Anda di halaman 1dari 20

PENGANTAR EKONOMI

INDUSTRI
RYUNA RAMADANTY FATIMA (18011010120)
SALSA BILLA JASMINE A. (18011010162)
Pandangan Statis
- Teori neoklasik perusahaan mempertimbangkan empat struktur utama teoritis pasar; PPS,
Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli.

- Marshal (1890) & Sraffa (1926), merumuskan teori monopoli. Penghematan biaya yang
diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih rendah mungkin merupakan aspek
keunggulan dari adanya pasar monopoli yang mana disebabkan kecenderungan penurunan biaya
rata-rata produksi karena peningkatan skala produksi. Namun, monopoli memiliki kemampuan
untuk merusak kesejahteraan konsumen bila mengeksploitasi kekuatan pasarnya dengan
membatasi output dan meningkatkan harga demi mencapai keuntungan abnormal/lebih.

- Chamberlin & Robinson (1933) menambahkan teori sebelumnya untuk merumuskan teori pasar
tidak sempurna yang dibagi ke dalam kasus monopolistik dan kasus oligopoli.
Pandangan Dinamis
• Pada abad ke-20, beberapa peneliti menolak pandangan statis dan berusaha mengembangkan
pandangan yang lebih dinamis.

• Menurut Schumpter dan Aliran Austria, monopoli keuntungan memainkan peran penting dalam
proses kompetisi dengan memotivasi dan membimbing pengusaha untuk mengambil keputusan yang
akan menghasilkan alokasi peningkatan sumber daya langka dalam jangka panjang.

• Menurut Schumpter, persaingan ini didorong oleh inovasi. Dengan melakukan perubahan melalui
inovasi, wirausahawan memainkan faktor penting dalam mendorong kemajuan teknologi.

• Aliran Austria memandang persaingan sebagai proses dinamis dan melihat pasar sebagai kumpulan
keputusan yang dibuat oleh pembeli/konsumen, pengusaha dan pemilik sumber daya/pemasok.
KONSEP DASAR PERSAINGAN
PASAR
PERSAINGAN
SEMPURNA
Pasar persingan sempurna adalah model pasar yang paling klasik dan paling sering digunakan
dalam analisis ilmu ekonomi. Model ini telah dianggap sebagai teori dan secara luas digunakan untuk
meramalkan keadaan ekonomi. konsep persaingan sempurna ini mendapatkan definisi yang lengkap
dalam buku Risk, Uncertainty and Profit tulisan Frank Knight (1921). Kadang kala struktur pasar ini
dibedakan antara istilah persaingan “murni” dengan “sempurna”. “Murni” adalah kurang sempurna,
ketimbang “sempurna”.
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA

1. 2. 3.
Banyak pembeli/perusahaan dalam Setiap Pembeli mempunyai
pasar. Karena jumlah perusahan sangat produsen/perusahaan/penjualan pengetahuan yang sempurna
banyak dan relatif kecil jika menghasilkan/menjual barang tentang keadaan di pasar.
dibandingkan dengan jumlah produksi yang sama (homogen). Barang Pembeli mengetahui tingkat
dalam industri tersebut. Menyebabkan yang dihasilkan berbagai harga yang berlaku dan
kenaikan atau penurunan harga, perusahaan tidak mudah untuk perubahan-perubahan ke atas
sedikitpun tidak mempengaruhi harga dibeda-bedakan. Oleh karena harga tersebut. Sehingga
yang berlaku dalam pasar tersebut. itu, promosi dengan iklan tidak produsen tidak dapat menjual
akan memberikan pengaruh barangnya dengan harga yang
terhadap penjualan produk. lain lebih tinggi dan pada yang
berlaku di pasar.
BIAYA PRODUKSI PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
Dalam menganalisis usaha perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan, terdapat dua hal harus
diperhatikan, yaitu biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan (total cost), dan hasil penjualan dari
barang yang dihasilkan 8 perusahaan itu (total revenue). Sifat biaya produksi yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam struktur pasar manapun ia digolongkan, baik dalam pasar persaingan sempurna,
monopoli, oligopoli, atau persaingan monopolistis, adalah sama. Seorang produsen akan menghadapi
kurva permintaan yang berbeda di pasar persaingan sempurna dibandingkan yang dihadapi oleh produsen
di pasar lainnya.
Biaya Produksi pada Pasar Persaingan Sempurna Berikut hubungan antar biaya pada kegiatan
perusahaan di pasar persaingan sempurna, tercermin pada tabel berikut ini :
Keterangan tabel :
• Kolom(1) menggambarkan berbagai jumlah produksi yang dapat dicapai.

• Kolom(2) menggambarkan biaya tetap total yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
membeli input tetap yang di gunakan dalam proses produksi.

• Kolom(3) menggambarkan biaya tetap biaya berubah total yaitu semua biaya
yang dibelanjakan untuk membeli input berubah (tenaga kerja).

• Dengan menjumlahkan biaya tetap total dengan biaya berubah total diperoleh
biaya total, yaitu seperti ditunjukkan dalam kolom (4).

• Kolom (5) menggambarkan biaya marginal, yaitu tambahan biaya yang perlu
dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi.

• Kolom (6) menunjukkan biaya tetap rata-rata, yaitu biaya tetap dibagi dengan
jumlah produksi.

• Kolom (7) menggambarkan biaya berubah rata-rata, yaitu biaya berubah total
dibagi jumlah produksi.

• Biaya total ditunjukkan dalam kolam (8), biaya ini menunjukkan biaya per unit
untuk menghasilkan barang.
PASAR
PERSAINGAN
MONOPOLI
Konsep
Kondisi dimana sebuah perusahaan tunggal menguasai
suatu pasar, berkuasa untuk menentukan harga,
menghasilkan produk yang tidak memiliki barang
pengganti serta keuntungan yang dimiliki
biasanya melebihi normal.
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Monopoli
1. Terdiri dari satu 3. Perusahaan Lain Sulit
perusahaan 2. Tidak Memiliki Barang Masuk dalam Industri
Barang/jasa yang di jual tidak Perusahaan lain memiliki
bisa didapatkan melalui Pengganti Serupa banyak hambatan.
perusahaan lain. Barang/jasa yang di jual tidak
bisa didapatkan melalui
perusahaan lain.

4. Perusahaan pada Pasar 5. Promosi iklan kurang


Monopoli Bertindak dibutuhkan
Iklan yang diberikan hanya untuk
Sebagai Penentu Harga menjaga hubungan dengan
Karena perusahaan merupakan satu- masyarakat, bukan bertujuan
satunya penjual di pasar tersebut. untuk promosi.
PASAR
PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
KONSEP CIRI-CIRI
Pasar yang terdiri dari banyak produsen 1. Ada banyak penjual
yang saling berkompetisi dengan 2. Produksi barang perusahaan mirip tapi
produk yang hampir serupa namun berbeda
memiliki beberapa perbedaan. 3. Perusahaan memiliki kekuasaan dalam
mempengaruhi harga
4. Pemasukan industri relatif lebih mudah
diperoleh
5. Persaingan promosi penjualan sangat tinggi
PASAR
PERSAINGAN
OLIGOPOLI
KONSEP CIRI-CIRI
Suatu kondisi dimana hanya 1. Produk yang dijual homogen dan saling menggantikan
terdapat beberapa 2. Memiliki ketergantungan antara perusahaan satu
perusahaan dalam suatu dengan yang lain
pasar. 3. Harga barang di pasar relatif sama
4. Membutuhkan strategi yang matang untuk
mempromosikan produk
5. Memiliki kemungkinan terjadinya kolusi
PARADIGMA STRUKTUR PERILAKU
KINERJA
(STRUCTURE-CONDUCT-PERFORMANCE; SCP)
Paradigma struktur-perilaku-kinerja (SCP), berkonsentrasi pada empiris daripada analisis teoritis (Bain, 1951). Pada dasarnya, bidang
organisasi industri menganalisis data empiris, melalui proses induksi dan mengembangkan teori untuk menjelaskan perilaku serta
kinerja perusahaan dan industri tempat mereka berada (Schmalensee, 1988; Caves, 2007).

Garis Besar Paradigma Struktur-Perilaku-Kinerja (SCP)


Pencetus dalam paradigma SCP adalah Maison (1939, 1949) dan Bain (1951, 1956, 1959). Menurut pendekatan ini, struktur pasar
mempengaruhi perilaku perusahaan yang beroperasi di pasar yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut.

Kegunaan Paradigma SCP


• Memungkinkan peneliti untuk mengurangi semua data industri ke dalam kategori yang berarti (Bain, 1956).
• Mengasumsikan ada hubungan langsung antara struktur pasar, dan perilaku dan kinerja perusahaan, tanpa secara terbuka
mengakui hubungan ini (Mason, 1949) yang mana hal ini berkaitan dengan teori neoklasik perusahaan.
• Dengan mendefinisikan standar kinerja yang dapat diterapkan, hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk menerima struktur
pasar yang tidak sempurna.
Sesuai dengan logika dasar SCP, hubungan utama ditampilkan sebagai penghubung antara struktur dengan perilaku ke
kinerja. Berbagai efek umpan balik juga dimungkinkan: dari kinerja kembali ke perilaku, dari perilaku ke struktur, dan dari
kinerja ke struktur (Phillips, 1976; Clarke, 1985).

1. Struktur
Perubahan karakteristik struktural relatif lambat dan sering dianggap “tetap” dalam jangka pendek. Beberapa variabel
struktur yang lebih penting adalah sebagai berikut:
● Distribusi jumlah dan ukuran pembeli-penjual
Penentu penting dari kekuatan pasar yang dijalankan oleh perusahaan terkemuka di industri dan kekuasaan yang dilakukan
penjual atas harga produk mereka.
● Kondisi masuk dan keluar
Hambatan masuk dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menempatkan pendatang potensial (potential rivalry) pada
kerugian relatif persaingan terhadap perusahaan lama.
● Diferensiasi Produk
Mengacu pada karakteristik produk. Setiap perubahan dalam karakteristik produk yang dipasok oleh suatu perusahaan, dapat
mempengaruhi pangsa permintaan pasar total yang dapat dikuasai oleh setiap perusahaan.
● Integrasi dan Diversifikasi Vertikal
Integrasi vertikal mengacu pada keterlibatan perusahaan dalam berbagai tahap proses produksi. Perusahaan yang
terdiversifikasi menghasilkan berbagai barang atau jasa untuk beberapa pasar yang berbeda.
2. Perilaku
Mengacu pada perilaku perusahaan. Variabel perilaku meliputi hal-hal berikut:
● Tujuan Bisnis
Tujuan yang dikejar seringkali berasal dari karakteristik struktural industri, khususnya distribusi ukuran perusahaan.
● Kebijakan Harga
Tingkat kekuasaan untuk menentukan harga sangat bergantung pada karakteristik struktural industri.
● Desain produk, branding, perikanan dan pemasaran
Karakteristik alami produk perusahaan akan mempengaruhi persaingan non harga yang berpusat pada desain produk, branding,
periklanan, dan pemasaran.
● Penelitian dan pengembangan
Investasi dalam penelitian dan pengembangan menyediakan jalan keluar untuk persaingan non-harga antara perusahaan
saingan.
● Kolusi
Pilihan lain bagi perusahaan yang ingin menghindari bentuk langsung dari persaingan harga atau non-harga adalah dengan
berkolusi satu sama lain, untuk mencapai keputusan bersama mengenai harga, tingkat output, iklan atau anggaran penelitian
dan pengembangan.
● Merger
Penggabungan horizontal (antara perusahaan yang memproduksi produk yang sama atau serupa) memiliki keterlibatan
langsung terhadap konsentrasi penjual di industri yang bersangkutan. Merger vertikal (antar perusahaan pada tahap proses
produksi yang berurutan) mempengaruhi tingkat integrasi vertikal.
3. Kinerja
Variabel kinerja antara lain sebagai berikut :
● Profitabilitas
Teori neoklasik mengasumsikan bahwa keuntungan yang tinggi (abnormal) pada pasar monopoli adalah hasil dari
penyalahgunaan kekuatan pasar oleh perusahaan yang sedang berkuasa.
● Pertumbuhan
Salah satu indikator kinerja alternatif yang dapat berfungsi sebagai tolak ukur perbandingan kinerja perusahaan dari periode
satu dengan yang lain
● Kualitas produk dan layanan
Semakin baik kualitas produk serta layanan suatu perusahaan maka semakin bagus. Karena dengan begitu konsumen akan
puas dengan pelayanan yang diberikan dan secara tidak langsung konsumen mau kembali membeli produk yang ada pada
perusahaan tersebut atau bahkan dapat mengenalkan perusahaan tersebut ke rekan-rekannya karena produk dan layanan yang
baik.
● Perkembangan teknologi
Laju kemajuan teknologi dapat dianggap sebagal indikator kinerja yang relevan. Dalam jangka panjang, kemajuan teknologi
dapat menghasilkan efek umpan balik yang paling mendasar karena dampaknya pada kondisi dasar permintaan dan pasokan
berubah ketika proses produksi produk baru dan menjadi lebih efisien.
● Efisiensi produktif dan alokatif
Mengacu pada pencapaian perusahaan dalam menghasilkan output maksimal dari kombinasi input tertentu dan cara
perusahaan memilih kombinasi input yang paling hemat biaya untuk menghasilkan tingkat output tertentu.
● Peran Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat beroperasi pada variabel struktur, perilaku, dan kinerja. Menurut paradigma SCP, jika suatu
industri banya terdiri dari beberapa perusahaan besar, penyalahgunaan kekuatan pasar kemungkinan menyebabkan tingkat
output dibatasi, dan harga dinaikkan. Pembekuan persaingan kemungkinan besar berdampak buruk bagi kesejahteraan
konsumen sehingga muncul lah peran intervensi pemerintah untuk mendorong persaingan dan mencegah penyalahgunaan
kekuatan pasar.

● Kritik Terhadap Paradigma Struktur-Perilaku-Kinerja (SCP)


1. Paradigma SCP sangat mengacu pada teori ekonomi mikro dan teori neoklasik perusahaan. Namun, teori tersebut tidak selalu
menentukan hubungan yang tepat antara variabel struktur, perilaku dan kinerja. Misalnya, teori oligopoli sebagian besar tidak pasti, dan
terkadang gagal menghasilkan kesimpulan yang jelas dan terkesan ambigu.
2. Sulit untuk memutuskan variabel yang termasuk dalam faktor struktur, variabel apa yang harus dilakukan, variabel apa yang
termasuk dalam faktor kinerja. Misalnya diferensiasi produk, integrasi vertikal, dan diversifikasi adalah variabel struktur, tetapi mereka
juga merupakan strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk diterapkan.
3. Kinerja adalah ukuran tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan yang berbeda dapat membuat hubungan SCP
renggang.
MANAJEMEN STRATEGIS
Sejumlah alat yang dikembangkan dalam literatur organisasi industri telah berkontribusi pada pertumbuhan
subdisiplin manajemen strategis. Sosok yang berpengaruh dalam pengembangan literatur ini adalah Porter (1979, 1980,
1985, 1996), yang model lima kekuatan lingkungan kompetitif perusahaan sangat dipengaruhi oleh SCP. Lima kekuatan
Porter tersebut diantaranya,

1. Luas dan intensitas persaingan


Intensitas persaingan tergantung pada jumlah dan distribusi ukuran perusahaan petahana dalam industri.
2. Ancaman pendatang
Ada kemungkinan bagi perusahaan petahana “terancam” oleh perusahaan baru karena adanya perbedaan perilaku
perusahaan.
3. Ancaman produk dan jasa pengganti
Ketersediaan barang subtitusi meningkatkan elastisitas harga permintaan untuk produk yang ada dan mampu mengurangi
kekuatan pasar dari perusahaan yang sudah ada.
4. Kekuatan pembeli
Tergantung pada jumlah dan distribusi ukuran mereka serta tingkat ketergantungan pembeli pada output perusahaan.
5. Kekuatan Pemasok (Supplier)
Pemasok dapat menggunakan kekuatan pasar dengan menaikkan harga, mengurangi kualitas, atau bahkan mengancam
untuk menahan pasokan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai