Anda di halaman 1dari 15

Kandungan Surat

Surat At-Tin

Abdul Hakim
Surah At-Tin adalah surah ke-95 dalam al-
Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk
golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan
setelah surah Al-Buruj. termasuk wahyu yang ke-28
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Nama At-Tin diambil dari
kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama
surah ini yang artinya buah Tin
Surat At-Tiin
wattiini wazzaytuun
[95:1] Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,

wathuuri siiniin
[95:2] dan demi bukit Sinai,

wahaadzaa lbaladi l-amiin


[95:3] dan demi kota (Mekkah) ini yang aman,

laqad khalaqnaa l-insaana fii ahsani taqwiim


[95:4] sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya .
tsumma radadnaahu asfala saafiliin
[95:5] Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-
rendahnya
(neraka),

illaalladziina aamanuu wa'amiluu shshaalihaati falahum ajrun ghayru


mamnuun
[95:6] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh;
maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

famaa yukadzdzibuka ba'du biddiin


[95:7] Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari)
pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?

alaysallaahu bi-ahkami lhaakimiin


[95:8] Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
Arti kata-kata
(Mufrodat)
“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun”
Ayat ini menjelaskan bahwa : Allah bersumpah dengan buah
Tin dan Zaitun, karena kedua buah- buahan itu banyak
faedahnya. Dan tanah yang menjadi tempat tumbuhnya adalah
tanah Palestina tempat dilahirkannya Nabi Isa dan disitu
pula diturunkannya Injil.
Dan ada yang mengatakan yang dimaksud dengan “Tin” ialah
tempat tinggal Nabi Nuh, yaitu Damaskus yang banyak
tumbuh pohon Tin. Sedangkan yang dimaksud “Zaitun ialah
Baitul
Maqdis” yang banyak tumbuh pohon Zaitun. Sedangkan
Ahmad Musthafa Al- Maraghi mengatakan bahwa Allah
bersumpah dengan Tin yaitu zaman ketika Adam dan istrinya
menutupi tubuhnya dengan pohon Tin, dan Zaitun yaitu
“dan demi bukit Sinai”

Ayat ini menjelaskan bahwa : Bukit ini mengingatkan


kepada peristiwa diturunkannya ayat- ayat Allah,
ditampakkan secara jelas kepada Nabi Musa dan kaumnya.
Serta peristiwa
diturunkannya kitab Taurat kepada Nabi Musa, setelah kejadian ini
bersinarnya Nur Tauhid, yang pada masa sebelum itu dikotori oleh
aqidah wasaniyah (keyakinan keberhalaan).
Ayat ketiga
“dan demi kota (Mekah) ini yang aman”

Ayat ini menjelaskan : Allah bersumpah dengan kota


Mekah sebagai tempat dilahirkannya Muhammad SAW,
yang juga menjadi tempat Baitullah (Ka’bah).
Sesungguhnya Allah bersumpah dengan memakai nama
ke empat macam tersebut (Tin, Zaitun, Bukit Sinai, dan
Mekah) adalah karena masing- masing mempunyai sejarah
dan kesan tersendiri bagi umat manusia. Dan pada ke
empat masa tersebut umat manusia diselamatkan dari
kegelapan cahaya keimanan.
“ sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya .”

Pada ayat keempat Allah mengisyaratkan bahwa ada


pencipta lain selain Allah, namun tidak ada sebaik Allah.
Peranan Yang lain itu sebagai ‘pencipta’sama sekali tidak
seperti Allah, melainkan hanya sebagai alat atau perantara.
Bahwa Allah dalam menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya, baik dalam bentuk rohani maupun
jasmani.
“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat
yang serendah-rendahnya (neraka)”

Pada ayat kelima apabila manusia tidak menaati


Allah dan Rasul-Nya, maka keistimewaan yang telah
dianugerahkannya tidak akan membawa kemuliaan
dan kebahagiaan baginya, bahkan akan
dikembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya
yaitu neraka.
Ayat Keenam
“kecuali orang-orang yang beriman
mengerjakan
dan amal saleh; bagi
mereka pahala maka yang
putusnya.” tiada putus-
Pada ayat ke-6 dijelaskan bahwa untuk
dapat selamat dari api neraka dan terus
sebagai makhluk Allah yang paling
istimewa, manusia harus berbuat kebaikan
sesuai dengan Islam,
syariat
dan merekalah orang-orang yangakan
“Maka apakah yang menyebabkan kamu
mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya
keterangan-keterangan) itu?”

Pada ayat ke tujuh setelah Allah memberikan gambaran


tentang penciptaan manusia yang sempurna, serta
dibekali potensi- potensi agar manusia bisa jadi yang
terbaik, maka Allah mempertanyakan bahwa apa yang
menyebabkan manusia mendustakan agama dan tidak
beriman terhadap pembalasan (perbuatan baik atau
buruk) di hari akhir? Sementara ia mengetahuinya
setelah Allah memberikan peringatan-
peringatan(ajaran agama).
Ayat
Kedelapan
“Bukankah Allah Hakim yang
seadil-
adilnya?”

Pada ayat terakhir Allah menegaskan


bahwa Ia adalah seadil-adil hakim yang
memberi ganjaran (surga atau neraka)
sesuai dengan amal perbuatan manusia
itu sendiri.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai