Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syaifi Nurussa Diyah

Nim : 2105056039
Prodi : Manajemen A-1

Perbedaan Pandangan Islam dan Barat Terhadap Ilmu


Pengetahuan

~ Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan


Ilmu pengetahuan dalam Islam memiliki karakteristik khas yang berbeda secara fundamental
dengan ilmu-ilmu yang dikembangkan di Barat, baik landasan, sumber, sarana, dan
metodologinya. Dalam Islam , ilmu pengetahuan memiliki landasan yang kokoh melalui al-
Quran dan sunnah, yang bersumber dari alam fisik dan alam metafisik, dan diperoleh melalu
indra, akal, dan hati/intuitif. Cakupan ilmunya juga sangat luas, tidak hanya menyangkut
persoalan-persoalan duniawi, namun juga terkait dengan permasalahan ukhrawi. Dalam
perspektif Islam , ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-
sungguh (ijtihad) dari para ilmuwan muslim (mujtahid) atau persoalan-persoalan duniawi dan
ukhrawi dengan bersumber kepada wahyu Allah.
Menjadi jelas bahwa sumber pengetahuan dalam Islam adalah alam fisik yang bisa di indra
dan alam metafisik yang tidak bisa di indra seperti Tuhan, malaikat, alam kubur, alam
akhirat. Alam fisik dan alam non-fisik sama bernilainya sebagai sumber ilmu pengetahuan
dalam Islam. Dalam epistemologi Islam, ilmu pengetahuan bisa dicapai melalui tiga elemen :
indra, akal, dan hati. Ketiga elemen ini dalam praktiknya diterapkan dengan metode berbeda,
indra untuk metode observasi (bayani), akal untuk metode logis atau demonstratife (Burhan),
dan hati utuk metode intuitif (irfani).
Ilmu pengetahuan dalam Islam memiliki tujuan akhir yang jelas, yaitu membantu manusia
dalam mengemban tugas sebagai khalifah di bumi, serta sebagai washilah (sarana) untuk
tadabbur dan mendekatkan diri kepada Pencipta. Berilmu menjadi suatu keharusan bagi
muslim, ilmu yang benar akan membawa kepada iman dan amal yang benar, sebaliknya, ilmu
yang salah akan mengantarkan kepada iman dan amal yang salah pula. Berilmu untuk
beriman, bukan beriman kepada ilmu seperti yang terjadi di dunia keilmuan Barat. Jadi,
muara ilmu itu adalah pengakuan akan eksistensi Tuhan, yaitu Allah s.w.t. Di samping
itu, semakin banyak ilmu seseorang, maka akan bertambah rasa takutnya kepada Sang
Pencipta. Bukan malah bertambah angkuh dan sombong, tetapi dengan ilmu ia semakin
mengenal Tuhan-nya dan bertambah ketakutan kepada-Nya.
~ Pandangan Barat terhadap ilmu pengetahuan
Konsep Ilmu pengetahuan di Barat yakni ilmu hanya akan bisa diusahakan melalui akal
dan panca indra semata. Selagi manusia mau berusaha menggunakan akalnya, maka
mereka akan mendapatkan ilmu. Namun, ketika mereka berhenti menggunakan akalnya,
maka disitulah manusia dianggap tiada. Bagi mereka peran akal lebih dominan
dibandingkan dengan wahyu, dan bahkan mereka tidak mengakui otoritas wahyu sebagai
sumber ilmu.

Menurut epistemologi Barat, mereka tidak mengakui adanya alam metafisik tersebut.
Bagi mereka objek ilmu itu hanyalah apa yang bisa diindra dan apa yang bisa dipikirkan
oleh akal manusia. Oleh karenanya, jika sesuatu berhubungan dengan alam metafisik,
maka itu bukan bagian dari ilmu, mereka menafikan wahyu dan intuisi sebagai sumber
ilmu. Baginya sumber ilmu itu hanya ada dua macam, yaitu akal dan pengalaman
manusia. Bagi mereka yang menganut paham rasionalisme, ilmu itu bersumber dari
akalnya. Ilmu itu bersumber dari pengalaman, bagi mereka yang menganut paham
empirisme.

Ilmu pengetahuan dalam konsep Barat, ilmu itu tidak bermuara kepada Tuhan. Karena
mereka tidak mengakui adanya wahyu sebagai sumber ilmu, maka ilmu yang mereka
miliki itu tidak akan membawanya kepada kebenaran.

Jadi dapat disimpulkan ada beberapa perbedaan dari pandangan Islam dan Barat terhadap
ilmu pengetahuan yaitu :

1. Dalam memandang hakikat ilmu, Islam dan Barat memiliki pandangan yang
berbeda. Jika Islam mengatakan ilmu adalah milik Allah s.w.t., dan bersumber
dari-Nya, maka Barat mengatakan bahwa ilmu itu bersumber dari akal dan panca
indra manusia.
2. Dari sisi objek letak perbedaan Islam dan Barat yaitu bagi Islam objek ilmu itu
meliputi alam fisik dan metafisik. Sedangkan Barat hanya mengakui terbatas pada
alam fisik saja.
3. Di sisi lain, Islam mengakui bahwa ilmu itu bersumber dari akal atau rasio
manusia. Islam juga mengakui bahwa ilmu bersumber dari pengalaman-
pengalaman manusia. Islam juga mengakui intuisi sebagai sumber ilmu. Terlebih
lagi, wahyu merupakan sumber pamungkas ilmu dalam konsep Islam. Sedangkan
Barat bagi mereka yang menganut paham rasionalisme, ilmu itu bersumber dari
akalnya. Ilmu itu bersumber dari pengalaman, bagi mereka yang menganut paham
empirisme.
4. Dari sisi orientasi, Islam memahami bahwa ilmu itu akan mengantarkan manusia
kepada pengakuan akan kebesaran Tuhan-nya, pengakuan akan adanya yang
Maha Besar di antara yang besar, pengakuan bahwa tidak ada yang berhak
disembah melainkan Dia, tidak ada yang pantas ditakuti kecuali Dia. Sedangkan
dari orientasi Barat ilmu itu tidak bermuara kepada Tuhan. Karena mereka tidak
mengakui adanya wahyu sebagai sumber ilmu, maka ilmu yang mereka miliki itu
tidak akan membawanya kepada kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA

Sulfauzan Andri.(2019).Ilmu Dalam Perspektif Islam dan Barat .diakses pada 19 Agustus
2021.dari https://www.qureta.com/post/ilmu-dalam-perspektif-islam-dan-barat

Arifandy Muchlis.(2018).Perbandingan Epistimologi Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan


Menurut Islam dan Barat.diakses pada 19 Agustus
2021.darihttps://www.researchgate.net/publication/329308581_Perbandingan_epistimologi_s
ebagai_sumber_ilmu_pengetahuan_menurut_islam_dan_barat/link/5c00e690a6fdcc1b8d4aa3
ed/download

Mohammad Kosim.(2018).Ilmu Pengetahuan Dalam Islam.Jurnal Pengetahuan Islam.3(2).5-


10.

Anda mungkin juga menyukai