PENYAKIT
KELOMPOK 3
Astrina Aulia (1806253242)
Dea Farah Zakia (1806167775)
Dina Milana Anwar (1806167876)
Isrianto (1806167390)
Lisna Agustiyah (1806254320)
Nurkhaira Manel (1806254516)
Rizki Ekananda (1806168714)
Thariq Miswary (1806167586)
Ukuran frekuensi penyakit
■ Ratio
adalah pecahan yang pembilangnya bukan merupakan
bagian dari penyebutnya. Ini yang membedakannya dengan
proporsi. Ratio menyatakan hubungan antara pembilang dan
penyebut yang berbeda satu dengan yang lain.
■ Contoh : Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan
terdapat 32 orang penderita dan 12 diantaranya adalah anak-
anak, maka rasio anak terhadap orang dewasa adalah:
Jenis Rasio
■ berbentuk proporsi
■ tidak mempunyai satuan
■ besarnya antara 0 dan 1
Prevalens
■ Prevalence (prevalensi titik)
■ Point
– Point Prevalens, yaitu proporsi dari individu dalam populasi berada dalam
keadaan sakit pada satu waktu tertentu
Point Prevalence Rate =
– Ex: hasil Riskesdas 2007, prevalensi penderita hipertensi usia 18-24 tahun adalah
12,2. Artinya numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita HT saat
riset dilakukan
■ Period Prevalence (prevalensi periode)
– Period Prevalens yaitu proporsi populasi yang sakit pada satu periode tertentu.
– Sehingga memuat point prevalence + insidensi
– Period Prevelance Rate =
– Prevalensi periode TB paru di diagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok
masyarakat desa pada tahun 2010 adalah 0,75%. Artinya numerator merupakan
orang yang sakit TB paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru
Kegunaan Prevalens
CI
kejadian baru X 1000
populasi yang berisiko
■ Ex: pada 2010 terdapat 17.139 kasus campak di Indonesia. Pada kasus ini
seluruh penduduk Indonesia pada 2010 dianggap sebagai orang yang
terpapar risiko terkena penyakit campak. Jumlah penduduk Indonesia
pada 2010 adalah 237.641.326 jiwa.
■ Sehingga diperoleh hasil angka insidensi adalah 0,00073 atau dapat
disederhanakan angka insidensi penyakit campak di Indonesia pada tahun
2010 adalah 7,3 per 10.000 penduduk
Insidens
■ Cumulative insidence
– Mengukur risiko untuk sakit
■ Insidence rate (insidence density)
– Mengukur kecepatan untuk sakit
Cumulative
insidence/Incidence Risk
■ Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk
menjadi sakit selama periode waktu tertentu, dengan
syarat orang tersebut tidak mati oleh karena penyebab
lain.
■ Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur
serangan penyakit yang pertama pada orang sehat
tersebut.
■ Misalnya : Insidens penyakit jantung mengukur risiko
serangan penyakit jantung pertama pada orang yang
belum pernah menderita penyakit jantung.
Cumulative insidence
CI
kasus baru
populasi pada permulaan periode
• Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan
dalam perhitungan ini adalah individu yang tidak sakit
pada permulaan periode pengamatan, sehingga
mempunyai risiko untuk terserang.
• Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut
population at risk atau populasi yang berisiko.
Ciri dari cumulative
insidence
■ Berbentuk proporsi
■ Tidak memilik satuan
■ Besarnya berkisar antara 0 dan 1
cumulative insidence
■ Contoh : Hasil sensus di tahun
1960 di Swedia menunjukkan
sejumlah 3076 laki-laki berumur
20-64 tahun yang bekerja di
perusahaan plastik. Berdasarkan
data dari Register Kanker
Swedia, antara tahun 1961-1973,
11
sebelas orang diantara pekerja ini CI 100% 0,36%
terserang tumor otak. 3076
■ CI tumor otak yang terjadi pada
pekerja pabrik plastik ini selama
13 tahun adalah
Attack rate
■ jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama
epidemik
– Contoh
S: 1 2
X
4 X
X X
X 3 X
5 6
7 X
X 8 9
X X X X
1 Januari 1990 31 Desember 1990
◆ Incidence: kasus 2, 3, 4, 8, 9
◆ Point prevalence: 1 Jan: kasus 1, 5,
31 Des: kasus 2, 5
◆ Periode prevalence: kasus 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 dan 9
INSIDENCE RATE
Gambar 1 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka
observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)
A 7
B 7
C * 2
D 7
E 3
F 2
G 5
Keterangan
Periode sehat
Periode sakit
* Meninggal
INSIDENCE RATE
■ Dari Gambar 1. Hitunglah nilai Incidence Rate
(IR)?
■ Jawab:
– Hitung jumlah orang-waktu terlebih dulu
– Kemudian3hitung
kasus
IR 9,1 kasus per 100 orang - tahun
33 orang tahun
Ciri Dari Insidens Density
Hanya data dari pelayanan kesehatan saja, padahal diketahui bahwa cakupan
pelayanan kesehatan sangat terbatas dan tidak semua masyarakat
datang berobat ke fasilitas pelayanan tersebut.
Memanfaatkan data dari hasil survey khusus yang pengambilan
respondennya tidak secara acak. ( tidak memenuhi syarat Randomisasi )
Memanfaatkan data dari hasil survey khusus yang sebagian respondenya tidak
memberikan jawaban ( drop out )
2)Kesalahan karena adanya factor BIAS :
BIAS = adanya perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai
sebenarnya.
Sumber BIAS :
a) Dari Pengumpul Data :
Menggunakan alat ukur yang berbeda – beda / tidak standar
Menggunakan teknik pengukuran yang berbeda
b) Dari Masyarakat :
Adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap penyakit yang ditanyakan
Adanya perbedaan respon terhadap alat / test yang
dipergunakan.