Anda di halaman 1dari 35

TEKNIK PENULISAN ILMIAH

DOSEN:

DR. SERLY ASRIYANY.ST.MT

DISUSUN OLEH:

RIANDI TOMAITO

07262111025

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS KHAIRUN
CONTOH I ( Laporan penelitian )
Permasalahan Guru dan Murid Sekolah Dasar dalam Pelaksanaan Pendidikan
Jarak Jauh

 Latar Belakang Masalah


Pandemi mengharuskan Indonesia menerapkan kebijakan pembatasan sosial yang
diberlakukan dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat, termasuk dalam
pendidikan. Sekolah dasar pun menerapkan kebijakan pendidikan jarak jauh yang
menyebabkan semua kegiatan belajar mengajar harus dilakukan secara daring
melalui zoom, google meet atau whatsapp. Yang menjadi permasalahan adalah
tidak semua guru murid sekolah dasar memiliki akses terhadap platform-platform
tersebut.

 Perumusan Masalah
 Apa saja masalah yang dihadapi oleh murid sekolah dasar dalam melakukan
pembelajaran daring?
 Apa saja masalah yang dihadapi guru sekolah dasar dalam melakukan kegiatan
pengajaran secara daring?
 Apa saja strategi guru dan murid sekolah dasar dalam mengatasi permasalah

 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah apa saja yang dihadapi guru
dan murid dalam pelaksanaan pendidikan jarak jauh selama pandemi. Dengan
karya ilmiah ini diharapkan masyarakat dapat memberi perhatian pada
permasalahan pendidikan selama pandemi.

 Isi
Bahwa permasalahan yang dihadapi antara lain tidak adanya akses wifi atau
jaringan internet. Tidak adanya persiapan seperti pelatihan keterampilan untuk
guru serta tidak adanya perubahan kurikulum yang membuat sulitnya pengajaran
kurikulum dalam pendidikan daring.

 Penutup
 Kesimpulan
Permasalahan dalam pelaksanaan pendidikan daring disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain faktor SDM guru yang tidak siap, tidak adanya jaringan
internet.
 Saran
Diperlukan adanya perhatian dari pemerintah dalam pelaksanaan pendidikan
daring di sekolah-sekolah dan perlu adanya sinergi antara guru dan orangtua
murid dalam pelaksanaan pendidikan daring.
Penjelasan mengenai penulisan teks laporan penelitian, semoga dapat menjadi
referensi untuk Anda yang sedang melakukan penelitian.

CONTOH II ( Paper/Makalah)

KERANGKA/OUTLINE MAKALAH

UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT

DAN PRESENTASI PENINGKATAN PENDIDIKAN

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB I

PENDAHULUAN
Berupa latar belakang masalah yang menguraikan gambaran tentang kondisi,
peristiwa atau fenomena tertentu yang menjadi fokus atau kecenderungan untuk
dibicarakan/didiskusikan (trendsetter) terkait dengan permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah. Diuraikan pula, alasan pemilihan topik yang menyangkut argumentasi
penulis terkait dengan topik yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan untuk menegasakan
dan menguatkan pandangan penulis tentang relevansi dan pentingnya masalah yang akan
diketengahkan atau dibahas dalam makalah.

Dalam latar belakang juga dikemukakan hasil identifikasi masalah, yang mengungkapkan
tentang situasi atau kondisi pada obyek penelitian yang menyangkut kesenjangan (gap)
antara teori atau peraturan-peraturan yang semestinya (das sollen) dengan gambaran yang
sebenarnya/kenyataan yang terjadi (das sein). Menjelaskan gap yang terjadi di obyek
penelitian dapat dilakukan sebagai hasil penelusuran atau observasi awal penulis, ataupun
dengan mengemukakan data-data yang relevan terkait dengan topik yang akan dibahas.
Disisi lain, sebagai acuan untuk mengarahkan permasalahan dan pembahasan yang akan
diketengahkan dalam penulisan makalah, maka dibuat rumusan masalahnya. Rumusan
masalah ditulis secara tegas, jelas dan konkrit serta dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya
atau pertanyaan yang mengandung permasalahan.

BAB II

PEMBAHASAN
Berisi uraian-uraian yang relevan dengan topik dan ruang lingkup masalah yang
dibahas dalam makalah. Dalam hal ini, uraian-uraian tersebut dapat meliputi:

 Pembahasan singkat konsep atau teori pendukung berdasarkan kajian pustaka atau
bahan referensi yang sah/resmi.
 Pembahasan yang merupakan hasil analisis atau telaahan terhadap permasalahan
yang diajukan. Dalam kaitan ini, dapat diuraikan hambatan-hambatan yang
dihadapi serta alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dikaji melalui kajian
teoritis dan kajian praktis.
 Uraian saran-saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang berkaitan langsung
dengan tempat penelitian, sebagai upaya yang perlu dilakukan terkait dengan hasil
analisis atau telaahan.

BAB III

PENUTUP
Penutup makalah merupakan pernyataan singkat yang mengungkapkan tentang hasil
pembahasan dalam penulisan makalah secara menyeluruh. Dalam kaitan ini, penulis
menjelaskan kepentingan akan temuannya, bukan merupakan pengulangan yang telah
dibahas pada bagian pembahasan sebelumnya. Jikalau diperlukan dalam penutup ini dapat
menceritakan mengapa hasil temuan tersebut penting dan berkontribusi terhadap
organisasi

CONTOH III ( Artikel )

Berhasilkah Pendidikan Kita?


Pendidikan merupakan sebuah usaha atau proses yang melibatkan peserta didik dan
pengajar dalam suatu waktu dengan tujuan mencapai manusia yang bermartabat. Di
Indonesia, pendidikan diatur dalam peraturan yang mewajibkan setiap warganya
menempuh pendidikan. Meski sudah diatur dalam susunan peraturan yang jelas, sudahkah
pendidikan kita mencapai tujuannya? Suatu pendidikan dapat dikatakan berhasil atau tidak
tergantung pada hasil dari pendidikan itu sendiri. Apakah anak yang menempuh pendidikan
terlihat lebih atau tidak dapat menjadi tolak ukur suatu keberhasilan pendidikan itu sendiri.
Seringkali kita temui orang yang menganggap nilai dari hasil belajar merupakan hasil dari
pendidikan, padahal itu salah besar. Hakikat pendidikan bukanlah angka, tapi proses.
Bagaimana seseorang terbentuk menjadi manusia yang semestinya adalah inti dari
pendidikan. Jadi mari kita lihat dunia pendidikan kita. Apakah anak-anak yang setiap hari
sekolah itu menjadi manusia yang lebih baik? Apakah dunia pendidikan kita sudah jauh dari
kata money oriented? Jika belum, tampaknya pendidikan kita masih jauh dari kata berhasil

CONTOH IV ( Skripsi )

BAB 1

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin merupakan salah satu faktor penting demi terciptanya guru yang profesional dalam
menjalankan fungsi, tugas, dan kewajibannya, serta demi terwujudnya mutu pendidikan
yang lebih tinggi. Sedangkan mengenai pelaksanaan disiplin guru telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin kerja guru dan
Dosen. Upaya disiplin guru sendiri telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980, dimana dalam Peraturan Pemerintah ini antara lain menjelaskan tentang jenis-
jenis hukuman disiplin khususnya Pegawai Negeri Sipil yang dapat dikenakan bagi para
pelanggarnya dan pejabat yang berwenang untuk memberikan hukuman disiplin tersebut.
Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan
taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun peraturan yang
tidak tertulis serta ssanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-
sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Ini berarti
disiplin adalah ketaatan terhadap aturan-aturan yang berlaku pada saat sekarang ini. Untuk
itu, guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya hendaknya guru tidak hanya sekedar
mengejar penghasilan, akan tetapi juga merupakan sarana untuk mengembangkan diri dan
berbakti. Guru merupakan komponen yang paling sentral dalam mewarisan kepribadian.
Guru adalah sumber ilmu
2. 2 pengetahuan,

dari jerih payah seorang guru kita menitipkan generasi bangsa untuk melanjutkan
perjalanan menuju cita-cita bangsa kita, agar mampu bersaing dengan negara-negara maju
di dunia. Guru dalam kontek pendidikan berada di barisan depan dan sangat strategis
menanamkan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Akhir-akhir ini
permasalahan mengenai disiplin di lingkungan pendidik sangat banyak disoroti atau
dibicarakan, terlebih pada saat reformasi ini disiplin merupakan faktor utama untuk menuju
sukses suatu bangsa. Tanpa dilandasi tingkat disiplin yang tinggi mustahil cita-cita
pembangunan nasional dapat dilaksanakan secara baik. Berdasarkan survey di SD Negeri
009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul tentang kedisplinan guru dtemui adanya
gejala-gejala indisipliner dari sebagian guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagi seorang pendidik, misalnya: a. Sebagian guru datang mengajar kadang-
kadang tidak tepat waktu dan pulang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. b.
Beberapa orang guru kadang-kadang malas untuk memakai seragam yang telah ditentukan.
c. Sebagian guru malas mengajar dan lebih senang mengobrol sesama guru ketika jam
mengajar. d. Sebagian guru ada juga yang meninggalkan kelas/kantor pada jam mengajar
untuk keperluan pribadi. e. Ketidakhadiran sebahagian guru yang melebihi ketentuan yang
berlaku di sebabkan oleh berbagai macam alasan.

3. 3 Disiplin

kerja guru tidak akan dapat terjadi jika yang bersangkutan melalaikan tugasnya dan selaku
public service sudah selayaknya guru memberikan tauladan yang baik untuk generasi
penerus bangsa ini dalam melaksanakan tugasnya. Dengan demikian begitu pentingnya
analisis disiplin kerja guru dalam pencapaian prestasi kerja, sehingga image guru sebagai
pendidik akan tetap berpengaruh baik bagi perkembangan bangsa. Berdasarkan uraian di
atas, judul penelitian yang tepat yang relevan dengan latar belakang penelitian ini adalah
“Studi Deskriptif Tentang Kedisiplinan Guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun
Purba Kab. Rohul” B. Alasan Pemilihan Judul 1. Akhir-akhir ini permasalahan mengenai
disiplin di lingkungan pendidik sangat banyak disoroti atau dibicarakan, terlebih pada saat
reformasi ini disiplin merupakan factor utama untuk menuju sukses suatu bangsa. Tanpa
dilandasi tingkat disiplin yang tinggi mustahil cita-cita pembangunan nasional dapat
dilaksanakan secara baik. 2. Penelitian ini menarik untuk diteliti karena sepengatahuan
penulis belum ada yang meneliti permasalahan ini. 3. Dari segi waktu dan dana dapat
terjangkau oleh penulis.

4. 4 C. Penjelasan Istilah

 Studi Deskriptif adalah suatu peneitian yang berusaha menjelaskan atau


menggambarkan suatu gejala, fenomena, ataupun peristiwa tertentu sehingga dapat
ditarik suatu kesimpulan
 1 2. Disiplin adalah sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-
pedoman organisasi. Disiplin kerja adalah persepsi guru terhadap sikap pribadi guru
dalam hal ketertiban dan keteraturan diri yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di
sekolah tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan dirinya, orang lain, atau
lingkungannya.
 Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
 Permasalahan
Pembeberan masalah Dengan bertitik tolak kepada latar belakang di atas, semakin
banyak masalah yang dihadapi dan diemban oleh pemerintah dalam rangka
meningkatkan pembangunan disegala bidang, maka secara langsung maupun tidak
langsung guru dituntut untuk meningkatkan kedisiplin kerja yang baik. 1
Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka 2 Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika. 1987. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil.
Jakarta : Bina Aksara. 3 Undang-undang Guru dan Dosen , 2006, Hal. 2

5. 5 Berdasarkan latar belakang

di atas, maka dapat diuraikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

a. Upaya pemerintah dalam meningkatkan disiplin kerja guru.


b. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
c. Disiplin kerja merupakan upaya meningkatkan kompetensi profesional guru.
d. Pengaruh Disiplin terhadap motivasi kerja guru.
e. Pelaksanaan Disipilin di lingkungan kerja guru

Batasan Masalah Untuk lebih terarahnya tujuan penelitian,

maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:


a. Pelaksanaan disiplin guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin guru di SD Negeri 009 Bangun Purba
Kec.Bangun Purba Kab. Rohul

3. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah pelaksanaan disiplin kerja guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun
Purba Kab. Rohul?.
b. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi disiplin guru di SD Negeri 009 Bangun
Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul?

6. 6 E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kedisiplinan guru di SD Negeri 009 Bangun Purba Kec.Bangun Purba
Kab. Rohul
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru di SD Negeri 009
Bangun Purba Kec.Bangun Purba Kab. Rohul B. Kegunaan Penelitian a. Bahan masukan dan
informasi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pihak-pihak yang memerlukan
pemahaman tentang peningkatan disiplin kerja guru. b. Bagi pihak lain dapat digunakan
sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk penelitan berikutnya. c. Dalam rangka
melengkapi persyaratan untuk menyelesaikan perkuliahan jurusan Pendidikan Agama Islam
di STAI Al-Azhar Pekanbaru Program Strata Satu (S-1). F. Sistematika Penulisan Untuk
memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya atas 5 (lima) bab dan masing-
masing bab di bagi dalam beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada
bab ini uraian terbagi atas latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penjelasan istilah,
permasalahan, tujuan dan manfaat penelitan, dan sistematika penulisan.

7. 7 BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Penjelasan pada bab ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan masalah penelitian
sehingga memperlihatkan pola hubungan antar permasalahan dan tujuan penelitian. BAB III
: METODE PENELITAN Bab ini menjelaskan uraian tentang waktu dan tempat penelitan,
subyek dan objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data, teknik analisa data BAB IV :PENYAJIAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini
penulIs akan menguraikan tentang deskripsi lokasi penelitian, penyajian data dan analisa
data yang telah diolah sesuai dengan tujuan penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian dan memberikan saran-saran
berdasarkan temuan hasil penelitian

8. 8 BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Disiplin Disiplin kerja dalam organisasi sangat dituntut keberadaannya, karena
dengan disiplin yang baik suatu pekerjaan dapat terselesaikan dengan efektif dan efisien.
Dalam tujuan organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya keberadaan dan
kelangsungan organisasi sangat diperlukan, dengan adanya seorang pemimpin yang mampu
memberikan motivasi dalam menegakkan disiplin kerja dalam menggerakkan, mengarahkan
dan membina para bawahannya dalam menjalankan segala tugas yang menjadi tanggung
jawab masing-masing pada organisasi yang dipimpinnya tersebut. Dalam hal ini jelaslah
keberadaan seorang pemimpin yang mampu menggerakan anggota dalam menjalankan
tugasnya sangat diperlukan, karena keberhasilan seorang tujuan dalam organisasinya.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mengemukakan beberapa teori yang
dikemukakan dari berbagai ahli yang berhubungan dengan masalah yang penulis
ungkapkan, yaitu tentang hubungan antara disiplin kerja guru terhadap prestasi kerja guru.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam mentaati segala peraturan
dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya serta mampu mentaati norma-norma sosial
yangg berlaku.4 4 Hasibuan, SP. Melayu.,2000, Organisasi dan motivasi, Jakarta
9. 9 Menurut mengemukakan bahwa “Dicipline is management action to enforce
organitation standars”. Berdasarkan pendapat Keith Davis, disiplin kerja dapat diartikan
sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman- pedoman organisasi. Ada
2 macam disiplin kerja, yaitu disiplin preventif, dan korektif. 1. Disiplin Prefentif Disiplin
prefentif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi
pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Dengan cara
preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.
Disiplin proventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja
untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka
diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja. 2. Disiplin Korektif Disiplin korektif
adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan
mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada
perusahaan.5 Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki
pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada
pelanggar. 5 Mangkunegara, P, Anwar.,2004. Manajemen SDM Perusahaan. PT Raja
Reksadakarya, Offset, Bandung.

10. 10 Disiplin

kerja adalah suatu alat yang digunakan para menejer untuk berkomunikasi dengan
karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku. Untuk membantu para manajer dalam mengenali
tindakan tingkat displiner yang tepat, beberapa perumusan telah merumuskan prosedur
disipliner. Satu pendekatan adalah dengan menyusun pedoman-pedoman tindakan
disipliner progresif, seperti contoh berikut ini : Pedoman-pedoman yang dianjurkan untuk
tindakan disipliner bagi pelangaran-pelanggaran yang yang membutuhkan pertama : suatu
peringatan lisan, kedua : suatu peringatan tertulis, ketiga : terminasi. Tindakan disipliner
yang paling akhir adalah pemecatan. Yaitu pemberhentain pegawai dari perusahaan dengan
alasan tertentu. Pernah dinyatakan bahwa setiap pemecatan pegawai membuktikan
kegagalan pemimpin, tetapi pandangan ini tidak realistik. Tidak ada manajer atau pegawai
yang sempurna : jadi ada masalah tertentu yang tidak dapat ditanggulangi betapapun orang
berusaha keras menanggulanginya. Adakalanya lebih baik bagi pegawai untuk pindah kerja
ditempat lain. Ada batasan bagi banyak upaya yang dapat dilakukan organisasi untuk
mempertahankan seorang pegawai yang berprestasi tidak baik. Karena prestasi pegawai itu
dapat menimbulkan dampak negatif bagi karyawan lainnya.

11. 11 B. Pembinaan

Disiplin Kerja Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita amati bahwa mereka yang berdisiplin
lebih tinggi, umumnya berprestasi lebih tinggi pula. Dalam pada itu, terutama dalam lima
faktor yang sangat mempengaruhi hidup serta kehidupan organisasi adalah “ketertiban”.
Suatu unsur penting ketertiban adalah disiplin. Dengan perkataan lain, “disiplin” adalah
termasuk dalam unsur-unsur penting yang mempengaruhi prestasi suatu organisasi.
Pembinaan suatu organisasi harus dilakasanakan secara menyeluruh, dalam arti meliputi
berbagai aspek hidup dan kehidupan organisasi tersebut, kalau dikehendaki hasil
pembinaan yang optimal, karena masing-masing aspek tadi mempunyai kaitan yang sangat
erat satu dengan yang lainnya. Ada kategori faktor atau unsur tertentu yang harus selalu
memperoleh perhatian. Termasuk dalam kaegori ini adalah kesejahhteraan para anggota
organisasi yang bersangkutan. Maka aspek kesejahteraan mungkin perlu mendapatkan
perhatian khusus, tanpa mengabaikan aspek lainnya. Peningkatan kesejahteraan ini
hendaknya juga diarahkan untuk memperkuat unsur-unsur lain organisasi itu, misalnya
unsur disiplin yang tadi telah disebutkan. Diperlukan adanya pendisiplinan dan konsistensi
merupakan bagian penting dari keadilan. Taidak adanya konsistensi menyebabkan pegawai
merasa didiskriminasikan. Apabila orang yang menerima hukuman yang lebih berat adalah
pegawai dari golongan yang minoritas, maka perusahaan dapat dituduh melakukan tindakan
diskriminasi yang melawan hukum, dan perusahaan harus menyediakan pembelaan yang
mahal atas tuduhan itu.

12. 12 Ada tiga pendekatan disiplin,

yaitu pendekatan disiplin modern, disiplin dengan tradisi, dan disiplin bertujuan.6 1.
Pendekatan Disiplin Modern Pendekatan Disiplin modern yaitu mempertemukan keperluan
atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pendekatan ini berasumsi : a. Disiplin modern
merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik b. Melindungi tuduhan
yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang berlaku c. Keputusan-keputusan yang
semuanya terhadap kesalahan atau prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses
penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya d. Melakukan proses terhadap keputusan
yang besar sebelah pihak terhadap kasus disiplin 2. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi
Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan
hukuman. Pendekatan ini berasumsi : a. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan,
dan tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan b. Disiplin adalah hukuman
untuk pelanggaran, pelaksanaanya harus disesuaikan dengan pelanggarannya c. Pengaruh
hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelnggar maupun kepada pegawai lainnya 6
Mangkunegara, Op. Cit. Hal. 132-139

13. 13 d. Peningkatan perbuatan pe;anggaran

diperlukan hukuman yang lebih keras e. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang
melanggar kedua kalinya harus diberikan hukuman yang lebih berat 3. Pendekatan Disiplin
Bertujuan Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi : a. Disiplin kerja harus dapat diterima
dan dipahami oleh semua pegawai b. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan
pembentukan perilaku c. Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang baik d. Disiplin
pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap perubahannya Beberapa
tekhnik dalam melaksanakan disiplin kerja adalah tekhnik pertimbangan sedini mungkin,
tekhnik mendisiplinkan diri, tekhnik kesediaan penyelia berdisiplin, tekhnik menegur
pegawai primadona, tekhnik menimbulkan kesadaran diri, dan tekhnik sandwich. 1. Teknik
Disiplin Perkembangan Sedini Mungkin Pelatihan yang kurang sempurna, atau tidak ada
pelatihan sama sekali, tingkah laku yang tidak pantas, kebiasaan kerja yang kurang baik,
atau kesalahan-kesalahan lain dari bawahan hendaknya pertama-tama diatasi dengan usaha
penuh pengertian guna memperbaikinya. Hal ini harus dilakukan segera setelah Anda
melihat ada kekurangan. Orang-orang muda terutama mereka yang dipekerjakan secara
tetap untuk pertama kali, terutama mereka yang dipekerjakan secara tetap untuk pertama
kali, harus selekas mungkin dibimbing untuk berprilaku secara tepat dalam pekerjaannya.

14. 14 2. Teknik Disiplin

Pencegahan yang Efektif Perusahaan seharusnya membuat suatu program-program


pelatihan khusus disamping tingkat manajemen. Kelompok-kelompok yang terdiri dari kira-
kira 15 orang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang khas yang telah dialami oleh
organisasi dimasa lampau. Persoalan ini berkisar dari kemangkiran sampai pada pencurian
milik perusahaan. Tujuan dari konferensi kelompok ini adalah untuk meningkatkan
keakraban para manajer dengan kebijakan sekarang dan untuk bertukar pikiran mengenai
bagaimana menggunakan disipilin kolektif secara efektif, bukan disiplin dengan hukuman.
Para manajer yang lebih tua dan berpengalaman yang menghadiri kurusus-kursus itu
diminta untuk menceritakan pengalaman yang menghadiri kursus-kursus itu diminta untuk
menceritakan pengalaman mereka, sehingga para penyelia dan manajer yang lebih muda
dan tidak / kurang berpengalaman dapat mengambil manfaat darinya. 3. Teknik Disiplin
dengan Mendisiplinkan Diri Beberapa cara untuk merubah diri : a. Percayalah bahwa Anda
dapat menghilangkan kebiasaan lama dan membentuk kebiasaan baru yang lebih
konstruktif b. Pastikan bahwa Anda memang benar-benar ingin berubah. Untuk itu, Anda
harus mengatakan pada diri Anda bahwa perubahan kebiasaan adalh penting bagi diri Anda

15. 15 c. Tentukan pengorbanan

apa saja yang harus Anda berikan untuk mencapai tujuan Anda. Apakah pengorbanan itu
sepadan nilainya dengan tujuan yang hendak Anda capai? d. Tentukan pengorbanan itu
sepadan nilainya dengan tujuan Anda. Apakah pengorbanan itu sepadan nilainya dengan
tujuan yang hendak Anda capai? e. Berubahlah sedikit demi sedikit danmenjauhlah
berdasarkan keberhasilan yang telah Anda capai. Setiap kali Anda berbuat sesuatu untuk
mencapai tujuan itu, satu langkah lebih dekat bagi Anda untuk mencapainya 4. Teknik
Disiplin Investori Penyelia Beberapa tahun lalu, Webster sebagai direktur pelatihan,
menemukan alat pengukur yang lebih baik sekali untuk menentukan perlunya pelatihan
manajemen dalam bidang disiplin. Alat ini disebut Supervisory Investory on Dicipline. Alat ini
dapat digunakan oleh organisasi yang berserikat buruh maupun yang tidak, dan dapat
diterapkan pada berbagai kelompok manajemen dalam setiap tingkatnya. Sediaan ini
mengukur mengukur pengetahuan tentang apakah disiplin dan bagaimana
menggunakannya, tetapi bukan merupakan suatu ujian. 5. Teknik Disiplin Manager Pegawai
“Primadona” Suatu teguran lunak, dapat diberikan secara halus melalui pertanyaan tertentu
pada bawahan yang jawabannya merupakan teguran otomatis bagi dirinya sendiri. 6. Teknik
“Sandwich” Teknik ini digunakan secara mahir oleh sejumlah besar manager dalam
menghadai bawahan mereka. Pada dasarnya teknik ini terdiri dari teguran

16. 16 lisan secara langsung

, diikuti oleh ucapan syukur, dan diakhiri dengan peringatan yang lunak. Setiap manajer
harus dapat memastikan karyawan tertib dalam tugas. Dalam konteks disiplin, makna
keadilan harus dirawat dengan konsisten. Jika karyawanmengalami tantangan tindakan
disipliner, pemberi kerja harus dapat membuktikan bahwa karyawan yang terlibat dalam
kelakuan yang tidak patut dihukum. Untuk mengelola disiplin harus ada standar disiplin
yang digunakan untuk menentukan bahwa karyawan telah diperlakukan secara wajar. 1.
Standar Disiplin Beberapa standar disiplin berlaku bagi semua pelanggaran aturan, apakah
besar atau kecil. Semua tindakkan disipliner perlu mengikuti prosedur minimum : aturan
komunikasi dan ukuran capaian. Tiap karyawan dan penyelia perlu memahami kebijakan
perusahaan perlu mengikuti prosedur secara penuh. Pegawai yang melanggar aturan diberi
kesempatan untuk memperbaiki perilaku mereka. Para manajer perlu mengumpulkan
sejumlah bukti untuk membenarkan disiplin. Bukti ini harus secara hati- hati
didokumentasikan sehingga tidak bisa untuk diperdebatkan. Sebagai suatu model
bagaimana tindakan disipliner harus diatur adalah : a. Apabila seorang karyawan melakukan
kesalahan, maka karyawan harus konsekuen terhadap aturan pelanggaran b. Apabila tidak
dilakukan secara konsekuen berarti karyawan tersebut melecehkan peraturan yang telah
ditetapkan

17. 17 c. Kedua hal diatas akan berakibat pemutusan hubungan

kerja dan karyawan harus menerima hukuman tersebut 2. Penegakan Standar Disiplin Jika
pencatatan tidak adil / syah menurut undang-undang atau pengecualian ketenagakerjaan
sesuka hati. Untuk itu memerlukan bukti dari pemberi kerja untuk sebelum karyawan
ditindak. Standar kerja tersebut dituliskan dalam kontrak kerja. Menurut mengingat
pentingnya faktor manusia, yaitu para pegawai dilingkungan organisasi bersangkutan, maka
pembinaan juga dimasukkan sebagai salah satu unsur SPM. Dan dengan pentingnya faktor
manusia tersebut maka untuk meningkatkan kualitas kerja dan disiplin pegawai maka :
Upaya untuk meningkatkan waskat itu terdiri dari dua komponen, yaitu PAL dan SPM.
Infektivitas itu terutama disebabkan oleh faktor intern pemimpin, yaitu kualitas pimpinan
atau manajer itu sendiri, maka upaya yang pokok untuk mengatisanya tentulah berupa
upaya untuk meningkatkan mutu pimpinan secara menyeluruh dan konsepsional. Ini berarti
pembinaan pegawai harus betul-betul dibenahi, antara lain dengan mewujudkan secara
nyata apa yang dinamakan sistem karir dan sistem prestasi kerja atau merit system and
career service.7 Dengan demikian pegawai-pegawai yang naik keatas dan menduduki
jabatan pimpinan benar-benar telah mengalami saringan yang cukup ketat dan oleh
karenanya dapat diandalkan ketangguhannya, baik dari segi nilai-nilai moral atau akhlak dan
dari segi kemampuan dan kecakapannya, baik teknis maupun 7 Sujamto.,1989, Aspek-Aspek
Pengawasan Di Indonesia, PT.Sinar Grafika, Jakarta

18. 18 manajerial.

Untuk meningkatkan efektivitas SPM pada hakikatnya tidak lain daripada upaya untuk
meningkatkan mutu unsur-unsur SPM dan meningkatkan disiplin, kesadaran dan
kesungguhan para pegawai untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sesuai dengan
semestinya. Kata kedisiplinan memang pada dasarnya sering dikaitkan dengan penggunaan
wewenang atau kekuasaan, akan tetapi pendisiplinan terbaik yang sering digunakan sebagai
disiplin diri muncul dari dalam, bukan sesuatu yang dipaksakan dari luar. Berbagai alasan,
banyak muncul dilapangan karyawan tidak mentaati peraturan atau tidak menunjukan
perilaku yang menghambat produktifitas. Ada beberapa faktor upaya untuk membantu
menumbuhkan rasa disiplin pada karyawan, yaitu :8 1. Faktor-Faktor yang Membantu Upaya
Menimbulkan Disiplin Diri Disiplin tidak timbul begitu saja. Karyawan dapat mengandaikan
bahwa itikad baik dan karakter moral dengan sendirinya kan menghasilkan disiplin diri.
Karyawan harus berupaya untuk membina kelompok kerja yang berdisiplin tinggi. Caranya,
melalui gaya kepemimpinan yang mendidik pemimpin menciptakan suasana motivasi yang
kondusif dalam unit kerja pemimpin / supervisor. Para karyawan yang tahu bahwa mereka
dapat memenuhi kepentingan pribadi, dan pada saat yang sama mencapai tujuan
perusahaan, lebih cenderung menunjukan disiplin tinggi. 8 Darma Agus.,2001, manajemen
supervisi,( petunjuk praktis bagi supervisor), Jakarta , PT. raja grafindo persada.

19. 19 2. Identifikasi Karyawan yang Memiliki Masalah Pribadi dan Cara Menanganinya.
Sebagai seorang supervisor sangat harus mampu mendisiplikkan karyawan. Perilaku tidak
disiplin yang paling sering ditempat kerja adalah sebagai berikut : a. Melanggar peraturan
jam istirahat dan jadwal kerja lainnya b. Melanggar peraturan keamanan dan kesehatan
kerja c. Terlambat masuk kerja, mangkir, terutama sebelum atau sesudah lebaran d.
Berkerja dengan ceroboh atau merusak peralatan, pasok atau bahan baku e. Suka
bertengkar, tidak mau berkerja sama, atau perilaku lain yang tidak menyenangkan
(mengganggu) sesama karyawan f. Terang-terangan menunjukan ketidakpatuhan, seperti
menolak melaksanakan tugas yang seharusnya dilakukan. 3. Menyuluh Karyawan Yang
Bermasalah Pribadi Tujuan penyuluhan adalah membimbing karyawan untuk menentukan
cara pemecahan masalah yang mereka hadapi, terutama jika masalah itu mempengaruhi
kinerja mereka ditempat kerja. Intinya adalah memberdayakan karyawan agar mereka
dapat menangani masalah mereka sendiri. Supervisor tidak diharapkan untuk mengambil
alih masalah pribadi karyawan. Proses penyuluhan menyangkut langkah-langkah sebagai
berikut a. Mengidentifikasi masalah yang mengganggu karyawan b. Mengidentifikasi
penyebab timbulnya masalah itu c. Mengidentifikasi cara penanggulangan yang paling
sesuai d. Mengidentifikasi apakah tindakan yang dilakukan telah memecahkan masalah atau
tidak
20. 20 4. Mengidentifikasi

Masalah Ada beberapa petunjuk yang dapat mengingatkan supervisor bahwa karyawan
tertentu menghadapi masalah pribadi yang mempengaruhi kerjanya. Petunjuk itu
diantaranya meliputi hala-hal berikut : a. Menurunkan tingkat kuantitas dan kualitas hasil
kerja secara mendadak b. Adanya perubahan perilaku yang mendadak (seperti murung dan
sebagainya) c. Meningkatkan kesalahan kerja d. Meningkatkan kecelakaan kerja e. Tidak
konsistennya kinerja f. Terlalu sering mangkir, terlambat, atau pulang lebih awal g. Mudah
tersinggung, tidak bertanggung jawab atau masa bodoh C. Kebijakan Untuk Meningkatkan
Disiplin Kerja Unsur-unsur utama dalam pendisiplinan yang efektif yaitu :9 1. Karyawan tahu
adanya “aturan main” dan memahaminya dengan baik Supervisor diharapkan mengabil dua
langkah : Pertama, menjelaskan peraturan perusahaan dan berusaha agar setiap karyawan
memahaminya. Termasuk jika ada perubahan peraturan Kedua, sanksi yang akan dijatuhkan
kepada mereka yang melakukan pelanggaran 2. Supervisor melakukan pendekatan
pemecahan masalah dalam pendisiplinan, bukan pendekatan yang menghukum 9 Darma,
Op. Cit. Hal. 183

21. 21 Pertama,

membantu karyawan dalam memecahkan masalah yang dihadapi (memahami alasan


karyawan dan membantu usahanya untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi) 3. Tindakan
pendisiplinan dilakukan sesegera mungkin Pertama, supervisor harus dapat mengumpulkan
data tentang adanya pelanggaran peraturan, dengan cara menghimpun informasi, dan
mendokumentasikan adanya pelanggaran dan alasan pelanggaran itu. Kedua, perlunya
mengembangkan faktor emosional. (Reaksi tergesa-gesa dalam situasi yang sangat
emosional dapat mendorong karyawan untuk bertindak agresif atau bahkan melakukan
tindakan kekerasan pada supervisor). 4. Tindakan pendisiplinan tidak memihak, fair, dan
konsisten Tindakan disiplin dilakukan dengan sederhana saja, konsekuensi harus setimpal
dengan perbuatan. Suatu pelanggaran kecil tidak membenarkan adanya sanksi pendisiplinan
yang berat, kecuali jika karyawan bersangkutan telah melakukan pelanggaran yang sama
berulang-ulang. 5. Adanya tindak lanjut Jika pelanggaran kecil dikuti dengan peringatan
lisan, tidak selalu diperlukan tindak lanjut, akan tetapi jika pelanggaran dilakukan berulang-
ulang maka supervisor wajib memberitahu karyawan bersangkutan dan diadakan
pembicaraan untuk mencegah berulangnya pelanggaran. Menyangkut disiplin kerja pegawai
negeri sipil dalam peraturan pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 pasal 1 antara lain
menyebutkan :

22. 22 a. Peraturan disiplin

Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan menyangkut kewajiban, larangan, sanksi, apabila
kewajiban tidak ditaati atau dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil b. Pelanggaran disiplin
adalah ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan didalam
maupun diluar jam kerja c. Hukuman disiplin adalah hukuman yang ditujukan kepada
Pegawai Negeri Sipil karena melanggar peraturan disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil Dalam
pasal 5 PP No. 30 tahun 1980 diatas menyatakan bahwa dengan tidak mengurangi
ketantuan dalam peratuaran perundang-undangan pidana, Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran disiplin oleh pejabat yang berwenang menghukum. Adapun tingkat
dan jenis hukuman disiplin antara lain :10 Hukuman yang ringan terdiri dari : 1). Teguran
lisan 2). Teguran Tertulis 3). Pernyataan tidak puas secara tertulis b. Hukuman disiplin
sedang terdiri dari : 1). Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun 2).
Penundaan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun 3).
Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun 10 (Undang-Undang
Kepegawaian pasal 5 PP No. 30 1980)

23. 23 c. Hukuman disiplin paling berat terdiri dari :

1). Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 (satu)
tahun
2). Pembebasan dari jabatan
3). Pemberhentian dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil
4). Pemberihentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil Tujuan dari peraturan
disiplin PNS adalah dimaksud untuk mendorong para pegawai agar berkerja dengan giat,
efisian dan efektif.

Dengan adanya peraturan disiplin, maka karena mereka dibatasi oleh berbagai peraturan
yang melarang mereka untuk berbuat semuanya. Penegakan disiplin sebagai bagian dari
pembenahan organisasi memang memerlukan kesabaran, konsistensi dengan tahap dan
sistem yang jelas sehingga setiap pegawai dapat memahami secara jelas arah penegakan
disiplin yang diprogramkan dan selanjutnya tentunya tergantung sepenuhnya kepada para
pelakunya, yang pasti bila kita menginginkan perubahan menurut Sekjen Depnakertrans
Tjepy F. Aloewie, menyampaikan empat syarat agar perubahan bisa berhasil dilakukan,
pertama keteladanan : kedua, pendidikan, pelatihan, dan pembinaan : ketiga sitem yang
kondusif : dan keempat senantiasa berdoa. Untuk meningkatkan disiplin pegawai perlu terus
menerus dilakukan langkah-langkah strategis misalnya : 1. Untuk meranmgsang dan
mengefektifkan kehadiran pegawai, maka perlu memberikan tunjangan kompensasi (uang
rangsang transport / produktivitas)

24. 24 2. Mengefektifkan pencatatan pegawai yang datang terlambat ataupun pulang lebih
awal 3. Memperhitungkan tingkat kehadiran pegawai dalam penilaian DP3 4. Meningkatkan
peran Waskat disemua jajaran Eselon I s/d IV D. Indikator-Indikator Rendahnya Disiplin Kerja
Faktor Sumber Daya Manusia (SDM), Pelaku (Birokrat) menjadi faktor penentu selain sistem
dan kebijakan yang telah di terbitkan. Banyak orang akan mengatakan, pada akhirnya
Sumber Daya Manusialah (SDM) yang menjalankan sistem tersebut. Banyak aspek dari
keterpurukan birokrasi di Indonesia semuanya bermuara pada sumber daya manusia (SDM).
Indikasi rendahnya SDM setidaknya tercermin dari tiga hal, yakni kesejahteraan, reward
(pengharagaan) dan punishment (sanksi). Sistem gaji pegawai negeri sipil (PNS) seringkali
diperdebatkan karena saat ini khalayaknya mentasbiskan gaji sebagai penunjang prestasi
kerjanya. Penggajian belum tegas menimbang aspek tingkat pendidikan, prestasi,
produktivitas, dan kedisiplinan yang dituntut organisasi. Pada tingkat struktural yang sama,
pegawai dengan produktivitas tinggi dan rajin dengan pegawai negeri sipil (PNS) yang malas
dan tidak produktif dipastikan akan mendapat gaji sama jika masa golongan, masa kerja dan
ruang pangkat yang sama. Bahkan untuk tunjangannyapun berbeda tipis. Usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan pegawai telah dilakukan pada awal tahun 2006 ini dengan
memberi tunjangan umum bagi pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak menerima tunjangan
jabatan struktural maupun fungsional.

25. 25 Dari nilai gaji yang sedemikian, dalam jangka waktu yang panjang dapat menurunkan
semangat, etos kerja dan disiplin kerja terhadap pekerja yang produktif dan rajin. Budaya
dan pola pikir memanfaatkan setiap kesempatan melakukan tindakan yang tidak jujur, asal
dilaksanakan denga hati-hati, tidak terlalu besar danmencolok, serta dapat
dipertanggungjawabkan bersama kepada pengawas sudah menjadi hal biasa terjadi dalam
urusan birokrasi saat ini. Pengukuran terhadap indikator-indikator yang digunakan dalam
penelitian ini dinilai baik, kurang baik atau tidak baik atau tinggi, sedang, rendah didasarkan
pada hasil pengklarifikasian yang diukur dengan pedoman sebagai berikut. 1. Indikator
penghargaan atas hasil kerja, diklarifikasikan : a. Baik : Dengan pemberian balas jasa yang
cukup besar maka disiplin pegawai semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati
peraturan- peraturan yang berlaku. b. Kurang Baik : Jika pemberian balas jasa dinilai kurang
atau jarang dilakukan terhadap karyawan maka disiplin kerja pegawai kurang baik (tidak
puas tentang apa yang didapatnya). Mereka juga akan kurang menyadari dan mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku. c. Tidak Baik : Apabila dari pimpinan kecamatan tidak
pernah memberikan penghargaan baik berupa ucapan terimakasih, benda, ataupun piagam
penghargaan atas hasil kerja perangkat desa. 2. Indikator pengarahan dan komunikasi yangg
baik, diklraifikasikan : a. Baik : Apabila pimpinan kecamatan sering memberikan arahan-
arahan dan mengadakn pertukaran informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas.

26. 26 b. Kurang Baik :

Apabila pimpinan kecamatan jarang memberikan arahan- arahan dan jarang mengadakan
pertukaran informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas c. Tidak Baik : Apabila
pimpinan kecamatan jarang memberikan arahan- arahan dan tidak mengadakan pertukaran
informasi dengan pegawai kecamatan. 3. Indikator pengawasan, diklarifikasikan : a. Baik :
Jika pimpinan kecamatan sering meninjau pelaksanaan kerja pegawai kecamatan dan
mengendalikan kegiatan tersebut pada pencapaian tujuan. b. Kurang Baik : Jika pimpinan
kecamatan melakukan peninjauan terhadap pelaksanakan kerja perangkat kecamatan,
tetapi tidak mengendalikan kegiatan tersebut pada pencapaian tujuan. c. Tidak Baik : Jika
pimpinan kecamatan jarang melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan kerja pegawai
kecamatan dan tidak mengendalikan kegiatan tersebut pada pencapaian tujuan. 4. Indikator
hubungan antar pribadi, diklarifikasikan : a. Baik : apabila pimpinan kecamatan dan antar
sesama pegawai kecamatan selalu berkoomunikasi dan berkerja sama untuk menunjang
kelancaran kerja. b. Kurang Baik : Apabila pemimpin kecamatan dengan pegawai kecamatan
jarang berkomunikasi dan berkerjasama dalam melaksanakan tugas.

27. 27 c. Tidak Baik :

Apabila tidak tercipta hubungan antara pimpinan kecamatan dengan pegawai kecamatan
dan antara sesama pegawai kecamatan sehingga tidak ada komunikasi dan kerjasama yang
baik diantara pegawai. 5. Disiplin kerja, diklarifikasikan : a. Tinggi : apabila pegawai
kecamatan dattang tepat waktu dan pulang pada jam yang telah ditentukan dan telah
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. b. Sedang : Apabila pegawai kecamatan
datang dan pulang tepat pada waktu tetapi tidak melaksanakan tugas sesuai dengan hasil
yang diharapkan. c. Rendah : Apabila pegawai kecamatan datang dan pulang tidak tepat
waktu dan tidak melaksanakan tugas sesuai denga hasil yang telah ditetapkan. E. Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Kerja Kedisiplinan adalh fungsi operatif keenam
dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang
terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat
dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, maka akan sulit bagi organisasi mencapai hasil yang
optimal dan pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. 11 Dari kutipan diatas, kita
dapat menyimpulkan bahwa disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab
seseorang terhadap tugas-tuigas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong semangat
kerja dan mendukung terwujudnya tujuan organisasi. Pada dasarnya, untuk
mempertahankan dan 11 Hasibuan, 2006, Manajemen Sumber daya Manusia, Bumi Aksara,
Jakarta.

28. 28 memelihara diosiplin kerja yang baik merupakan hal yang sangat sulit, karena sangat
banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berikut ini akan diuraikan pendapat beberapa
pakar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kedisiplinan kerja pegawai. 1. Menurut Martoyo, Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kedisiplinan kerja adalah lingkungan. Lingkungan bukan hanya bisa
mempengaruhi kedisiplinan karyawan, tetapi juga bisa menumbuhkan motivasi agar bisa
berkerja dengan baik.12 Faktor-faktor lingkungan terdiri dari a. Pengaruh dari luar : -
Pendidikan - Pengalaman Kerja - Kesehatan b. Pengaruh dari dalam organisai : - Peraturan
Organisasi - Kepemimpinan - Pergaulan sesama karyawan - Kebosanan dan kelelahan 2.
Sedangkan pakar lainnya, berpendapat bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kedisiplinan kerja dalam suatu organisasi yaitu :13 a. Tujuan dan Kemampuan 12 Martoyo,
Susilo.,1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi III BPFE.Yogyakarta. 13 Hasibuan,
Op,Cit, 2000

29. 29 Tujuan dan kemampuan turut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan, tujuan
yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi
kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada
karyawan bersangkutan, agar dia berkerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam
mengerjakannya. b. Teladan Pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam
menentukan kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh
bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, kedisiplinan, baik, jujur, adil, serta
sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan
bawahanpun akan ikut baik. Jika teladan pemimpin kurang baik (kurang berdisiplin), para
bawahanpun kurang berdisiplin. c. Balas Jasa (Gaji dan Kesejahteraan) Balas jasa ikut
mempengaruhi kedisiplinan kerja karyawan, karena balas jasa akanmemberikan kepuasan
dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaanya. Dengan kecintaan karyawan terhadap
pekerjaan, maka disiplin kerja akan terlaksana. Semakin besar balas jasa, semakin baik
disiplin karyawan dan sebaliknya. d. Keadilan Keadilan ikut mendorong kedisiplinan
karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta
diperlakukan sama dengan manusia lainnya.

30. 30 Keadilan

yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman
akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Mamajer yang cakap dalam
memimpin selalu berusaha bersikap adail kepada semua bawahannya. Dengan keadilan
yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan
denggan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplianan karyawan baik pula. e. Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan
kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harusa aktif dan langsung
mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini
berarti atasan harus selalu ada/hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan
memberikan petunjuk. Jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam mnyelesaikan
pekerjaanya. Waskat Efektif merangsang, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan
pengawasan dari atasannya. f. Sanksi Hukum Sanksi hukuman berperan penting dalam
memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan
akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan prusahaan, sikap, dan perilaku
indisipliner karyawan akan berkurang. Berat / ringannya sanksi hukuman yang akan
diterapkan ikut mempengaruhi baik / buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman
harus diterapkan berdasarkan
CONTOH V ( Tesis )

STUDI TENTANG PELAKSANAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) DI SMK


NEGERI 6 SURAKARTA

Dalam penyelenggaraan SBI di SMK ada berbagai masalah yang harus dihadapi diantaranya
belum optimalnya dalam mempersiapkan siswanya untuk memasuki dunia kerja baik dalam
negeri maupun luar negeri, penguasaan bahasa asing, dan kurikulum nasional masih belum
dapat bersaing secara internasional, serta masalah pendanaan yang memerlukan dana yang
relatif besar.

Pada tahun 2006 Departemen pendidikan Nasional, melalui Keputusan Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Nomor 2835/C.5/MN/2006, SMK Negeri 6 Surakarta termasuk
dalam daftar sekolah program persiapan SMK bertaraf internasional. Pada Surat Keputusan
tersebut, program keahlian di SMK Negeri 6 Surakarta yang ditetapkan sebagai program
unggulan adalah Usaha Jasa Pariwisata. Penyelenggaraan SBI di SMK Negeri 6 Surakarta
dibiayai oleh ADB (Asian Development Bank), sehingga disebut dengan SMK Model SBI
Invest (Indonesian Vocational Education Strengthening/Penguatan Pendidikan Kejuruan di
Indonesia). Dari tahun 2006 tersebut SMK Negeri 6 Surakarta diberi dana bantuan oleh ADB
untuk mengembangkan dan merintis sekolahnya agar memenuhi persyaratan sebagai
sekolah bertaraf internasional. Selama kurun waktu dua tahun ini SMK Negeri 6 Surakarta
mempersiapkan diri untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi. Dari
mempersiapkan kurikulum, sarana dan prasarana, gedung, jumlah siswa dan sebagainya.
Saat ini SMK Negeri 6 Surakarta memiliki lima program keahlian, yaitu program Usaha Jasa
Pariwisata (UJP), Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan, dan Multimedia. Mulai
tahun Pelajaran 2008/2009 oleh Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan untuk
program keahlian Akuntansi dan Administrasi Perkantoran telah ditetapkan berpotensi
untuk dikembangkan sebagai program keahlian unggulan yang berstatus SBI.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang


penyelenggaraan SBI di SMK Negeri 6 Surakarta, dengan judul penelitian “Studi Tentang
Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di SMK Negeri 6 Surakarta”.
IdentifikasiMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah antara lain :

Banyaknya SDM yang membutuhkan pendidikan bidang keahlian khusus agar ?dapat
langsung bersaing dalam dunia kerja baik nasional maupun internasional, akan tetapi
kurangnya suatu program yang mampu memperhatikan dan menampung SDM
tersebut.Persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan rintisan SBI pada SMK 6
Surakarta belum maksimal.

Salah satu hambatan dalam penyelenggaraan program rintisan SBI pada SMK Negeri 6
Surakarta yaitu masih kurangnya tenaga edukatif dan administratif yang sesuai dengan
pelaksanaan program SBI Faktor yang mendukung kegiatan belajar mengajar dianggap
belum berfungsi dengan baik. Masih kurangnya perangkat kurikulum yang dipakai untuk
penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)?

Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terfokus serta mempunyai arah yang jelas dan pasti, maka penelitian
ini dibatasi pada :

Pelaksanaan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di SMK Negeri 6 Surakarta.


Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan rintisan SBI di SMK Negeri 6
Surakarta Upaya yang dilakukan SMK Negeri 6 Surakarta dalam mengatasi hambatan-
hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan rintisan SBI ?

Perumusan Masalah

Bagaimanakah pelaksanaan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di SMK Negeri 6


Surakarta? Hambatan-hambatan apa sajakah yang dihadapi dalam pelaksanaan rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di SMK Negeri 6 Surakarta? Upaya-upaya apa sajakah
yang dilakukan SMK Negeri 6 Surakarta guna mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi
dalam pelaksanaan rintisan Sek…
CONTOH VI ( Disertasi )
Contoh proposal disertasi ekonomi.
Content uploaded by Dini Safitri. Perspektif Pendidikan Islam Diajukan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Pendidikan dan Keguruan pada
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Oleh. Untuk beberapa contoh
proposal tesis hukum ekonomi bisa anda dapatkan di IDTesis dengan sangat mudah.Kami
menyediakan contoh proposal Disertasi Tesis dan Skripsi. Perilaku Menabung Di Perbankan
Syariah Jawa Tengah. Harga contoh proposal disertasi rp.

Contoh judul disertasi ekonomi manajemen. Tentu saja anda harus mempertimbangkan
sebuah topik mengenai ekonomi secara umum. Pembuatan UsulanProposal Penelitian
Disertasi adalah untuk menyampaikan dan merumuskan permasalahan yang akan diteliti
secara jelas singkat dan tegas.

150000 judul tergantung admin. Contoh judul proposal disertasi ekonomi syariah I. Proposal
Penelitian Disertasi 2013 191. Pertama topik tentang ekonomi harus penting. Contoh judul
disertasi ilmu lingkungan. Sistematika Penulisan draf proposal disertasi 1. Berikut 253
Contoh Judul Skripsi Terlengkap. Latar Belakang Masalah Etika merupakan salah satu bidang
keilmuan yang sudah dikenal sejak zaman Socrates1 Etika adalah sebentuk gagasan yang
merumuskan tentang kelaziman tertentu yang seharusnya dilakoni oleh manusia. Monday
January 14 2019 contoh proposal disertasi s3 ilmu ekonomi Edit Admin mengumpulkan
informasi Contoh Proposal Disertasi S3 Ilmu Ekonomi.

Bapak-bapak dan Ibuk Dosen Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro
yang nama dan gelar akademiknya tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah
menyediakan banyak waktu dan mencurahkan pemikiran akademik yang sangat berharga
bagi penulis. Draf usulan proposal disertasi memuat antara 5000-7000 kata Proposal
maksimal 20 halaman tidak termasuk cover daftar isi dan daftar pustaka. Contoh judul
disertasi ilmu sosial dan politik.

Contoh Jadwal Kegiatan Penelitian Disertasi. Menanggapi hal tersebut bagi anda yang saat
ini sedang mengalami kedala atau sedang membutuhkan Refrensi Disertasi Ilmu Ekonomi di
bawah ini kami sajikan berbagai Judul Contoh Disertasi Ilmu Ekonomi yang dapat dipesan
dengan mudah. Hastag Campus ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR BANTUL KABUPATEN BANTUL SKRIPSI PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN E 100 Contoh Judul Skripsi Manajemen Pemasaran Rekomended JUDUL SKRIPSI
MANAJEMEN PEMASARAN – PDF Free Download Apa judul tugas akhirmu dan.

Contoh judul disertasi ekonomi akutansi. Proposal Penelitian untuk Tesis. Harga contoh
Proposal Disertasi Rp. Disertasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Layanan
ini sangat cocok bagi anda yang sedang menyusun disertasi tesis dan skripsi. Skripsi pdf
skripsi tesis disertasi. Bagian Awal dari draf proposal disertasi adalah sebagai berikut.
Proposal Disertasi S3 terkinidoc. Contoh Proposal Skripsi Hubungan Antara Tingkat
Pendidikan.

Contoh Proposal Disertasi – Banjir Embun Presentasi Proposal Disertasi SPs UIN Jakarta by
Hasani Ahmad Said Daftar Judul Disertasi Ilmu Manajemen Lingkungan S3 Doctorate Degree
PANDUAN PENELITIAN DISERTASI DOKTOR – Lembaga. 150000 judul tergantung admin.
Contoh judul disertasi ekonomi dan moneter.

Disertasi 116-10-2010 RANCANGAN PROPOSAL DISERTASI – ppt download Contoh Cover


Disertasi proposal disertasi – Lenny Sri Nopriani PROPOSAL DISERTASI Proposal Penelitian
Tesis dan Disertasi Template dan format Pengesahan Proposal Disertasi. 1 PROPOSAL
DISERTASI Armada Pustaka Mandar Membangun Budaya Literasi Di Kabupaten Polewali
Mandar. Karena mahasiswa membutuhkan berbagai Refrensi Judul Contoh Skripsi Ilmu
Ekonomi untuk dijadikan acuan saat penyusunan disertasi Ilmu Ekonomi.

Untuk contoh proposal Disertasi yang sesuai dengan judul pemesan harganya dapat
dinegoisasi. Layanan ini sangat cocok bagi anda yang sedang menyusun Disertasi Tesis dan
Skripsi. Muhammad Qasim NIM. Sebuah disertasi ekonomi memerlukan sebuah topik.
Dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian disertasi. Badan hukum
mempunyai syarat-syarat yang telah ditentukan oleh hukum yakni memiliki kekayaan yang
terpisah dari kekayaan anggotanya dan Hak dan kewajiban badan hukum terpisah dari hak
dan kewajiban para anggotanya.

Proposal Hibah Disertasi DIkti 2016pdf. Contoh judul proposal disertasi ekonomi syariah
Islam Membangun Pertautan Syariah Kaitannya Dengan Peningkatan Kinerja Karyawan
Perbankan Syariah Di Kota Semarang. Peresmian Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas
Bengkulu.

Kami menyediakan contoh proposal disertasi tesis dan skripsi. Proposal Disertasi S3
terkinidoc. Contoh Proposal Disertasi Pdf Rating. Content available from Dini Safitri. Untuk
contoh proposal disertasi yang sesuai dengan judul pemesan harganya dapat dinegoisasi.
Disertasi dengan judul Dampak Penerapan Perbankan Syariah Terhadap Sektor UMKM di
Sumatera Utara merupakan salah satu persyaratan yang harus penuhi untuk memperoleh
Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Ekonomi Islam pada Program Pascasarjana UIN Sumatera
Utara Medan.

Judul penelitiandraf proposal disertasi Nama calon mahasiswa. BAB I PENDAHULUAN A.


Peptizing ricoh aficio mp 7500 driver download and schizophyceous Stinky wrote his
choruses or trilateral sown
CONTOH VII ( Buku Pelajaran Dan Buku Pengayaan )

Judul : Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX

Penulis : Atikah Anindiya Rini, Yuwono, Suhartanto

Penerbit : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional

Cetakan : Juli, 2008

Tebal : 194 halaman

Ukuran : 17,6 cm x 25 cm

Sumber gambar : bse.inovasive.com

Design cover : Teguh Karya

Setting : Eni Purwanti

Editor : Retno Utami dan Widya Ristanti

Buku ini berisi dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti memahami dialog interaktif,
mengomentari, memahami wacana tulis, menulis iklan, meresensi. Adapula mengarang,
memahami syair, mengungkapkan dan menilai isi cerpen.

Memusikalisaikan puisi, menulis cerpen, memahami pidato, berpidato, berdiskusi, menulis


karya ilmiah, menulis teks pidato dan surat, memahami novel, menanggapi pementasan
drama dan menulis naskah drama. Buku Bahasa Indonesia untuk kelas IX SMP/MTs ini ditulis
untuk memenuhi kebutuhan akan keterampilan berbahasa dan keterampilan
mengoperasikan sastra. Materi yang disajikan dalam buku pelajaran ini juga telah
disesuaikan dengan kurikulum terbaru untuk siswa IX SMP/MTs.

Buku ini di sajikan dengan bahasa yang sederhana, serta menyajikan topik-topik yang ada
dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah di pahami. Buku ini hanya menggunakan
metode pembelajaran yang lebih menyarankan siswa pada pelatihan berbahasa dan
apresiasi sastra. Seharusnya buku ini menggunakan pembelajaran teori juga. Sebab jika
buku ini lebih mengarahkan siswa pada pelatihan maka siswa akan sedikit kebingungan.

buku ini lebih mudah dimengerti karena disajikan dengan bahasa yang sederhana. Buku ini
juga disajikan dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik. Buku ini sengaja
disajikan untuk dapat meningkatkan kreatifitas siswa. Sangat cocok dibaca oleh siswa kelas
XI SMP/MTs.
CONTOH VIII (Contoh Diktat)
DIKTAT MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

Untuk Kelas VII SMP 1 TANAH GROGOT

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Disusun oleh

Drs Singodimejo Notoboto Songo

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASIR SMP 1 TANAH GROGOT 2006

HALAMAN PENGESAHAN

DIKTAT MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK KELAS VII SMP 1 TANAH
GROGOT

Telah disahkan penggunaannya untuk Siswa di SMP 1 Tanah Grogot

Hari : Senin Tanggal : 27 November 2006

Mengetahui Kepala Sekolah

Pasir, 27 November 2006 Penulis

Drs Suromenggolo Nip130338818

Drs Singodimejo Notoboto Songo Nip 132054280

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan karuniaNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan diktat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini. Diktat ini kami susun dengan
tujuan untuk memudahkan para siswa dalam memahami materi pelajaran. Peembuatan
diktat ini dapat kami selesaikan atas bantuan beberapa pihak. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kepala dinas pendidikan kabupaten Pasir yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti pelatihan penulisan karya tulis
ilmiah 2. Kepala sekolah SMP 1 Tanah Grogot yang telah memberikan dukungan baik
material maupun non material 3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga kebaikan dan bantuannya mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami
berharap semoga diktat ini dapat bermanfaat bagi peningkatak kualitas pengajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial pada khususnya dan peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya.
Kami menyadari bahwa pembuatan diktat ini jauh dari sempurna, maka kami mohon saran
dan kritik dari para pembaca demi perbaikan dalam penyususnan diktat kami selanjutnya.
Pasir, 27 November 2006 Penulis

Drs Singodimejo Notoboto Songo Nip 132054280

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ..

KATA PENGANTAR .........................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................

DAFTAR TABEL ................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................

TUJUAN PENGGUNAAN DIKTAT ....................................................

BAB I Peta, Atlas dan Globe ...........................................................

1. Peta ..........................................................................................

2. Atlas ..........................................................................................

3. Globe .................................................................................…….

4. Mencari informasi dari Atlas ....................................................

5. Mencari informasi dari globe ...................................................

Dan seterusnya ............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Penduduk Indonesia .............................................

Tabel 2 Perbandingan kepadatan penduduk dunia ......................

Dan seterusnya

40 60

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Umum ....................................................................

Gambar 2 Angin Darat .....................................................................


Gambar 3 Hujan Orografis ...............................................................

Dan seterusnya

10 15 24 TUJUAN PENGGUNAAN DIKTAT

Penggunaan diktat ini bertujuan untuk : 1. Sebagai buku pegangan bagi guru 2. Sebagai buku
pegangan bagi siswa 3. Sebagai acuan materi pelajaran dalam proses pembelajaran 4. dan
lain-lain

BAB I
PETA, ATLAS DAN GLOBE

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Memahami usaha manusia untuk mengenali


perkembangan lingkungannya : Menggunakan peta, atlas, dam globe untuk mendapatkan
informasi keruangan

MATERI PELAJARAN

A. Peta

1. Pengertian peta - Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi
dengan berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar yang diperkecil menggunakan
skala tertentu - Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi. 2. Syarat-syarat
penggambaran peta Untuk dapat memahami syarat-syarat suatu peta harus diketahui dulu
prinsip pemetaan, yaitu bagaimana dapat menggambarkan sebagian atau seluruh
permukaan bumi yang bentuknya melengkung itu ke bidang datar (peta) dengan benar atau
mendekati kebenaran. Proses penggambaran tersebut disebut dengan proyeksi peta.
Syarat-syarat proyeksi peta : a. Konform : bentuk pada peta harus sesuai dengan bentuk
sebenarnya di lapangan. b. Ekuivalen : luas pada peta harus sesuai dengan luas sebenarnya.
c. Ekuidistan : jarak pada peta harus sesuai dengan jarak yang sesungguhnya. 3. Unsur-unsur
kelengkapan peta Secara garis besar peta terdiri dari 2 bagian utama, yaitu : a. Muka peta,
merupakan cakupan wilayah yang digambar pada peta, misalnya Pulau Jawa. Pada muka
peta dicantumkan berbagai macam gambar, sebagai symbol obyek atau kenampakan muka
bumi di wilayah yang bersangkutan b. Tepi peta, merupakan informasi yang terletak di
seputar muka peta. Informasi tepi peta merupakan unsur-unsur kelengkapan peta. Unsur-
unsur kelengkapan peta antara lain sebagai berikut :

1). Judul Peta Judul hendaknya mencerminkan isi dan tipe peta, biasanya ditulis dengan
huruf besar dan diletakkan pada bagian atas. 2). Sumber dan tahun pembuatan peta.
Sumber perlu dicantumkan karena kualitas peta dasar yang digunakan sebagai sumber
sangat ditentukan oleh orang atau lembaga pembuat peta, sedangkan tahun pembuatan
menunjukkan waktu peta tersebut dibuat atau diselesaikan. 3). Skala Peta Skala peta adalah
angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya dilapangan.
Skala dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : a). Skala pecahan / angka (numerical scale)
Yaitu skala yang menunjukkan perbandingan antara jarak dipeta dan jarak yang sebenarnya
di lapangan, yang dinyatakan dengan angka pecahan Contoh : Skala 1 : 180.000 Artinya
setiap 1 cm pada peta mewakili 180.000 cm di lapangan atau setiap 1 cm pada peta
mewakili 1,8 km di lapangan b). Skala inci (verbal scale) Yaitu skala yang menunjukkan jarak
inci di petak sesuai dengan sejumlah mil di lapangan Contoh : 1 inci = 4 mil Artinya 1 inci di
dalam peta = 4 mil di lapangan c). Skala grafik (graphic scale) Yaitu skala yang ditunjukkan
dengan garis lurus, yang dibagi-bagi dalam bagian yang sama. Setiap bagian menunjukkan
panjang yang sama pula. Contoh0 0 2 10 4 20 6 30 8 40 10 50 12 60 14 km 70 km

Artinya : setiap 2 km pada peta mewakili 10 km di lapangan Setiap 4 km pada peta mewakili
20 km di lapangan dan seterusnya Atau setiap 1 km pada peta mewakili 5 km di lapangan 4).
Petunjuk Arah / Orientasi Petunjuk arah berfungsi untuk mengetahui arah mata angin pada
peta. Petunjuk arah diletakkan disebelah kiri atas atau dibagian bawah peta. 5). Legenda
Legenda berisi keterangan tentang simbol-simbol yang ada di peta, pada umumnya legenda
terletak di sisi kiri atau kanan bagian bawah suatu peta dan sebaliknya didalam garis peta.

6). Inset/diagram lokasi Inset adalah peta berukuran kecil yang disisipkan pada peta utama.
Inset berupa peta kecil yang terletak disebelah kanan atau kiri di atas atau di bawah gambar
peta. Inset peta dapat berupa : a). Gambar wilayah yang lebih luas dari gambar utama. Inset
ini dimaksudkan untuk menjelaskan letak daerah yang digambarkan terhadap wilayah di
sekitarnya. Skala inset ini lebih kecil dibandingkan skala utama b). Gambar wilayah yang
lebih sempit dari gambar utama. Inset ini dimaksudkan untuk memperjelas bagian wilayah
yang kurang jelas. 7). Garis Astronomis Garis astronomis adalah garis yang menunjukkan
koordinat garis lintang dan bujur. Garis astronomis berguna untuk menentukan lokasi suatu
tempat. 8). Garis Tepi/ Border Garis tepi adalah garis yang berada di bagian pinggir peta.
Adapun fungsi garis tepi adalah untuk : a). sebagai batas pandang b). tempat meletakkan
garis astronomis c). menunjukkan letak suatu daerah di dalam bola bumi. 4. Simbol peta
Simbol adalah tanda-tanda konvensional yang umum digunakan untuk mewakili keadaan
yang sebenarnya. Simbol secara umum ada 2 macam, yaitu : a. Simbol konvensional, yaitu
simbol yang sudah umum digunakan. Simbol ini ada 4 macam yaitu : 1. Simbol titik,
digunakan untuk menyatakan lokasi atau bentuk unsur-unsur lain yang erat hubungannya
dengan skala peta. Contoh : = gunung z = kota = ibu kota negara 2. Simbol garis,
melambangkan sungai, jalan, jalan kereta api, batas wilayah administratif. Contoh : = Jalan
raya = Jalan yang lebih kecil = Jalan setapak = Batas wilayah = Sungai = Jalan kereta api 3.
Simbol area, melambangkan pemukiman, areal pertanian dan perkebunan.

4. Simbol Warna Warna dalam peta mencirikan keadaan obyek tertentu. Warna yang sering
digunakan dalam peta adalah : a) Warna hijau, melambangkan dataran rendah b) Warna
kuning, melambangkan dataran tinggi c) Warna coklat, melambangkan pegunungan d)
Merah, melambangkan bentang budidaya manusia, seperti jalan, batas, kota, ibu kota dan
gunung berapi e) Biru, melambangkan perairan Biru tua melambangkan laut dalam Biru
CONTOH IX ( Contoh Jurnal )

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika


(KOMPUTA) 27 Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN : 2089-9033 SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN REVITALISASI TERHADAP BANGUNAN DAN KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTA
BANDUNG DI DISBUDPAR KOTA BANDUNG Syahrani Dhimas Prabowo 1, Eko Budi Setiawan
2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.112 Bandung 40132 E-mail:
dhimas.bowo@gmail.com 1, ekobudisetiawan@ymail.com 2 ABSTRAK Pendekatan
revitalisasi cagar budaya harus mampu mengenali dan memanfaatkan pula potensi yang ada
di lingkungan sekitar seperti sejarah, makna, serta keunikan dan citra lokasi. Masih kurang
akuratnya mekanisme dalam perhitungan nilai dari setiap kriteria masing-masing bangunan
dan kawasan cagar budaya menyulitkan petugas dalam menentukan prioritas revitalisasi,
sehingga menimbulkan kurang optimalnya tindakan revitalisasi yang dilakukan. Analisis
cagar budaya memanfaatkan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode
dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam proses analisis data cagar budaya yang
menggunakan beberapa kriteria (multikriteria) untuk memilih prioritas revitalisasi cagar
budaya yang tepat. AHP digunakan sebagai model untuk pembobotan multiktiteria dalam
proses pemilihan prioritas revitalisasi. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapat membantu petugas dalam pengolahan data
cagar budaya, mempercepat waktu analisis cagar budaya, memudahkan proses
pengambilan keputusan prioritas revitalisasi cagar budaya Kota Bandung serta mampu
mengoptimalkan tindakan revitalisasi yang dilakukan. Kata kunci : Sistem Pendukung
Keputusan, Revitalisasi, AHP, Cagar budaya. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (DISBUDPAR) merupakan salah satu unsur
pelaksana pemerintah daerah khusus Kota Bandung yang memiliki tugas pokok
melaksanakan sebagian urusan daerah di bidang kebudayaan dan Pariwisata. Salah satu
fungsi utama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung adalah perumusan kebijakan
teknis bidang kebudayaan dan pariwisata termasuk di dalamnya hal revitalisasi terhadap
bangunan dan kawasan cagar budaya yang ada di Kota Bandung. Revitalisasi adalah upaya
untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital atau
hidup, tetapi kemudian mengalami kemunduran. Dalam proses revitalisasi suatu kawasan,
aspek yang dicakup di antaranya adalah perbaikan di aspek fisik, ekonomi, dan sosial. Suatu
sistem dibutuhkan oleh petugas dinas kebudayaan dan pariwisata Kota Bandung seksi
kebudayaan untuk lebih mempermudah proses pengolahan data bangunan dan kawasan
cagar budaya, mempercepat proses analisis terhadap cagar budaya tersebut berdasarkan
penilaian dari setiap kriteria yang dimiliki serta mampu memberikan rekomendasi untuk
mempermudah dalam mengambil keputusan berupa informasi cagar budaya yang menjadi
prioritas revitalisasi karena tindakan revitalisasi terhadap cagar budaya harus dilakukan
seoptimal mungkin khususnya untuk bangunan dan kawasan cagar budaya yang memilki
umur yang sudah tua dan keadaan fisiknya yang sudah mengalami banyak kerusakan karena
dikhawatirkan jika petugas kurang tepat dalam mengambil keputusan dalam melakukan
revitalisasi akan mengakibatkan terjadinya devitalisasi cagar budaya. 1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk menerapkan sistem pendukung keputusan
revitalisasi terhadap bangunan dan kawasan cagar budaya Kota Bandung di DISBUDPAR
Kota Bandung. Sedangkan, untuk menanggapi latar belakang permasalahan yang ada, maka
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Mempermudah proses pengolahan
data bangunan dan kawasan cagar budaya. 2. Mempersingkat waktu dalam melakukan
analisis data bangunan dan kawasan cagar budaya berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor: 19 Tahun 2009. 3. Mempermudah petugas dinas kebudayaan dan
pariwisata Kota Bandung seksi kebudayaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan
prioritas revitalisasi yang akan dilakukan.

2. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 28 Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN :
2089-9033 2. LANDASAN TEORI 2.1 Revitalisasi Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan
kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital atau hidup, tetapi
kemudian mengalami kemunduran. Dalam proses revitalisasi suatu kawasan, aspek yang
dicakup di antaranya adalah perbaikan di aspek fisik, ekonomi, dan sosial. Revitalisasi Cagar
budaya sendiri merupakan upaya memberdayakan situasi dan kondisi kawasan dan/atau
bangunan cagar budaya untuk berbagai fungsi yang mendukung pelestariannya. 2.2 Sistem
Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif
yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan
untuk membantu keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak
terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya
dibuat. Sistem pendukung keputusan biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu
masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. Sistem pendukung keputusan yang seperti
itu disebut aplikasi sistem pendukung keputusan. Aplikasi ini digunakan dalam pengambilan
keputusan. Aplikasi sistem pendukung keputusan menggunakan CBIS (Computer Based
Information System) yang fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan
untuk mendukung solusi atas masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur. Aplikasi
sistem pendukung keputusan menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang
mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. Sistem ini lebih
ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis
dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. Sistem
pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan
keputusan, tetapi, memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil
keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia [1].
Tujuan dari sistem pendukung keputusan adalah [2] : 1. Membantu manajer dalam
pengambilan keputusan atas masalah semiterstruktur. 2. Memberikan dukungan atas
pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer. 3.
Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan
efisiensinya. 4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan
untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya rendah. 5. Dukungan
kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh,
semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi.
Ditinjau dari tingkat teknologinya, sistem pendukung keputusan dibagi menjadi 3, yaitu: 1.
SPK Spesifik SPK spesifik bertujuan membantu memecahkan suatu masalah dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, SPK penentuan harga satuan barang. 2. Pembangkit SPK
Suatu software yang khusus digunakan untuk membangun dan mengembangkan SPK.
Pembangkit SPK akan memudahkan perancang dalam membangun SPK spesifik. 3.
Perlengkapan SPK Berupa software dan hardware yang digunakan atau mendukung
pembangunan SPK spesifik maupun pembangkit SPK. Berdasarkan tingkat dukungannya,
sistem pendukung keputusan dibagi menjadi 6, yaitu : 1. Retrieve Information Elements
Inilah dukung terendah yang bias dilakukan olaeh SPK, yakni berupa akses selektif terhadap
informasi. Misalkan manajer bermaksud mencari tahu informasi mengenai data penjualan
atas suatu area pemasaran tertentu. 2. Analyze Entire File Dalam tahapan ini, para menajer
diberi akses untuk melihat dan menganilisis file secara lengkap. Misalnya, manajer bisa
membuat laporan khusus penilaian persediaan dengan melihat file persediaan atau manajer
bisa memperoleh laporan gaji bulanan dari file penggajian. 3. Prepare Report From Multiple
files Dukungsn seperti ini cenderung dibutuhkan mengingat para manajer berhubungan
dengan banyak aktivitas dalam satu momen tertentu. Contoh tahapan ini antara lain
kemampuan melihat laporan rugi-laba. Analisis penjualan produk per pelanggan, dan lain-
lain. 4. Estimate Decision Consequences Dalam tahap ini, manajer dimungkinkan untuk
melihat dampak dari setiap keputusan yang mungkin diambil. Misalnya, manajer
dimungkinkan memasukkan unsur harga dalam sebuah model untuk melihat pengaruhnya
terhadap laba usaha. 5. Propose Decision Dukungan ditahap ini sedikit lebih maju lagi. Suatu
alternatif keputusan bisa disodorkan ke hadapan manajer untuk dipertimbangkan. Contoh
penerapannya antara lain manajer pabrik yang memasukkan data mengenai pabrik dan
peralatan yang dimiliknya sehingga SPK akan mampu meneruskan rancangan tata letak (lay
out) yang saling efisien.

3. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 29 Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN :
2089-9033 6. Make Decision Ini adalah jenis dukungan yang sangat diharapkan dari SPK.
Tahapan ini akan memberikan sebuah keputusan yang tinggal menunggu legitimasi dari
manajer untuk dijalankan. 2.3 Analytic Hierarchy Processing (AHP) Pada dasarnya, proses
pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah
sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Keberadaan hierarki
memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub
masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki. AHP memiliki banyak
keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat
digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam
pengambilan keputusan. 2.3.1 Prinsip Dasar AHP Dalam menyelesaikan permasalahan
dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah : 1. Membuat
hierarki Sistem yang kompleks bisa diatasi dengan memecahnya menjadi elemen-elemen
pendukung, menyusun elemen secara hierarki dan menggabungkannya atau
mensintesisnya. Gambar 1 Struktur Hirarki AHP 2. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria
dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan, untuk berbagai, skala 1 sampai
9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. 3. Synthesis of priority
(menentukan prioritas) Untuk setiap kriteria dan alternative, perlu dilakukan perbandingan
berpasangan (Pairwise Comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternative
kriteria bisa disesuaikan dengan dengan judgement yang telah ditentukan untuk
menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi
matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. 4. Logical Consistency
(Konsistensi Logis) Konsistensi memiliki dua makna, pertama, objek-objek yang serupa bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat
hubungan antarobjek yang didasarkan pada kriteria tertentu. 2.3.2 Prosedur AHP Pada
dasarnya, prosedur atau langka-langka metode AHP meliputi : 1. Mendefinisikan masalah
dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang
dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran
sistem secara keseluruhan pada level teratas. 2. Menentukan prioritas elemen Langkah
pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan,
yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks
perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untuk merepresentasikan
kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen yang lainnya. 3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disentesis untuk
memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah : a.
Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks. b. Membagi setiap nilai dari kolom
dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks. c.
Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk
mendapatkan nilai rata-rata. 4. Mengukur konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting
untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena pengguna tidak menginginkan
keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang
dilakukan dalam langkah ini adalah : a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan
prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen
kedua, dan seterusnya. b. Jumlahkan setiap baris. c. Hasil dari penjuumlahan baris dibagi
dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan. d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan
banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks

4. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 30 Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN :
2089-9033 5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus : CI = (λmaks-n)/n Dimana n =
banyaknya elemen 6. Hitung Rasio Konsistensi atau Consistency Ratio (CR) dengan rumus :
CR = CI/IR Dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Index Random
Consistency 7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian
data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama
dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. Berdasarkan perhitungan
Thomas L. dengan menggunakan 500 sampel diperoleh nilai rata-rata indeks random (RI)
untuk setiap ordo matrik tertentu.[2] Tabel 1. Daftar Indeks Random Konsistensi [2] Ukuran
Matriks Nilai IR 1,2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12
1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59 2.4 ERD (Entity Relationship Diagram) Basis data Relasional
adalah kumpulan dari relasi-relasi yang mengandung seluruh informasi berkenaan suatu
entitas atau objek yang akan disimpan di dalam database. Entity relational diagram (ERD)
adalah suatu pemodelan dari basis data relasional yang didasarkan atas persepsi di dalam
dunia nyata, dunia ini senantiasa terdiri dari sekumpulan objek yang saling berhubungan
antara satu dengan yang lainnya. Suatu objek disebut entity dan hubungan yang dimilikinya
disebut relationship. Suatu entity bersifat unik dan memiliki atribut sebagai pembeda
dengan entity lainnya. 2.5 DFD (Data Flow Diagram) Data Flow Diagram (DFD) adalah alat
yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang
akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data
tersebut mengalir ataupun lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. 2.6
Diagram Konteks Diagram konteks menggambarkan hubungan antara sistem dengan entitas
luarnya. Diagram konteks berfungsi sebagai transformasi dari suatu proses yang melakukan
transformasi data input menjadi data output. Entitas yang dimaksud adalah entitas yang
mempunyai hubungan langsung dari sistem. Suatu konteks diagram selalu mengandung satu
dan hanya satu proses saja. Proses ini mewakili proses dari seluruh sistem. Konteks diagram
ini menggambarkan hubungan input atau output antara sistem dengan dunia luarnya
(kesatuan luar). 2.7 Kamus Data Menurut Roger. S. Pressman [3], kamus data adalah sebuah
daftar yang terorganisasi dari elemen data yang berhubungan dengan system, dengan
definisi yang tegar an teliti, sehingga pemakai dan analisis system akan memiliki
pemahaman yang umum mengenai input, output, dan komponen penyimpan dan bahkan
kalkulasi intermediate 3. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Sedang Berjalan
Setelah diadakan pengamatan sistem yang sedang berjalan, diperoleh prosedur sebagai
prosedur sistem manual yang sedang berjalan di DISBUDPAR Kota Bandung, diantaranya
yaitu 1. Prosedur pengumpulan objek cagar budaya Prosedur sistem ini dilakukan oelh Tim
Herritage, Petugas Pelaksana, Kepala seksi kebudaya dalam melakukan pengumpulan dan
pendataan bangunan dan kawasan yang akan diajukan sebagai cagar budaya. 2. Prosedur
perumusan dan pemantapan objek cagar budaya. Prosedur yang dilakukan oleh seksi
kebudaayn dan Tim Pertimbangan dalam melakukan perumusan kriteria yang dimiliki oleh
cagar budaya untuk menentukan golongan cagar budaya tersebut. 3. Prosedur penetapan
revitalisasi Prosedur yang dilakukan oleh petugas pelaksana seksi kebudayan, kepala seksi
kebudayaan dan dinas tata ruang dalam melakukan penetapan reviatalisasi. 3.2 Analisis
Data Analisis data bertujuan untuk mengetahui proses informasi yang mengalir melalui
perangkat lunak. Untuk menggambarkan proses informasi secara umum digunakan alat
bantu, yaitu ERD, Contex Diagram (Diagram Konteks), Data Flow Diagram (DFD), spesifikasi
proses dan kamus data.
5. Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 31 Vol. 2, No. 2, Oktober 2013, ISSN :
2089-9033 Gambar 2 ERD Gambar 3 Diagram Konteks Gambar 4 DFD Level 1 3.3
Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan bagian dari metode pengembangan
suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah tahap analisis. Perancangan bertujuan untuk
memberikan gambaran secara terperinci. Perancangan sistem diharapkan dapat
memecahkan permasalahan yang ada [4]. Gambar 5 Skema Relasi

CONTOH X (Contoh Buletin)

Templat buletin kelas ini menonjol dari yang lain dengan warna yang diredam, gambar
header yang menginspirasi, dan banyak ruang untuk membagikan pesan Anda. Apakah Anda
hanya memberikan pembaruan tentang apa yang terjadi atau berbagi berita penting
tentang konferensi, ujian, atau pengujian standar, pesan Anda akan tersampaikan dengan
keras dan jelas.
CONTOH XI (Contoh Karya Ilmiah Populer)

Contoh Karya Ilmiah Populer tentang Kesehatan


Judul contoh karya ilmiah populer tentang kesehatan:

Dampak Obesitas Pada Anak Bagi Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah


Setiap orang tua selalu berusaha yang terbaik bagi anaknya. Orang tua sangat
mempengaruhi pola makan anak terutama ibu. Pada waktu masih anak-anak, seringkali
orang tua akan memberikan makanan dengan porsi yang besar, dengan harapan anak dapat
tumbuh dengan sehat. Namun, ada kalanya pemenuhan asupan makanan tersebut tidak
sesuai dengan gizi yang seimbang sehingga anak mengalami obesitas atau kelebihan berat
badan. Obesitas ini akan berdampak negatif bagi kesehatan.

 Rumusan Masalah
Apa saja dampak obesitas bagi kesehatan?

 Tujuan
Mengetahui dampak obesitas bagi kesehatan sehingga dapat menerapkan pola gizi
seimbang.

BAB II

 PEMBAHASAN
Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak. Obesitas pada anak berisiko
tinggi bagi kesehatan pada masa dewasa nanti. Obesitas berpotensi mengalami berbagai
penyebab penyakit hingga kematian. Contohnya yaitu penyakit kardiovaskular dan diabetes
melitus. Penyakit kardiovaskular atau yang lebih dikenal dengan penyakit jantung dapat
disebabkan karena penyumbatan lemak di area jantung sehingga otot jantung tidak
memompa dengan baik.

Selain itu, obesitas pada anak dapat menurunkan tingkat kecerdasan. Hal tersebut karena
aktivitas dan kreativitas anak menjadi menurun dan cenderung malas akibat kelebihan berat
badan. Oleh sebab itu, menjaga kebutuhan gizi anak perlu dipenuhi dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan
mempertahankan berat badan normal.

BAB III

 PENUTUP
Obesitas pada anak merupakan kelebihan berat badan yang memiliki resiko kesehatan di
kemudian hari. Oleh sebab itu, menjaga kebutuhuan gizi seimbang sejak dini perlu
diterapkan

CONTOH XII (Contoh Kertas Kerja)

Contoh Karya Ilmiah Kertas Kerja


Very Servis Motor
Kertas Kerja
Per 31 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai