“ Kondisi dimana
balita memiliki
panjang atau
tinggi badan
yang kurang jika
dibandingkan
dengan umur “
EPIDEMIOLOGI
• Kejadian balita stunting
merupakan masalah gizi utama
yang dihadapi Indonesia.
• Berdasarkan data Pemantauan
Status Gizi (PSG) selama tiga
tahun terakhir, pendek memiliki
prevalensi tertinggi
dibandingkan dengan masalah
gizi lainnya seperti gizi kurang,
kurus, dan gemuk.
• Prevalensi balita pendek
mengalami peningkatan dari
tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi
29,6% pada tahun 2017
FAKTOR RISIKO
Ekonomi
Asupan makanan
PENCEGAHAN STUNTING
PRINSIP GIZI SEIMBANG
GIZI
Zat gizi dari
makanan merupakan
sumber utama untuk
memenuhi
kebutuhan anak
tumbuh kembang
optimal sehingga
dapat mencapai
kesehatan yang
paripurna,yaitu sehat
fisik, sehat mental,
dan sehat sosial
GIZI SEIMBANG ANAK USIA DINI
• Air susu ibu (ASI) adalah
satu-satunya makanan
yang mengandung semua
zat gizi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan bayi 0-
6 bulan
• Pemberian MPASI pada
umumnya terjadi pada
saat bayi berusi 4-6 bulan.
pada masa ini otot dan
saraf bayi mulai dapat
digunakan untuk makan.
Strategi Pemberian MPASI
MP-ASI yang Baik
Tepat Waktu
o Diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan
o Kebutuhan energi dan zat besi akan meningkat seiring
dengan bertambahnya usia bayi
o Pada usia setelah 6 bulan cadangan zat besi akan habis
o Pemberian MPASI dini dapat meningkatkan risiko diare
dan berbagai penyakit lainnya
o Pemberian MPASI terlalu lambat (lebih dari 7 bulan)
meningkatkan risiko gagal tumbuh dan defisiensi zat besi
STRATEGI MPASI
Adekuat
o Karbohidrat :
- Sumber energi yang digunakan
tubuh bayi untuk
pertumbuhan,fungsi tubuh, dan
aktivitas
- Karbohidrat menjadi pondasi
dalam pembentukan jaringan
tubuh
- Contoh makanan mengandung
karohidrat tinggi : Nasi, sagu,
roti dan kentang
o Protein
- Sebagai membangun dan memperbaiki jaringan tubuh
- Tubuh membutuhkan 20 asam amino untuk pertumbuhan
- Terdapat 2 jenis protein : Protein hewani dan Protein nabati
- Contoh protein hewani : daging sapi, ikan,ayam,udang,hati
ayam,telur,keju. Contoh protein nabati : tahu,tempe,kacang
hijau
o Lemak
- Merupakan sumber energi dan sumber asam lemak
essensial yang penting untuk perkembangan otak dan
pertumbuhan
- Usai 2 tahun kebawah tidak terdapat pembatasan
pemberian lemak
- Contoh : minyak kelapa,minyak jagung,minyak
kedelai,santan,alpukat
o Sayur atau buah
- Sayuran dan buah
mengandung banyak serat
dapat menghambat
penyerapan gizi penting
lainnya pada bayi
- Sayuran dan buah pada usia
6-8 bulan hanya
diperkenalkan saja
- Kebutuhan sayuran per kali
makan 1,5 sendok makan / ½
cangkir sayuran hijau
STRATEGI MPASI
Nasi ½ ¼ ¼
Daging
Tempe
Sayur
Buah 1 ½ ½
Susu ½ ½
Minyak
ASI Sekehendak
Taburia 1 sachet sehari
Total sehari 650 84 97 28
Usia 9-11 bulan: 900 kalori
Bahan Jml porsi Pagi Selingan Siang Selingan Sore
atau penukar
Nasi 1 ¼ ¼
Daging ½
Tempe ½
Sayur ½
Buah 1½ ½ ½
Susu ½ ½
Minyak ½
ASI sekehendak
Nasi 2 ½ ½ 1 ½
Daging 1 ¼ ½ ¼
Tempe 1 ¼ ½ ¼
Sayur 1 ¼ ½ ¼
Buah 2 1 1
Susu ½ ½
Minyak 1½ ½ ½ ½
ASI sekehendak
atau penukar
Daging 1¼ ¼ ¼ ½ ¼
Tempe 1½ ½ ½ ½
Sayur 1½ ¼ ¼ ½ ½
Buah 2 ½ 1 ½
Susu
Minyak 1 ½ ¼ ¼
ASI Sekehendak
Nasi 3 1 1 1
Sayur 2 ¾ ¾ ½
Buah 2½ ½ 2
Tempe 2 1 1
Daging 3 1 1 1
Minyak 2 ½ ¾ ¾
Gula 2 1 1
Susu 1 1
Jenis Kelamin f %
<
Laki-Laki 11 42.3
Perempuan 15 57.7
Jumlah 26 100
25 - 31 tahun 6 23.1
Total 26 100
Dari tabel 5.2.1 didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia >32
tahun, yaitu sebanyak 14 responden (53.8%).
2. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Ibu
Tabel 5.2.2 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Ibu yang mempunyai bayi
stunting dan gizi buruk di Desa Genukharjo Kecamatan Wuryantoro
Tabel 5.2.5 Distribusi Responden berdasarkan Pemeriksaan ANC rutin pada Ibu
yang mempunyai bayi stunting dan gizi buruk di Desa Genukharjo Kecamatan
Wuryantoro
Dari tabel 5.2.6 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden mengalami
kenaikan BB 0-12 kg, yaitu sebanyak 14 responden (53.8%)
Analisa Univariat
• Tingkat Pengetahuan Ibu
± SD Value
Sebelum 1 .7 5 ± 26
diberikan 0.643
penyuluhan 0 ,0 0 2
sesudah 2 .1 3 ± 26
diberikan 0.504
penyuluhan
Hasil analisis data uji wilcoxon pengetahuan ibu dalam pemberian makanan
pendamping ASI dan gizi seimbang didapatkan nilai signifikansi p = 0.002 < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya
penyuluhan gizi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian
makanan pendamping ASI dan gizi seimbang pada balita di Desa Genukharjo
Kecamatan Wuryantoro
Pengaruh Pemberian Penyuluhan Makanan Pendamping
ASI (MPASI) terhadap Tingkat Pengetahuan pada Ibu
dengan Balita Stunting
SARAN
• Terdapat banyak faktor resiko lain mengenai stunting selain faktor asupan
nutrisi yang kurang seperti, sosio ekonomi orang tua, lingkungan tempat
tinggal, tingkat pendidikan orang tua, faktor prenatal, imunisasi, ASI ekslusif dll.
Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan stunting
dengan faktor lainnya agar penatalaksanaan komprehensif.
• Bagi petugas kesehatan mengumpulkan para ibu balita dengan tinggi badan
kurang dan gizi kurang dalam suatu kelompok. Lalu diberikan promosi
kesehatan terutama penyuluhan khusus dari bidang gizi dan tumbuh kembang
anak serta melakukan tinjauan kerumah-rumah untuk melihat lingkungan,
keadaan sosial ekonomi serta ketersediaan air bersih
LAMPIRAN