Anda di halaman 1dari 54

Intubasi

Dona Eriyadi ( DON )


PENDAHULUAN

 Intubasi trakheal merupakan teknik


penguasaan jalan napas definitif untuk
menjamin ventilasi dan pemberian oksigen
yang adekuat.
KESULITAN iNTUBASI
THE DIFFICULT AIRWAY
 Oxygenation
 Ventilation
Perbedaan jalan napas anak dan dewasa.

Infant Airway Significance


Obligate nose breathers, narrow Infant can breathe only trough their nose,
nares which can become easily obstructed by
secretions
Large tongue May obstruct airway and make laryngoscopy
an intubation difficult
Large occiput Sniffing position achieved with roll under
shoulder
Glottis located at C3 in premature Larynx appears more anterior, cricoid
babies, C3-C4 in newborn, and C5 pressure frequently helps with laryngeal
in adults visualization
Larynx an trachea are funnel shaped Narrowest part of the trachea is at the cricoid
the patient should have an ETT leak of <
30 cm H2O to prevent excessive pressure
on the tracheal mucosa,
barotraumaInsertion of ETT may be more
difficult
Vocal cord slant anteriorly Insertion of ETT may be more difficult

ETT = endotracheal tube (Duke James, 2006)


1. Pasien memerlukan proteksi jalan napas terhadap resiko
aspirasi.
2. Mempertahankan kebebasan jalan napas.
3. Pemberian ventilasi kontrol atau tekanan positif paru.
4. Prosedur operasi & tindakan anestesi umum pada daerah
kepala dan leher, intra abdomen, dan posisi pasien yang
bagi ahli anestesi sulit mengontrol ventilasi.
5. Pencegan paru sehat terhadap paru sakit (hemoptisis, abses
dan lain-lain).
6. Penyakit-penyakit yang melibatkan jalan napas atas,
penyakit yang menyebabkan gagal napas dan paralisis
neuromuskuler.
Penilaian sebelum intubasi
• Anamnesa : Informasi mengenai adanya
kemungkinan kesulitan intubasi dan kelainan
anatomis bawaan dan riwayat penyakit yang
mengarah ke kesulitan intubasi.
• Terjalin komunikasi thd pasien/keluarga
mengenai kondisi pasien, kemungkinan kesulitan
dan rencana yang akan diambil operator

• Px fisik : menilai anatomi jalan napas,


status umum dan kelainan atau sindrom-
sindrom yang ada.
• Pemeriksaan penunjang : Radiologis seperti
contohnya soft tissue leher, cervical dan
lain-lain.
Ventilasi sulit :
- Kesulitan untuk mempertahankan sat O2 >90%
dengan sungkup muka dan O2 inspirasi 100%, dimana
sebelum ventilasi sat O2 normal

Intubasi sulit :
- Intubasi yang dilakukan lebih dari 3 kali percobaan
atau lebih dari 10 menit
Evaluasi Kesulitan Ventilasi
Kriteria ventilasi sulit adanya 2 dari:
OBESE
1. Obese (BMI>26 kg/m2)
2. Bearded
3. Elderly (>55 th)
4. Snorers
5. Edentulous
Evaluasi Kesulitan Intubasi
Kriteria :
- Skala LEMON atau MELON
- LM MAP
- 4D
- Wilson Risk Scale
- Magboul 4M
Skala LEMON atau MELON
Look externally
Evaluate 3-2-1 rule
Mallampati
Obstruction
Neck mobility
Tabel Skala LEMON
• Salah satu parameter yang biasa digunakan untuk penilaian
kesulitan intubasi yaitu pemeriksaan Mallampati.
Persiapan Intubasi

•Facemask sesuai
ukuran. Lebih disukai
yg transparan.
•ET sesuai ukuran.
•Oropharing airway.
•Laryngoscope.
•Spuit.
•Stylet sesuai ET
Persiapan Intubasi
Penyangga kepala jika diperlukan
Obat-obat untuk intubasi dan
emergency.
Perlengkapan khusus seperti forcep
Magil`s
Monitor.
Sirkuit napas.
Suction.
Assistant yang terlatih.
LMA berbagai ukuran.
Pelaksanaan Intubasi.
- Preoksigenisasi 100% O2
- Posisi pasien optimal untuk ventilasi dan intubasi
- Konfirmasi ETT setelah intubasi dilakukan
Pelaksanaan Intubasi
Manuver jalan napas dimulai dengan sudut yg lurus
antara oral, faring dan laring.
Pada bayi dan anak kecil berbeda dengan orang
dewasa karena bayi memiliki occipital lebih
besar.Penggunaan bantal akan menyebabkan fleksi
kepala.
Glottic Opening
 ET diinsersikan kedalam laring sesuai
kedalaman laring yaitu berkisar 5 s/d 9 cm
pada bayi dan anak, atau untuk usia > 2 th
menggunakan rumus : Gligor ,et all, 2006

Usia + 12
2
 Ukuran ET disesuaikan dengan usia anak.

Age Size (mm ID)


Premature
1000 gm 2.5
1000 – 2500 gm 3.0
Neonate – 6 months 3.0 – 3.5
6 months – 1 year 3.5 – 4.0
1 – 2 years 4.0 – 5.0
Beyond 2 years Age (yr) + 16
4
(Cote et all,1986)
Alternatif teknik intubasi antara lain :
1. Blind nasotrakheal intubation.
2. Digital assisted intubation.
3. Fiberoptic intubation.
4. GlideScope Video laringoscope.
5. Gum elastic bougie assisted.
6. LMA
7. Retrograde intubation.
Laryngeal Mask Airway (LMA)
LMA Placement

Martin S, et al. J Trauma Injury, Infection Crit Care.


1999;47(2):352-357.
Glide Scope
- Video laringoskopi sebagai alternatif untuk kasus
difficult airway management
- Light source dan kamera digital pada blade
laringoskop
- Ukuran : neonatal (3-10kg), pediatrik (>10kg), adult
(>15kg)
Shikani seeing optical stylet
FIBEROPTIC INTUBATION
INTUBASI NASAL
Krikotirotomi
Main
emergency
airway
algorithm
Universal emergency
airway algorithm
Crash
airway
algorithm
Difficult
airway
algorithm
Failed
airway
algorithm

Anda mungkin juga menyukai