik, akibat penegakan hukum juga
mengalami permasalahan. Masyarakat akhirnya menjadi
tidak percaya lagi kepada lembaga-lembaga penegak hukum
yang dianggap sudah kehilangan integritas dan
kredebilitasnya sebagai tempat memperoleh keadilan. Tidak
jarang masyarakat yang menghakimi sendiri kasus-kasus
yang terjadi.

36
Maka dari itu, ada 4 faktor hal yang harus dilakukan agar hukum dapat berfungsi
dengan baik.

1. Hukum atau 2. Mentalitas petugas


peraturan itu sendiri. penegak hukum

4. Kesadaran dan
3. Fasilitas yang
kepatuhan hukum
mendukung
baik oleh warga,
pelaksanaan hukum
aparatur, dsb.

37
Di masa kini, penegakan hukum di Indonesia masih “Runcing Kebawah
Tumpul Keatas”. Istilah tersebut menggambarkan bahwa hukum di
Indonesia masih belum berfungsi dengan baik. Banyak faktor yang
menyebabkan hal tersebut. yang terbesar adalah faktor aparatur
penegak hukum. Mirisnya adalah ketika hukum di Indonesia itu dapat
dibeli, asal mempunyai jabatan, nama dan kekuasaan, yang mempunyai
uang banyak pasti lolos dari hukum meskipun aturan negara dilanggar.

38
Namun, selain itu juga masih ada aparat yang menegakan
hukum sebagaimana mestinya. Orang-orang itulah yang
nantinya diharapkan dapat membuat hukum di Indonesia
dapat ditegakkan dengan baik.

39
Faktor-faktor yang dapat menghambat penegakan hukum. Antara lain :

1. Masih lemahnya 2. Kurangnya


peraturan perundang- keahlian,
undangan keterampilan dan
moralitas aparat
3. Sistem lembaga penegak hukum 4. Kurangnya
peradilan yang secara partisipasi masyarakat
umum belum dalam menumbuhkan
memenuhi prinsip- budaya hukum
prinsip peradilan.

40
Oleh karenanya. Menurut Romli, tidak efektifnya penegakan hukum di Indonesia
dikarenakan beberapa faktor :

1. Subtansi peraturan 2. Adanya subtansi 3. Adanya subtansi


perundang-undangan peraturan perundangan yang
kurang lengkap dan perundangan yang masih menempatkan
masih adanya masih tumpang tindih kepentingan
kelemahan- satu sama lain. pemerintah jauh lebih
kelemahan. besar daripada untuk
kepentingan
masyarakat luas.

41
4. Masih belum 5. Kesadaran dan tanggungjawab
adanya ketegasan berbangsa dan bernegara dalam
mengenai perbedaan menghasilkan produk peraturan
antara fungsi perundangan dan penegakan hukum
eksekutif, yudikatif, masih lemah. Kelemahan ini muncul
dan legilatif. sebagai implikasi dan mata rantai
lemahnya dalam berbagai bidang
lainnya seperti: sosial, budaya,
ekonomi, dan politik

42
Contoh Kasus
Penegakan hukum di Indonesia
Kasus
Gayus Tambunan

44
Kasus - kasus yang Menjerat Gayus:

1. Perkara menerima suap, gratifikasi, pencucian uang, dan melakukan penyuapan,


Gayus divonis 8 tahun penjara.
2. Perkara pemalsuan paspor, Gayus divonis 2 tahun penjara.
3. Gayus juga divonis 8 tahun penjara karena melakukan penggelapan pajak terhadap
PT Megah Citra Raya.
4. Gayus juga terbukti bersalah menerima suap saat menangani perkara keberatan
pajak PT Surya Alam Tunggal, menyuap Ketua Pengadilan Negeri Tangerang
Muhtadi Asnun sebesar US$ 30 ribu dan US$ 10 ribu untuk hakim anggota,
menyuap penyidik polisi Arafat Enanie dan Sri Sumartini masing-masing US$
2.500 dan US$ 3.500. Gayus pun divonis 12 tahun penjara.

45
Kasus
Nenek Minah

46
Seorang nenek warga Banyumas, Jawa Tengah, divonis oleh majelis hakim dengan
hukuman 1 bulan penjara dengan masa percobaan 3 bulan tanpa menjalani
kurungan tahanan. Nenek bernama Minah tersebut didakwa mencuri tiga buah
kakao (cokelat) di perkebunan milik persuhaan PT Rumpun Sari Antan pada
tahun 2009 lalu.

47
Pada persidangan tersebut, nenek tujuh orang anak dan belasan cucu ini
hadir tanpa didampingi kuasa hukum, nenek Minah juga tak kuasa
membendung air matanya karena ketakutan.

Ia mengaku mengambil 3 buah kakao seharga Rp 2.000 untuk dijadikan


benih, namun pihak PT Rumpun Asri Antan mengatakan buah kakao
yang diambil tersebut seharga Rp 30 ribu.
 

48

Anda mungkin juga menyukai