Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Baik Islam maupun Barat, keduanya sama-sama menempatkan ilmu sebagai sesuatu yang amat sangat
penting. Dalam pandangan Islam, tidak terhitung betapa banyaknya ayat al-Qur’an dan Hadis Rasulullah
s.a.w. yang berbicara tentang pentingnya ilmu.

Kedudukan para penuntut ilmu pun dinilai sama dengan mujahid yang sedang berjuang di jalan Allah
s.w.t. Di samping itu, orang yang memiliki ilmu dipandang sebagai pewaris tahta kenabian setelah
diutusnya nabi terakhir, Nabi Muhammad s.a.w.

Dalam peradaban Barat pun demikian pula. Peran Barat tidak bisa dilepaskan dalam upaya
pengembangan ilmu pengetahuan. Semenjak dari masa keemasan Yunani dengan Filsafat-nya, mencapai
puncaknya ketika revolusi industri, sampai sekarang pun Barat masih menjadi ujung tombak bagi
peradaban ilmu.

Akan tetapi walaupun demikian, baik Islam maupun Barat, keduanya memiliki pandangan yang berbeda
terkait dengan hakikat ilmu. Islam mengakui bahwa ilmu itu adalah milik Allah s.w.t. Sekuat apa pun
manusia berusaha untuk menggapainya, jika tanpa kuasa dari Sang Pemilik ilmu, maka manusia tidak
akan mampu untuk meraih dan menggapainya.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana perbedaan pandangan islam dan barat terhadap ilmu pengetahuan

3. Tujuan Masalah

Untuk mengetahui perbedaan pandangan islam dan barat terhadap ilmu pengetahuan
BAB II

Pembahasan

"~ Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan dalam Islam memiliki karakteristik khas yang berbeda secara fundamental dengan
ilmu-ilmu yang dikembangkan di Barat, baik landasan, sumber, sarana, dan metodologinya. Dalam
Islam , ilmu pengetahuan memiliki landasan yang kokoh melalui al-Quran dan sunnah, yang bersumber
dari alam fisik dan alam metafisik, dan diperoleh melalu indra, akal, dan hati/intuitif. Cakupan ilmunya
juga sangat luas, tidak hanya menyangkut persoalan-persoalan duniawi, namun juga terkait dengan
permasalahan ukhrawi. Dalam perspektif Islam , ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha
yang sungguh-sungguh (ijtihad) dari para ilmuwan muslim (mujtahid) atau persoalan-persoalan duniawi
dan ukhrawi dengan bersumber kepada wahyu Allah.Menjadi jelas bahwa sumber pengetahuan dalam
Islam adalah alam fisik yang bisa di indra dan alam metafisik yang tidak bisa di indra seperti Tuhan,
malaikat, alam kubur, alam akhirat. Alam fisik dan alam non-fisik sama bernilainya sebagai sumber ilmu
pengetahuan dalam Islam. Dalam epistemologi Islam, ilmu pengetahuan bisa dicapai melalui tiga elemen
: indra, akal, dan hati. Ketiga elemen ini dalam praktiknya diterapkan dengan metode berbeda, indra
untuk metode observasi (bayani), akal untuk metode logis atau demonstratife (Burhan), dan hati utuk
metode intuitif (irfani).Ilmu pengetahuan dalam Islam memiliki tujuan akhir yang jelas, yaitu membantu
manusia dalam mengemban tugas sebagai khalifah di bumi, serta sebagai washilah (sarana) untuk
tadabbur dan mendekatkan diri kepada Pencipta. Berilmu menjadi suatu keharusan bagi muslim, ilmu
yang benar akan membawa kepada iman dan amal yang benar, sebaliknya, ilmuyang salah akan
mengantarkan kepada iman dan amal yang salah pula. Berilmu untuk beriman, bukan beriman kepada
ilmu seperti yang terjadi di dunia keilmuan Barat. Jadi, muara ilmu itu adalah pengakuan akan eksistensi
Tuhan, yaitu Allah s.w.t. Di samping itu, semakin banyak ilmu seseorang, maka akan bertambah rasa
takutnya kepada Sang Pencipta. Bukan malah bertambah angkuh dan sombong, tetapi dengan ilmu ia
semakin mengenal Tuhan-nya dan bertambah ketakutan kepada-Nya."

"~ Pandangan Barat terhadap ilmu pengetahuan


Konsep Ilmu pengetahuan di Barat yakni ilmu hanya akan bisa diusahakan melalui akal dan panca indra
semata. Selagi manusia mau berusaha menggunakan akalnya, maka mereka akan mendapatkan ilmu.
Namun, ketika mereka berhenti menggunakan akalnya, maka disitulah manusia dianggap tiada. Bagi
mereka peran akal lebih dominan dibandingkan dengan wahyu, dan bahkan mereka tidak mengakui
otoritas wahyu sebagai sumber ilmu.Menurut epistemologi Barat, mereka tidak mengakui adanya alam
metafisik tersebut. Bagi mereka objek ilmu itu hanyalah apa yang bisa diindra dan apa yang bisa
dipikirkan oleh akal manusia. Oleh karenanya, jika sesuatu berhubungan dengan alam metafisik, maka
itu bukan bagian dari ilmu, mereka menafikan wahyu dan intuisi sebagai sumber ilmu. Baginya sumber
ilmu itu hanya ada dua macam, yaitu akal dan pengalaman manusia. Bagi mereka yang menganut paham
rasionalisme, ilmu itu bersumber dari akalnya. Ilmu itu bersumber dari pengalaman, bagi mereka yang
menganut paham empirisme.

Ilmu pengetahuan dalam konsep Barat, ilmu itu tidak bermuara kepada Tuhan. Karena mereka tidak
mengakui adanya wahyu sebagai sumber ilmu, maka ilmu yang mereka miliki itu tidak akan
membawanya kepada kebenaran.Jadi dapat disimpulkan ada beberapa perbedaan dari pandangan Islam
dan Barat terhadap

ilmu pengetahuan yaitu :


1. Dalam memandang hakikat ilmu, Islam dan Barat memiliki pandangan yang berbeda. Jika Islam
mengatakan ilmu adalah milik Allah s.w.t., dan bersumber dari-Nya, maka Barat mengatakan bahwa
ilmu itu bersumber dari akal dan panca indra manusia.

2. Dari sisi objek letak perbedaan Islam dan Barat yaitu bagi Islam objek ilmu itu meliputi alam fisik dan
metafisik. Sedangkan Barat hanya mengakui terbatas padaalam fisik saja.

3. Di sisi lain, Islam mengakui bahwa ilmu itu bersumber dari akal atau rasio manusia. Islam juga
mengakui bahwa ilmu bersumber dari pengalaman-pengalaman manusia. Islam juga mengakui intuisi
sebagai sumber ilmu. Terlebih lagi, wahyu merupakan sumber pamungkas ilmu dalam konsep Islam.
Sedangkan Barat bagi mereka yang menganut paham rasionalisme, ilmu itu bersumber dari akalnya.
Ilmu itu bersumber dari pengalaman, bagi mereka yang menganut paham Empirisme."

"4. Dari sisi orientasi, Islam memahami bahwa ilmu itu akan mengantarkan manusia kepada pengakuan
akan kebesaran Tuhan-nya, pengakuan akan adanya yang Maha Besar di antara yang besar, pengakuan
bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Dia, tidak ada yang pantas ditakuti kecuali Dia.
Sedangkan dari orientasi Barat ilmu itu tidak bermuara kepada Tuhan. Karena mereka tidak mengakui
adanya wahyu sebagai sumber ilmu, maka ilmu yang mereka miliki itu tidak akan membawanya kepada
kebenaran.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Sulfauzan Andri.(2019).Ilmu Dalam Perspektif Islam dan Barat .diakses pada 19 Agustus

2021.dari https://www.qureta.com/post/ilmu-dalam-perspektif-islam-dan-barat

Arifandy Muchlis.(2018).Perbandingan Epistimologi Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan

Menurut Islam dan Barat.diakses pada 19 Agustus

2021.darihttps://www.researchgate.net/publication/329308581_Perbandingan_epistimologi_s

ebagai_sumber_ilmu_pengetahuan_menurut_islam_dan_barat/link/5c00e690a6fdcc1b8d4aa3

ed/download

Mohammad Kosim.(2018).Ilmu Pengetahuan Dalam Islam.Jurnal Pengetahuan Islam.3(2).5-"

Anda mungkin juga menyukai