Anda di halaman 1dari 19

Biografi Karl Marx

A. Latar belakang Karl Marx

Karl Marx adalah seoarang Filosof besar abad modern, ia lahir pada tahun
1818 di kota Trier, Prusia (sekarang Jerman). Marx merupakan seorang yang
Atheis, ini beranjak dari realitas kehidupan orang tuanya yang berpindah-pindah
agama, semula ayahnya adalah penganut Yahudi dan kemudian pindah agama
dengan memeluk agama Kristen Protestan.

Bila kita melihat latar belakang Marx, disitu kita bisa menyimpulkan bahwa
pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh filsafat Hegel. Ini berawal ketika Marx
hijrah ke Berlin dan mulai menekuni pendidikan filsafat. Filsafat di Berlin kala itu
sangat dipengaruhi oleh filsafat Hegel, Hegel menjadi Profesor di Berlin pada
tahun 1818 dan meninggal pada tahun 1831 M. Dalam filsafat Hegel, Marx
menemukan arah pemikirannya yang menjadi senjata intelektualitasnya.

Kata marx, bahwa hegel hanya teoritis, dan teorinya tidak dapat diterapkan
dalam kenyataan, padahal filsafat mestinya menjadi aksi. Filsafat menjadi
kekuatan praktis-revolusioner. Ia melihat jawaban pertanyaan itu dari pengaruh
filsafat feuerbach, yaitu Keterasingan/alienasi. Mengapa Hegel tidak turun dari
daratan murni teoritis ke praktis/kenyataan-aksi. Ini karena keterasingan manusia
dari dirinya sendiri

Tetapi mengapa manusia itu menjadi terasing? Jawaban ini diperolehnya saat
di paris, dimana ia bertemu dengan tokoh-tokoh sosialis seperti Proudhon,
friederich Engels. Ia menerima anggapan dasar sosialisme bahwa akar segala
masalah social terletak pada lembaga hak milik pribadi.

Pada tahun 1841, Marx dipromosikan menjadi Doktor bidang filsafat oleh
Universitas Jena berdasarkan sebuah disertasi tentang Demokrasi dan Epikuros.
Meski pemikiran Marx sangat dipengaruhi dan terkesan dengan filsafat Hegel,
namun ia juga sangat terganggu ketika melihat realitas kehidupan masyarakat
Prusia yang sangat jauh dari kehidupan rasional sebagaimana yang dipikirkan
oleh Hegel. Marx berkesimpulan bahwa Hegel hanya memberikan rumusan
pemikran yang bersifat teoritis tanpa merealisasikan dalam kehidupan
masyarakat.
Untuk merealisasikan hal tersebut, Marx beranggapan bahwa filsafat harus
menjadi kekuatan praktis-revolusioner, dan ini menjadi kenyataan ketika Marx
mendalami filsafat Feuerbach dan mengkalaborasikan dengan filsafat Hegel dan
kemudian direalisasikan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terus dilakukan
Marx untuk mencari solusi dalam mengemansipasi manusia dan pemikirannya
semakin tercerahkan ketika ia hijrah ke Paris dan berjumpa dengan para tokoh-
tokoh sosialis seperti Proudhon dan Friedrich Engels yang menjadi sahabat
karibnya. Akan tetapi perjalanan intelektualnya sudah dimulai jauh sebelum ke
Paris, yaitu di Jerman setelah beberapa tahun lulus dari sekolah Gymnasium.

Di Paris, untuk pertama kalinya Marx berhadapan dengan kaum buruh


industry dan disana pula ia menjadi seorang sosialisme, artinya ia menerima
anggapan sosialisme bahwa segala masalah social terletak pada lembaga hak
milik pribadi. Dan disinilah pertama kali paham Marxisme muncul. Istilah
Marxisme  adalah sebutan bagi pembakuan ajaran resmi Karl Marx, terutama
yang dilakukann oleh temannya  Friedik Engels (1820-18938) dan oleh tokoh
teori marxis Karl Kautsky (1854-1938). Dalam pembakuan ini, ajaran Marx yang
sebenarnya sangat ruet dan sulit dimengerti disederhanakan agar cocok sebagai
ideology perjuangan kaum buruh. Georg lukacs menegaskan bahwa “Marxisme
klasik” adukan Engels dan Kautsky itu menyimpan apa yang sebenarnya
dimaksudkan oleh Marx.

Ada 3 buku yang ditulis pada periode ini yaitu :

1. Philosophical and Economic Manuscripts (1844) atau biasa disebut


naskah-naskah Paris (baru dicetak tahun 1928) disini ia menganalisa
segi-segi keterasingan manusia dalam kerja. Dalam naskah-naskah ini
jelas "humanisme marx", dimana dia meyakini nilai-nilai etis manusia
yaitu kebebasannya, universal serta individu social dan alami. Ia dalam
tulisan ini hendak mengembalikan manusia kepada kodratnya.
2. The Holy Family (sindirin kepada kakak-beradik bauer bekas temannya di
Klub Doktor) dimana dalam tulisn ini ia menyatakan keluar dari kelompok
Hegelian-muda itu, karena mereka hanya teoritis-idealis-religius. Karena
mereka mencari akar keterasingan manusia pada "cara berfikir", bukan
dalam susunan system produksi yang keliru.
3. pada tahun 1846 bersama Eangels ia menulis The German Ideologi.
Dalam buku ini ia berbeda dengan Faeuerbach. Ia meninggalkan bicara
humanisme dan mulai menegaskan sosialisme (penghapusan hak milik
pribadi) bukan sekedar tuntutan etis tetapi keniscayaan objektif. Ia
mengklaim menemukan hukum yang mengatur perkembangan masyarakat
dan sejarah yaitu hukum prioritas ekonomi. Marx menyebutnya
"pandangan sejarah yang materialistic". Sosialisme ilmiah artinya
sosialisme yang tidak berdasarkan anggapan dan tuntutan belaka,
melainkan berdasarkan analisis ilmiah terhadap hukum perkemangan
masyarakat. Premisnya adalah:
"bidang ekonomi menentukan bidang politik dan pemikiran manusia,
bahwa bidang ekonomi ditentukan oleh pertentangan antar kelas-kelas
pekerja dan kelas-kelas pemilik, bahwa pertentangan itu dipertajam oleh
kemajuan tehnik produksi, dan bahwa pertentangan itu akhirnya meledak
dalam sebuah revolusi yang mengubah struktur kekuasaan dibidang
ekonomi serta mengubah struktur kenegaraan dan gaya manusia berfikir"

Dalam buku ini (The German Ideologi) memuat rumusan pertama "Materialisme
Historis" pandangan inti Marxisme. Pada tahun 1845 marx terpaksa meninggalkan
Paris. Di Brussel ia bersama Eangels masih sempat menulis buku yang paling
terkenal manifesto Komunis. Di London ia mulai lebih banyak berfikir daripada
revolusi/aksi. ia lebih kosentrasi kebidang ekonomi, untuk membuktikan klaim
premisnya. Dimana ia menyatakan perkembangan masyarakat ditentukan oleh
perkembangan dalam bidang ekonomi. Pada tahun 1938 di Moskow terbit buku
stebal 1000 halaman denngan judul Grundrisse (Fundations of The Critique of
Political Economy). Yang sebelumnya tidak diketahui. Disini dibahas otomatisasi
yang bertentangan dengan ide marx sendiri tentang "teori nilai lebih", yang
kemudian tidak muncul lagi. Tahun 1859 terbit buku A Contribution of the
Critique of Political Economy (memuat rumusan paling ringkas dan jelas tentang
pandangan materialis sejarah).

Akhirnya pada tahun 1867 keluar buku Marx untuk memberikan pembuktian
kebenaran ramalannya tentang kehancuran Kapitalisme dan keniscayaan
Sosialisme yaitu Das Kapital, yang buku kedua dan ketiganya diterbitkan oleh
Eangels setelah Marx meninggal dunia. Bebarapa buku cacatan pinggir marx
diterbitkan oleh Karl Kautsky dengan judul "Teori-teori tentang Nilai lebih".
B. Konsep dan Pemikiran Kalr Marx

Pengetahuan Absolut Hegel

proses dimana objek yang diketahui dan subjek yang mengetahui saling
mengembangkan, sehingga tidak pernah sama atau selesai. Pengetahuan saya hari
ini mengfalsifikasi pengetahuan saya kemarin juga pengetahuan besok dst. Dalam
proses tu saya sendiri senantiasa menjadi orang baru, karena dengan perubahan
pengertian, kedudukan dan tanggung jawab, saya pun berubah. Pengetahuan
adalah going proses, dimana yang diketahui dan aku yang mengetahui terus
berkembang. Tahap yang sudah dicapai disangkal atau negasi oleh tahap baru,
bukan karena salah atau tidak berlaku lagi, tetapi karena terbatas. Jadi tahap lama
tidak benar karena terbatas, dan dengan demikian jangan dianggap kebenaran.
Tetapi yang benar dalam penyangkalan dipertahankan itulah inti Dialektiak Hegel
yang merupakan wujud pengetahuan manusia.

Contoh ; kata "pulau". Pulau itu sebenarnya "tanah" (tesis). Tetapi itu tidak
betul. Karena India itu tanah tapi bukan pulau. Pulau itu bukan tanah tetapi air
(antitesis). Karena tak ada pulau tampa air. Tetapi pernyataan itupun tidak benar
(antitesi-antitsis): pulau itu bukan air, melainkan tanah yang dikelilingi oleh air
(sintesis). "Kebenaran" pulau hanya dapat dicapai oleh dua negasi dalam hal ini.

Dalam bukunya Phenomenologi of Mind, Hegel mengatakan; Pengetahuan


absolute terjadi bila semua realitas sudah total lengkap karena filosof atau
seseorang sudah menemukan seluruh realitas, final. Karena tidak ada yang asing
sama-sekali bagiku. Dengan itu maka pengetahuan disebut absolute. Bagi Hegel
filsafat yang sampai pada pengetahuan absolute itu bahkan mengatasi agama. Bagi
Hegel Roh Semesta sendiri merupakan proses yang menemukan diri melalui liku-
liku perkembangan kesadaran diri dan kemajuan pengetahuan yang akhirnya
menyatu dalam pengetahuan absolute. Menurut Hegel agama adalah pengetahuan
absolute dalam bentuk simbolis. Sedangkan filsafat dalam kenyataannya karena
sadar akan dirinya sendiri. Bukan karena sudah tahu semua, tetapi semuanya dapat
dimengerti, semuanya dipahami sebagai sudah semestinya. Dengan memahami
segalanya, rasa kaget, kecewa, frustasi hilang. Semuanya menjadi bening, bukan
karena menguap semacam penglaman mistik, melainkan seluruh pluralitas tetap
ada tetapi dipahami sebagai tahap-tahap dialektis dalam perkembangan Roh
Semesta (Akal-Umum atau Allah) yang dalam kesadaran sang filosof menemukan
diri.
Segi yang dikritik Marx (saya sendiri sepakat: Muhammad Alwi) adalah;
memahami dalam pengetahuan absolute itu sekaligus berarti memperdamaikan dan
memaafkan. Karena bagaimana saya harus marah bila itu yang mesti terjadi karena
merupakan dialektika perjalanan Roh. Ini juga sasaran kritik keras dari Soren
Kierkegaard (tokoh filsafat Eksistensialis).

Filsafat Sejarah

Hegel memahami sejarah sebagai gerak kearah rasionalitas dan kebebasan


yang semakin besar. Roh Semesta berada dibelakang sejarah, ia mendapat
objektifitasnya didalamnya. Roh Objektif mengungkapkan dirinya dalam
kebudayaan-kebudayaan, moralitas-moralitas dalam institusi-institusi. Roh
objektif mendapat ungkapan paling kuat dalam Negara.

Kebebasan manusia berkembang dalam dialektika tiga langkah; dalam gereja


katolik (kebebasan baru hanya dalam pewartaan), sedangkan kenyataannya yang
bebas hanya para klerus (para hierarki, ulama-ulamanya), yang kemudian
"disangkal" oleh Protestantisme dengan prinsip bahwa setiap orang bebas
mengikuti suara hati ( dalam Protestan hanya terbatas pada pembacaan al-Kitab,
awalnya tidak boleh). Kemudian oleh Aufklarung diakui kebebasan untuk
menganut agama yang diyakini, dan akhirnya pada Kant dijadikan prinsip
universal hak dan kewajiban setiap orang untuk mengikuti suara hari. Akhirnya
dalam revolusi Prancis, sebagai langkah dialektika baru, kebebasan tercetus dari
batin orang (terbatas pada hak untuk, secara pribadi mengikuti suara hati) menjadi
struktur hukum dan Negara yang memproklamasikan republic dan mengakui hak-
hak asasi manusia.

Negara modern merupakan pengejewantahan rasionalitas dan kebebasan


(pengakuan hak-hak asasi manusia). ia (hegel) tidak sepakat dengan orang yang
masih menggunakan suara-hati, untuk menolak undang-undang. Menurut Hegel
suara hati yang wajar akan menemukan dalam struktur-struktur Negara modern
pola-pola kehidupan yang justru menunjang kebebasan. Karena itu katanya kita
tak perlu mempertentangkan antara suara hati dan kewajiban-kewajiban objektif
dalam Negara modern.

Filsafat menjadi Praktis

Setelah pemikiran Hegel diatas, seakan sudah selesailah tahap pemikiran.


Karena semuanya sudah dipahami dalam prosesnya, lewat dialektika. Tetapi
kenyataannya dunia tidak seperti dalam kerangka teori itu. Dunia kelihatannya
sama sekali tidak filosofis. Lalu apa hubungan Negara rasional Hegel dengan
realitas? Disinilah kata Marx sudah saatnya filsafat menjadi praktis. Kata Marx
filsafat Hegel belum absolute karena hanya absolute diteoritis. Hanya ada
kebebasan dalam kerangka teoritis. Filsafat sudah absolute bila realitas sendiri
sudah menjadi kerajaan kebebasan.

Oleh karena itu sang filosof harus menjadi Prometheus (dalam mitologi Yunani),
Yang mengambil/mencuri api (lambang ilmu, kesadaran dan kebebasan) dari
Olympos para dewa dan melemparkan kepada umat manusia. Sehingga filsafat
Hegel betul dalam level pendidikan di kelas/sekolah, tetapi itu harus dilengkapi
menjadi praktis dalam kehidupan nyata/social. Kata Marx; "Para filosof hanya
memberikan interpretasi yang berbeda kepada dunia. Yang perlu ialah
mengubahnya".

Kritik Agama Feuerbach

Marx dan Eangels sangat terpengaruh dengan feuerbach disamping Hegel.


Feuerbach juga awalnya pengikut Hegel tetapi akhirnya ia banyak betentangan
dengannya. Menurut Hegel, dalam kesadaran manusia, Allah mengungkapkan diri.
Kita merasa berfikir dan bertindak menurut kehendak atau selera kita, tetapi
dibelakangnya "roh semesta" mencapai tujuannya.

Kata Feuerbach, Hegel itu memutarbalikkan fakta. Sebab seakan menurut


Hegel yang nyata itu Roh Semesta/allah, sedangkan manusia itu wayang. Padahal
sebaliknya. Yang nyata dan tidak terbantahkan adalah keberadaan manusia
sedangkan roh semesta hanya berada sebagai objek dalam pikiran manusia. Walau
Hegel mengatakan ia telah "mengangkat" agama kedalam "rasionalitas filsafat,
tetapi menurut Feuerbach justru sebaliknya, dengan ini maka Allah adalah yang
pertama, sedangkan manusia adalah yang kedua. Maka kata Feuerbach filsafat
Hegel adalah agama yang terselubung. Feurbach mengkritik Hegel dengan
pengandaian (yang tak perlu dibuktikan) bahwa yang indrawi lebih pasti dibanding
yang spekulatif. Dan titik tolak filsafat seharusnya adalah dari pengalaman
langsung yang indrawi

Bagi Feuerbach tuhan itu tidak nyata, hanya ada diangan-angan manusia atau
proyeksi pikiran manusia. tetapi kemudian manusia lupa bahwa itu ciptaannya dan
disembah. Ini mirip dengan kritik nabi agama-agama pada orang musyrik. Mereka
membuat patung lalu mereka lupa bahwa merekalah yang membuta kemudian
patung-patung itu disembah. Manusia lalu hormat, takut pada tuhan, padahal ia
adalah ciptaannya. Agama adalah manifestasi pengungkapkan keterasingan
manusia dari dirinya sendiri

Karena manusia harus mengobjektifasi dirinya sendiri agar mampu


merealisasikan dirinya, seperti seorang seniman ia harus memproyeksikan
bakatnya agar tahu bahwa ia seniman. Dalam pikiran (kata Hegel) atau dalam
pekerjaan (Kata Marx) manusia harus membayangkan atau merepresentasikan
dirinya, dan ia pun dapat melihat dirinya, mengenal dirinya dan menemukan
identitasnya. Menurut Feuerbach, itulah yang terjadi dalam agama. Dalam agama
ada nilai positifnya karena dengan itu manusia tahu siapa dia. Bahwa dia bebas,
dia berkuasa, kreatif, baik dll. Tetapi celakanya ia lupa bahwa itu adalah proyeksi
dirinya, sehingga menganggapnya sebagai realitas yang mandiri. Mengingat
proyeksi itu melukiskan hakekat manusia secara sempurna, dapat dimengerti
bahwa manusia lalu takut dan menyembah realitas agama yang sebenarnya tidak
real itu (seperti orang takut dengan sesuatu yang gagah, besar dll, padahal itu
adalah "cermin" dirinya sendiri). Dengan itu manusia tidak berusaha menjadi
dirinya sendiri, merealisasikan hakekatnya, malah secara pasif mengharapkan
berkah darinya.

Kritik Marx terhadap Kritik Agama Feuerbach

Ada dua problem dalam filsafat hegel kata Marx yaitu, ia menganggap
subjek menjadi objek, demikian sebaliknya. Yang rasional dan nyata itu dalam
pikiran sedangkan kenyataan dunia tidak rasional dan mestinya lebih nyata. Roh
semesta yang subjek/nyata, padahal manusia yang memikirkannyalah yang nyata
dan subjek bukan objek. Demikian juga dalam Negara, Hegel disatu sisi
mengatakan dan menjunjung tinggi cita-cita revolusi Prancis, tetapi dalam sisi lain
ia menginginkan otoritarianisme Negara. Dimana undang-undang adalah
representasi roh Absolut, yang nyata, yang harus ditaati. Sedangkan suara hati,
manusia, subjek yang memikirkan dan bertindak diharuskan mengikuti dengan
"apapun" undang-undang itu, sebagai objek.

Menggarisbawahi Feuerbach, Marx menuliskan; "manusia yang membuat


agama, bukan agama yang membuat manusia". Agama adalah perealisasian
hakekat manusia dalam angan-angan saja, jadi tanda bahwa mansuia justru belum
berhasil merealisasikan hakekatnya. Agama adalah tanda keterasingan manusia
dari dirinya sendiri. " tetapi kata marx, mengapa Feuerbach tidak bertanya kenapa
manusia sampai mengasingkan dirinya kedalam agama? Sekalipun kata Marx,
Feuerbach tidak buta terhadap itu, sebab dia pernah mengatakan; "Penderitaan
manusia adalah tempat kelahiran Allah Mengapa Feuerbach tidak bertanya kata
Marx, "Mengapa manusia itu tidak merealisasikan dirinya, hanya merealisasikan
secara semu dalam khayalan agama?". Ini kata Marx karena Feuerbach hanya
membicarakan Manusia (abstrak), padahal yang ada (kongkret) adalah Fulan dan
fulanah. Si A dan Si B.

Karena masyarakat, dunia, dan lingkungan itu mengasingkan manusia,


membelenggunya, maka mereka (manusia) itu merealisasikan dirinya lewat angan-
angan Surga, Agama. Karena dunia kongkret tak mengizinkannya. Kata Marx;

"agama hanyalah tanda keterasingan manusia tetapi bukan dasarnya.


Ketrasingan manusia dalam agama adalah ungkapan keterasingan yang lebih
mendalam. Agama hanyalah sebuah pelarian karena realisasi memaksa manusia
untuk melarikan diri. "Agama adalah realisasi hakekat manusia dalam angan-
angan karena hakekat manusia tidak punya realitas yang sungguh-sungguh". jadi,
"Agama adalah sekaligus ungkapan penderitaan yang sungguh-sungguh dan protes
terhadap penderitaan yang sungguh-sungguh. Agama adalah keluhan makhluk
yang tertekan, perasaan dunia tampa hati, sebagaimana ia adalah suatu roh zaman
yang tampa roh. Ia adalah candu masyarakat. Tetapi yang perlu dikritik bukan
agama, kata Marx, tetapi apa yang melahirkan agama itu, yaitu masyarakat. "Kritik
agama sekarang harus menjadi kritik masyarakat". "Kritik surga berubah menjadi
kritik dunia, kritik agama menjadi kritik hukum, kritik teologi menjadi kritik
politik

Filosof, Proletariat, dan Revolusi

Bagaimana melaksanakan emansipasi ini? Sebab agama dapat dibongkar


dengan kritik teoritis, tetapi kritik itu tidak membongkar keterasingan yang
berakar pada struktur masyarakat, maka disini kata marx harus dilakukan dengan
Revolusi yang sesunguhnya.

Bagimana revolusi itu terjadi? Revolusi akan terjadi bila rakyar butuh dan
kritik sang filsuf akan terbuka (diterima). Tetapi bagaimana rakyat merindukan
revoluis? Kalau rakyat betul-betul tertindas, dia tentu ingin berevolusi, jika belum
membutuhkan maka kondisinya berarti belum matang. Revoluis yang diinginkan
Marx bukan revolusi semacam Prancis, walau itu membebaskan , tetapi hany
pergantian kekuasaan. Tetapi revolusi (yang diinginkan Marx) adalah revolusi
yang melahirkan masyarakat tampa kelas yang berkuasa. Tetapi apa syarat-syarat
supaya revolusi semacam itu terjadi?

Ini akan terjadi bila yang melakukan revolusi adalah benar-benar masyarakat
"tak berkelas", artinya benar-benar tertindas. Sebab ada masyarakat terindas tetapi
hanya sebagiannya saja. Sedangkan sebagaian lain dalam dirinya masih memiliki
kelas. Tetapi bila manusia itu benar-benar "tak punya kelas" (tertindas dengan
semua hal) dan mereka melakukan revolusi, maka mereka akan mengadakan
pembubaran masyarakat sebagai golongan tersendiri. Inilah yang dikatakan oleh
Marx dengan Ploretariat. Dan Marx berkeinginan nantinya, ada kerjasama antara
filosof dan ploretariat. Filosof menemukan senjata materialnya, dan kaum
ploretariat menemukan senjata rohaninya.

Kerja dasar Hakekat realisasi diri ‘Manusia’ menurut Marx

Disini marx menganalisa bahwa penyebab dari keterasingan manusia adalah


kerena pekerjaan dalam masyarakat kapitalis. Semestinya Pekerjaan: adalah
sarana manusia untuk menciptakan diri sendiri. Pekerjaan adalah tindakan
manusia yang paling dasar, dalam pekerjaanlah manusia menjadi nyata. Ini
diperoleh marx dari Hegel, sehingga keterasingan yang paling dasar adalah
keterasingan manusia dalam pekerjaannya.

Menurut marx, pekerjaan adalah kegiatan khas manusia. Yang


membedakan manusia dengan binatang adalah karena dia bekerja. Dengan
pekerjaannya manusia merealisasikan diri. Manusia harus mengubah
lingkungannya/alam karena tubuh yang dimilikinya tidak serta merta sesuai
dengan alam (lain dengan binatang). Untuk mengubahnya manusia harus bekerja.
Binatang membuat atau mereproduksi apa yang dia butuhkan, manusia tidak
hanya yang dia butuhkan, tetapi bisa untuk dijual lagi, dinikmati keindahannya,
bahkan terkadang hanya bangga dengan pekerjaannya. Manusia bekerja dengan
bebas dan universal. Manusia dapat membuat rumah dengan bebaragai macam
bahan. Dengan bahan yang sama manusia dapat menggunakan untuk beraneka
ragam keperluan dst. Bekerja menunjukkan hakekatnya.

Pekerjaan sebagai objektivasi manusia, dengan mengukir manusia mulai


mengobjektifkan apa yang dipikirkan, ia mulai tahu bahwa ia mampu, bukan
hayal seperti sebelumnya dst. Sekarang setelah jadi ukirannya ia mempunyai
kepastian tentang dirinya sendiri. Dengan pekerjaan manusia mampu melihat
dirinya dari pekerjaannya. Makna pekerjaan itu tercermin dari perasaan bangga.
Dengan pekerjaan itu manusia membuktikan dirinya bahwa ia nyata tidak
berhayal.

Pekerjaan dan sifat social manusia, Dengan bekerja manusia juga


membuktikan bahwa ia mahluk social, karena manusia tidak akan mampu
mengerjakan apa yang dibutuhkannya semua. Dengan pekerjaan kita orang lain
akan senang dan kita akan bangga karena hasil kita dihargai dan kita diakui
olehnya. Pekerjaan adalah jembatan antarmanusia. Manusia tampak bersifat
social, dan hakekat itu terbukti dalam pekerjaan. Pekerjaan juga menjembatani
manusia yang lampau dan sekarang lewat hasil karya mereka. Sejarah adalah hasil
ciptaan manusia melalui pekerjaan manusia generasi kegenerasi.

Problema dalam Usulan penyelesaian Marx

Marx punya pengandaian etis yaitu manusia pada dasarnya social dan
bekerja untuk merealisasikan diri bukan untuk pengasingan dirinya. Tetapi kita
bisa bertanya seperti Jurgen Haberhas, apakah hanya pekerjaan yang menjadi
tindakan hakiki manusia? apakah hanya pekerjaan yang membedakan manusia
dari binatang? Pekerjaan ini cocok bila dilihat hubungan antara Subjek
(manusia) dan Objek (alam/produk), sedangkan hubungan atar manusia
layakkah bila dilihat dengan model pekerjaan?

Bukankah hubungan antar manusia itu berkedudukan sederajat, yang


modelnya lebih tepat adalah Komunikasi. Keterasingan dari pekerjaan ini khas
untuk masalah pekerja upahan dalam industri modern, bukan secara umum. Yang
mesti diperbaiki bukan system kerja upah atau pemilik modal dan pemilik alat-alat
produksi. Mungkin yang lebih tepat adalah perbaikan syarat/sistem kerja upahan,
meningkatkan keadilan. Dan yang jadi masalah adalah apakah pekerjaan itu
mengembangkan/menyenangkan atau membelenggu. Ini sudah hampir diusahakan
dinegara-negara maju (welfare state), seperti kenaikan gajih, jam kerja dikurangi,
piliha pekerjaan, syarat-syarat kerja, suasana kerja dll.

Jadi hak milik pribadi = keterasingan, penghapusan hak milik pribadi =


pengakhiran segala keterasingan adalah problematic. Sebab pekerjaan bukanlah
satu-satunya hubungan hakiki manusia.

Materialilsme Sejarah

Masyarakat terpisah menjadi dua golongan karena usaha manusia untuk


efisiensi, sehingga merupakan keniscayaan. Ada penghisap dan dihisap, karenanya
manusia terasing dari dirinya, baik yang terhisap (karena ia bekerja upahan,
bekerja bukan untuk merealisasi diri) juga yang menghisap (karena ia hidup tanpa
kerja, padahal manusia memanusiakan dirinya dengan bekerja), hanya bedanya
ada yang terasing manis dan pahit. Struktur-struktur kelas ini ditentukan oleh
factor kekuasaan ekonomi/produksinya dan terlihat dalam level yang lebih atas
terdapat pada struktur social-politik dan ideology.

Marx berpandangan bahwa sosialisme itu merupakan keniscayaan, dimana


melihat syarat-syarat objektif perkembangan manusia maka pada akhirnya
manusia menjadi sosialisme (masyarakat tanpa kelas), karena hilangnya hak milik
pribadi. Engels menulis: (Marx menemukan) fakta sederhana, bahwa kita harus
makan, berpakaian dll sebelum melakukan kegiatan berpolitik, ilmu pengetahuan,
seni, agama dll. Dengan demikian tingkat perkembangan ekonomi menjadi dasar
untuk bentuk bentuk diatasnya.

1. Prinsip dasar: Keadaan dan Kesadaran


"bukan kesadaran manusia yang menentukan keadaan mereka, tetapi sebaliknya
keadaan social merekalah yang menentukan kesadaran mereka".Ada dua hal disini
yaitu; 1) keadaan social manusia yang termasuk disitu produksinya, pekerjaannya.
Manusia ditentukan oleh produksi mereka, baik apa yang mereka produksikan,
maupun cara mereka berproduksi. Jadi individu-individu tergantung pada syarat-
syarat material produksinya. Pandangan inilah yang sebut materialisme sejarah
karena sejarah dianggap ditentukan oleh syarat-syarat produksi material. Cara
manusia menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk hidupnya itulah yang disebut
keadaan manusia.
Marx bertolak dari pengandaian manusia berfikir dan bertindak sesuai dengan
kepentingannya, sedangkan kepentingannya itu tergantung kelasnya.
Keanggotaan kelas tertentu sangat menentukan cara kita memandang dunia,
apa yang kita harapkan dan kita khawatirkan, apa yang kita puji dan kita
cela.Cara berproduksi itu menentukan adanya kelas-kelas social; keanggotaan
dalam kelas social menentukan kepentingan orang; dan kepentingan
menentukan apa yang dicita-citakan, apa yang dianggap baik dan buruk

2. Basis dan Bangunan Atas

Dalam buku Contribution to the Critique of Political Economic (1859) Marx


menulis;
Dalam produksi social kehidupan mereka, manusia memasuki hubungan-hubungan
tertentu yang mutlak dan tidak tergantung pada kemauan mereka; hubungan-
hubungan ini sesuai dengan tingkat perkembangan tertentu tenaga-tenaga produksi
materialnya. Jumlah seluruh hubungan-hubungan produksi ini merupakan struktur
ekonomi masyarakat, dasar nyata dimana diatasnya timbul suatu bangunan atas
yuridis dan politis dan dengannya bentuk-bentuk kesadaran social tertentu
bersesuaian. Cara produksi kehidupan material mengkondisikan proses proses
kehidupan social, politik, dan spiritual pada umumnya. Bukan kesadaran manusia
yang menentukan keadaan mereka, tetapi sebaliknya, keadaan social merekalah
yang menentukan kesadaran mereka"

Dalam konsep Marx Basis menentukan bagian atas, dimana BASIS ini
ditentukan oleh dua factor yaitu 1) Tenaga-tenaga produktif yang merupakan
kekuatan-kekuatan yang dipakai oleh masyarakat untuk mengerjakan dan
mengubah alam. Disini ada tiga unsure yaitu; alat-alat kerja, manusia dan
kecakapan masing-masing, dan pengalaman-pengalaman dalam produksi
(tehnologi) 2) Hubungan-hubungan Produksi yaitu hubungan kerjasama atau
pembagian kerja antara manusia yang terlihat dalam proses kerja produksi. Disini
yang dimaksudkan "hubungan" adalah struktur pengorganisasian social produksi
(misalnya pemilik modal dan pekerja).

BANGUNAN ATAS, ini terdiri dari 1) tatanan institusional yaitu segala


macam lembaga yang mengatur kehidupan bersama masyarakat diluar bidang
produksi, seperti organisasi sebuah pasar, system pendidikan, system kesehatan
masyarakat, system lalu lintas juga terpenting system Negara dan hukum. 2)
tatanan kesadaran kolektif yaitu memuat segala system kepercayaan, norma-
norma dan nilai yang memberikan kerangka pengertian, makna, dan orientasi
spiritual kepada usaha manusia. termasuk disini; pandangan dunia, agama, filsafat,
moralitas masyarakat, nilai-nilai budaya, seni dst.

Kapitalisme dan Sosialisme

1. kapitalisme

Dalam Manifesto Komunis, Marx memuji Borguis karena keberhasilan-


keberhasilannya mengembangkan industri, perdagangan, pasar dll (Marx hal 467,
FMS hal 162). Marx juga melihat borguis lebih jujur dari pada feodalis, walau
dalam feodalisme nilai-nilai, norma, penghormatan dll lebih suci. Tetapi itu semua
menjadikan kelas-kelas yang tak rasional dan terselum oleh kemunafikan dan
ideologis. Borguis membongkar itu menjadi lebih nyata, nilai-nilai, norma dan
sakralias-sakralis dibuang, sekarang yang ada hanya persaingan, efisiensi dst.
Penghisapan yang awalnya malu-malu dengan selubung kesucian sekarang dibuka
dengan jelas, kering dengan dalil persaingan dan efisiensi.

Kekhasan system ekonomi kapitalis adalah ia memakai Hukum-ekonomi


pasar. Dari segi output system produksinya adalah Nilai Tukar bukan nilai pakai.
Artinya orang membeli barang karena ingin ditukarkan dengan yang lain dengan
mendapatkan untung. Jadi tujuannya ‘uang’ bukan barang yang diproduksinya.
Makin besar untung makin baik.

Pembentukan Kelas Proletar

Karena persaingan sebagai asusmsi (dalam kapitalis), maka bentuk usaha


yang diarahkan ‘secara tidak murni’ untuk keuntungan akan kalah. Yang paling
efisien hidup, lainnya akan mati. Hanya ‘perusahaan’ yang besarlah yang akan
bertahan dan yang kecil mati, sehingga kelompok-kelompok tengah, karena
ketatnya persaingan akan hancur merosot menjadi kelas bawah, dan masyarakat
akan menjadi dua kutub, dua bagian (Kapitalis dan Proletar). Kaum buruh makin
tertekan, dan makin sadar akhirnya mereka mengorganisasikan diri dalam serikat-
serikat kerja. Sehingga dengan ini mereka makin sadar dan tidak menawarkan diri
dengan upah minim, dan akhirnya perjuangan mereka tidak hanya untuk
menaikkan upah tetapi menghapus kepemilikan pribadi (kapitalisme).

Setelah masyarakat hanya tinggal 2 kelompok, terjadilah revolusi. Tetapi


kata Marx; ada beberapa syarat untuk revolusi itu; a) keadaan sedemikian
menghisap sehingga sangat tek tertahankan, b) kapitalisme berhasil menciptakan
kekayaan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan segenap orang. c) revolusi
harus merupakan peristiwa global. d) tenaga-tenaga produktif harus telah
berkembang secara universal dan menguasai perekonomian diseluruh bumi. e)
proletariat harus mengembangkan "kemampuan universal' sehingga pembagian
kerja tidak perlu lagi, f) dalam revolusi kesadaran proletariat harus terbentuk
Proletariat merebut kekuasaan negara dan mendirikan "kediktatoran proletariat".
Dimana disini proletariat menggunakan kekuasaan Negara untuk menindas kaum
kapitalis (supaya mereka tidak mampu menggagalkan revolusi). Setelah kapitalis
sudah hancur, otomatis tidak ada kelas lagi. dengan demikian "produksi sudah
terpusat ditangan individu-individu yang berasosiasi, maka kekuasaan umum
kehilangan sifat politisnya. Nagara lama-kelamaan menghilang. Karena
kepemilikan sudah tidak ada, apa-apa sudah dalam asosiasi. Inilah cita-cita
sosialisme dengan Negara ideal mereka Komunisme (Negara hilang, kelas hiang,
hak milik hilang, keterasingan/belenggu hilang)

Masyarakat Komunis masa depan

Marx mengatakan nasionalisasi itu awal revolusi sosialisme (tidak seperti


Lenin, soviet/Cina), setelah sisia kapitalis hilang, negara hilang, nasionalisasi
hilang dan diurus oleh asosiasi-asosiasi ditempat itu. Ciri inti masyarakat komunis
dalah: penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi, penghapusan kelas-
kelas social, hilangnya Negara, penghapusan pembagian kerja.

Ajaran Marx ini waktu akan diterapkan banyak kerepotan, sehingga di


Negara Soviet menafsirkan perbedaan antara Komunisme dan sosialis. Awalnya
sosialis lalu cita-cita akhirnya ke Komunis (marx tidak membedakan ini), dengan 4
langkah; 1) Revolusi sosialis, 2) pembangunan sosialisme dimana sudah tidak ada
lagi kecuali proletariat dan ideology marxisme-leninisme. 3) Sosialisme (Negara
masih ada dan mengorganisasikan atas nama proletariat). Ini mereka usahakan di
Moskow Uni Soviet. Negara baru dapat menghilang apabila kapitalisme
internasional sudah dikalahkan. 4) Komunisme (dimana berlaku hukum; "kepada
siapa saja menurut kemampuannya, kepada siapa saja menurut kebutuhannya"),
selama Komunisme belum ada maka berlaku; "kepada siapa saja menurut
kemungkinannya, kepada siapa saja menurut prestasinya".

Ada beberapa problema konseptualilsasi Marx, yaitu; 1) Pemiskinan kaum


buruh itu tak terwujud, kapitalis membuat terobosan dengan system-siestem
sehingga eksploitasi itu hilang atau lebih halus lagi. Lihat ilmu-ilmu Human
Resource Manajemen. 2) Pembagian kerja terlihat sangat sulit dihapus, sebab apa
kerja-kerja kotor dan bersih. Ada kerja-kerja berat dan ringan. 3) Apakah mungkin
Negara dihapus. Ini masih mungkin (Walau FMS tidak sependapat hal 175). Sebab
menurut kami bukan negaranya yang hilang (secara real) tetapi Negara
kepentingan kelas yang hilang. Negara asosiasi yang ada. 4) Karena pembagian
kerja serta hasil kerja (tetap ada) –kalau tidak terjadi melalui pasa—harus
ditentukan dari atas Negara, birokrasi, sebagai kelas baru (dimana akhirnya
menjadi otoriter dan korup).

Sosialisme Ilmiah
Untuk menjawab bahwa sosialisme harus terwujud (sosialisme ilmiah), Marx
memperhatikan hukum-hukum ekonomi. Dalam analisanya itu keluar buku Das
Kapital (dimana eksploitasi Kapitalisme dibeberkan disini).

1. Ajaran tentang nilai lebih

Teori ini mencoba menjawab bagaimana nilai ekonomi suatu komoditi dapat
ditentukan secara objektif? Ada beberapa nilai menurut Marx dalam komoditas.
Pertama, Nilai pakai adalah nilai barang diukur dari kegunaan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Atau nilai pakai adalah manfaat barang untuk memenuhi
sebuah kebutuhan dalam masyarakat. (sepatu yang kekecilan buat saya nilainya
nol) dst.

Nilai tukar adalah nilai barang kalau dijual belikan dipasar (nilai dalam
bentuk uang). Pembeli akhir komoditi membelinya demi nilai pakainya, artinya
karena ia membutuhkan barang itu, tetapi semua pembeli yang bukan pembeli
akhir membelinya demi nilai tukar, artinya dengan maksud untuk menjualnya
kembali, dengan tujuan memperoleh laba.

Nilai pakai barang ditentukan oleh kebutuhan masyarakat. Tetapi bagaimana


nilai tukar sebuah komoditi ditentukan? Mengapa nilai dua dasi sama dengan nilai
celana? Karena waktu untuk memproduksinya dua barang yang nilai tukarnya
sama adalah sama. Yang menentukan nilai tukar sebuah barang adalah waktu kerja
yang dibutuhkan untuk menciptakannya. Tetapi bukan waktu kerja individu
(penjahit X di jalan ini misalnya), tetapi "Waktu kerja social yang diperlukan".
Yaitu waktu rata-rata yang diperlukan dalam sebuah masyarakat dengan
kepandaian kerja tertentu untuk membuat barang itu. Teori nilai pekerjaan adalah
nilai tukar segenap barang ditentukan oleh jumlah pekerjaan yang masuk dalam
produksinya. (nilai tukar hampir sama dengan harga komoditi, tetapi tidak
seluruhnya sama).

Nilai tenaga kerja sama dengan nilai komoditi, ditentukan oleh jumlah
pekerjaan yang diperlukan untuk menciptakannya. Nilai tenaga kerja adalah
jumlah nilai semua komoditi yang perlu dibeli oleh buruh agar ia dapat hidup,
artinya agar ia dapat memulihkan tenaga kerjanya serta memperbaharui dan
menggantikannya kalau ia tidak dapat bekerja lagi. Artinya jumlah makanan,
pakaian tempat tinggal, dan semua kebutuhan hidup lain si buruh dan keluarganya
(sesuai dengan tingkat sosio-kultural masyarakat bersangkutan). Dengan konsep
ini maka upah buruh dan keuntungan majikan akan wajar
Sedangkan dalam prakteknya, Marx mengatakan ada ‘Teori tentang nilai
lebih’, Misalnya buruh X butuh rata rata Rp 10.000. Maka majikan akan
membayarnya Rp. 10.000. dengan 8 jam kerja (misalnya). Seandainya dengan
bekerja 8 jam itu, ia menghasilkan nilai (nilai kerjanya) Rp. 20.000. padahal
upahnya hanya Rp.10.000, maka ada kelebihan 4 jam kerja yang dimiliki oleh
majikan. Jadi Nilai lebih adalah diferensi antara nilai yang diproduksikan
selama satu hari oleh seorang pekerja dan biaya pemulihan tenaga kerja.
Nilai lebih inilah sumber laba sang kapitalis. Laba perusahaan seluruhnya
tergantung dari besar kecilnya nilai-lebih. Jadi system kapitalis adalah system
yang menghasilkan keuntungan karena nilai lebih yang diciptakan oleh buruh
dengan pekerjaannya yang tidak dibayarkan kepadanya.

Sebuah Ilustrasi menarik:

Perdagangan awal, barang 1 ditukar dengan barang 2 (B1 = B2), setelah ada
uang maka B1 ditukar dengan Uang, uang ditukar dengan barang 2 (B1=U=B2).
Dalam Perdagangan Kapitalis, U1 dibelikan Komoditi (K) yang akan dijual lagi,
Komoditi dijual dapat U2. (U1 – K – U2), dimana U1 < style=""> (M1 < u1 =" K"
k =" U2/M2."> M1/U1 bagaimana bisa seperti ini?)

Marx menjawab;

M1 misalkan dibelikan 1) gedung/mesin/peralatan (kita katakana Biaya


konstan 1 = BK1), 2) dibelikan bahan baku (Biaya konstan 2 = BK2) dan tenaga
Kerja (biaya variable = BV). Lalu itu dibuat komoditi/barang (K), dan dijual
menjadi M2. berarti dari rumus awal

M1 = K = M2

M1 – ( BK1 + BK2 + BV) = K = M2

M1 – K = BK1 + BK2 + BV – M2 (sedikit persamaan matematika).

Mengapa bisa M1 menjadi M2, dengan M2 > M1 diatas? Ini bisa terjawab
bahwa pembelian BK1 dan BK2 tidak akan menghasilkan kelebihan, hanya BV
yang menghasilkan "nilai lebih" dimana saat dibeli dia akan bekerja melebihi
harga belinya karena ada unsur kreatif (dalam diri manusia). Disinilah argument
Marx bahwa hanya "nilai lebih" itulah sumber keuntungan kapitalis dan itulah
eksploitasi manusia. Nilainya melebihi yang perlu untuk menggantikan dirinya
sendiri.
C. Kesimpulan
Karl Marx adalah seorang filsuf besar berkebangsaan Prusia (sekarang
Jerman). Ia merupakan salah seorang pakar dalam bidang saejarah,filsafat, sosial-
politik dan ekonomi. Semasa hayatnya, Marx telah banyak menulis dan
menghasilkan karangan-karangan yang spektakuler separti “Manifesto Komunis”
yang telah mampu mempengaruhi hampir sepertiga umat manusia. Ia sangat
terkenal atas analisisnya terhadap sejarah dan social-politik terutama mengenai
pertentangan kelas, disini namanya telah mencuak bagaikan seorang pahlawan
yang telah membawa perubahan bagi para kaum tertindas (buruh).
Karl Marx adalah juru kunci yang menjadi pahlawan bagi kaum proletar.
Marxisme dirintis pada pertengahan abad ke-19 oleh dua tokoh filsuf Jerman yaitu
Karl Marx dan Friedrich Engels. Marxisme mencakup teori ekonomi Marxis, teori
social dan politik. Ajaran marxisme ini telah mampu mempengaruhi gerakan
sosial-politik di seluruh dunia.
Mengambil gagasan bahwa perubahan sosial terjadi karena perjuangan
antara berbagai kelas-kelas dalam masyarakat yang berada di bawah kontradiksi
satu terhadap yang lain, para analisis Marxis mengambil sebuah kesimpulan
bahwa kapitalisme mengarah ke penindasan terhadap kaum proletar dan hasilnya
tak terelakkan menjadi revolusi proletar atau revolusi sosial.
Marxisme memandang munculnya sistem sosialis sebagai sebuah
keniscayaan historis yang timbul dari kapitalisme yang memungkinkan lahirnya
sebuah revolusi sosial, dimana milik pribadi dalam sarana produksi akan
digantikan oleh operasi kepemilikan bersama.
Intinya, sosialisme akan memberi jalan kepada panggung sejarah komunis,
sebuah sistem tanpa kelas berdasarkan kepemilikan umum dan gratis-akses dan
kebebasan maksimal bagi

DAFTAR PUSTAKA

Manusia tidak menjadi ‘dirinya sendiri’, misalnya kerja bukan untuk


merealisasikan diri tapi sekadar cari ‘makan’? apa buktinya ia terasing? Mereka
akan puas, senang saat pulang kerja. Seakan kerja itu ingin ia tinggalkan tetapi
‘ada yang membelenggu’. Harus cari uang, harus punya pekerjaan untuk makan,
untuk hidup. Lain bila kita melakukan sesuatu dengan ‘senang hati, dalam artian
realisasi diri’. Istirahat kerja atau main karena fisik yang tidak bisa terus. Tapi kita
enjoy dengan itu. Sekolah anak-aak sekarang, seakan capek, dan lega saat tiba
dirumah. Frieere lebih radikal dalam pendidikan; orang mau ditindas dan
penindasnyapun terasing dari dirinya. Manusia tidak semestinya bila dia menjadi
dirinya menindas orang, demikian juga orang yang tertindas. Bila ia tidak
teralienasi ia menolak penindasan itu. Dua-duanya sama-sama terbelenggu. Franz
Magnis-Suseno, “Pemikiran Karl Marx”, Gramedia, Jakarta, 1999, hal 51.

Hegel Grundlinien der Philospie des Rechts (1978) hal 258, dalam FM. Suseno hal
58.

F.M. Suseno, ibid, hal 67. Ini sangat mirip dengan pandangan filsafat Islam;
bahwa kita ini bebas tapi pengetahuan tuhan dan ketentuan tuhan pasti terwujud.
Pengetahuan Tuhan Pasti terjadi, walau tidak mengganggu kebebasan manusia.
Penjelasan lengkap lihat buku kami; Islam dan Psikologi Kebenaran.

Weger, Der Mensch vor dem Anspruch Gottes, Glaubensbeggrundung,(1981) hal


121, dalam FM. Suseno, ibid, hal 69.

Kita lihat dalam agama-agama samawi. Kita memiliki sifat-sifat yang sama
dengan tuhan. Tuhan ada kita ada, tuhan Maha kuasa kita kuasa, tuhan maha
melihat kita melihat, tuhan maha kuasa kita punya kuasa, dll. Kita disuruh untuk
memaksimalkan potensi kita hingga menyamai tuhan walau tidak akan sama.
Bukan kepasifan, bukan menina-bobokkan justru memberi arah realitas yang
absolute/normative, selama kita belum seperti yang absolute/normative maka kita
masih belum "sempurna". Ini menandakan dan mengarahkan manusia untuk selalu
dan selalu berusaha terus menerus dengan arah; guide realitas yang absolute
sebagai "type idealnya". Dengan ini bukan membahayakan malah positif. Dan
dalam diri tuhan itu tidahk hanya melebihi kita, tetapi tak terhingga atau beda
dengan kita. Ini tidak sekedar proyeksi. (Muhammad alwi Habsee Ja'fari). Untuk
kritik terhadap Filsafat Feuerbach, tentang kritikannya terhadap agama. Secara
panjang lebar, Lihat cacatan kaki FM. Suseno no 2, bab 4 hal 261-263.

Marx, "Introduction to Critigur of Hegel's philosophy of Right ", 1884. hal 378.

Marx, "Introduction to Critigur of Hegel's philosophy of Right ", 1884. hal 385.
Magnis, hal 80.

Dalam analisa "Madzab Kritis" (Frankfrurt misalnya), mereka inipun juga kelas,
sehingga ketrtarikannya ke filosof seprti yang dinginkan Marx tak terjadi. Lihat
Marx, "Introduction to Critigur of Hegel's philosophy of Right ", 1884. hal 390.
FM. Suseno, op cit, hal 101.

FM. Suseno, op cit, hal 120. lihat problem yang sudah dirasakan dari awal oleh
Adam Smith (tugas dan tanggung jawab ‘seharusnya’ dalam masyarakat
kapitalisme). Lihat, Dr. A. Sony Keraf, Op Cit.

Walau memang banyak yang pesimisme, apakah dengan Kapitalisme seperti


sekarang, era informasi, globalisasi, opini public, media massa, dan system pasar,
mungkin untuk ber-demokrasi. Kebenaran yang direduksi menjadi suara
representasi (semacam parlemen), dengan mengandalkan ‘suara-mayoritas’. Lihat
Wilter Lippmann, Op Cit. F.M. Magnis, Op cit, hal 128-134.

Karl Marx, "Prefece to Contribution to the Critique of politic Economic", 1971

Ini cukup menarik untuk dianalisa, walau tampak sangat benar tetapi ini akan
menjadikan kita mengikuti faham "ateisme". Sedangkan konsep ini "hampir
diterima" dengan mufakat dalam ilmu-ilmu social khususnya "sosiolohi
pengetahuan" (yang positivistik). Lihat P.L. Berger Thomas Luckmann, " The
Constitution of Society: The Outline of The Theory of Structuration", Polity Press
Cambridge-UK,1995 (Terj: Tafsir Sosial atas Kenyataan, LP3ES, Jakarta.) atau
karya Karl Meinheim "Ideologi Utopia", Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai