0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan10 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep ilmu dalam Islam, termasuk posisi penting ilmu dalam agama Islam, sumber-sumber ilmu menurut ajaran Islam yaitu dari wahyu Allah dan observasi alam, serta pendekatan induktif dan deduktif dalam memperoleh ilmu. Dokumen juga membedakan antara ilmu yang bersifat empiris dan yang bersumber dari wahyu tanpa adanya dikotomi di antara keduanya.
Dokumen tersebut membahas konsep ilmu dalam Islam, termasuk posisi penting ilmu dalam agama Islam, sumber-sumber ilmu menurut ajaran Islam yaitu dari wahyu Allah dan observasi alam, serta pendekatan induktif dan deduktif dalam memperoleh ilmu. Dokumen juga membedakan antara ilmu yang bersifat empiris dan yang bersumber dari wahyu tanpa adanya dikotomi di antara keduanya.
Dokumen tersebut membahas konsep ilmu dalam Islam, termasuk posisi penting ilmu dalam agama Islam, sumber-sumber ilmu menurut ajaran Islam yaitu dari wahyu Allah dan observasi alam, serta pendekatan induktif dan deduktif dalam memperoleh ilmu. Dokumen juga membedakan antara ilmu yang bersifat empiris dan yang bersumber dari wahyu tanpa adanya dikotomi di antara keduanya.
Ilmu Agama wajib dimiliki oleh setiap muslim. Sebab bertambah ilmu menyebabkan bertambah keimanan kepada Rabb. Akan tetapi apa yang terjadi, semakin pintar seseorang dalam ilmu pengetahuan alam misalnya, tidak semakin bertambah keyakinannya terhadap Rabbnya. Yang demikian itu disebabkan karena adanya pemisahan nilai-nilai Ketuhanan dari setiap ilmu yang dipelajari, yang menyebabkan adalah sekjler dari nilai-nilai agamanya. Sementara ada kekacauan dalam ilmu-ilmu agama dengan gejala kanker epistemology. Kanker ini telah melumpuhkan kemampuan menilai dan dan mengakibatkan kegagalan akal, yang pada gilirannya menggerogotikeyakinan dan keimanan, dan akhirnya menyebabkan kekufuran. Anehnya kanker epitemologi ini sudah menjadi kurikulum utama di Lembaga Pendidikan Islam, dimana ditanamkan apa yang disebut dengan Pendidikan multikulturalisme, yang misi utamanya adalah menanamkan keyakinan bahwa Islam bukan satu-satunya agama yang benar. Contohnya dengan diajarkannya pluralism agama yang berdampak pada adanya fiqih lintas agama yang mengajarkan; - Keyakinan bahwa kebenaran ada pada semua agama - Dibenarkannya pernikahan beda agama - Dibenarkannya ucapan selamat natal kepada pemeluk Kristen Tuga kita Fakta seperti ini menuntut kita untuk mengkaji ulang konsep ilmu dalam Islam; bagaimana kedudukannya, konsep finalitas kebenarannya, sumber-sumbernya, klasifikasinya, dan herarkinya. Sehingga diharapkan dapat tergambar dengan jelas seperti apa sebenarnya ilmu yang harus dipelajari dan bagaimana mengaplikasikannya. Ilmu dalam Ajaran dan Peradaban Islam Islam memerangi sofisme Islam mewajibkan pencarian ilmu pengetahuan Ilmu menempati posisi sangat penting dalam Islam Islam memberikan ekanan pada pembacaan sebagai wahana penting dalam usaha keilmuan dan pengukuhan kedudukan Allaah sebagai sumber tertinggi ilmu prngetahuan manusia. Islam sangat membedakan antara orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui Islam mengangkat tinggi-tinggi derajat orang yang berilmu Taqwa yang membentuk prisnsip utama kehidupan Islam dapat dicapai oleh mereka yang berilmu, karena mereka mampu meyakini keagunagn Allaah swt lewat butki-bukti penciptaanNya. Para pencari ilmu akan dimudahkan jalannya ke surga, karena mereka adalah pewaris Nabi, di tangan merekalah ilmu para Nabi yang lebih berharga dari pada dinar dan emas. Jaminan bagi orang yang berilmu dan ilmunya bermanfaat bagi orang lain, maka pahalanya akan terus mengalir walau orang yang bersangkutan telah meninggal dunia. Dari mana Ilmu Islam Dalam wahyu pertama, Allaah swt sudah menegaskan bahwasanya ilmu itu bersumber dariNya. Dalah yang mengajarkan kepada manusia apa yang semula tidak diketahinya. Sejumlah ayat yang lain (Al-Baqarah 31, 239 al-Rahman 1-4). Ini berarti bahwa setiap yang berasal dari Allah swt apakah itu yang tertuang dalam AlQuran atau Sunnah, adalahilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di sinilah posisi kaidah deduktif ilmu dalam Islam berlaku. Dalam wahyu pertama juga Allaah telah memerintahkan manusia untuk mencari ilmu lewat membaca, seraya meminta perhatian bahwa Allaah telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Modus serupa juga terdapat dalam ayat-ayat yang lain, di mana Allaah swt mengajak manusia merenungkan dan memikirkan fenomena alam, psikologi manusia dan sejarah (al-Baqarah 164 dan Yusuf 111). Semua itu mengindikasikan berlakunya kaidah induktif keilmuan dalam Islam. Dikotomi Ilmu Pengetahuan Islam tidak mengenal dikotomi Ilmu Pengetahuan, yang satu diakui yang lainnya tidak, yang logis empiris dikategorikan ilmiah, sedangkan yang berdasarkan pada wahyu tidak dikategorikan ilmiah (tidak). Semua jenis pengetahuan apakah itu yang logis empiris apalagi yang sifatnya wahyu (revelational), diakui sebagai sesuatu yang ilmiah. Dalam khazanah pemikiran Islam yang dikenal hanya klasifikasi (perbedaan) atau diferensiasi , bukan dikotomi seperti yang berlaku di Barat. Umat Islam membagi ilmu ke dalam model seperti itu disebabkan al- Quran menjelaskan bahwa bidang pengetahuan itu ada dua, yang tampak dan yang ghaib. Yang tampak dapat diketahui oleh manusia, dan juga merupakan kajian sains, sedangkan alam ghaib, meskipun dapat diketahui dengan cara yang berbeda, merupakan wilayah wahyu. Hal ini dapat dimegerti mengingat tidak adanya bukti fisik yang bisa diterima ihwal alam ghaib.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita