Anda di halaman 1dari 38

LOGIKA 2:

LOGICAL FALLACY
DARI JENIS PELAKUNYA

 Golongan Sofis: golongan yang secara


sengaja melakukan kesalahan dalam berfikir,
dengan tujuan untuk mengubah opini demi
mencapai tujuan tertentu di luar kebenaran.
 Golongan Paralogi: golongan yang melakukan
kesalahan berfikir namun tidak menyadari
kekeliruan dan akibat dari pemikirannya
karena selalu menganggap dirinya benar.
PROPOSITIONAL FALLACIES
 Mengingkari Antaseden
 Pernyataan: "Punya Ferari menunjukkan bahwa yg punya
orang kaya“
 Fallacy: "Yang tidak punya Ferrari adalah orang miskin".
 Mengafirmasi Consequent
 Pernyataan : "Saya lagi flu, oleh karena itu saya batuk“
 Fallacy : "orang yg batuk, berarti dia flu"
 Inductive Fallacy
 Pernyataan: "Cincin yg saya pakai ini menunjukkan saya sudah
menikah" .
 Fallacy : "Semua orang pakai cincin berarti sudah menikah"
 Excluded Middle (berpikir binary)
 Pernyataan: "Gadis cantik disukai para pria"
 Fallacy: "Gadis yg tidak cantik dibenci para pria "
FALLACY OF DRAMATICAL INSTANCE

Kesalahan berpikir ini berawal dari kecenderungan


orang untuk melakukan over-generalization, yaitu
penggunaan hanya satu atau dua kasus untuk
mendukung argumen yang bersifat general atau
umum.
FALLACY OF RETROSPECTIVE DETERMINISM

Determinisme Retrospektif adalah menganggap sesuatu


seolah-olah sudah ditentukan oleh sejarah dan tidak mungkin
diubah.
Orang yang menganggap masalah yang sekarang terjadi
sebagai sesuatu yang secara historis memang selalu ada, tidak
bisa dihindari, dan merupakan akibat dari sejarah yang cukup
panjang,
Misalnya tentang kemiskinan. Orang menganggap bahwa
kemiskinan adalah bagian dari isi sejarah. Dari dulu ada
orang kaya dan miskin. Mengapa orang sekarang harus
meributkan pemberantassan kemiskinan, padahal kemiskinan
tidak bisa diberantas, karena sudah ada sejak dulu.
POST HOC ERGO PROPTER HOC

Istilah ini berasal dari bahasa latin, Post = sesudah, Hoc = Demikian, Ergo = karena
itu; Propter = disebabkan; hoc = demikian
Akibat yang dihasilkan tidak sesuai dengan sebabnya, akan tetapi dipercaya bahwa
penyebab yang tidak sesuai itulah yang benar.
Kesesatan terjadi karena salah menyimpulkan penyebab hanya karena terjadinya dua
peristiwa yang terjadi secara berurutan.
Misalnya ada orang tua lebih menyayangi anak keduanya dibandingkan anak yang
pertama hanya karena orang tua itu keadaan ekonominya lebih baik setelah mempunyai
anak kedua itu.
- Si Jono awalnya sakit flu, kemudian setelah meminum air minum yang telah diludahi
oleh Ponari, besoknya Jono sembuh. Berarti ludah Ponari bisa menyembuhkan penyakit
Jono!
- Dian Sastrowardoyo cantik sekali. Di sebuah iklan L’oreal, dia mengaku memakai
produk L’oreal. Berarti produk L’oreal itu yang membuatnya cantik!
- Si Bejo semalam merokok dengan rokok Djarum. Pagi ini dia meninggal, diduga kena
serangan jantung. Pasti rokok Djarum yang menyebabkan dia terkena serangan jantung!
FALLACY OF MISPLACED CONCRETNESS

Inti dari kesalahan ini adalah mengkonkritkan


sesuatu yang pada hakikatnya abstrak, misalnya:
mengapa Negara A miskin? Jawabannya: karena
sudah menjadi takdirnya negara A. Takdir
merupakan sesuatu yang abstrak.
“Rinduku padamu sebesar gunung merapi”
“Keceriaanmu membuat ruangan ini terang
benderang”
ARGUMENTUM AD VERECUNDIAM

Argumentum ad Verecundiam terjadi ketika mengacu pada seseorang


yang dianggap sebagai pakar atau ahli sehingga apa yang diucapkannya
adalah sebuah kebenaran. Otoritas kepakaran seseorang yang
mengucapkan suatu hal tersebut kemudian otomatis diakui sebagai
sesuatu yang pasti benar, meskipun otoritas itu tidak relevan, misalnya
orang desa yang percaya kepada Pak Lurah bahwa untuk mengobati sakit
panas harus dengan cara mengirimkan sesajen ke pohon besar.
Apa yang dikatakan ulama A pada kampanye itu pasti benar.
Apa yang dikatakan pastor B dalam iklan itu pasti benar.
Apa yang dikatakan Rhoma Irama pasti benar.
Apa yang dikatakan pak dokter pasti benar.
"Saya yakin apa yang dikatakan beliau adalah baik dan benar karena
beliau adalah seorang pemimpin yang brilian, seorang tokoh yang sangat
dihormati, dan seorang dokter yang jenius"
FALLACY OF COMPOSITION

Menganggap kebenaran dari salah satu bagian mewakili


kebenaran dari seluruh bagian
Bentuk dari kesalahan ini misalnya: di kampung saya ada
orang yang membudidayakan jamur, sehingga menjadi
perusahaan besar dan mendatangkan uang yang banyak pada
orang tersebut. Melihat kenyataan itu, seluruh penduduk
menjual kebunnya untuk dijadikan modal berbisnis jamur.
Akibatnya, semua penduduk kampung saya bangkrut karena
merosotnya permintaan dan membludaknya pasokan barang.
Singkatnya sesuatu yang berhasil untuk satu orang dianggap
berhasil untuk semua orang. Inilah bentuk pemikiran keliru
yang disebut Fallacy of composittion.
CIRCULAR REASONING

Circular Reasoning adalah pemikiran yang berputar-putar,


menggunakan kesimpulan untuk mendukung premis yang digunakan
lagi untuk menuju kesimpulan yang sama. Sebagai contoh,
 "apabila organisasi dikembangkan dengan baik maka program transmigrasi akan
berjalan lancar",
 "apa buktinya organisasi itu berjalan lancar ?",
 "kalau programnya berjalan lancar".
 "Program lancar, artinya?",
 "artinya pengembangan organisasinya baik.“
Contoh lain :
 - Ian Antono adalah gitaris hebat, dia bermain gitar dengan bagus.
 - Mario Teguh adalah motivator ulung, dia memberikan motivasi bijak.

(Tidak ada tolok ukur nyata kehebatan mereka, hanya pernyataan ulang argumen
dengan kalimat yang berbeda)
ARGUMENTUM AD HOMINEM

Kesalahan ini terjadi ketika argumentasi yang


diajukan tidak tertuju pada persoalan yang
sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi yang
menjadi lawan bicara atau dikenal dengan istilah
Personal Attack, misalnya: Saya tidak ingin
berdiskusi dengan kamu, karena kamu seorang anak
kecil yang tidak tahu apa-apa. Contoh lain misalnya:
pendapatmu salah karena kamu sering membolos
sekolah.
TU QUOUE

Tu Quoue: seseorang berusaha untuk membela diri dari kritik


yang ditujukan kepadanya dengan cara membalikkan kritik
yang sama ke arah Sang pengkritik.
Tu quoque ini bisa digunakan sebagai taktik yang efektif untuk
membuat orang yang mengkritik kita dari posisi menyerang,
menjadi posisi diserang. Dari posisi menuduh, menjadi
tertuduh. Dari posisi bertanya, menjadi posisi ditanya.
CONTOH:
 Fritz : “Toyib, mengapa Muhammad melanggar perintah Allah-nya dengan
kawin 9, sedangkan Allah sendiri mengatakan kawin hanya boleh maksimal
4″
 Toyib : “Lha, Yesus, Tuhan Kamu itu, dahulu juga pernah memperbolehkan
muridnya melanggar perintah taurat,..”
ARGUMENTUM AD BACULUM

Argumentum ad baculum adalah argumen yang


diajukan berupa ancaman dan desakan lawan bicara
agar menerima suatu konklusi tertentu, dengan
alasan bahwa jika menolak akan berdampak negatif
terhadap dirinya; misalnya: “jika kamu tidak
mengakui kebenaran apa yang saya katakan, kamu
akan terkena adzab Tuhan”.
ARGUMENTUM AD MISERICORDIAM

Argumentum ad misericordiam adalah sesat pikir


yang sengaja diarahkan untuk membangkitkan rasa
belas kasihan lawan bicara dengan tujuan untuk
mencapai keinginan tertentu; misalnya: “Saya
mencuri karena saya miskin dan tidak bisa membeli
sandang dan pangan”.
ARGUMENTUM AD IGNORANTIAM

Argumentum ad ignorantiam adalah kesalahan


yang terjadi saat kita memastikan bahwa sesuatu itu
tidak ada karena kita tidak mengetahui apa pun juga
mengenai sesuatu itu atau karena belum
menemukannya; misalnya: “menerbangkan manusia
ke bulan itu sulit, maka manusia tidak bisa
diterbangkan ke bulan.”
ARGUMENTUM AD TEMPERANTIAM

Argumentum ad Temperantiam adalah kesesatan yang menyatakan


bahwa pandangan pertengahan adalah sesuatu yang benar tanpa
peduli nilai-nilai lainnya. Serta juga menganggap jalan tengah sebagai
pertanda kekuatan suatu posisi. Meskipun dapat menjadi nasihat yang
bagus, namun kesesatannya disebabkan karena ia tak punya dasar
yang kuat dalam argumen karena selalu berpatokan bahwa jalan
tengah adalah yang benar. Penggunaannya kadang dengan membuat-
buat posisi lain sebagai posisi yang ekstrim.
Contoh:
Daripada mendukung komunisme atau mendukung kapitalisme, lebih
baik ideologi Pancasila yang merupakan jalan tengah keduanya.
(sedikitpun tidak menjabarkan kelebihan dan kekurangan masing-
masing sistem)
ARGUMENTUM AD POPULLUM

Jika banyak yang percaya X adalah benar, maka x itu


adalah benar; Atau Jika banyak orang  yang
menerima x, maka X dapat diterima.
Contoh: Karena 75%  masyarakat percaya bahwa
UFO itu ada, maka kesimpulannya, UFO itu memang
benar-benar ada
ARGUMENTUM AD NOVITAM

Argumentum ad Novitam muncul ketika sesuatu hal


yang baru dapat dikatakan benar dan lebih baik,
dengan mengasumsikan penggunaan hal yang baru
berbanding lurus dengan kemajuan zaman dan sama
dengan kemajuan baru yang lebih baik. Sesat-pikir ini
selalu menjual kata ‘baru’, dengan menyerang suatu
hal yang lama sebagai hal yang gagal dan harus diganti
dengan yang lebih baru.
Contoh: Mengganti golongan tua dengan golongan
muda serta wajah baru di parlemen akan membuat
negara ini lebih baik.
ARGUMENTUM AD ANTIQUITAM

Kebalikan dari Argumentum ad Novitatem, ketika sesuatu


benar dan lebih baik karena merupakan sesuatu yang sudah
dipercaya dan digunakan sejak lama. Argumen ini adalah
favorit bagi golongan konservatif. Nilai-nilai lama pasti benar.
Patriotisme, kejayaan negara, dan harga diri sejak puluhan
tahun silam. Sederhananya, sesat-pikir ini adalah kebiasaan
malas berpikir. Dengan selalu berpatokan bahwa cara lama
telah dijalankan bertahun-tahun, maka itu dianggap sesuatu
yang pasti benar.
Contoh:
PDI-Perjuangan telah memperjuangkan nasib wong cilik sejak
berpuluh-puluh tahun yang lalu, maka pilihlah moncong putih.
NO TRUE SCOTSMAN

Contoh - Kejahatan yang dilakukan oleh sebagian


Muslim/Kristen / Buddhis/Hindu dikarenakan
mereka bukanlah Muslim/Kristen/ Buddhis/Hindu
sejati.
PERFECT SOLUTION FALLACY

Perfect Solution Fallacy adalah sesat-pikir yang terjadi ketika


suatu argumen berasumsi bahwa sebuah solusi sempurna itu ada,
dan sebuah solusi harus ditolak karena sebagian dari masalah
yang ditangani akan tetap ada setelah solusi tersebut diterapkan.
Asumsinya, jika tidak ada solusi sempurna, tidak akan ada solusi
yang bertahan lama secara politik setelah diimplementasi. Tetap
saja, banyak orang tergiur oleh ide solusi sempurna, mungkin
karena itu sangat mudah untuk dibayangkan.
Contoh:
Penerapan UU Pornografi ini tidak akan berjalan dengan baik.
Pemerkosaan akan tetap terjadi.
(argumen yang tidak memperhatikan penurunan tingkat
kriminalitas asusila)
CONFIRMATION BIAS/SELECTIVE THINKING

Confirmation Bias adalah kecenderungan seseorang untuk segera


menyetujui informasi yang memberikan dukungan
prasangka/pendapat/hipotesis mereka atau hipotesis terlepas dari
apakah informasi tersebut benar atau tidak. Akibatnya, orang
hanya mengingat dan mengumpulkan bukti yang mereka sukai
secara selektif , dan menafsirkannya dengan cara yang bias.
Misalnya, untuk orang-orang yang percaya bahwa tanggal 13
adalah hari sial, mereka akan menganggap segala bencana yang
muncul di tanggal 13 adalah bukti bahwa tanggal 13 adalah benar
hari sial dan tanpa sadar menghiraukan bahwa sebenarnya secara
statistik bencana-bencana yang terjadi di tanggal 13 tidak lebih
banyak daripada bencana-bencana lain di tanggal yang berbeda.
SLIPPERY SLOPE

Asumsi bahwa jika A terjadi, maka B, C, …, X, Y, Z


pasti akan terjadi juga. Pada prinsipnya,
menyamakan A dengan Z, sehingga jika Z tidak
diinginkan, A juga tidak boleh terjadi.
Contoh : Di negara Belanda, ganja dan prostitusi
dilegalkan. Maka kita juga boleh melegalkan ganja
dan prostitusi di negara kita ini.
GENETIC FALLACY

Menjadikan karakteristik yang tidak relevan untuk


menilai sesuatu.
Contoh :
- Volkswagen adalah mobil Iblis! Mobil itu produk
asli Jerman, buatan anak buah Hitler!
- Aku memperoleh nilai D di mata kuliah Bahasa
Pemrograman, jelas ini karena aku berzodiak Libra,
sedangkan dosenku berzodiak Sagitarius. Kita tidak
cocok!
BEGGING THE CLAIM

Kesimpulan yang ditetapkan oleh klaim, tanpa


disertai bukti nyata.
Contoh: Apapun yang terjadi (pokoknya) Rhoma
Irama tidak mampu menjadi presiden
RED HERRING

Pengalihan perhatian dari inti masalah


Tim nasional sepak bola Indonesia terancam dicekal
dari kompetisi Internasional. Tapi, yang lebih
penting lagi, siapa sebenarnya dalang utama kasus
wisma atlet Hambalang?!
STRAW-MAN

Terlalu menyederhanakan argumentasi lawan agar


mudah dibantah
- “Kamu terlalu berlebihan menyikapi ancaman FIFA
untuk mencekal timnas sepak bola Indonesia, santai aja
kali bro. Itu cuma gertak sambal.” kata seorang pengurus
PSSI.
- “Kita kan cuma membagi uang sisa dari dana
perjalanan studi banding ke Jerman, ini bukan korupsi
namanya, kamu ga usah berlebihan, kamu kan masih
mahasiswa dek,” ujar seorang Bapak anggota DPR.
.
MORAL EQUIVALENCE

Menyetarakan kesalahan kecil dengan kejahatan besar.


Contoh :
- Orang yang mencetak gol bunuh diri ke gawang timnya
sendiri itu adalah pengkhianat bangsa!
- Mereka yang tidak memasang bendera merah putih di
depan rumah saat tanggal 17 Agustus adalah penjajah!!
Bukan rakyat Indonesia!
- “Kamu menyebut batik adalah produk negaramu?!
Kamu mencuri budaya kami!!” kata seorang Indonesia
kepada seorang Malaysia. (Padahal di Malaysia juga ada
seni membuat batik)
FALSE DILEMA

Nama lain False Dillema: - Black and White thinking; - Bifurcation


Bentuk dari False dillema: Jika tidak X, maka Y yang benar (Padahal bisa
saja keduanya benar atau keduanya salah). Klaim Y salah. Maka KlaimX
adalah Benar.
Pada dasarnya, si pembuat argument ingin membatasi pilihan denga 2
saja, Padahal dalam kenyataannya bisa ada lebih dari 2 pilihan.
Contoh:
Kalau bukan manusia yang nyolong kue pukis saya di atas meja, pastilah
hantu.
Sistem pendidikan yang fraksi kami ajukan harus segera disahkan dan
dilaksanakan, jika tidak, kemerosotan moral pasti akan menghinggapi
generasi muda kita.
(opsi lainnya tidak disertakan sehingga membuat argumennya mau tidak
mau harus disetujui)
TWO WRONGS MAKE A RIGHT

Two Wrongs Make a Right adalah kesesatan yang terjadi


ketika diasumsi bahwa jika dilakukan suatu hal yang
salah, tindakan salah yang lain akan menyeimbanginya.
Sesat-pikir ini biasa digunakan untuk menggagalkan
tuduhan dengan menyerang tuduhan lain yang juga
dianggap salah.
Contoh:
Dedi: Soeharto merebut kekuasaan dari Bung Karno dan
akhirnya ia berkuasa dengan tangan besi.
Amir: Tapi Soekarno juga mengangkat dirinya sebagai
presiden seumur hidup!
IPSE-DIXTISM

Ipse-dixitism adalah argumen dengan dasar keyakinan yang


dogmatis. Seseorang yang menggunakan Ipse-dixitism
mengasumsikan secara sepihak premisnya sebagai sesuatu yang
disepakati, padahal tidak demikian. Premis yang diajukan dalam
argumen seolah-olah merupakan fakta mutlak dan telah
disepakati bersama kebenarannya, padahal itu hanya dipegang
oleh pemberi argumen, tidak bagi lawannya. Sesat-pikir ini akan
berujung pada debat kusir.
Contoh: Ideologi liberalis dan kapitalis telah terbukti gagal dan
hanya menyengsarakan rakyat, karena itu harus diganti dengan
sistem spiritual.
(ideologi yang gagal itu belum disepakati lawan bicaranya, jadi
bagaimana langsung dapat menggulirkan solusi?)
POISONING THE WELL

Poisoning the Well adalah sesat-pikir yang


mencegah argumen atau balasan dari lawan dengan
cara membuat lawan dianggap tercela dengan
berbagai tuduhan bahkan sebelum lawan sempat
bicara.
Contoh: Semua yang dilakukan oleh KPK adalah
rekayasa untuk menjatuhkan PKS
KESALAHAN NON-FORMAL
 Kebiasaan/adat/tradisi
 otoritas
 Pengaruh Emosi/Perasaan
 Pengaruh keterbatasan fisik
 Tuntutan problem-solving
PROBLEMA NALAR ILMIAH
 Ketergantungan teori kepada observasi
 Ketergantungan observasi kepada observer
 Ketergantungan observer kepada

perspektif/teori
 Kadang pengamat mengubah yang diamati
Bedakan Fakta dengan Fiksi
Bahasa yang terdengar asing atau ilmiah tidak
membuat gagasannya juga menjadi ilmiah.
Pernyataan yang berani tidak serta merta membuat
klaimnya benar.
Dianggap aneh tidak berarti tidak benar
Rumor atau gossip tak sama dengan realitas
Sesuatu yang tidak dapat dijelaskan belum tentu
benar-benar tidak dapat diterangkan.
Banyak hal di sekeliling kita yang terjadi secara
kebetulan dan kebetulan tidak bisa digeneralkan.
Secara umum orang hanya mengingat yang penting-
penting saja.

PERHATIKAN... 1
 Pilihan kata dan analogi sering memunculkan pemahaman
yang berbeda. Ada kata-kata tertentu yang
membangkitkan emosi.
 Kalau kita tak dapat membantah sebuah pernyataan,
bukan berarti berarti pernyataan itu benar.
 Banyak orang menggunakan logika “Kalau tidak ini, pasti
itu”
 Banyak orang menyimpulkan sesuatu secara absurd;
misalnya, makan es krim bisa membuat orang gemuk.
Kegemukan adalah penyebab utama orang sakit jantung.
Sakit jantung adalah penyebab kematian yang utama.
Maka kesimpulannya: makan es krim bisa menyebabkan
kematian.
 Banyak orang lebih suka mencari jalan yang mudah.
Namun, kenyataan di lapangan tidak selalu sederhana.

PERHATIKAN…2
KESALAHAN MENYIKAPI KESALAHAN

 MENGHAKIMI ORANG LAIN


 TIDAK PEDULI DENGAN KESALAHAN SENDIRI
 TAKUT SALAH SEHINGGA PASIF
 CUEK DENGAN KESALAHAN (“BEGITULAH HIDUP”)
 TAKUT MENGAKU SALAH
 MELAKUKAN KRITIK DESTRUKTIF
 TERBURU-BURU MENILAI
 GAGAL BELAJAR DARI KESALAHAN ORANG LAIN
RECOMMENDED FOR STUDENTS

 BERPIKIR KRITIS
 BERPIKIR POSITIF
 BERPIKIR KREATIF
 BERPIKIR LATERAL

Anda mungkin juga menyukai