Anda di halaman 1dari 46

MINI PROJECT

Pengaruh Pemberian Penyuluhan Makanan Pendamping


ASI (MPASI) terhadap Tingkat Pengetahuan pada Ibu
dengan Balita Stunting di Desa Genukharjo Kecamatan
Wuryantoro

Disusun oleh : dr. Hardianti Selviani

Pembimbing: dr. Titik Setyaningsih, MM


• Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang
LATAR disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial
BELAKANG ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi,
dan kurangnya asupan gizi pada bayi.

• Asupan zat gizi adalah salah satu faktor yang


berpengaruh langsung terhadap stunting. Stunting
terjadi lantaran kekurangan gizi dalam waktu lama
pada masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

• Prevalensi stunting (tinggi badan per umur) di


Indonesia menurut hasil Riskedas tahun 2018 balita
stunting sebanyak 30,8% yaitu
 balita sangat pendek sebanyak 11,5%
 balita pendek 19,3%
• Upaya untuk meningkatkan status gizi balita

LATAR salah satunya adalah dengan memaksimalkan


promosi kesehatan dengan memberikan
BELAKANG komunikasi, informasi, edukasi, dan konseling
gizi serta memberdayakan keluarga agar sadar
gizi dan menumbuhkan pola hidup sehat.

• Perlu dilakukan penyuluhan kesehatan untuk


meningkatkan pengetahuan sikap dan tindakan
ibu tentang gizi dan berpengaruh terhadap
perubahan status gizi balita setelah dilakukan
penyuluhan.
• Bagaimana Pengaruh Pemberian Penyuluhan
RUMUSAN Makanan Pendamping ASI terhadap Tingkat
Pengetahuan pada Ibu dengan Balita Stunting
MASALAH di Desa Genukharjo Kecamatan Wuryantoro.

1. Mengetahui karateristik balita stunting


wilayah Desa Genukharjo Kecamatan
TUJUAN Wuryantoro berdasarkan jenis kelamin
MINI 2. Mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan
PROJECT makanan pendamping ASI terhadap tingkat
pengetahuan pada ibu dengan balita stunting
di Desa Genukharjo Kecamatan Wuryantoro
TINJAUAN PUSTAKA
STUNTING DAN GIZI SEIMBANG
• Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi
badan yang lebih dari ( – 2) standar deviasi
STUNTING median standar pertumbuhan anak dari WHO.

“ Kondisi dimana
balita memiliki
panjang atau
tinggi badan
yang kurang jika
dibandingkan
dengan umur “
EPIDEMIOLOGI
• Kejadian balita stunting
merupakan masalah gizi utama
yang dihadapi Indonesia.
• Berdasarkan data Pemantauan
Status Gizi (PSG) selama tiga
tahun terakhir, pendek memiliki
prevalensi tertinggi
dibandingkan dengan masalah
gizi lainnya seperti gizi kurang,
kurus, dan gemuk.
• Prevalensi balita pendek
mengalami peningkatan dari
tahun 2016 yaitu 27,5% menjadi
29,6% pada tahun 2017
FAKTOR RISIKO

Berat Bayi Lahir


Pendidikan Ibu Rendah (BBLR)

Sanitasi ASI ekslusif

Air bersih Makanan Pendamping


ASI (MP-ASI)

Ekonomi
Asupan makanan
PENCEGAHAN STUNTING
PRINSIP GIZI SEIMBANG
GIZI
Zat gizi dari
makanan merupakan
sumber utama untuk
memenuhi
kebutuhan anak
tumbuh kembang
optimal sehingga
dapat mencapai
kesehatan yang
paripurna,yaitu sehat
fisik, sehat mental,
dan sehat sosial
GIZI SEIMBANG ANAK USIA DINI
• Air susu ibu (ASI) adalah
satu-satunya makanan
yang mengandung semua
zat gizi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan bayi 0-
6 bulan
• Pemberian MPASI pada
umumnya terjadi pada
saat bayi berusi 4-6 bulan.
pada masa ini otot dan
saraf bayi mulai dapat
digunakan untuk makan.
Strategi Pemberian MPASI
MP-ASI yang Baik

• Makanan Pendamping ASI Tepat Waktu


(MP-ASI) adalah makanan
atau minuman selain ASI
yang mengandung zat gizi
yang diberikan kepada bayi Adekuat
selama periode penyapihan
(complementary feeding)
yaitu pada saat Aman dan Higienis
makanan/minuman lain
diberikan bersama
pemberian ASI.
Diberikan secara
responsif
STRATEGI MPASI

Tepat Waktu
o Diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan
o Kebutuhan energi dan zat besi akan meningkat seiring
dengan bertambahnya usia bayi
o Pada usia setelah 6 bulan cadangan zat besi akan habis
o Pemberian MPASI dini dapat meningkatkan risiko diare
dan berbagai penyakit lainnya
o Pemberian MPASI terlalu lambat (lebih dari 7 bulan)
meningkatkan risiko gagal tumbuh dan defisiensi zat besi
STRATEGI MPASI

Adekuat
o Karbohidrat :
- Sumber energi yang digunakan
tubuh bayi untuk
pertumbuhan,fungsi tubuh, dan
aktivitas
- Karbohidrat menjadi pondasi
dalam pembentukan jaringan
tubuh
- Contoh makanan mengandung
karohidrat tinggi : Nasi, sagu,
roti dan kentang
o Protein
- Sebagai membangun dan memperbaiki jaringan tubuh
- Tubuh membutuhkan 20 asam amino untuk pertumbuhan
- Terdapat 2 jenis protein : Protein hewani dan Protein nabati
- Contoh protein hewani : daging sapi, ikan,ayam,udang,hati
ayam,telur,keju. Contoh protein nabati : tahu,tempe,kacang
hijau
o Lemak
- Merupakan sumber energi dan sumber asam lemak
essensial yang penting untuk perkembangan otak dan
pertumbuhan
- Usai 2 tahun kebawah tidak terdapat pembatasan
pemberian lemak
- Contoh : minyak kelapa,minyak jagung,minyak
kedelai,santan,alpukat
o Sayur atau buah
- Sayuran dan buah
mengandung banyak serat
dapat menghambat
penyerapan gizi penting
lainnya pada bayi
- Sayuran dan buah pada usia
6-8 bulan hanya
diperkenalkan saja
- Kebutuhan sayuran per kali
makan 1,5 sendok makan / ½
cangkir sayuran hijau
STRATEGI MPASI

Aman dan higienis


• Jagalah kebersihan
• Selalu pisahkan antara bahan makanan
yang mentah dan yang sudah dimasak
• Masak makanan sampai matang
• Simpan makanan pada suhu yang
dianjurkan. Jangan menyimpan
makanan pada suhu ruang lebih dari 2
jam.
• Gunakan air bersih dalam memasak
STRATEGI MPASI

Diberikan secara responsif


• Sesuai dengan sinyal
lapar/kenyang anak
• Tidak memaksa dan
mengikuti aturan
• Jadwal makan bayi teratur
dengan durasi kurang dari
30 menit per kali makan
• Lingkungan saat makan
harus menyenangkan
Kebutuhan Gizi dan Anjuran Pembagian
Makan Sehari Usia 6-8 bulan: 650 kalori
Bahan Jml
makanan atau porsi Pagi Selingan
Siang Selingan Sore
penukar (p) pagi sore

Nasi ½ ¼   ¼    
Daging            
Tempe            
Sayur            
Buah 1     ½   ½
Susu ½ ½        
Minyak            
ASI Sekehendak
Taburia 1 sachet sehari
Total sehari 650 84   97   28
Usia 9-11 bulan: 900 kalori
Bahan Jml porsi Pagi Selingan Siang Selingan Sore

makanan (p) pagi sore

atau penukar

Nasi 1 ¼   ¼    

Daging ½          

Tempe ½          

Sayur ½          

Buah 1½     ½   ½

Susu ½ ½        

Minyak ½          

ASI sekehendak

Taburia 1 sachet sehari

Total sehari 900 122 36 123 25 143


Bahan makanan Jml porsi Pagi Selingan Siang Selingan Sore

atau penukar (p) pagi sore

Nasi 2 ½   ½ 1 ½

Daging 1 ¼   ½   ¼

Tempe 1 ¼   ½   ¼

Sayur 1 ¼   ½   ¼

Buah 2   1   1  

Susu ½         ½

Minyak 1½ ½   ½ ½  

ASI sekehendak

Taburia 1 sachet sehari

Total sehari 1100 144 50 218 126 253

Usia 12 bulan: 1100 kalori


Usia 1-2 tahun: 1300 kkal
Bahan makanan Jml porsi (p) Pagi Selingan pagi Siang Selingan sore Sore

atau penukar

Nasi 2¼ 7/10 ¼ 7/10   6/10

Daging 1¼ ¼ ¼ ½   ¼

Tempe 1½ ½   ½   ½

Sayur 1½ ¼ ¼ ½   ½

Buah 2     ½ 1 ½

Susu            

Minyak 1 ½   ¼   ¼

ASI Sekehendak

Taburia 1 sachet sehari

Total sehari 1300 221 149 261 87 235


Usia 3-5 tahun: 1400 kal
Bahan makanan Jml porsi Pagi Selingan Siang Selingan Sore

atau penukar (p) pagi sore

Nasi 3 1   1   1

Sayur 2 ¾   ¾   ½

Buah 2½   ½   2  

Tempe 2     1   1

Daging 3 1   1   1

Minyak 2 ½   ¾   ¾

Gula 2   1   1  

Susu 1       1  

Total sehari 1400 293,75 75 381,25 275 375


METODE PENELITIAN
• Deskriptif Analitik
METODE
• one group pre and posttest design
Design
Penelitian

• Populasi: semua balita stunting dan gizi


kurang yang berada di wilayah Desa
Subjek Genukharjo di Puskesmas Wuryantoro
Penelitian • Ukuran Sampling : Total Sampling

• Data primer dan sekunder yang dieproleh dari


Metode laporan puskesmas mengenai jumlah
Pengumpulan penduduk dan jumlah balita stunting di Desa
Genukharjo
Penyajian • Data yang telah terkumpul akan di
Data tabulasi dan ditampilkan dalam bentuk
tabel, diagram dan penjelasan naratif.

• Pada penelitian ini, yang menjadi


Variabel variable penelitian adalah balita
Penelitian stunting yang tercatat pada periode
2020.
Definisi Operasional
Stunting
• Definisi : Gabungan dari kategori status giz sangat
pendek dan pendek. Sangat pendek jika Z-Score <3SD,
dan pendek jika Z-Score -3SD- 2SD (Kemenkes)
• Alat Ukur : Antropometri
• Cara Ukur : Dengan menggunakan WHO-Antropometri
TB/U dengan memperhatikan umur, tanggal survey dan
jenis kelamin
• Hasil Ukur : Jumlah stunting
• Skala Ukur : Numerik
Tingkat Pengetahuan Ibu
• Definisi : Tingkat pengetahuan ibu tentang MPASI
dan gizi seimbang
• Alat ukur : pre test da n post test
• Cara ukur : metode kuisioner yang terdapat soal-
soal tentang MPASI dan gizi seimbang
• Hasil Ukur : pertanyaan terdiru dari 10 soal, setiap
jawaban benar diberi nilai 1, sedangkan
untuk jawaban salah diberi nilai 0.
Baik : 75-100%
Cukup : 60-74%
Kurang: <60 %
• Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga
Prosedur tahap yaitu persiapan penelitian,
Penelitian pengambilan data penelitian, dan
pelaporan hasil penelitian.

• Pelaksanaan penelitian dilakukan pada


Tempat dan bulan Oktober 2020. Pengambilan data
Waktu dilakukan di wilayah Desa Genukharjo
Kecamatan Wuryantoro Kota Wonogiri
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Balita

Jenis Kelamin f %
<
Laki-Laki 11 42.3
Perempuan 15 57.7
Jumlah 26 100

pada anak-anak belum terlihat


adanya perbedaan kecepatan dan
pencapaian pertumbuhan pada laki-
laki dan perempuan
Hubungan tidak
bermakna
Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden berdasarkan Usia Ibu
Tabel 5.2.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia Ibu yang mempunyai bayi
stunting dan gizi buruk di Desa Genukharjo Kecamatan Wuryantoro

USIA IBU Jumlah Persentase

≤23 - < 25 tahun 6 23.1

25 - 31 tahun 6 23.1

>32 tahun 14 53.8

Total 26 100

Dari tabel 5.2.1 didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia >32
tahun, yaitu sebanyak 14 responden (53.8%).
2. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Ibu

Tabel 5.2.2 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Ibu yang mempunyai bayi
stunting dan gizi buruk di Desa Genukharjo Kecamatan Wuryantoro

PENDIDIKAN IBU Jumlah persentase


SD 2 7.7
SLTP 10 38.5
SLTA 14 53.8
Total 26 100

Dari tabel 5.2.2 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden


berpendidikan SLTA,yaitu sebanyak 14 responden (53.8%)
3. Karakteristik Responden berdasarkan Pemeriksaan ANC rutin

Tabel 5.2.5 Distribusi Responden berdasarkan Pemeriksaan ANC rutin pada Ibu
yang mempunyai bayi stunting dan gizi buruk di Desa Genukharjo Kecamatan
Wuryantoro

ANC Jumlah persentase


<4 kali 0 0
4 kali 5 19.2
>4 kali 21 80.8
Total 26 100

Dari tabel 5.2.5 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden


memeriksakan kehamilan >4kali, yaitu sebanyak 21 responden(80.8%)
4. Karakteristik Responden berdasarkan Penambahan BB selama
kehamilan
 
Tabel 5.2.6 Distribusi Responden berdasarkan Kenaikan BB selama kehamilan pada
Ibu yang mempunyai bayi stunting dan gizi buruk di Desa Genukharjo Kecamatan
Wuryantoro

KENAIKAN BB IBU Jumlah persentase


< 8 kg 10 38.5
9-12 kg 14 53.8
> 12 kg 2 7.7
Total 26 100

Dari tabel 5.2.6 diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden mengalami
kenaikan BB 0-12 kg, yaitu sebanyak 14 responden (53.8%)
Analisa Univariat
• Tingkat Pengetahuan Ibu

TINGKAT PENGETAHUAN IBU jumlah persentase


Baik (75-100%) 0 0 Pre-Test
Cukup (60-74%) 23 88.5
Kurang (<60%) 3 11.5
Total 26 100

TINGKAT PENGETAHUAN IBU jumlah persentase


Baik (75-100%) 21 80.8 Post-Test
Cukup (60-74%) 5 19.2
Kurang (<60%) 0 0
Total 26 100
Variabel Mean P N

± SD Value

Sebelum 1 .7 5 ± 26

diberikan 0.643

penyuluhan 0 ,0 0 2

sesudah 2 .1 3 ± 26

diberikan 0.504

penyuluhan

Hasil analisis data uji wilcoxon pengetahuan ibu dalam pemberian makanan
pendamping ASI dan gizi seimbang didapatkan nilai signifikansi p = 0.002 < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak yang artinya
penyuluhan gizi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian
makanan pendamping ASI dan gizi seimbang pada balita di Desa Genukharjo
Kecamatan Wuryantoro
Pengaruh Pemberian Penyuluhan Makanan Pendamping
ASI (MPASI) terhadap Tingkat Pengetahuan pada Ibu
dengan Balita Stunting

• Menurut UU No.36 tahun 2009, penyuluhan kesehatan


diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, dan
aktif berperan serta dalam upaya kesehatan. Penyuluhan
kesehatan diselenggarakan untuk mengubah perilaku seseorang
atau kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui komunikasi,
informasi, dan edukasi. Salah satu bentuk dari penyuluhan
kesehatan adalah penyuluhan gizi.

• Penyuluhan gizi merupakan salah satu unsur penting dalam


meningkatkan status gizi masyarakat untuk jangka panjang.
• Melalui sosialisasi dan penyampaian pesan-pesan gizi yang praktis
akan membentuk suatu keseimbangan bangsa antara gaya hidup
dan pola konsumsi masyarakat. Seseorang yang berpengetahuan
gizi baik cenderung memilih makanan yang lebih baik mutu maupun
jumlahnya (Depkes RI, 2002).
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki-laki pada
belita stunting dan gizi kurang wilayah Desa Genukharjo
Kecamatan Wuryantoro
2. Terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian penyuluhan
menu makanan seimbang terhadap peningkatan pengetahuan ibu
yang memiliki anak stunting dan gizi kurang

SARAN
• Terdapat banyak faktor resiko lain mengenai stunting selain faktor asupan
nutrisi yang kurang seperti, sosio ekonomi orang tua, lingkungan tempat
tinggal, tingkat pendidikan orang tua, faktor prenatal, imunisasi, ASI ekslusif dll.
Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan stunting
dengan faktor lainnya agar penatalaksanaan komprehensif.
• Bagi petugas kesehatan mengumpulkan para ibu balita dengan tinggi badan
kurang dan gizi kurang dalam suatu kelompok. Lalu diberikan promosi
kesehatan terutama penyuluhan khusus dari bidang gizi dan tumbuh kembang
anak serta melakukan tinjauan kerumah-rumah untuk melihat lingkungan,
keadaan sosial ekonomi serta ketersediaan air bersih
LAMPIRAN

Kata sambutan oleh Bidan Danik

Kata sambutan oleh Bapak Kepala


Desa
LAMPIRAN
Pemberian penyuluhan cegah stunting
dengan pemberian MPASI dan gizi
seimbang

Pemberian demo makanan


MPASI

Anda mungkin juga menyukai