bentuk, penyebaran roman muka bumi dan dimensinya ROMAN MUKA BUMI • Relief yang meliputi gunung, bukit, lembah, dataran, tebing dan sejenisnya • Drainase (pola aliran air), termasuk di dalamnya laut, sungai, danau, rawa, terusan • Culture ( hasil rekayasa manusia ) yang meliputi kota, jalan antar kota, jalan antar desa, jalan setapak, rel kereta api, lapangan terbang, pelabuhan laut, batas daerah dan nama tempat serta sejenisnya Peta topografi • Gambaran vertikal (proyeksi orthogonal) dari penggambaran angka-angka hasil pengukuran geodetik di lapangan. • Teknik penggambaran peta topografi di mulai secara manual, berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi yang ditindaklanjuti dengan aplikai digitasi yang memanfaatkan program komputer. Digital Elevation Model (DEM) surface Peta topografi yang lengkap selalu disertai hal-hal sebagai berikut: (1). Skala peta, (2). Nomor lembar peta dan nama geografinya, (3). Deklinasi, selisih antara utara magnetik dan arah utara geografis (4). Kedudukan lembar peta terhadap lembar peta yang lain (bladwijzer = index to ajoining sheets), (5). Garis kontur, (6). Relief, drainase dan culture, (7). Legenda atau keterangan. Skala Peta • Pada umumnya skala peta dituliskan di bagian bawah garis batas gambar peta. Cara menuliskan skala peta dapat dengan: • Sistem equivalent: 1 inch = 1 mile • Sistem grafis: 0------====1 km
• Sistem RF (Representative Fraction), yaitu
ditunjukkan dalam perbandingan dengan angka misal: 1: 25.000, artinya jarak 1 cm di peta = 25.000 cm di lapangan = 250 meter (secara horizontal) Perlu dicatat: • Besaran nilai skala suatu peta topografi ini hanya berlaku untuk memperhitungkan ukuran panjang suatu satuan jarak antar tempat atau lokasi dalam tatacara teknik penggambaran pada selembar kertas. • Besaran nilai skala, tidak berlaku dalam melukiskan tebal suatu garis dan sejenisnya. Misal tebal garis untuk jalan, lebar rel kereta api, lebar sungai tidak mungkin dilukiskan pada selembar kertas dengan mengikuti kaidah pengertian dan makna dari skala. Teknik penggambaran jalan, lebar rel kereta api, lebar sungai dan sejenisnya tersebut lebih ditekankan pada estetika atau kerapian dalam teknik penampilan sebuah peta. Peta topografi terbitan P3G • Peta topografi yang diterbitkan oleh P3G (Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi) untuk skala peta 1:25.000, ukuran panjang dan lebar (merupakan bentuk bujur sangkar, ukuran panjang = ukuran lebar) peta adalah 5’ (5 menit) yang identik dengan 9 km. • Dengan demikian maka 1o = 60/5 x 9 km = 108 km. Peta terbitan Bakosurtanal • Untuk peta yang diterbikan oleh Bakosurtanal mempunyai bentuk empat persegi panjang (bukan bentuk bujur sangkar). • Peta topografi yang diterbitkan oleh Bakosurtanal (kemudian disebut sebagai Peta Rupa Bumi = PRB), misal untuk skala 1: 250.000, ukuran panjang telah ditentukan 1o30’ dan ukuran lebar 1o. • Dengan demikian pembagian peta terbitan Bakosurtanal untuk skala 1:250.000, ukuran panjang (arah timur-barat) adalah 1o30’ dan ukuran lebar (arah utara-selatan) adalah 1o, mempunyai bentuk empat persegi panjang (bukan bentuk bujur sangkar) Ekspresi Relief • Garis kontur (contour lines) adalah garis yang merupakan tempat kedudukan titik-titik dipermukaan bumi yang berdekatan dan mempunyai nilai ketinggian yang sama terhadap bidang referensi. • Sudah merupakan kesepakatan, bahwa bidang referensi ini dipergunakan permukaan laut sebagai titik nol. Namun demikian untuk kepentingan tertentu yang sifatnya khusus, bidang referensi tidak harus terhadap permukaan laut. Garis-garis kontur • Peta dengan garis kontur umum dipergunakan sebagai peta dasar dalam membuat peta geologi karena diyakini lebih praktis. • Nilai ketinggian suatu tempat dapat diketahui dengan pasti dan cepat, • Warna yang dipergunakan untuk menggambar peta topografi dapat dan dibenarkan hanya satu yaitu warna hitam di atas kertas yang berwarna putih. • Disamping itu notasi-notasi geologi yang lain baik itu merupakan symbol struktur geologi, symbol lithologi dan symbol lainnya, misalkan jalan, sungai tidak “tenggelam” dalam peta topografi dengan model garis kontur. Anda juga dipermudah dalam membaca peta geologi. Lanjutan Garis-garis kontur… • Dengan adanya nilai absolute besaran ketinggian garis kontur pada peta topografi, anda juga menjadi dipermudah dalam membuat garis profil (profile line) topografi pada sayatan geomorfologi atau pada sayatan atau penampang geologi. • Garis kontur merupakan suatu garis sifatnya harus tertutup (bersambung) baik dalam dimensi lokal ataupun dimensi regional. Itulah sebabnya mengapa dalam teknik penggambaran peta topografi, garis-garis kontur dilukiskan hingga pada pinggir peta. Namun demikian, hal ini tidak berlaku apabila dalam satu lembar peta terdapat daratan yang berbatasan dengan laut. Perhatikan cara menuliskan angka nilai ketinggian garis kontur Peta Dasar Pemetaan Geologi • Mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, peta topografi dengan garis kontur ini-lah yang disarankan untuk dipergunakan sebagai peta dasar untuk membuat peta geologi. Dengan demikian peta geologi yang dihasilkan akan mudah dibaca, sehingga tujuan membuat peta agar mempermudah pemakai peta dapat tercapai. Peta model hachures MAKNA VARIASI GARIS KONTUR PADA INTERPRETASI GEOLOGI Dari tampilan garis-garis kontur yang tergambarkan pada peta topografi, seorang geologist sudah mampu menginterpretasi kesulitan yang akan dihadapi pada saat melakukan penelitian di lapangan. Penyuguhan peta topografi dengan garis-garis kontur dapat dimanfaatkan untuk melakukan interpretasi: •Keadaan topografi suatu daerah, •Tingkat keragaman resistensi batuan di suatu daerah, •Jenis batuan penyusun lithologi yang tersingkap, •Kemungkinan adanya strukur perlipatan atau patahan. Makna Peta Topografi • Interpretasi peta topografi akan menjadi lebih mendekati kebenaran dan memiliki validitas tinggi, bila didampingi atau dikombinasi dengan hasil interpretasi foto udara. • Kenampakan peta topografi yang besaran nilai ketinggian tempat digambarkan dengan garis-garis kontur, dan setelah dilukiskan secara keseluruhan pada selembar kertas dapat dimanfaatkan oleh geologist untuk melakukan interpretasi keadaan geologinya suatu daerah. Teknik pendekatan analisa ini sering disebut dengan istilah Teknik Interpretasi Peta Topografi. DRAINAGE PATTERN. • Drainage pattern (pola aliran) sungai pasti tampak pada peta topografi, ataupun pada foto udara. • Pola aliran sungai yang digambarkan pada peta topografi, atau tampilan pada foto udara meliputi sungai permanent dan sungai intermitten. • Sungai permanent adalah sungai yang mengalirkan air sepanjang musim (baik pada musim kemarau ataupun pada musim hujan, tentu saja dengan besaran debitnya berbeda). • Sungai intermitten adalah sungai yang hanya mengalirkan air pada musim hujan saja. Kenampakan pola aliran sungai kaitannya dengan keadaan geologi suatu daerah • Pada peta topografi selain garis kontur juga dicantunkan keberadaan sungai. Sungai merupakan ekspresi daerah dengan penyebaran lithologi yang lemah atau tingkat resistensi rendah, mudah tererosi. • Zona patahan merupakan daerah yang lemah, ditempat tersebut akan terbentuk breksiasi, milonit. Keduanya merupakan bagian yang lemah dan mudah tererosi. Zona patahan biasanya pada peta topografi merupakan garis-garis yang relative lurus. • Hal serupa kemudian akan terekspresikan sebagai sungai. Oleh sebab itu apabila pada peta topografi, atau pada foto udara, foto Econos, bahkan dalam peta topografi skala regional atau tampil dalam bentuk bentang alam pada Google Earth, kenampakan terjadinya sungai yang hampir lurus dapat dan kuat diduga merupakan suatu jalur patahan. Kenampakan pola aliran sungai kaitannya dengan keadaan geologi … • Patahan geologi yang dianggap “sudah mati” sangat mungkin dapat terjadi reaktivasi (aktif) kembali apabila ada trigger yang bersifat endogen (berasal dari dalam kulit bumi, misal kekuatan yang timbul akibat gempa tektonik). • Sebagai contoh, patahan Sungai Opak (lihat peta geologi Lembar Jogyakarta) yang diyakini “telah mati”, terjadi reaktivasi sebagai akibat gempa tektonik Jogyakarta, yang terjadi pada hari Sabtu, tanggal 27 Mei 2006. Rumah- rumah yang dibangun di daerah lembah sekitar sungai Opak merupakan daerah yang paling parah mengalami kerusakan. REPRODUKSI PETA TOPOGRAFI • Apabila anda membeli peta topografi masa kini, yang dikenal sebagai PETA RUPA BUMI (diterbitkan oleh Bakosurtanal), dicetak dengan berbagai macam warna pada satu peta. • Bila peta ini dipergunakan sebagai peta dasar untuk membuat peta geologi, akan menimbulkan sedikit masalah dalam menampilkan symbol-symbol peta geologi yang diekspresikan dengan warna (bukan dengan gambar-gambar). • Dengan teknologi reproduksi atau foto copy muthakir yang telah dikembangkan, warna-warna pada PETA RUPA BUMI, dapat dihilangkan, sehingga yang tampak dan diperoleh adalah peta kontur dengan dasar kertas putih, tulisan huruf dan angka serta garis-garis penyertanya dapat diubah menjadi warna hitam termasuk warna garis konturnya. • Peta hasil reproduksi ini dapat dipergunakan sebagai peta dasar untuk berbagai keperluan dalam membuat peta thematik, termasuk sebagai peta dasar untuk membuat peta geologi. Peta Rupa Bumi terbitan Bakosurtanal (yang asli) Telah tercantum keterangan sebagai berikut: • Gedung dan bangunan lain meliputi: permukiman, bangunan, tempat bangunan sejarah, kantor pemerintah, menara, tambang, sumur bahan bakar, sumur gas`alam, pusat pembangkit listrik, kawat listrik tegangan tinggi, pipa bahan bakar. • Perhubungan meliputi: jalan arteri-satu jalur, dua jalur, jalan kolektor, jalan sedang dibangun, jalan lain, jalan setapak, tambangan, jalan kereta api, stasiun, terowongan, lapangan terbang, lapangan terbang internasional, • Relief dan titik kontrol meliputi: garis kontur, kontur indeks, garis kontur bantuan, tebing, batu-daerah pasir atau kerakal, tinggi titik, titik kontrol geodesi. • Tumbuh-tumbuhan: meliputi: sawah, perkebunan, hutan, belukar, ladang. • Batas administrasi meliputi: batas negara, batas propinsi, batas kabupaten atau kota, batas kecamatan, batas hutan lindung. • Perairan meliputi: garis pantai, batu karang, terumbu, beting karang, sungai, air terjun, arah aliran, rawa, empang, penggaraman, danau, terusan atau saluran air, bendungan, tempat berlabuh, menara suar. TEMPAT MEMPEROLEH PETA TOPOGRAFI • Di Indonesia peta topografi dengan berbagai macam skala dapat diperoleh di Direktorat Geologi Bandung, Jalan Diponegoro 57 Bandung (sekarang disebut sebagai Pusat Pengembangan dan Penelitian Geologi Bandung = P3G Bandung), atau di Kantor Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) c.q. Pusat Pemetaan Dasar Rupa Bumi dan Tata Ruang, jln. Raya-Bogor,km.46, Cibinong, Jakarta, Indonesia, telephon/Fax: 021-87901254. • Peta terbitan Bakosurtanal juga dapat dibeli di outlet peta Bakosurtanal di beberapa kota besar yang ada Perguruan Tinggi atau Universitas yang menyelenggarakan pendidikan disiplin ilmu kebumian, antara lain geologi, ataupun geografi. Di Jogyakarta, outlet tersebut bertempat di Ruko, Kompleks Puskesmas Depok, yang berada di sebelah utara Kompleks Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jogyakarta.