Pembimbing :
dr. Ratna Relawati, Sp.KF., M.si.Med
Nama Kelompok :
- Asyifa Nuriazahra (30101607614)
- Dita Oktaviani A (30101607638)
- Gea Rahmat Hapsara (30101607652)
- Gede Bagus Galih R (301016076)
- Haidarotul adyan (30301607659)
- Silmi Durrotun N (30101607739)
- Ajat Sudrajat (30101700009)
- Aysha Salsabiela NT (30101700033)
- Reihana Fara (30101700148)
Tahun terbit v
JUDUL
PENULIS
INSTITUSI
ABSTRAK
Musca Domestica (Diptera: Muscidae) merupakan hama kosmopolitan
penting dengan potensi nilai forensic. Penelitian perkembangan M.domestica
sangat penting baik untuk kontrol koloninya dan untuk estimasi interval
postmortem minimum (PMImin).
.
• Saat ini ada banyak penelitian tentang perkembangan M. domestica, yang telah
memberikan data dasar yang berharga tentang perkembangannya. Namun memiliki
rentang suhu yang sempit dan interval yang terlalu lama.
• Untuk itu, perlu dibuat data dasar perkembangan M. domestica, yang lebih tepat
dapat memenuhi persyaratan untuk aplikasi entomologi forensik.
2.
Materials and Methode
PEMBENTUKAN KOLONI
Spesimen M. domestica yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari
bangkai babi ditempatkan di lapangan dekat Pusat Otopsi Forensik Suzhou,
Cina .
Kotak diletakkan pada suhu kamar (sekitar 25,0 C) dengan kelembaban sekitar
70% dan cahaya alami.
Setelah eclosion, larva dewasa diberi makan campuran susu bubuk dan
gula dengan perbandingan1:1 dan air tawar.
5 hari setelah eclosion, 20 g campuran daging babi tanpa lemak segar dan dedak
gandum (dicampur dengan perbandingan massa 3:1) ditambahkan untuk
menginduksi oviposisi oleh larva dewasa
Piring berisi daging babi dan dedak dimasukkan ke dalam kandang untuk
menginduksi oviposisi.
Massa telur yang mengandung 1500 telur (dianggap sebagai ulangan) yang disimpan pada
daging babi dalam waktu 1 jam secara hati-hati dibagi menjadi 6 bagian (250 telur per porsi),
yang masing-masing ditempatkan ke dalam piring berisi daging babi dan dedak.
Massa telur disimpan secara terpisah, dan kotak pemeliharaan yang lebih besar digunakan untuk
menghindari peningkatan suhu yang disebabkan oleh kepadatan larva. Kotak pemeliharaan
kemudian dimasukkan ke dalam inkubator lingkungan mikro
Uji Statistik one way ANOVA dengan Fisher LSD post hoc test
digunakan untuk menganalisis efek suhu terhadap durasi
perkembangan.
Analisis Data
Next...
kisaran suhu 16-25 C Laju perkembangan berbeda secara signifikan antara setiap suhu yang
berbeda
kisaran suhu 28-34 C perbedaan Laju perkembangan menjadi kurang begitu jelas.
Background
Gambar 3. Perubahan dalam M. domestica panjang tubuh larva (mm) dari waktu ke
waktu (h) pada suhu konstan yang berbeda.
Tabel 3. perubahan panjang tubuh larva terhadap waktu.
Hasil
waktu setelah menetas sebagai variabel bebas dan panjang tubuh larva sebagai variabel terikat.
F Value dari
persamaan
tersebut adalah >
1854.0;
Nilai P adalah
<0,001.
Koefisien determinasi (R2), nilai F, dan nilai P didapatkan kecocokan persamaan yang tinggi
Tabel Persamaan, degrees of freedom (df), and coefficients of determination (R2) antara panjang badan (L) (mm) dari M. domestica
larva dan waktu setelah menetas (T) (d) pada setiap tujuh suhu yang konstan.
Penerapan Kasus M. domestica dalam estimasi PMI (interval postmortem minimum ).
Menurut Peraturan Asuransi Cedera Terkait Pekerjaan (Cina), karyawan yang meninggal segera atau dalam
waktu 48 jam setelah perawatan darurat untuk penyakit yang tiba-tiba timbul selama jam kerja di tempat
kerja akan dianggap mengalami cedera terkait pekerjaan.
Pada 2 Agustus 2017 Pukul
14:30 , tim tiba di Pusat Otopsi
Forensik.
Mengumpulkan 15
belatung dari dalam
Disimpan dalam Etanol 80%.
celana pendek, pantat
dan perineum.
Dalam hal ini, tidak ada jejak serangga yang memakan mayat.
Belatung ini kemungkinan memakan campuran tinja dan urin dari
M. Domestica memerlukan waktu 40 jam
untuk berkembang menjadi larva instar
ketiga pada 34 °C setelah oviposisi.
Dengan adanya :
• Lalat bungkuk/ Humpbacked fly
• black scavenger fly
• Lebah parasit
Jeffrey D Wells • Tungau
Mempengaruhi hasil
Memelihara larva Lucilia sericata (Meigen)
50,100,250 dan 500
Leigh Nelson
Terdapat 2 hasil
• M. domestica dewasa tertarik pada tinja dan urin yang terbuka bertelur segera
setelah kematian.
• Interval pra-penampilan estimasi akurat PMI.
Perlu Penelitian Lebih Lanjut
Penelitian lanjut untuk lebih memvalidasi hasil perhitungan M. domestica pada suhu
ambang perkiraan atau lebih rendah mengurangi potensi kesalahan
2 Deskripsi Judul +
3 Daftar penulis sesuai aturan jurnal +
4 Korespondensi Penulis +
5 Tempat dan waktu penelitian dalam judul -
D
D
Abstrak
D
1 Abstrak 1 paragraf +
2 Mencakup IMRC +
3 Secara keseluruhan informatif +
4 Tanpa singkatan selain yang baku +
5 Kriteria inklusi +
D
6 Kriteria ekslusi
7 Perkiraan dan perhitungan besar sampel +
8 Perincian cara penelitian +
9 Blind -
10 Uji statistik +
11 Program komputer +
12 Persetujuan subjektif -
Critical Appraisal
Hasil
1 Jumlah Subjek +
2 Tabel karakteristik subjek -
3 01 hasil penelitian
Tabel 03 +04
4 Komentar dan pendapat penulis tentang hasil -
5 Tabel analisis data dengan uji +
Pembahasan, Kesimpulan, Daftar, Pustaka
1 Pembahasan dan kesimpulan terpisah +
2 Pembahasan dan kesimpulan dipaparkan dengan +
jelas
D
3 Pembahasan mengacu dari penelitian sebelumnya +
D
5 Keterbatasan penelitian -
6 Simpulan utama -
7 Simpulan berdasarkan penelitian -
8 Saran penelitian -
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan - (karena > 5 tahun)
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Entomologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari, segala
sesuatu mengenai serangga. Serangga sendiri termasuk kedalam
kelompok yang lebih besar yaitu filum Arthopoda
• kaki beruas
• Tubuh bersegmen
• Setiap segmen memiliki embelan
Definisi
Entomologi forensik merupakan ilmu yang mempelajari tentang serangga dan
antropoda lain yang digunakan dalam peradilan. Ilmu entomologi memfokuskan
mengenai distribusi, biologi, dan sifat serangga pada suatu mayat yang membantu
penyidik dalam mengestimasi lokasi, waktu, dan kondisi persekitaran saat suatu
kejahatan itu dilakukan
Peran Entomologi Forensik
Apakah jaringan tubuh atau mayat telah dipindah dari suatu lokasi ke
lokasi lain, dengan cara mengidientifikasi serangga di sekitar tempat
kejadian perkara.
JENIS SERANGGA
Famili ini dibagi menjadi dua golongan yaitu metallic calliphoridae (warna cerah) dan non-
metallic calliphoridae (warna gelap)
✘ Lalat dewasa memiliki panjangnya 6-14 mm, Larva matur blow flies memiliki panjang
8-23 mm.
Contoh : Green bottle flies (genus phaenicia), blue bottle flies (genus calliphora), genus cochliomyia dan
genus chrysomyia
warna belang abu-abu hitam pada thorax spirakel posterior di ujung abdomen
dan dikelilingi oleh tuberkel
mata
merah
terang memiliki 3 buah
spiracular slits yang
tersusun convergen
terhadap botton
Panjang 2-14 mm
Lalat ini tertarik terhadap mayat atau bangkai dalam berbagai keadaan, baik panas, kering, teduh, basah, dalam
maupun luar ruangan. Mereka tidak meletakkan telurnya pada tubuh mayat. Sehingga ketika menghitung interval
postmortem, waktu yang diperlukan bagi telur untuk berkembang menjadi larva harus dihilangkan
C.Famili Muscidae
Famili ini biasanya muncul pada tubuh mayat sesudah blow flies dan flesh flies.
Mereka juga meletakkan telur-telurnya pada lubang-lubang yang ada pada tubuh.
Siklus hidup lalat
2. Kumbang (ordo Coleoptera)
a. Famili Silphidae (Kumbang Bangkai)
Memiliki kebiasaan mengubur bangkai dengan Memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, umumnya
ukuran kecil di bawah tanah sebagai makanan memiliki panjang 15-30 mm.
bagi anaknya.
b. Famili Staphylinidae (Kumbang Pengelana)
famili ini termasuk serangga yang pertama datang ke tubuh mayat memakan
larva dari semua jenis lalat dan akan meletakkan telur- telurnya pada tubuh
mayat tersebut
Perkiraan Waktu Kematian
Lalat serangga yang paling Menempatkan telurnya dalam Berubahnya bentuk luka atau
umum dikaitkan dengan orificium tubuh atau pada luka bahkan hancurnya daerah
pembusukan. terbuka sekitar luka.
2. Bloated Stage
- Produksi gas oleh bakteri pemecah jaringan.
- Telur larva (dekomposisi) melalui
peningkatan aktivitas perusakan jaringan
peningkatkan suhu tubuh hingga 127 °F.
Semakin tinggi suhu tubuh aktivitas bakteri
yang terjadi lebih banyak.
3. Decay Stage
- Kulit pecah dan cairan tubuh menyerap ke area
sekitar.
- Larva akan berhenti makan dan pergi dari tubuh.
Beberapa akan bergerak sejauh 20 meter.
- Kumbang serangga paling umum pada akhir
fase ini.
4. Post-Decay stage
Kumbang paling banyak
ditemukan pada tubuh.
5. Skeletal Stage
Hanya serangga tanah
yang dapat ditemukan
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Pengumpulan Sampel
Ten Basic Rules for Collection
1.Ambil foto close-up dari semua lokasi artropoda
2. Usahakan untuk tidak menggunakan blitz terutama pada foto digital.
3. Selalu sertakan alat ukur dalam setiap foto yang diambil untuk menjelaskan ukuran
larva atau bentuk serangga lain.
4.Kumpulkan kira-kira satu sendok makan penuh serangga dari minimal 3 lokasi berbeda
dari tempat kejadian perkara dan untuk serangga dari tubuh mayat, letakkan pada 3
wadah bertutup yang bening.
5. Jangan memasukkan serangga ke dalam isopropyl atau formalin, sebagai gantinya
gunakan ethanol 98% bagi setengah dari jumlah serangga yang kita kumpulkan.
6. Matikan serangga dengan air panas sebelum meletakkannya dalam ethanol.
7.Masukkan setengah jumlah spesimen pada pendingin.
8. Lengkapi setiap wadah sampel dengan label dengan informasi tanggal, inisial,
waktu dan lokasi.
9.Konsultasikan dengan entomology forensik yang berpengalaman untuk setiap
pertanyaan yang timbul saat pengumpulan sampel dan pemrosesannya.
10. Identifikasi dan analisa harus dilakukan dengan bantuan entomolog.
Sampel yang dikumpulkan mencakup semua stadium serangga dan diambil dari
area tubuh berbeda, antara lain diambil dari pakaian dan dari tanah atau
karpet. Serangga lebih sering berkumpul di luka dan di area orifisium natural
Pemberian Label Spesimen
Serangga yang dikumpul dari suatu bagian tubuh harus dipisahkan dari
bagian tubuh yang lain. Spesies yang berbeda juga dipisahkan. Setiap botol
sebaiknya diberi label yang terdiri dari :
(1) Area tubuh / tanah.
(2) Tanggal dan waktu pengumpulan
(3) Nama kolektor
(4) Fase hidup serangga
Pengemasan Spesimen
Serangga dibawa ke ahli entomologi forensik sesegera mungkin
pertahankan kontinuitas