Modelling Absorption Chiller

SKRIPSI
PERMODELAN DAN PENENTUAN KOMPONEN EVAPORATOR PADA

SISTEM SINGLE EFFECT ABSORPTION CHILLER MENGGUNAKAN
AMMONIA-WATER
Denny Rachmansyah
1706023630
Daftar Isi
01 Pendahuluan
02 Tinjauan Pustaka
03 Metode Penelitian
04 Hasil & Pembahasn
05 Penutup
Bab I
Pendahuluan
• Menurut angka terbaru (2020), diperkirakan ada
Latar Belakang
1,9 miliar unit AC di dunia. Ini terutama
terkonsentrasi di Amerika Serikat, Cina, dan
Jepang.
• Lanskap ini akan berubah secara dramatis

selama 30 tahun ke depan.
• Proyeksi oleh Badan Energi Internasional (IEA)

memprediksi peningkatan menjadi 5,5 miliar unit
secara global pada tahun 2050.
Absorption Chiller
Your Picture Here and send to back
Tujuan Penelitian
• Mempelajari dan menghasilkan modelling dari sistem Single Effect Absorption Chiller menggunakan
Fluida Kerja Ammonia - Air yang optimal dalam skala perumahan dengan iklim tropis Indonesia.
• Mensimulasikan efisiensi sistem refrigerasi menggunakan Absorption Chiller Cycle dengan mengukur
COP dari rasio Cooling Capacity dan daya yang dikeluarkan.
• Menghasilkan model komponen kerja dengan kinerja optimal dalam pengaplikasian pada sistem.
• Menghasilkan simulasi dinamik kerja komponen Evaporator dan menghasilkan berat komponen.
Batasan Masalah
• Absorption chiller yang akan diteliti adalah sistem dengan efek
tunggal (single-effect) dengan cairan solution ammonia-water.
• Rectifier dan Solution Heat Exchanger pada sistem tidak digunakan.

• Refrigeran keluar dari evaporator dan condenser dalam fasa saturasi
cairan.
• Temperatur sebagai parameter input iklim tropis Indonesia.
• Menghasilkan kapasitas termal pada evaporator sebesar 5 kW.
• Asumsi tekanan pada evaporator sama dengan tekanan pada
absorber (low pressure).
• Fluida yang tertampung sesuai dengan suhu

komponen.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Absorption Chiller
Absorption Chiller
2
10
12
13
Absorption
Chiller
Chilled Water In
Hot Water In
13
Hot Water Out Evaporator

7 6
Hot water pump Generator
Proses :
Chilled Water Out
1 – strong solution menuju pompa.

2 – strong solution menuju generator.
Fan
Absorber
4 – weak solution menuju expansion Condenser
valve.
6 – weak solution menuju Absorber.
7 – vapor refrigrant menuju condenser. 4
12
10 – liquid refrigerant menuju

expansion valve. Refrigeran
(Ammonia)
11 – liquid refrigerant menuju 1
Weak Solution
Evaporator. Strong solution Strong Solution
12 – vapor refrigerant menuju Absorber. 2 pump
10 Expansion valve
Ammonia - Air
Ammonia – Air
Refrigerant – Ammonia
Absorbent – Air
Beroperasi diatas tekanan atmosfer
Life-span sekitar 25 tahun
Evaporator dapat beroperasi pada temperatur 6

sampai dengan -60⁰ C
Ammonia bersifat beracun
Metode Penelitian
Mencari Menghasilkan Simulasi Tunak Menguji Efisiensi
Model Matematis dengan batasan komponen
Referensi
Komponen model
Menghasilkan data Mendapatkan model Menghasilkan model Menguji hasil tunak

kasar dan jenis komponen dengan
referensi dengan komponen dengan
material yang simulasi terhadap menguji simulasi
batasan masalah dinamik dengan
diinginkan model referensi
skala rumahan. berbagai kondisi input
Diagram Alir Penelitian
Metode Penelitian
Komponen Kesetimbangan Massa Kesetimbangan Energi
2
𝑚 10
˙ 13+ 𝑚˙ 6 =𝑚˙ 1

𝑚
6 𝑥˙ 6= 𝑚 1˙ 𝑥 1
𝑚 1 =𝑚 2 Wpump
pompa -

𝑚 ˙ 7 h7+ 𝑚
˙ 4 h4 =𝑚 2˙ h 2
12
Expansion Valve
𝑚 1 =𝑚 2 h1 = h2
𝑚
˙ 7 + 𝑚
˙ 10
13
Metode Penelitian
Desain Evaporator
Energy balance External Equation
Logarithmic mean temperature difference
Massa Evaporator terhadap waktu
Energy balance Internal Equation terhadap waktu

Metode Penelitian
Kondisi Penelitian
• Parameter studi komponen dinamik :

• Chilled water dalam kondisi tunak, mendapatkan perubahan Temperatur sebesar ∆T=3⁰ C
• Ketinggian refrigerant Ammonia pada Vessel saat tunak berada pada 80%.
• Model dimodifikasi berdasarkan limitasi panggilan dua - fasa dari aplikasi.
• Kualitas refrigerant masuk evaporator semua dalam bentuk uap.
• Fraksi massa masuk evaporator uniform dalam bentuk ammonia.
• Tekanan pada Vessel dianggap konstan.
• Temperatur pada tangki sama dengan temperatur cairan keluar komponen.
Bab IV
Hasil dan Analisis

Hasil Penelitian -
Wp Q_ABS Q_DES Q_CON Q_EVA COP
EES
58.4 15.778 16.034 5.358 5.403 0.313
Matlab
41.525 15.606 16.001 3.447 5.3181 0.3324
Validasi data
unit [W] [W] [W] [W] [W] [-]
• Menggunakan hasil dari aplikasi EES

(Engineering Equation Solver) COP Q Generator Q Evaporator Q Absorber Q Condenser
• Membandingkan hasil simulasi EES

dengan buku radermacher (Herold, 5
et,al.) 4
Deviasi Panas (%)

• Data valid lanjut dengan simulasi 3
dinamik
2
0
0 1 2 3 4
Sample validasi
Hasil Penelitian
Perbandingan kapasitas thermal

Evaporator
• Menggunakan hasil dari aplikasi

Matlab.
𝑸𝒆𝒗𝒂𝒑 = 𝑸𝒆𝒗𝒂𝒑 , 15− 𝑸𝒆𝒗𝒂𝒑 ,18 .100 %

∆
𝑸𝒆𝒗𝒂𝒑 ,15
Hasil Penelitian
Q evaporator
3
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58
Iterasi dalam detik
delta T = 0 delta T = 1 delta T = 2 delta T = 3
Respon dinamik Evaporator

Hasil dan Analisis
𝐴 − 𝐴
Desain Tangki Evaporator
• Material Vessel Evaporator

• Stainless-steel 316 (Cp = 510 J/kg-⁰C)
• Material Tube dalam Vessel
• INCONEL 625 alloy (Cp = 429 J/kg-°C) 𝑅,𝑖𝑛, 𝑣
∆ h𝑒𝑖𝑔h𝑡

∆T Q Evaporator (kW) COP (-) 𝑇𝑐h𝑤 ,𝑖𝑛
𝑅h𝑒𝑖𝑔h𝑡 , 𝑚𝑖𝑛
chilled
water
𝐴 𝐴
𝑅,𝑖𝑛,𝑙

0 5.3181 0.332 𝑇𝑐h𝑤,𝑜𝑢𝑡

Bottom A
1 4.863 0.316
2 3.9884 0.250
3 2.5874 0.162
Hasil dan Analisis
𝐴 − 𝐴
Pool Boiling
• Diimplementasikan untuk sistem beroperasi
𝑅,𝑖𝑛, 𝑣
dengan tekanan tinggi. (5 – 25 bar) ∆ h𝑒𝑖𝑔h𝑡

𝑇𝑐h𝑤 ,𝑖𝑛
• Mendapatkan tekanan tinggi dari area tube pada 𝑅h𝑒𝑖𝑔h𝑡 ,𝑚𝑖𝑛

chilled water relatif kecil. 𝐴 𝐴
𝑅,𝑖𝑛,𝑙

• Water vapor dapat terakumulasi dalam 𝑇𝑐h𝑤,𝑜𝑢𝑡

Bottom A
evaporator akibat penguapan pada generator.
Hasil dan Analisis
Desain Vessel Evaporator Perbedaan Massa terhadap delta Temperatur
1.300 180
1.299 160
1.299 140
Massa Chilled Water (kg)
Massa total Vessel (kg)

1.299 120
1.299 100
1.299 80
1.298 60
1.298 40
1.298 20
1.298 0
0 1 2 3
Massa cairan massa tube air Massa Total

Kesimpulan
• Model simulasi tunak yang telah tervalidasi dapat dilanjutkan untuk
menghasilkan model dinamik pada system Absorption Chiller.
• Didapatkan nilai kinerja sistem berupa COP yang diperoleh dari simulasi
termodinamika dengan parameter input yang telah disesuaikan sebesar 0.334.
• Performa komponen Evaporator berubah secara signifikan terhadap penurunan
Temperatur Chilled Water sebesar 51% dari temperatur ideal.
• Massa komponen Evaporator dalam kondisi ideal sebesar 100.592 kg. Jenis
Pool Boiling.
• Massa komponen Evaporator akan meningkat berbanding dengan
meningkatnya cooling load.
Chilled Water In
Hot Water In
13
SIMULASI RADERMACHER TANPA RECTIFIER & SHX EES
entalpi Laju aliran Tekanan Temperatur 7 6

titik Kualitas uap Fraksi massa
(kj/kg) (kg/s) (kPa) (C) Hot water pump Generator
1 -68.419 0.05 527.264 0 38.000 0.522818 Chilled Water Out

2 -67.251 0.05 1471.090 -0.001 38.091 0.522818
3
4 142.639 0.045 1471.090 0 84.402 0.472818 Fan
5 Condenser Absorber
6 142.639 0.045 527.264 0.093 54.954 0.472818
7 1309.912 0.005 1471.090 1 43.064 0.999634
8
4
9
10 180.832 0.005 1471.090 0 38.000 0.999634 12
11
12 180.832 0.005 527.264 0.124 5.626 0.999634
13 1243.63 0.005 527.264 0.975 6.000 0.999634
1
Strong solution
2 pump
10 Expansion valve
Chilled Water In
Hot Water In
13

SIMULASI MATLAB 7 6
Laju aliran Tekanan Temperatu
Titik entalpi (kj/kg) Kualitas uap Fraksi massa
(kg/s) (kPa) r (C) Chilled Water Out
1 -65.111 0.050 504.780 0.0000 38.000 0.5494

2 -66.420 0.050 1470.329 0.0000 38.051 0.5494
Fan
3
Absorber
4 152.030 0.045 1470.329 0.0000 82.529 0.4994 Condenser
5
6 152.030 0.045 504.780 0.0995 51.425 0.4994
7 1311.000 0.005 1470.329 1.0000 42.766 0.9996
4
8
9 12
10 181.790 0.005 1470.329 0.0000 38.000 0.9996
11
12 181.790 0.005 504.780 0.1420 5.626 0.9996 1
13 1245.400 0.005 504.780 0.9750 6.000 0.9996
Strong solution
2 pump
10 Expansion valve
Hasil dan Analisis
Desain Tangki Evaporator
𝐴 − 𝐴
𝑅,𝑖𝑛, 𝑣

𝑇𝑐h𝑤,𝑖𝑛
𝑅h𝑒𝑖𝑔h𝑡 ,𝑚𝑖𝑛

𝑅,𝑖𝑛,𝑙

𝑇𝑐h𝑤,𝑜𝑢𝑡

Bottom A
Lampiran
Q_E(i) = 0.5909 * (T_chwin(i) - T_eva_old(i)) - (T_chwout_old(i)-T_12)...
/ log((T_chwin(i) - T_eva_old(i-1))/(T_chwout_old(i-1)-T_12));
MassCHW(i) = A_tube * tubeshell_length_E * rho_w_TP((T_chwin(i)+T_chwout_old(i-
1))/2,101.325);
MassAmmonia(i) = rho_PQX(Plow,0,1)*bottom_eva*Z_tank_eva_old(1);
MassCHW_tube(i) = MCp_chw_E * (T_chwin(i)+T_chwout_old(i))/2;
MassVessel(i) = MCp_ref_E * (T_12+T_eva_old(i-1))/2;
COP(i) = Q_E(i)/Q_G;
% Input parameters
T13 = 6+273.15 ;%K, temperature at exit of the evaporator

T10 = 38+273.15 ;%K, temperature at exit of the condenser
T1 = 38+273.15 ;%K, temperature at exit of the absorber
% Mass fraction
XNH3_7 = 1;%-, mass fraction at exit the rectifier
% Quality of solution
Q1 = 0;%-, quality of liquid exiting absorber entering pump
Q4 = 0;%-, quality of liquid exiting the generator
Q7 = 1;%-, quality at vapour exit generator
%Q8 = 0;%-, quality of liquid returning from rectifier
%Q9 = 1;%-, quality at exit rectifier
Q10 = 0;%-, quality at exit condenser
Q13 = 0.975;%-, quality at exit evaporator
err_mabs = 0;
% Efficiencies
eta_pump = 1;%-, isentropic efficiency of pump
delta_X = 0.05;%-, difference between the mass fraction to and from the generator
mdot1 = 0.05;%kg/s, mass flow rate through solution pump
for i = 1:1
%DESORBER
EQ1 = @(mdot4,XNH3_4,Qdot_DES,...
Wpump,mdot2,XNH3_2,H2,...
mdot7,XNH3_10,Qdot_CON,XNH3_1,...
mdot10,XNH3_12,H12,tglide,mdot12,...
XNH3_13,Qdot_EVA,mdot13,err_absammonia,Qdot_ABS,...
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
mdot2 - mdot7 - mdot4;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
(mdot2 * XNH3_2) - (mdot7 * XNH3_7) - (mdot4 * XNH3_4);
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
(mdot2 * H2) + Qdot_DES - (mdot7 * (XNH3H2O('PXQ_H',P10, XNH3_7, Q7))) - (mdot4 * (XNH3H2O('PXQ_H',P10, XNH3_4,
Q4)));
%PUMP
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
Wpump - (mdot1 * (H2 - (XNH3H2O('TPQ_H',T1, P1, Q1))));
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
mdot1 - mdot2;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
XNH3_1 - XNH3_2;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
H2 - XNH3H2O('TPQ_H',T1, P1, Q1) - (XNH3H2O('TPQ_V',T1, P1, Q1) * (P10 - P1))/eta_pump;
%CONDENSER
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
(mdot7 - mdot10);
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
(XNH3_7 - XNH3_10);
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
Qdot_CON - (mdot7 * ((XNH3H2O('PXQ_H',P10, XNH3_7, Q7)) - (XNH3H2O('TPQ_H',T10,P10,Q10))));
%OVERDEFINED_ERROR
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
XNH3_1 - XNH3_4 - delta_X;
%EXPANSION VALVE MENUJU EVAPORATOR

P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
mdot10 - mdot12;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
XNH3_10 - XNH3_12;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
(XNH3H2O('TPX_H',T10,P10,XNH3_10)) - H12;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
tglide - T13 + XNH3H2O('PXH_T',P1,XNH3_12,H12);
%EVAPORATOR
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
mdot12 - mdot13;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
XNH3_12 - XNH3_13;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
Qdot_EVA - (mdot13 * ((XNH3H2O('TPQ_H',T13,P1,Q13))- H12));
%ABSORBER
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
mdot13 + mdot6 - mdot1 - err_mabs;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
(mdot13 * (XNH3_13)) + (mdot6 * (XNH3_6)) - (mdot1 * XNH3_1) - err_absammonia;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
(mdot13 * (XNH3H2O('TPQ_H',T13,P1,Q13))) + (mdot6 * H6) - (mdot1 * (XNH3H2O('TPX_H',T1,P1,XNH3_1)))
- Qdot_ABS;
%P1 dan P10 didefinisiin disini
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
504780 - P1;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
P10 - refpropm('P','T',T10,'Q',Q10,'ammonia','water',[XNH3_7 1-XNH3_7])*(1000);
%EXPANSION VALVE DESOBER TO ABSORBER
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
XNH3_4 - XNH3_6;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
(XNH3H2O('PXQ_H',P10,XNH3_4,Q4)) - H6;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
mdot4 - mdot6;
P1,P10,XNH3_6,H6,mdot6,T6)...
XNH3H2O('PXH_T',P1,XNH3_6,H6) - T6;
MCp_ref_E = (shell_weight_E + pan_weight_E*2) * Cp_ssteel;
MCp_chw_E = tubeshell_weight_E * Cp_Alloy;
pan_width_E = 0.53; %m,
pan_length_E = 1.99; %m,
bottom_area_E = 0.2; %m2, Pan area
mdot_chwin = 0.140689;
Cp_ssteel = 0.51; %kJ/kg.K,
Cp_alloy = 0.39; %kJ/kg.K,
cpchw = 4.2;
UA_E = 0.5909;
bottom_eva = 0.001988;
Plow = 527.264;
P_chw = 101.325;
Vflowchw = 0.000140689;
Q_12 = 0;
mdot_l_out_exv2 = 0.05;
mdot_v_out_eva = 0.05;
UA_E = 0.5909;
T_eva = 6;
T_12 = 6;
Vlm_chw_E = 0.129770674;
H_13 = 1.6115e+04;
XNH3_10 = 1;
assum = [Z_E_old(i-1),T_chwout_old(i-1),H_12_old(i-1)];
EQ1 = @(Z_E, T_chwout, H_12)...

mdot_l_out_exv2 - mdot_v_out_eva - (bottom_area_E * Z_E * 913.3875 - bottom_area_E * Z_E_old(i-1)
* 913.3875)/deltaT;
EQ2 = @(Z_E, T_chwout, H_12)...

Vflowchw * 1.0418e+03 * 4.2* (T_chwin(i) - T_chwout)...
- (UA_E * (((T_chwin(i) - T_eva) - (T_chwout - T_12))/log((T_chwin(i) - T_eva)/(T_chwout -
T_12))))...
- ((Vlm_chw_E * 1.0418e+03 * 4.2 * ((T_chwout+T_chwin(i))/2)...
+ MCp_chw_E * ((T_chwout+T_chwin(i))/2))...
- (Vlm_chw_E * 1.0418e+03 * 4.2 * ((T_chwout_old(i-1)+T_chwin(i))/2)...
+ MCp_chw_E * ((T_chwout_old(i-1)+T_chwin(i))/2)))/deltaT;
EQ3 = @(Z_E, T_chwout, H_12)...

mdot_l_out_exv2 * H_12...
- mdot_v_out_eva * H_13...
- ((bottom_area_E * Z_E * 630.8055 * H_12...
+ MCp_ref_E * T_12)...
- (bottom_area_E * Z_E_old(i-1) * 630.8055 * H_12_old(i-1)...
+ MCp_ref_E * T_12))/deltaT;
tubeshell_density_E = 8440; %kg/m3,
tubeshell_number_E = 1; %-, assumption
tubeshell_dia_out_E = 0.0117; %m, assumption
tubeshell_thickness_E = 1.05/1000; %m, assumption
tubeshell_length_E = 17.2201; %m, assumption
tubeshell_weight_E = tubeshell_density_E * pi * tubeshell_dia_out_E *
tubeshell_thickness_E * tubeshell_length_E * tubeshell_number_E; %kg,
shell_density_E = 7955; %kg/m3, reference?

shell_thickness_E = 1.5/1000; %m, assumption
shell_length_E = 1; %1.992;%m, from KTE picture
shell_develop_E = 1.590; %m, from KTE picture
pan_weight_E = 2.372;
shell_weight_E = shell_density_E * shell_thickness_E* shell_length_E *
shell_develop_E;
V_tank = 0.2*1;
Q_E(i) = 0.5909 * (T_chwin(i) - T_eva_old(i)) - (T_chwout_old(i)-
T_12)...
/ log((T_chwin(i) - T_eva_old(i-1))/(T_chwout_old(i-1)-T_12));
MassCHW(i) = A_tube * tubeshell_length_E * rho_w_TP((T_chwin(i)
+T_chwout_old(i-1))/2,101.325);
MassAmmonia(i) = rho_PQX(Plow,0,1)*bottom_eva*Z_tank_eva_old(1);
MassCHW_tube(i) = MCp_chw_E * (T_chwin(i)+T_chwout_old(i))/2;
MassVessel(i) = MCp_ref_E * (T_12+T_eva_old(i-1))/2;
COP(i) = Q_E(i)/Q_G;
Lampiran
Kesimpulan
• Model simulasi tunak yang telah tervalidasi dapat dilanjutkan untuk
menghasilkan model dinamik pada system Absorption Chiller
𝐴 − 𝐴
• Didapatkan nilai kinerja sistem berupa COP yang diperoleh dari simulasi
termodinamika dengan parameter input yang telah disesuaikan sebesar 0.334.
• Performa komponen Evaporator berubah secara signifikan terhadap penurunan
Temperatur Chilled Water sebesar 51% dari temperatur ideal.
𝑅,𝑖𝑛, 𝑣

𝑇𝑐h𝑤 ,𝑖𝑛
𝑅h𝑒𝑖𝑔h𝑡 ,𝑚𝑖𝑛

𝑅,𝑖𝑛,𝑙


Bottom A
Metode Penelitian
Desain Absorber
Energy balance Equation
Logarithmic mean temperature difference
Massa Absorber terhadap waktu
Persamaan Mass Balance terhadap waktu

Hasil Penelitian
Chilled Water In
Hot Water In
13

7 6
Chilled Water Out
Fan
Condenser Absorber
12
Strong solution
2 pump
10 Expansion valve
Hasil Penelitian
Estimasi berat komponen
Evaporator Absorber
-
𝑇𝑐h𝑤,𝑖𝑛
𝑅h𝑒𝑖𝑔h𝑡 , 𝑚𝑖𝑛


Bottom A
pi = 3.14;
shell_density_E = 7955; %kg/m3, reference?
shell_thickness_E = 1.5/1000; %m, assumption
shell_length_E = 1; %1.992;%m, from KTE picture
shell_develop_E = 1.590; %m, from KTE picture
pan_weight_E = 2.372;
shell_weight_E = shell_density_E * shell_thickness_E* shell_length_E * shell_develop_E;
V_tank = 0.2*1;
tubeshell_density_E = 8900; %kg/m3, reference?

tubeshell_number_E = 1; %-, assumption
tubeshell_dia_out_E = 0.0117; %m, assumption
tubeshell_thickness_E = 1.05/1000; %m, assumption
tubeshell_length_E = 17.2201; %m, assumption
tubeshell_weight_E = tubeshell_density_E * pi * tubeshell_dia_out_E * tubeshell_thickness_E * tubeshell_length_E * tubeshell_number_E; %kg,
A_tube = 3.14*(tubeshell_dia_out_E-(tubeshell_thickness_E*2)) * (tubeshell_dia_out_E-(tubeshell_thickness_E*2))/4; %0.007536 m^2
V_tube = 0.129770674;
tubeplate_density_E = 7830; %kg/m3, reference?
tubeplate_thickness_E = 16/1000; %m, assumption
tubeplate_width_E = 0.8; %m, assumption
tubeplate_height_E = 0.645; %m, assumption
tubeplate_weight_E = tubeplate_density_E * tubeplate_thickness_E * tubeplate_width_E * tubeplate_height_E * 2; %kg,
tubefluid_dia_in_E = 0.01410; %m, assumption

tubefluid_lenght_E = 2.025; %m, assumption
tubefluid_number_E = 240; %m, assumption
tubefluid_volume_E = pi * (tubefluid_dia_in_E/2)^2 * tubefluid_lenght_E * tubefluid_number_E; %m3,
%Vlm_chw_E = tubefluid_volume_E + waterboxfluid_volume_E; %m3,
%Internal fluid
pan_width_E = 0.53; %m,
pan_length_E = 1.99; %m,
bottom_area_E = 0.2; %m2, Pan area
mdot_chwin = 0.140689;
Cp_ssteel = 0.51; %kJ/kg.K,
Cp_copper = 0.39; %kJ/kg.K,
cpchw = 4.2;
UA_E = 0.5909;
bottom_eva = 0.001988;
Plow = 504.78;
P_chw = 101.325;
Vflowchw = 0.000140689;
Q_12 = 0;
mdot_l_out_exv2 = 0.05;
mdot_v_out_eva = 0.05;
UA_E = 0.5909;
T_eva = 6;
T_12 = 6;
Vlm_chw_E = 0.129770674;
H_13 = 1245.400;
XNH3_10 = 1;
X = 0.9;
MCp_ref_E = (shell_weight_E + pan_weight_E*2) * Cp_ssteel; %kJ/K, Mass specific heat againts outlet absorber solution temperature
MCp_chw_E = tubeshell_weight_E * Cp_copper;
%VARIABLE
T_chwout_old(1) = 6;
H_12_old(1) = 6;
Z_E_old(1) = 0.2;%m
for i = 2:60
deltaT = 0.1;
%%
if i >= 21
T_chwin(i) = 15;
% mdot_chwin(i) = 0.150689;
%
else
%%
T_chwin(i) = 15;
% mdot_chwin(i) = 0.140689;
end
Ayou, D. S., & Coronas, A. (2020). New developments and progress in absorption chillers for solar cooling
applications. In Applied Sciences (Switzerland) (Vol. 10, Issue 12). https://doi.org/10.3390/app10124073
Corrada, P., Motta, N., Bell, J., Guan, L., & Joppolo, C. M. (2015). " Low Temperature Solar Cooling System With
Absorption Chiller and Desiccant Wheel ".
Grossman, G. (2002). Solar-powered systems for cooling, dehumidification and air-conditioning. Solar Energy, 72(1),
53–62. https://doi.org/10.1016/S0038-092X(01)00090-1
Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). 済無 No Title No Title. In Journal of Chemical
Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Henning, H. M. (2007). Solar assisted air conditioning of buildings - an overview. Applied Thermal Engineering,
27(10), 1734–1749. https://doi.org/10.1016/j.applthermaleng.2006.07.021
Klein, S., & Nellis, G. (2014). Mastering EES. 608.
Lee, S. K., Lee, J. W., Lee, H., Chung, J. T., & Kang, Y. T. (2019). Optimal design of generators for H2O/LiBr
absorption chiller with multi-heat sources. Energy, 167, 47–59. https://doi.org/10.1016/j.energy.2018.10.185
Wang, R. Z., Ge, T. S., Chen, C. J., Ma, Q., & Xiong, Z. Q. (2009). Solar sorption cooling systems for residential
applications: Options and guidelines. International Journal of Refrigeration, 32(4), 638–660.
https://doi.org/10.1016/j.ijrefrig.2009.02.005
Michael J. Moran.1998. Termodinamika Teknik, Jilid Dua. Erlangga : Jakarta
Herold, K. E., Radermacher, R., & Klein, S. A. (2016). Absorption Chillers and Heat Pumps 2nd Edition. Boca Raton:
CRC Press.
Dynamic Performance Analysis for an Absorption Chiller under Different Working Conditions, Jian Wang, Sheng
Shang, Xianting Li, Baolong Wang, Wei Wu and Wenxing Shi. 2017
⁰C
Detik (t)

Modelling Absorption Chiller

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Modelling Absorption Chiller

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

SKRIPSI

PERMODELAN DAN PENENTUAN KOMPONEN EVAPORATOR PADA

04 Hasil & Pembahasn

• Lanskap ini akan berubah secara dramatis

• Proyeksi oleh Badan Energi Internasional (IEA)

• Rectifier dan Solution Heat Exchanger pada sistem tidak digunakan.

• Fluida yang tertampung sesuai dengan suhu

Hot Water Out Evaporator

1 – strong solution menuju pompa.

10 – liquid refrigerant menuju

Beroperasi diatas tekanan atmosfer

Life-span sekitar 25 tahun

Evaporator dapat beroperasi pada temperatur 6

Menghasilkan data Mendapatkan model Menghasilkan model Menguji hasil tunak

Komponen Kesetimbangan Massa Kesetimbangan Energi

Energy balance External Equation

Logarithmic mean temperature difference

Massa Evaporator terhadap waktu

Energy balance Internal Equation terhadap waktu

• Parameter studi komponen dinamik :

Hasil dan Analisis

• Menggunakan hasil dari aplikasi EES

• Membandingkan hasil simulasi EES

Deviasi Panas (%)

Perbandingan kapasitas thermal

• Menggunakan hasil dari aplikasi

𝑸𝒆𝒗𝒂𝒑 = 𝑸𝒆𝒗𝒂𝒑 , 15− 𝑸𝒆𝒗𝒂𝒑 ,18 .100 %

Iterasi dalam detik

delta T = 0 delta T = 1 delta T = 2 delta T = 3

Respon dinamik Evaporator

• Material Vessel Evaporator

Massa Chilled Water (kg)

Massa total Vessel (kg)

Massa cairan massa tube air Massa Total

entalpi Laju aliran Tekanan Temperatur 7 6

1 -68.419 0.05 527.264 0 38.000 0.522818 Chilled Water Out

Hot Water Out Evaporator

1 -65.111 0.050 504.780 0.0000 38.000 0.5494

T13 = 6+273.15 ;%K, temperature at exit of the evaporator

%EXPANSION VALVE MENUJU EVAPORATOR

EQ1 = @(Z_E, T_chwout, H_12)...

EQ2 = @(Z_E, T_chwout, H_12)...

EQ3 = @(Z_E, T_chwout, H_12)...

shell_density_E = 7955; %kg/m3, reference?

Energy balance Equation

Logarithmic mean temperature difference

Massa Absorber terhadap waktu

Persamaan Mass Balance terhadap waktu

Hot Water Out Evaporator

Chilled Water Out

tubeshell_density_E = 8900; %kg/m3, reference?

tubefluid_dia_in_E = 0.01410; %m, assumption

%Vlm_chw_E = tubefluid_volume_E + waterboxfluid_volume_E; %m3,

Anda mungkin juga menyukai