Anda di halaman 1dari 19

Teks Editorial

Pengertian Teks Editorial

• Teks editorial merupakan teks yang berisi pendapat


redaktur koran terhadap suatu isu/masalah actual,
fenomenal dan kontroversial. Isu tersebut meliputi
masalah politik, sosial atau pun masalah ekonomi
yang memiliki hubungan secara signifikan dengan
politik.
Tujuan Teks Editorial/Opini
• Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam
masalah (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di
masyarakat.
• Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu
yang sedang berkembang.
Fungsi Teks Editorial/Opini
• Fungsi editorial umumnya menjelaskan berita dan
akibatnya pada masyarakat.
• Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut
dengan kenyataan sosial dan faktor yang
mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
• Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk
mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang
bisa terjadi.
• Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
Sifat Teks Editorial/Opini
1. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan
medianya. Misalnya media massa harian (daily), mingguan (weekly), dwi
mingguan (biweekly) atau bulanan (monthly).
2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu
aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau
olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.
3. Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur kepada para pembacanya
terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.
4. Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang
bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh
dan berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi
media tersebut.
Ciri-Ciri Teks Editorial
• Tema tulisannya selalu hangat (sedang berkembang
dibicarakan secara luas oleh masyarakat), aktual dan
faktual.
• Bersifat sistematis dan logis.
• Editorial merupakan opini/pendapat yang bersifat
argumentatif
• Menarik untuk dibaca karena penggunaan kalimatnya
yang singkat, padat dan jelas.
Manfaat Teks Editorial/Opini
• Teks editorial memberi informasi kepada pembaca,
untuk merangsang pemikiran dan terkadang mampu
menggerakkan pemnaca untuk bertindak
Struktur Teks Editorial
• Pernyataan pendapat (tesis)
berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat.
Berupa pernyataan atau teori yang akan diperkuat oleh argumen
• Argumentasi
bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat
pernyataan tesis. Bisa berupa pernyataan umum, data hasil
penelitan, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang dapat
dipercaya.
• Penegasan Ulang Pendapat /Reiteration
berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh
fakta-fakta dalam bagian argumentasi.
Beberapa bulan lagi ujian nasional akan dilaksanakan di tingkat SD
hingga SMA. Kemendikbud menambahkan aturan baru yaitu pelaksanaan
ujian nasional secara online di beberapa sekolah. Dilihat dari keadaan dan
situasi lapangan saat ini, rencana ini belum tepat dan perlu dipertimbangkan
kembali karena permasalahan seperti infrastruktur yang belum merata dan
kurangnya pengetahuan dari tenaga ahli di beberapa sekolah.
Padahal hal ini sangatlah baik. Jika pelaksanaan ujian nasional
online tetap dilaksanakan, maka beberapa sekolah akan kesulitan karena
tidak adanya infrastruktur yang memadai seperti komputer, akses internet,
dan listrik. Coba bayangkan ketika ada sebuah sekolah yang mempunyai
250 siswa yang akan mengikuti ujian nasional, maka berapa jumlah
komputer yang dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk melaksanaan ujian
nasional ini?
Tentunya membutuhkan komputer yang banyak. Apabila tetap
dipaksakan, maka salah satu caranya yaitu dengan menggunakan
komputer secara bergiliran. Tetapi hal ini rentan akan timbulnya kecurangan
dalam ujian nasional. Selain itu kurangnya tenaga ahli di beberapa sekolah
juga menjadi masalah, karena pasti beberapa sekolah akan bingung dalam
pelaksanaan karena tidak mengerti bagaimana melaksanakannya.
Sudah semestinya jika pemerintah ingin melaksanakan ujian
nasional secara online, pemerintah harus menjamin ketersediaan
infrastruktur yang mendukung serta tidak terburu-buru dalam
melaksanakannya. Pemerintah juga harus melakukan sosialisasi langsung
ke sekolah-sekolah yang jauh sebelum ujian nasional agar tidak
menimbulkan masalah seperti yang telah diuraikan di atas.
Kaidah Kebahasaan
1. Adverbia
Ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan menegaskan
menggunakan kata keterangan (adverbia frekuentatif). Kata yang biasa digunakan
yaitu: selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar waktu, jarang, dan
lainnya.
2. Konjungsi
Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan
bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa,
serta kalimat dengan kalimat.
Konjungsi yang banyak dijumpai pada teks opini adalah konjungsi yang
digunakan untuk menata argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya, dan
sebagainya; atau konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, seperti
bahkan, juga, selain itu, lagi pula, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru dan lain-
lain; atau konjungsi yang menyatakan hubungan sebab akibat, seperti sejak,
sebelumnya, dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, seperti agar,
supaya, dan sebagainya.
Kaidah Kebahasaan
3. Kosa kata
Kosakata adalah perbendaharaan kata-kata. Supaya teks opini mampu meyakinkan pembaca, diperlukan
kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks opini yang menarik tersebut mencakup hal-hal
sebagai berikut.
•Aktual : sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi.
•Fenomenal : luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra.
•Editorial : artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor atau pemimpin surat kabar.
•Imajinasi : daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan).
•Modalitas : cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu situasi dalam komunikasi antar pribadi
(barangkali, harus, dan sebagainya).
•Nukilan : kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda.
•Tajuk Rencana : karangan pokok dalam surat kabar.
•Teks Opini : teks yang merupakan wadah untuk mengemukakan pendapat atau pikiran.
•Keterangan Aposisi : keterangan yang memberi penjelasan kata benda. jika ditulis, keterangan ini
diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung.
•Keterangan Pewatas : keterangan tambahan yang memberi keterangan kata benda, tetapi tidak dapat
menggantikan unsur yang diterangkan seperti kata keterangan aposisi.
Kaidah Kebahasaan
4.Verba
a. Verba Material
•verba material adalah kata kerja yang menunjukan aktifitas fisik
yang dapat dilihat secara nyata contohnya menari,membaca, dan
menulis. struktur kalimat dari verba material adalah

Subjek(aktor) + Verba Material + objek(sasaran)


•Contoh kalimat :
Ibu memasak nasi
Kata Ibu sebagai Subjek(aktor), memasak sebagai verba
materialnya, dan nasi adalah sebagai objek(sasaran).
Kaidah Kebahasaan
b. Verba Relasional
•verba relasional lebih menekankan pada verba atau kata kerja yang berfungsi sebagai penghubung
antara subjek dan pelengkap. kalimat yang mengandung verba relasional harus memiliki pelengkap,
jika tidak maka kalimatnya akan terlihat rancu. struktur kalimat dari verba relasional adalah :

 Subjek + Verba relasional + pelengkap



Contoh Kalimat :
Kakak merupakan anak tertua
Kakak sebagai Subjek, merupakan sebagai verba relasional, dan anak tertua merupakan pelengkap
yang harus ada.
Verba Mental
c. verba mental adalah verba yang digunakan untuk mengajukan klaim.
Contoh :
- Banyak orang tua yang merasa khawatir terkena demam
- Menurut pendapat saya, pengedaran narkoba di indonesia sudah dikategorikan siaga satu
Soal
1. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%.
Hanya saja, hal itu dinilai bukan patokan kualitas kelulusan. Hal itu tidak usah dibanggakan,
ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Merauke Vincentius Mekiuw di Merauke, Sabtu
(26/5). Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya
saat UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air. Di wilayah barat,
pendidikan relatif maju. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah perguruan
tinggi terkenal. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus
matrikulasi satu tahun kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa.
Fakta dalam paragraf diatas ...
a. Di wilayah barat, pendidikan relatif maju.
b. Lulusan UN bisa langsung bersaing secara setara di kancah perguruan tinggi terkenal.
c. Sebaliknya, siswa dari Merauke, jika ingin masuk PTN terkenal, harus matrikulasi satu tahun
kalau mau setaraf dengan lulusan setingkat dari Jawa.
d. Kelulusan ujian nasional (UN) jenjang SMA/MA/SMK di Merauke, Papua, mencapai 95%.
e. Menyimak pernyataan di atas menguatkan apa yang selama ini diwacanakan, khususnya saat
UN tiba, yaitu adanya kesenjangan taraf pendidikan di Tanah Air.
Soal
2. Meski lulus dengan persentase tinggi, dari kawasan Indonesia timur masih
timbul kerisauan tentang bagaimana bersaing dengan lulusan asal Jawa. Ini
kerisauan yang harus kita pikirkan upaya mengatasinya. Sejumlah putra Indonesia
timur, seperti dari Papua atau NTT, berhasil menunjukkan intelegensia tinggi,
seperti unggul dalam olimpiade fisika. Tugas kita berikutnya, bagaimana kita
menjadikan itu sebagai pola, bukan kasus.
Kesimpulan yang tepat untuk teks editorial tersebut ...
a. Upaya menyamakan persaingan lulusan Indonesia timur dengan Jawa
b. Lulusa Indonesia timur sangat berprestasi
c. Banyak ajang yang berhasil dijuarai putra putri Jawa
d. Upaya pemerintah menjadikan lulusan asal Jawa lebih maju daripada Indonesia
timur
e. Menjadikan pola, bukan kasus
soal
3. (1) Pemkot Depok telah menertibkan 700 Pedagang Kaki Lima
(PKL) yang menggelar dagangannya di pinggir jalan. (2) Hal ini dinilai
sebagai penyebab kemacetan. (3) Di samping itu, keberadaan PKL juga
dianggap menimbulkan kesan semrawut. (4) Penertiban yang
berlangsung tanggal 26 Desember itu disambut dengan senang oleh
para pengguna jalan.

Dua kalimat pendapat pada teks tersebut ditandai dengan nomor ....
A.(1) dan (2)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (3)
D. (3) dan (4)
Soal
4. (1) Kita pertanyakan keseriusan pemerintah menyediakan infrastruktur dan sarana transportasi publik,
khususnya angkutan darat. (2) Sampai kini, belum terlihat upaya signifikan ke arah itu. (3) Bahkan, kita melihat
kemacetan parah setiap saat di kota-kota besar, khususnya di Jakarta. (4) Kegagalan pemerintah di sektor
transportasi publik itulah pemicu konsumsi BBM semakin melonjak. (5) Buktinya, sektor transportasi darat
menyedot 90 persen BBM bersubsidi, mobil pribadi mengonsumsi 53 persen dan sepeda motor 40 persen. (6)
Menggunakan kendaraan pribadi walau ongkos mahal menjadi pilihan efektif ketika solusi alternatif bagi
masyarakat tidak tersedia. (7) Kita ingatkan, jangan sampai pemerintah ingin menghemat anggaran subsidi demi
APBN lantas masyarakat berkorban berkali-kali lipat karena kehilangan kesempatan peningkatan produktivitas,
akibat kelangkaan BBM yang merugi, melainkan secara umum pertumbuhan ekonomi pun terhambat.
 
Masalah dalam kutipan tajuk rencana tersebut adalah ...
A. Pemerintah tidak serius dalam menyediakan infrastruktur dan sarana transportasi publik.
B. Kegagalan pemerintah di sektor transportasi publik memicu konsumsi BBM semakin melonjak.
C. Kemacetan lalu lintas parah terlihat pada setiap saat di kota-kota besar, khususnya di Jakarta.
D. Pemerintah ingin menghemat anggaran subsidi APBN, tetapi dalam kenyataannya malah sebaliknya.
E. Pertumbuhan ekonomi terhambat dan terjadi kelangkaan BBM karena pemerintah menaikkan harga BBM.
Soal
5. (1) Pendidikan yang dulu diperjuangkan mati-matian oleh para pejuang kemerdekaan agar seluruh
rakyat mendapatkan hak yang sama, ternyata masih milik segolongan orang tertentu. (2) Setiap tahun
ajaran baru selalu muncul keganjilan berulang-ulang yakni kebingungan orang tua mencari sekolah untuk
anaknya. (3) Ternyata keganjilan itu muncul karena masalah lama belum tuntas. (4) Standardisasi sekolah
masih belum jelas sehingga menimbulkan kasta-kasta dalam pendidikan. (5) Sistem kasta tersebut
membuat para orang tua berlomba-lomba untuk mendapatkan sekolah berkasta tinggi. (6) Bahkan,
mereka rela mengeluarkan biaya besar agar anaknya bisa masuk di sekolah favorit. (7) Sementara,
banyak siswa yang tidak bisa masuk ke sekolah favorit bukan karena kurang pandai, melainkan karena
mereka tidak mampu membayar biaya sekolah yang tinggi. Inilah ironi pendidikan Indonesia.
 
Opini penulis dalam tajuk tersebut adalah ....
(A) Seluruh rakyat mendapatkan hak pendidikan yang sama.
(B) Pemerataan pendidikan telah diperjuangkan mati-matian.
(C) Pendidikan masih menjadi milik segolongan orang tertentu.
(D) Standardisasi pendidikan akan menimbulkan keganjilan.
(E) Sekolah berkasta tinggi memerlukan biaya yang tinggi
Kunci Jawaban
1. D
2. A
3. C
4. A
5. D

Anda mungkin juga menyukai