Karl Marx adalah seoarang Filosof besar abad modern, ia lahir pada tahun
1818 di kota Trier, Prusia (sekarang Jerman). Marx merupakan seorang yang
Atheis, ini beranjak dari realitas kehidupan orang tuanya yang berpindah-pindah
agama, semula ayahnya adalah penganut Yahudi dan kemudian pindah agama
dengan memeluk agama Kristen Protestan.
Bila kita melihat latar belakang Marx, disitu kita bisa menyimpulkan bahwa
pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh filsafat Hegel. Ini berawal ketika Marx
hijrah ke Berlin dan mulai menekuni pendidikan filsafat. Filsafat di Berlin kala itu
sangat dipengaruhi oleh filsafat Hegel, Hegel menjadi Profesor di Berlin pada
tahun 1818 dan meninggal pada tahun 1831 M. Dalam filsafat Hegel, Marx
menemukan arah pemikirannya yang menjadi senjata intelektualitasnya.
Kata marx, bahwa hegel hanya teoritis, dan teorinya tidak dapat diterapkan
dalam kenyataan, padahal filsafat mestinya menjadi aksi. Filsafat menjadi
kekuatan praktis-revolusioner. Ia melihat jawaban pertanyaan itu dari pengaruh
filsafat feuerbach, yaitu Keterasingan/alienasi. Mengapa Hegel tidak turun dari
daratan murni teoritis ke praktis/kenyataan-aksi. Ini karena keterasingan manusia
dari dirinya sendiri
Tetapi mengapa manusia itu menjadi terasing? Jawaban ini diperolehnya saat
di paris, dimana ia bertemu dengan tokoh-tokoh sosialis seperti Proudhon,
friederich Engels. Ia menerima anggapan dasar sosialisme bahwa akar segala
masalah social terletak pada lembaga hak milik pribadi.
Pada tahun 1841, Marx dipromosikan menjadi Doktor bidang filsafat oleh
Universitas Jena berdasarkan sebuah disertasi tentang Demokrasi dan Epikuros.
Meski pemikiran Marx sangat dipengaruhi dan terkesan dengan filsafat Hegel,
namun ia juga sangat terganggu ketika melihat realitas kehidupan masyarakat
Prusia yang sangat jauh dari kehidupan rasional sebagaimana yang dipikirkan
oleh Hegel. Marx berkesimpulan bahwa Hegel hanya memberikan rumusan
pemikran yang bersifat teoritis tanpa merealisasikan dalam kehidupan
masyarakat.
Untuk merealisasikan hal tersebut, Marx beranggapan bahwa filsafat harus
menjadi kekuatan praktis-revolusioner, dan ini menjadi kenyataan ketika Marx
mendalami filsafat Feuerbach dan mengkalaborasikan dengan filsafat Hegel dan
kemudian direalisasikan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terus dilakukan
Marx untuk mencari solusi dalam mengemansipasi manusia dan pemikirannya
semakin tercerahkan ketika ia hijrah ke Paris dan berjumpa dengan para tokoh-
tokoh sosialis seperti Proudhon dan Friedrich Engels yang menjadi sahabat
karibnya. Akan tetapi perjalanan intelektualnya sudah dimulai jauh sebelum ke
Paris, yaitu di Jerman setelah beberapa tahun lulus dari sekolah Gymnasium.
Dalam buku ini (The German Ideologi) memuat rumusan pertama "Materialisme
Historis" pandangan inti Marxisme. Pada tahun 1845 marx terpaksa meninggalkan
Paris. Di Brussel ia bersama Eangels masih sempat menulis buku yang paling
terkenal manifesto Komunis. Di London ia mulai lebih banyak berfikir daripada
revolusi/aksi. ia lebih kosentrasi kebidang ekonomi, untuk membuktikan klaim
premisnya. Dimana ia menyatakan perkembangan masyarakat ditentukan oleh
perkembangan dalam bidang ekonomi. Pada tahun 1938 di Moskow terbit buku
stebal 1000 halaman denngan judul Grundrisse (Fundations of The Critique of
Political Economy). Yang sebelumnya tidak diketahui. Disini dibahas otomatisasi
yang bertentangan dengan ide marx sendiri tentang "teori nilai lebih", yang
kemudian tidak muncul lagi. Tahun 1859 terbit buku A Contribution of the
Critique of Political Economy (memuat rumusan paling ringkas dan jelas tentang
pandangan materialis sejarah).
Akhirnya pada tahun 1867 keluar buku Marx untuk memberikan pembuktian
kebenaran ramalannya tentang kehancuran Kapitalisme dan keniscayaan
Sosialisme yaitu Das Kapital, yang buku kedua dan ketiganya diterbitkan oleh
Eangels setelah Marx meninggal dunia. Bebarapa buku cacatan pinggir marx
diterbitkan oleh Karl Kautsky dengan judul "Teori-teori tentang Nilai lebih".
B. Konsep dan Pemikiran Kalr Marx
proses dimana objek yang diketahui dan subjek yang mengetahui saling
mengembangkan, sehingga tidak pernah sama atau selesai. Pengetahuan saya hari
ini mengfalsifikasi pengetahuan saya kemarin juga pengetahuan besok dst. Dalam
proses tu saya sendiri senantiasa menjadi orang baru, karena dengan perubahan
pengertian, kedudukan dan tanggung jawab, saya pun berubah. Pengetahuan
adalah going proses, dimana yang diketahui dan aku yang mengetahui terus
berkembang. Tahap yang sudah dicapai disangkal atau negasi oleh tahap baru,
bukan karena salah atau tidak berlaku lagi, tetapi karena terbatas. Jadi tahap lama
tidak benar karena terbatas, dan dengan demikian jangan dianggap kebenaran.
Tetapi yang benar dalam penyangkalan dipertahankan itulah inti Dialektiak Hegel
yang merupakan wujud pengetahuan manusia.
Contoh ; kata "pulau". Pulau itu sebenarnya "tanah" (tesis). Tetapi itu tidak
betul. Karena India itu tanah tapi bukan pulau. Pulau itu bukan tanah tetapi air
(antitesis). Karena tak ada pulau tampa air. Tetapi pernyataan itupun tidak benar
(antitesi-antitsis): pulau itu bukan air, melainkan tanah yang dikelilingi oleh air
(sintesis). "Kebenaran" pulau hanya dapat dicapai oleh dua negasi dalam hal ini.
Filsafat Sejarah
Oleh karena itu sang filosof harus menjadi Prometheus (dalam mitologi Yunani),
Yang mengambil/mencuri api (lambang ilmu, kesadaran dan kebebasan) dari
Olympos para dewa dan melemparkan kepada umat manusia. Sehingga filsafat
Hegel betul dalam level pendidikan di kelas/sekolah, tetapi itu harus dilengkapi
menjadi praktis dalam kehidupan nyata/social. Kata Marx; "Para filosof hanya
memberikan interpretasi yang berbeda kepada dunia. Yang perlu ialah
mengubahnya".
Bagi Feuerbach tuhan itu tidak nyata, hanya ada diangan-angan manusia atau
proyeksi pikiran manusia. tetapi kemudian manusia lupa bahwa itu ciptaannya dan
disembah. Ini mirip dengan kritik nabi agama-agama pada orang musyrik. Mereka
membuat patung lalu mereka lupa bahwa merekalah yang membuta kemudian
patung-patung itu disembah. Manusia lalu hormat, takut pada tuhan, padahal ia
adalah ciptaannya. Agama adalah manifestasi pengungkapkan keterasingan
manusia dari dirinya sendiri
Ada dua problem dalam filsafat hegel kata Marx yaitu, ia menganggap
subjek menjadi objek, demikian sebaliknya. Yang rasional dan nyata itu dalam
pikiran sedangkan kenyataan dunia tidak rasional dan mestinya lebih nyata. Roh
semesta yang subjek/nyata, padahal manusia yang memikirkannyalah yang nyata
dan subjek bukan objek. Demikian juga dalam Negara, Hegel disatu sisi
mengatakan dan menjunjung tinggi cita-cita revolusi Prancis, tetapi dalam sisi lain
ia menginginkan otoritarianisme Negara. Dimana undang-undang adalah
representasi roh Absolut, yang nyata, yang harus ditaati. Sedangkan suara hati,
manusia, subjek yang memikirkan dan bertindak diharuskan mengikuti dengan
"apapun" undang-undang itu, sebagai objek.
Bagimana revolusi itu terjadi? Revolusi akan terjadi bila rakyar butuh dan
kritik sang filsuf akan terbuka (diterima). Tetapi bagaimana rakyat merindukan
revoluis? Kalau rakyat betul-betul tertindas, dia tentu ingin berevolusi, jika belum
membutuhkan maka kondisinya berarti belum matang. Revoluis yang diinginkan
Marx bukan revolusi semacam Prancis, walau itu membebaskan , tetapi hany
pergantian kekuasaan. Tetapi revolusi (yang diinginkan Marx) adalah revolusi
yang melahirkan masyarakat tampa kelas yang berkuasa. Tetapi apa syarat-syarat
supaya revolusi semacam itu terjadi?
Ini akan terjadi bila yang melakukan revolusi adalah benar-benar masyarakat
"tak berkelas", artinya benar-benar tertindas. Sebab ada masyarakat terindas tetapi
hanya sebagiannya saja. Sedangkan sebagaian lain dalam dirinya masih memiliki
kelas. Tetapi bila manusia itu benar-benar "tak punya kelas" (tertindas dengan
semua hal) dan mereka melakukan revolusi, maka mereka akan mengadakan
pembubaran masyarakat sebagai golongan tersendiri. Inilah yang dikatakan oleh
Marx dengan Ploretariat. Dan Marx berkeinginan nantinya, ada kerjasama antara
filosof dan ploretariat. Filosof menemukan senjata materialnya, dan kaum
ploretariat menemukan senjata rohaninya.
Marx punya pengandaian etis yaitu manusia pada dasarnya social dan
bekerja untuk merealisasikan diri bukan untuk pengasingan dirinya. Tetapi kita
bisa bertanya seperti Jurgen Haberhas, apakah hanya pekerjaan yang menjadi
tindakan hakiki manusia? apakah hanya pekerjaan yang membedakan manusia
dari binatang? Pekerjaan ini cocok bila dilihat hubungan antara Subjek
(manusia) dan Objek (alam/produk), sedangkan hubungan atar manusia
layakkah bila dilihat dengan model pekerjaan?
Materialilsme Sejarah
Dalam konsep Marx Basis menentukan bagian atas, dimana BASIS ini
ditentukan oleh dua factor yaitu 1) Tenaga-tenaga produktif yang merupakan
kekuatan-kekuatan yang dipakai oleh masyarakat untuk mengerjakan dan
mengubah alam. Disini ada tiga unsure yaitu; alat-alat kerja, manusia dan
kecakapan masing-masing, dan pengalaman-pengalaman dalam produksi
(tehnologi) 2) Hubungan-hubungan Produksi yaitu hubungan kerjasama atau
pembagian kerja antara manusia yang terlihat dalam proses kerja produksi. Disini
yang dimaksudkan "hubungan" adalah struktur pengorganisasian social produksi
(misalnya pemilik modal dan pekerja).
1. kapitalisme
Sosialisme Ilmiah
Untuk menjawab bahwa sosialisme harus terwujud (sosialisme ilmiah), Marx
memperhatikan hukum-hukum ekonomi. Dalam analisanya itu keluar buku Das
Kapital (dimana eksploitasi Kapitalisme dibeberkan disini).
Teori ini mencoba menjawab bagaimana nilai ekonomi suatu komoditi dapat
ditentukan secara objektif? Ada beberapa nilai menurut Marx dalam komoditas.
Pertama, Nilai pakai adalah nilai barang diukur dari kegunaan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Atau nilai pakai adalah manfaat barang untuk memenuhi
sebuah kebutuhan dalam masyarakat. (sepatu yang kekecilan buat saya nilainya
nol) dst.
Nilai tukar adalah nilai barang kalau dijual belikan dipasar (nilai dalam
bentuk uang). Pembeli akhir komoditi membelinya demi nilai pakainya, artinya
karena ia membutuhkan barang itu, tetapi semua pembeli yang bukan pembeli
akhir membelinya demi nilai tukar, artinya dengan maksud untuk menjualnya
kembali, dengan tujuan memperoleh laba.
Nilai tenaga kerja sama dengan nilai komoditi, ditentukan oleh jumlah
pekerjaan yang diperlukan untuk menciptakannya. Nilai tenaga kerja adalah
jumlah nilai semua komoditi yang perlu dibeli oleh buruh agar ia dapat hidup,
artinya agar ia dapat memulihkan tenaga kerjanya serta memperbaharui dan
menggantikannya kalau ia tidak dapat bekerja lagi. Artinya jumlah makanan,
pakaian tempat tinggal, dan semua kebutuhan hidup lain si buruh dan keluarganya
(sesuai dengan tingkat sosio-kultural masyarakat bersangkutan). Dengan konsep
ini maka upah buruh dan keuntungan majikan akan wajar
Sedangkan dalam prakteknya, Marx mengatakan ada ‘Teori tentang nilai
lebih’, Misalnya buruh X butuh rata rata Rp 10.000. Maka majikan akan
membayarnya Rp. 10.000. dengan 8 jam kerja (misalnya). Seandainya dengan
bekerja 8 jam itu, ia menghasilkan nilai (nilai kerjanya) Rp. 20.000. padahal
upahnya hanya Rp.10.000, maka ada kelebihan 4 jam kerja yang dimiliki oleh
majikan. Jadi Nilai lebih adalah diferensi antara nilai yang diproduksikan
selama satu hari oleh seorang pekerja dan biaya pemulihan tenaga kerja.
Nilai lebih inilah sumber laba sang kapitalis. Laba perusahaan seluruhnya
tergantung dari besar kecilnya nilai-lebih. Jadi system kapitalis adalah system
yang menghasilkan keuntungan karena nilai lebih yang diciptakan oleh buruh
dengan pekerjaannya yang tidak dibayarkan kepadanya.
Perdagangan awal, barang 1 ditukar dengan barang 2 (B1 = B2), setelah ada
uang maka B1 ditukar dengan Uang, uang ditukar dengan barang 2 (B1=U=B2).
Dalam Perdagangan Kapitalis, U1 dibelikan Komoditi (K) yang akan dijual lagi,
Komoditi dijual dapat U2. (U1 – K – U2), dimana U1 < style=""> (M1 < u1 =" K"
k =" U2/M2."> M1/U1 bagaimana bisa seperti ini?)
Marx menjawab;
M1 = K = M2
Mengapa bisa M1 menjadi M2, dengan M2 > M1 diatas? Ini bisa terjawab
bahwa pembelian BK1 dan BK2 tidak akan menghasilkan kelebihan, hanya BV
yang menghasilkan "nilai lebih" dimana saat dibeli dia akan bekerja melebihi
harga belinya karena ada unsur kreatif (dalam diri manusia). Disinilah argument
Marx bahwa hanya "nilai lebih" itulah sumber keuntungan kapitalis dan itulah
eksploitasi manusia. Nilainya melebihi yang perlu untuk menggantikan dirinya
sendiri.
C. Kesimpulan
Karl Marx adalah seorang filsuf besar berkebangsaan Prusia (sekarang
Jerman). Ia merupakan salah seorang pakar dalam bidang saejarah,filsafat, sosial-
politik dan ekonomi. Semasa hayatnya, Marx telah banyak menulis dan
menghasilkan karangan-karangan yang spektakuler separti “Manifesto Komunis”
yang telah mampu mempengaruhi hampir sepertiga umat manusia. Ia sangat
terkenal atas analisisnya terhadap sejarah dan social-politik terutama mengenai
pertentangan kelas, disini namanya telah mencuak bagaikan seorang pahlawan
yang telah membawa perubahan bagi para kaum tertindas (buruh).
Karl Marx adalah juru kunci yang menjadi pahlawan bagi kaum proletar.
Marxisme dirintis pada pertengahan abad ke-19 oleh dua tokoh filsuf Jerman yaitu
Karl Marx dan Friedrich Engels. Marxisme mencakup teori ekonomi Marxis, teori
social dan politik. Ajaran marxisme ini telah mampu mempengaruhi gerakan
sosial-politik di seluruh dunia.
Mengambil gagasan bahwa perubahan sosial terjadi karena perjuangan
antara berbagai kelas-kelas dalam masyarakat yang berada di bawah kontradiksi
satu terhadap yang lain, para analisis Marxis mengambil sebuah kesimpulan
bahwa kapitalisme mengarah ke penindasan terhadap kaum proletar dan hasilnya
tak terelakkan menjadi revolusi proletar atau revolusi sosial.
Marxisme memandang munculnya sistem sosialis sebagai sebuah
keniscayaan historis yang timbul dari kapitalisme yang memungkinkan lahirnya
sebuah revolusi sosial, dimana milik pribadi dalam sarana produksi akan
digantikan oleh operasi kepemilikan bersama.
Intinya, sosialisme akan memberi jalan kepada panggung sejarah komunis,
sebuah sistem tanpa kelas berdasarkan kepemilikan umum dan gratis-akses dan
kebebasan maksimal bagi
DAFTAR PUSTAKA
Hegel Grundlinien der Philospie des Rechts (1978) hal 258, dalam FM. Suseno hal
58.
F.M. Suseno, ibid, hal 67. Ini sangat mirip dengan pandangan filsafat Islam;
bahwa kita ini bebas tapi pengetahuan tuhan dan ketentuan tuhan pasti terwujud.
Pengetahuan Tuhan Pasti terjadi, walau tidak mengganggu kebebasan manusia.
Penjelasan lengkap lihat buku kami; Islam dan Psikologi Kebenaran.
Kita lihat dalam agama-agama samawi. Kita memiliki sifat-sifat yang sama
dengan tuhan. Tuhan ada kita ada, tuhan Maha kuasa kita kuasa, tuhan maha
melihat kita melihat, tuhan maha kuasa kita punya kuasa, dll. Kita disuruh untuk
memaksimalkan potensi kita hingga menyamai tuhan walau tidak akan sama.
Bukan kepasifan, bukan menina-bobokkan justru memberi arah realitas yang
absolute/normative, selama kita belum seperti yang absolute/normative maka kita
masih belum "sempurna". Ini menandakan dan mengarahkan manusia untuk selalu
dan selalu berusaha terus menerus dengan arah; guide realitas yang absolute
sebagai "type idealnya". Dengan ini bukan membahayakan malah positif. Dan
dalam diri tuhan itu tidahk hanya melebihi kita, tetapi tak terhingga atau beda
dengan kita. Ini tidak sekedar proyeksi. (Muhammad alwi Habsee Ja'fari). Untuk
kritik terhadap Filsafat Feuerbach, tentang kritikannya terhadap agama. Secara
panjang lebar, Lihat cacatan kaki FM. Suseno no 2, bab 4 hal 261-263.
Marx, "Introduction to Critigur of Hegel's philosophy of Right ", 1884. hal 378.
Marx, "Introduction to Critigur of Hegel's philosophy of Right ", 1884. hal 385.
Magnis, hal 80.
Dalam analisa "Madzab Kritis" (Frankfrurt misalnya), mereka inipun juga kelas,
sehingga ketrtarikannya ke filosof seprti yang dinginkan Marx tak terjadi. Lihat
Marx, "Introduction to Critigur of Hegel's philosophy of Right ", 1884. hal 390.
FM. Suseno, op cit, hal 101.
FM. Suseno, op cit, hal 120. lihat problem yang sudah dirasakan dari awal oleh
Adam Smith (tugas dan tanggung jawab ‘seharusnya’ dalam masyarakat
kapitalisme). Lihat, Dr. A. Sony Keraf, Op Cit.
Ini cukup menarik untuk dianalisa, walau tampak sangat benar tetapi ini akan
menjadikan kita mengikuti faham "ateisme". Sedangkan konsep ini "hampir
diterima" dengan mufakat dalam ilmu-ilmu social khususnya "sosiolohi
pengetahuan" (yang positivistik). Lihat P.L. Berger Thomas Luckmann, " The
Constitution of Society: The Outline of The Theory of Structuration", Polity Press
Cambridge-UK,1995 (Terj: Tafsir Sosial atas Kenyataan, LP3ES, Jakarta.) atau
karya Karl Meinheim "Ideologi Utopia", Kanisius, Yogyakarta.