Anda di halaman 1dari 22

SMK N 2 Cilacap

Jenis-jenis Alat Ukur Listrik oleh : Siswanta, S.Pd

JENIS-JENIS ALAT UKUR LISTRIK (1)

Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan


Paket Keahlian : Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga LIstrik
Mata Pelajaran : Dasar dan Pengukuran Listrik
Kelas /Semester : X/1

1
Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran-
besaran listrik.
1. Ampermeter

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat


arus listrik. Digunakan untuk mengukur DC ( Direct Currrent / Arus
searah) maupun AC (Alternating Current / Arus bolak-balik) yang
ada dalam rangkaian tertutup.
Pada pengukuran arus, Amperemeter dipasang DERET / SERI
dengan beban listrik yang akan diukur arusnya.

Simbol Ampermeter

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 2


Pemilihan ampermeter disesuaikan dengan besarnya arus yang
akan diukur, dan disesuaikan dengan batas ukur ampermeter
tersebut.
 Galvanometer
 Mikroampermeter
 Miliampermeter
 Ampermeter

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 3


Ampermeter Digital

 Tang Amper / Clamp Meter


Tang Amper / Clamp Meter merupakan ampermeter yang bisa
dipergunakan dengan mudah saat pengukuran kuat arus, tanpa
harus memutus atau membuat kabel jumper guna mengetahui
berapa besaran kuat arus yang mengalir pada beban rangkaian
listrik.

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 4


Selain untuk mengukur
arus, Clamp meter juga
bisa untuk mengukur
tegangan, tahanan dan
lain-lain sesuai tipe
clamp meter tersebut

Clamp meter digital


Clamp meter Analog
/ jarum

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 5


Lampu

Ampermeter

A
+
+ +

Baterai

Pemasangan alat ukur Ampermeter

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 6


SMK N 2 Cilacap
Jenis-jenis Alat Ukur Listrik oleh : Siswanta, S.Pd

Pemasangan alat ukur Clampmeter

7
2. Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur beda potensial (tegangan listrik), baik
DC maupun AC. Cara menggunakan voltmeter dipasang
PARALEL dengan alat / beban yang tegangannya yang akan
diukur.
Simbol Voltmeter

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 8


V +
Voltmeter

+
+
Untuk pengukuran tegangan DC, harap diperhatikan polaritas
tegangan beban / sumber yang akan diukur, penyambungan voltmeter
tidak boleh terbalik. Polaritas positif (+) pada sumber / beban harus
disambung dengan polaritas (+) pada voltmeter, polaritas negatif
disambung dengan negatif.
Untuk pengukuran tegangan AC, polaritas terbalik diperbolehkan.
Pemasangan alat ukur Voltmeter

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 9


3. Ohmmeter
Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik. Besarnya
satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.
Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur
besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R),
yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Karena nilai hambatan listrik biasanya lebih besar dari 1 ohm (Ω) ,
maka skala yang ada dalam sebuah ohmmeter biasanya dimulai dari
x 1Ω, 10Ω, 1kΩ, dan 10kΩ.
Disamping itu, ada pula alat ukur hambatan listrik yang lebih teliti dari
pada ohmmeter biasa, yaitu jembatan wheatstone.

Simbol Ohmmeter

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 10


Siswanta – SMKN 2 Cilacap 11
Ω R R

Pemasangan alat ukur Ohmmeter

 Saat melalukan pengukuran tahanan, ohmmeter dipasang


PARALEL dengan hambatan yang akan diukur.
 Hambatan yang diukur harus tidak boleh BERTEGANGAN.

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 12


4. Multimeter

Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang


sering dikenal sebagai AVO Meter (Amper-Volt-Ohm meter) yang
dapat mengukur arus (amperemeter), tegangan (voltmeter),
maupun hambatan (ohm-meter), Ada dua kategori multimeter yaitu
multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru
dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog.
Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik
DC.
Karena Multi meter secara umum kegunaannya sama dengan
ampermeter, voltmeter dan ohm meter maka cara penggunaannya
atau pemasanganya sama dengan alat tersebut di atas.

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 13


a) Case c)
b)
Bagian-bagian Multimeter Analog
d) Mirror
antara lain : f)

a. Kotak / Case
g)
b. Papan Skala
c. Jarum Penunjuk
d. Cermin / mirror
e. Saklar Selektor
f. Sekrup Pengatur Nol Jarum h)
e)
g. Pengatur Nol / Kalibrasi (Ohm)
h. Terminal Probe
i. Probe / test Lead i)
j. Baterai

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 14


Siswanta – SMKN 2 Cilacap 15
Bagian-bagian pada Multimeter Analog

a. Kotak /Case
Adalah kotak / tempat untuk meletakan komponen-komponen AVO
meter.

b. Papan Skala:
Digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala
terdapat skala-skala; tahanan/resistansi (resistance) dalam satuan
Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-
skala lainnya.

c. Jarum Penunjuk (pointer)


Yaitu merupakan sebatang plat yang bergerak kekiri dan kekanan
yang fungsinya untuk menunjukan besaran atau nilai dalam
pengukuran.
Siswanta – SMKN 2 Cilacap 16
d. Cermin (mirror)
Cermin pemantul pada papan skala yang digunakan sebagai
panduan untuk ketepatan membaca yaitu pembacaan skala
dilakukan dengan cara tegak dan lurus dimana bayangan dari
jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk ,
artinya agar tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan dalam
pembacaan nilai.
e. Saklar selektor ( Range Selector Switch) : digunakan untuk
memilih posisi kerja multimeter, dan batas ukur (range). Jika
digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω),
saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan
untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA).
Dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada
pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.
Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada
pada posisi batas ukur 250 ACV, dsb.
Siswanta – SMKN 2 Cilacap 17
 Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari angka-angka;
0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang
dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas ukur (range)
25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk
batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0
– 500 mA.
 Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri dari angka;
10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10,
berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10 Volt.
Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat
diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya.
 Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo
Ohm (kΩ). Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran
dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan Ω). Untuk
batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada
papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan Ω) dan
seterusnya. Siswanta – SMKN 2 Cilacap 18
f. Sekrup Pengatur posisi jarum (preset)/ Zero
Adjust Screw: digunakan untuk menera jarum penunjuk pada
angka nol (sebelah bawah papan skala dengan menggunakan
obeng).
g. Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Ohm
Adjustment Knob): digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk mengukur
nilai tahanan/resistansi. Dalam praktek, kedua ujung kabel
penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk
memosisikan jarum pada angka nol.
h. Terminal Kabel Probe / Colokan: tempat untuk menghubungkan
kabel colokan dengan multimeter. Ditandai dengan tanda (+)
atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang lebih
lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur h fe transistor
(penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi
dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.
Siswanta – SMKN 2 Cilacap 19
i. Probe / Colokan / Test Lead
Untuk menghubungkan multi meter dengan alat / besaran yang
akan diukur.

j. Baterai
Sebagai sumber listrik untuk multimeter agar dapat berfungsi.

Multimeter Digital secara umum sama dengan multimeter analog,


hanya displaynya sudah dalam bentuld digital / angka-angka,
sehingga lebih memudahkan pembacaan hasil pengukurannya.

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 20


Multimeter Digital

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 21


Untuk lebih memperdalam materi, silahkan mencari
referensi lain

Terima kasih
- Berbagai sumber

Siswanta – SMKN 2 Cilacap 22

Anda mungkin juga menyukai