Anda di halaman 1dari 61

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DI BIDANG
KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. ARTI PENTING PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI BIDANG KESEHATAN

1. Tolak Ukur Kesehatan Masyarakat: IPM dan MDGs


2. Perubahan Paradigma dan Kebijakan Pembangunan: dari
Pembangunan ke Pemberdayaan Masyarakat
3. Tantangan dan peluang pemberdayaan masyarakat
1. Tolak Ukur Kesehatan Masyarakat: IPM dan MDGs
• Pembangunan yang sesungguhnya senantiasa menempatkan manusia sebagai titik
sentral perhatian atau sebagai subjek yang berperan aktif.
• Pengembangan manusia berbeda dengan pengembangan sumber daya manusia.
Dua aspek pengembangan manusia yang perlu dilakukan :
1. Upaya mengembangakan kemampuan (capability) manusia
2. Mengembangkan penggunaan kemampuan dan mempertinggi partisipasi dalam kegiatan
ekonomi produktif, social, budaya, dan politik.
• Pembangunan hakikatnya adalah upaya mencapai taraf hidup rakyat yang lebih
berkualitas sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku.
• Proses pembangunan pada saat ini telah sampai pada tahap yang mensyaratkan
adanya partisipasi rakyat yang lebih besar agar tujuan pembangunan dapat tercapai.
• Partisipasi rakyat dalam pembangunan yang terpenting adalah tergeraknya rakyat
untuk mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan memperbaiki kualitas hidupnya
sendiri
2. Perubahan Paradigma dan Kebijakan Pembangunan: dari
Pembangunan ke Pemberdayaan Masyarakat
• Pergeseran paradigma dan kebijakan pembangunan yaitu dari
pembangunan ke pemberdayaan.
• Perbedaan antara paradigma pembangunan dan pemberdayaan adalah :
No. Pembangunan (Paradigma lama) Pemberdayaan (Paradigma baru)
1 Berorientasi pada Negara dan Modal. Terfokus pada masyarkat institusi dan
masyarakat lokal.
2 Modal adalah segalanya dan dikelola Dibuat secara demokratis,
secara otoritarian dan sentralistik. desentralistik dan participatoris.
3. Bertumpu pada kekuatan ekonomi dan Menekankan kekuatan rakyat.
politik.
• Pengembangan kapasitas masyarakat melalui pemberdayaan dan partisipasi adalah
elemen yang sangat esensial jika pembangunan ingin berkelanjutan dan berpusatkan
pada rakyat.
• Pada dasarnya pembangunan kapasitas manusia adalah helping people to helm
themselves, pada kualitas individu, kelompok dan penguatan organisasi yang diikuti
oleh system yang demokratis dan pemerintah yang professional.
• Strategi pergeseran aliran pembangunan dari pembangunan yang bertumpu pada
kekuatan ekonomi dan kekuatan politik menuju pembangunan yang menekankan pada
legitimasi kekuatan rakyat yang menggunakan strategi pemberdayaan secara
partisipatif merupakan pilihan Negara-Negara yang ingin keluar dari situasi krisis.
• Pertimbangan pembangunan masyarakat dengan pemberdayaan dipandang sangat
penting :
1. Masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang sehat.
2. Proses perencanaan yang berasal dan diinginkan oleh masyarakat lebih baik
dibandingkan dengan perencanaan yang berasal dari penguasa.
3. Proses partisipasi dalam pembangunan masyarakat merupakan pencegahan
berbagai sikap masa bodoh.
4. Proses pemberdayaan yang kuat dalam upaya-upaya kemasyarakatan merupakam
dasar kekuatan bagi masyarakat yang demokratis dan mandiri.
3. Tantangan dan peluang pemberdayaan masyarakat
• Krisis moneter memberikan efek berupa :
a. Menurunnya pendapatan nyata dari penduduk yang disebabkan oleh kehilangan
pekerjaan.
b. Inflasi akan menurunkan daya beli seluruh masyarakat, yang mengakibatkan
banyak rumah tangga jatuh dibawah garis kemiskinan.
c. Angka ketergantungan ekonomi sangat tinggi sehingga tingkat produktivitas
nasional (gross national product) tidak optimal yang berdampak banyaknya
penganguran yang berpengetahuan dan berketerampilan rendah. Kelompok ini
menjadi salah satu sasaran target sasaran pemberdayaan masyarakat.
• Pendekatan sentralis disemua bidang berakibat  hilangnya daya responsivitas dan
kreativitas dalam membangun masa depan dirinya.
• Dalam kehidupan bermasyarakat telah terjadi ketidakberdayaan (powerless) untuk
menghadapi perubahan dan permasalahan di satu pihak, dan semakin besarnya
akumulasi frustasi sosial.
• Akumulasi frustasi social ditunjukkan oleh semakin luasnya keresahan masyarakat
(social unrest), kerusuhan, dan amuk massa, konflik social di berbagai wilayah di
Indonesia (Sumardjan, 1998).
B. LATAR BELAKANG PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN

• Upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi berbagai


keterbelakangan masyarakat yang disebabkan enam sumber utama,
yaitu :
1. Kebodohan (illiteracy)
2. Kekakuan tradisi
3. Penduduk yang tidak terampil
4. Konsumtif
5. Ketidakmampuan alih teknologi atau waralaba (disfranchised)
6. Salah penempatan atau penggunnan dibawah kemampuan
(displacement)
• Konferensi Internasionaal Promosi Kesehatan ke-7 di Nairobi, Kenya
(2009) menegaskan bahwa dalam pemberdayaan masyarakat
dibidang kesehatan masyarakat perlu berperan serta dalam
menentukan kebijakan, sumber daya, dan pengambilan keputusan
untuk menjamin dan mempertahankan pemerataan kesehatan yang
optimal.
• Beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan
meliputi :
1. Menumbuhkan rasa kepemilikan masyarakat, yaitu dengan :
a. Mendengarkan suara dan aspirasi rakyat.
b. Mengenali dan menghargai budaya, tradisi, dan kontribusi kelompok.
c. Menjamin partisipasi dan kontrol yang setara dan bermakna dalam
mengambil keputusan diseluruh kelompok.
d. Memiliki pengaruh dalam membangun kemitraan untuk perubahan dan
perbaikan.
e. Membangun kemampuan masyarakat dalam proses perencanaan,
implementasi, monitoring dan evaluasi
2. Mengembangkan sumber daya yang berkelanjutan melalui
penyusunan mekanisme pembiayaan yang dapat menjamin
terlaksananya tindakan yang terkoordinasi, terintegrasi, dan holistic.
3. Membangun dan menerapkan prinsip atas dasar fakta/ bukti, yaitu
dengan:
a. Memasukkan uraian penjelasan dan fakta empiris tentang
kesuksesan dan lessons learned dari program-program kesehatan
b. Memasukkan system pengetahuan masyarakat local ke dalam
perencanaan kurikulum dan menggaris bawahi yang dapat
diaplikasikan pada sector-sector utama
C. Perbedaan Pendekatan Top-Down dan Bottom Up

• Melalui “pendekatan atas ke bawah” akan mendapat dukungan politis


dari sumber daya dari para pemangku kepentingan dan para
pengambil kebijakan serta dukungan sumber daya.
• Melalui “pendekatan dari bawah ke atas” kita akan mendapat
dukungan dari masyarakat
BAB II
GERAKAN SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Pengertian Gerakan Sosial dan Perubahan Sosial
B. Alasan Terjadinya Gerakan Sosial
C. Kriteria Gerakan Sosial
D. Tahapan-tahapan Gerakan Sosial
A. Pengertian Gerakan Sosial dan Perubahan Sosial
• Definisi perubahan social dikumpulkan oleh Sztompka (2004) diantaranya adalah :
1. Transformasi dalam organisasi masyarakat dalam pola berpikir dan dalam perilaku
pada waktu tertentu (Macionis, 1987).
2. Modifikasi atau transformasi dalam pengorganisasian masyarakat (Persell, 1987).
3. Variabel hubungan antar individu, kelompok, kultur, dan masyarakat pada waktu
tertentu (Ritzer, 1987).
4. Perubahan pola perilaku, hubungan social, lembaga, dan struktur masyarakat pada
waktu tertentu (Farley, 1990).
• Definisi menurut Soemardjan (Soekamto, 2009; 263)
Perubahan social adalah perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilao-nilai
sikap-sikap, pola-pola, perilaku di anatara kelompok dalam masyarakat.
• Pengertian Gerakan Sosial menurut Sztompka (2004; 325) adalah
tindakan kolektif yang diorganisir secara longgar, tanpa cara terlembaga
untuk menghasilkan perubahan dalam masyarakat.
• Beberapa definisi gerakan social, yaitu:
a. Upaya kolektif untuk membangun tatanan kehidupan yang baru
(Blumer, 1951).
b. Upaya kolektif untuk mengubah tatanan sosial (Lang & Lang, 1961).
c. Upaya kolektif untuk mengubah norma dan nilai (Smelsen, 1962).
d. Tindakan kolektif berkelanjutan untuk mendorong atau menghambat
perubahan dalam masyarakat atau dalam kelompok yang menjadi
bagian masyarakat (Turner&Killian, 1972).
e. Upaya kolektif untuk mengendalikan perubahan untuk mengubah
arah perubahan (Lauer, 1976).
• Sztompka (2004; 234-235) menyimpulkan bahwa perubahan sosial menurut
teori agen perubahan dapat diringkas menjadi enam asumsi ontologis,
diantaranya adalah :
1. Masyarakat merupakan sebuah proses dan mengalami perubahan terus
menerus.
2. Perubahan kebanyakan berasal dari dalam berbentuk transformasi dirinya
sendiri.
3. Motor penggerak perubahan adalah kekuatan agen individual dan kolektif.
4. Arah, tujuan, dan kecepatan perubahan dipertentangkan di kalangan agen
dan menjadi medan konflik dan perjuangan.
5. Tindakan terjadi dalam suasana menghadapi struktur; tindakan ini
menghasilkan kualitas dualitas struktur (yang membentuk dan yang
dibentuk).
6. Pertukaran tindakan dan struktur terjadi secara pelan-pelan dengan cara
menukar fase-fase kreativitas agen dan kemantapan struktur.
B. Alasan Terjadinya Gerakan Sosial
• Sztompka (2004; 330-331) berpendapat bahwa alasan yang menyebabkan
gerakan sosial di zaman modern lebih menonjol dan lebih signifikan, yaitu
berdasarkan pada tema Durkheim, yakni kecenderungan kepadatan
penduduk di kawasan sempit terjadi bersamaan dengan urbanisasi dan
industrialisasi serta menghasilkan kesadaran moral penduduk yang besar.
• Kepadatan ini membuka peluang untuk mengadakan kontak dan interaksi
untuk mengembangkan kesamaan pandangan, artikulasi, ideology
bersama, dan merekrut pendukung sehingga peluang untuk melakukan
mobilisasi dan gerakan sosial sangat meningkat.
C. Kriteria Gerakan Sosial
• Gerakan sosial muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran. Terdapat
beberapa kriteria gerakan sosial.
• Kriteria pertama, gerakan ini disebut gerakan reformasi, yaitu hanya
untuk mengubah aspek tertentu kehidupan masyarakat tanpa
menyentuh inti struktur institusinya, gerakan yang hanya
menginginkan perubahan di dalam daripada perubahan masyarakat di
dalam keseluruhan.
 Contohnya, gerakan pro dan anti aborsi yang menuntut
perubahan undang-undang yang sepantasnya.
• Kriteria kedua, gerakan sosial yang berbeda dalam kualitas perubahan yang
diinginkan yaitu ada gerakan yang menekankan pada inovasi, berjuang
untuk memperkenalkan institusi baru, hukum baru, kehidupan baru, dan
keyakinan baru.
• Perubahan gerakan ke masa depan dan menekankan pada sesuatu yang
baru. Ini disebut gerakan progresif. Contohnya gerakan republic, sosialis,
fenimisme.
• Perubahan diarahkan ke belakang dan tekanan diletakan pada tradisi. Ini
disebut gerakan konservatif, contohnya gerakan ekologis dan gerakan
keagamaan fundamentalis.
• Kriteria ketiga, gerakan yang berbeda dalam target perubahan yang diinginkan
yaitu ada yang memusatkan perhatian pada perubahan struktur; perubahan
individu.
• Gerakan poerubahan structural ada 2 bentuk
• a. gerakan sosial politik yang berupaya mengubah stratifikasi politik, ekonomi
dan kelas. Gerakan ini senantiasa menentang penguasa Negara atas nama rakyat.
• B. gerakan sosiokultural yang ditunjukkan pada aspek yang kurang teraba dari
kehidupan sosial, mengusulkan perubahan keyakinan, nilai, norma, symbol dan
pola hidup sehari-hari. Contoh: gerakan hipies dan punk.
• Gerakan yang lebih memusatkan perhatian pada perubahan individu daripada
struktur juga mempunyai 2 bentuk:
• A. gerakan suci, mistik dan religious. Contohnya: gerakan islam fundamentalis,
gerakan penyebaran injil yang diprakarsai Jhon Paus II.
• B. gerakan sekuler yang berupaya memperbaiki moral atau mental anggotanya.
• Kriteria keempat, gerakan sosial yang berbeda mengenai arah perubahan
yang diinginkan yaitu pada umumnya gerakan sosial mempunyai arah
positif.
• Gerakan dimobilisasi untuk merespon perubahan yang dinilai negative
yang timbul setelah kecenderungan sosial umum menimbulkan dampak
samping yang tidak diharapkan, misalnya gerakan antimodernitas dan
gerakan mempertahankan budaya asli pribumi.
• Kriteria kelima, gerakan sosial yang berbeda dalam strategi yang melandasi
atau logika tindakan mereka (Rucht, 1988 dalam Sztompka, 2004). Ada
yang mengikuti logika instrumentak yaitu gerakan yang berjuang untuk
mendapatkan kekuasaan politik dengan kekuatan politik itu memaksakan
perubahan yang diinginkan dalam peraturan hokum, institusi dan lain-lain.
• Tujuan utama adalah kontrol politi. Bila berhasil gerakan ini berubah
menjadi kelompok penekan atau partai politik masuk ke parlemen dan
pemerintahan. Contohnya gerakan solidaritas Polandia.
D. Tahapan-Tahapan Gerakan Sosial
Asal-usul
• Adanya gagasan untuk membentuk keyakinan, ideologi, penentuan
tujuan, pengenslsn lawan dan kawan, dan visi masa depan.
• Adanya sumber daya dan fasilitas
• Adanya ketimpangan ekonomi dan kekuasaan yang menimbulkan
kontradiksi dan konflik
• Adanya transformasi yang signifikan dalam kesadaran kolektif aktor
yang terlibat
• Mengartikulasikan dan memiliki kesadaran ideologi brsama
Mobilisasi :
• Pengerahan orang yang paling dipengaruhi oleh kondisi buruk serta
mempunyai kesadaran da kepekaan paling tajam terhadap isu sentral
gerakan.
• Rekruitmen anggota
• Mobilisasi untuk tindakan kolektif
• Adanya differensiasi internal organisasi dan struktur hierarki dalam
gerakan sosial
Perluasa/Pengembangan Struktur
• Artikulasi ide, kepercayaan, keyakinan, dan kebersamaan tentang harapan
dan proses gerakan sosial
• Institusionalisasi norma dan nilai baru
• Terpolanya struktur organisasi internal yang baru
• Kristalisasi struktur peluang baru, hierarki ketergantungan, dominasi,
kepemimpinan, pegaruh dan kekuasaan baru di dalam gerakan

• Terminasi :
• Optimisme: Gerakan sosial menang, kehilangan raison d’etre-nya,
demobilisasi dan bubar
• Pesimis: Gerakan sosial tidak menang tetapi malaj ditindas dan dikalahkan
atau kehabisan potensi antusiasme dan secara bertahap mengalami
pelapukan tanpa
• Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan perubahan
sosial yang besifat evolutif dengan mempertimbangkan dan memperhatikan
potensi sumber daya, norma-norma dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat
setempat sesuai dengan kebutuhan dan kehendak masyarakat
• Pemberdayaan masyarakat tidak bisa diselenggarakan secara revolutif
karena perlu proses dan perubahan masyarakat
• Perubahan dilakukan melalui intervensi mikro yang memusatkan pada
perubahan pada tingkat individu, keluarga dan kelompok kecil, dan
intervensi makro yang lebih berpusat pada perubahan masyarakat, baik
lokal, regional maupun internasional.
• Upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah upaya
memberdayakan (mengembangkan klien/ penerima manfaat dari keadaan
tidak atau kurang berdaya menjadimempunyai daya) guna mencapai derajat
kesehatan seoptimal mungkin
BAB III
TEORI-TEORI PEMBANGUNAN DAN
PELUANG PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI BIDANG
KESEHATAN
A. TEORI-TEORI PEMBANGUNAN

1. Teori Modernisasi
Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial, biasanya
merupakan suatu bentuk perubahan sosial yang terarah (directed
change) yang didasarkan pada perencanaan (planned-change)
Differensiasi Struktural (Smelser)
Modernisasi akan selalu melibatkan differensiasi struktural yakni
ketidakaturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai fungsi
sekali gus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fugsi
yang lebih khusus, sehingga pelaksanaan fungsi akan dijalankan secara
lebih efisien.
• Teor modernisasi telah membuktikan ketidakmampuannya untuk
memenuhi janji-janji keberhasilan pembangunan ekonomi dan politik,
lebih dari itu teoi modernisasi juga telah memuktikan
ketidakberhasilannya dalam menjelaskan munculnya stagnasi
ekonomi, berkembangnya represi politik, dan melebarnya
ketimpangan kaya dan miskin.
• Umumnya teori modernisasi meyakini faktor manusia (buka struktur
dan sistem) menjadi fokus utama perhatiannya.
2. Teori Dependensi (Ketergantungan)
• Muncul sebagai teori untuk memberikan jawaban atas kegagalan
program KEPBBAL dan teori neo-Marxist
• Merumuskan hubungan antara negara Barat dengan negara Dunia Ketiga
sebagai hubungan yang dipaksakan, eksploitasi, dan ketergantungan
• Homik (Markadikanto, 2010:74) mengasumsikan bahwa keterbelakangan
negara-negara Amerika Latin tak hanya disebabkan faktor internal, tetapi
sebagian besar disebabkan hambatan eksternal berupa ketidakmerataan
sumber daya yang diciptakan oleh ekspansi kapitalisme Barat
• Keynesian tidak dapat diterapkan secara mekanis pada negara piggiran,
sedangkan pada negara sentral yang telah menganut tata ekonomi
kapitalistis yang monopilistik, teori efek penggandaan Keynesian dapat
bekerja hampir sempurna.
3. Teori Sistem Ekonomi Dunia
• Menyatakan bahwa pada akhir abab ke-20 tata ekonomi kapitalis dunia
akan mencapai tahaptransisi yang dari padanya satu pilihan sejarah
harus dilakukan untuk merubah keseluruhan proses dan sejarah umat
manusia.
• Peran negara digantikan oleh pasar.
• Sistem kapitalis menunjukkan potensi ekspansi sangat besar
• Perubahan sosial pada dasarnya terletak pada bagaimana perjuangan
antara negara pinggiran dan semi pinggiran di masa mendatang
• Hadad (1980) enyimpulkan enam pendekatan teori pembangunan yaitu
pendekatan pertumbuhan, pendekatan pertumbuhan dan pemerataan,
paradigma ketergantungan, tata ekonomi internasional baru,
pendekatan kebutuhan pokok, dan pendekatan kemandirian.
B. PELUANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN PADA
DUNIA KETIGA
1. Kegagalan Teori Pembangunan dan Globalisasi: Peluang Pemberdayaan
Masyarakat
• Mardikanto (2010b: 68) menyimpulkan bahwa kekurangtepatan pemilihan
strategi pembangunan telah menyebabkan paradoks dan tragedi
pembangunan seperti yang terjadi pada negara berkembang yaitu:
a. Pembangunan tidak menghasilkan kemajuan melainka justru semakin
meningkatkan keterbelakangan
b. Melahirkan ketergantungan negara sedang berkembang terhadap negara
maju
c. Melahirkan ketergantungan periphery terhadap centre
d. Melahirkan ketergantungan masyarakat terhadap negara/pemerintah
e. Melahirkan ketergantungan masyarakat kecil terhadap pemilik modal
• Meodernisasi melalui industrialisasi tidak sanggup memenuhi dua
persyaratan yang paling mendasar dari peradaban yaitu:
1. Kebutuhan manusia untuk dapat hidup secara harmonis dengan
lingkungannya
2. Kebutuhan manusia untuk dapat hidup harmonis dengan sesama manusia
• Untuk itu diperlukan pembangunan alternatif melalui pembangunan pada
tingkat komunitas untuk penyampaian layanan kemanusiaan dan untuk
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia secara adil melalui
pemberdayaan masyarakat (Ife dan Tesoriero, 2008: 25)
• Thromer globalisasi mulaiberjalan ketika dilakukan secara global suatu
mekanisme perdagangan melalui penciptaan free trade, yakni
ditandatanganinya kesepakatan internasional tentang perdagangan pada
bulan april 1994 di Marrakesh, Maroko yakni suatu perjanjian perdagangan
internasional yang dikenal dengan GATT
• Proses globalisasi ditandai dengan pesatnya paham kapitalisme yang
kental dengan ekonomi neo-liberal.
• Fenomena yang juga berkembang pesat dan global berakibat pada
semakin meningkatnya kemajuan di bidang telekomunikasi,
elektronika, bioteknologi yang dikuasai perusahaan trasnasional.
• Globalisasi ekonomi belum diikuti globalisasi kewarganegaraan,
keadilan sosialm hak-hak asasi manusia atau keseteraan.
2. Reaksi Terhadap Globalisasi dan Peluang Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang Kesehatan
• Perspektif yang pertama memfokuskan perhatian pada alokasi
sumber daya, beranjak dari asumsi bahwa kondisi buruk daerah
pemukiman, perumahan, sanitasi lingkungan, tingkat nutrisi dan
rendahnya penghasilan bukan hanya atribut kemiskinan.
• Perspektif yang kedua memfokuskan perhatiannya pada penampilan
kelembagaan (institutional performance), melihat rendahnya akses
kelompok miskin pada pelayanan kesehatan sebagai konsekuensi
dari sistem pengelola pelayanan kesehatan itu sendiri.
BAB IV
DIMENSI DAN DETERMINAN SERTA PARTISIPASI DAN
BIASPEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Unsur-Unsur Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaa
n Masyarakat
Perlindungan

Mengalihkan
Kesadaran
Wewenang

Peluang Kemauan Politik

Penciptaan suasana
Potensi Masyarakat
kondusif
Motivasi
Sumber: Suhendra, 2006. Peranan Birokrasi
Dalam Pemberdayaan Masyakat
Dimensi Pemberdayaan
Masyarakat

PENGEMBANG
AN
MASYARAKAT

Sumber: Taruna, 2010. Designs Of Community


Development Planning
• Beberapa pengertian partisipasi didefinisikan pada ahli seperti
Theodorson (1969) mengartikan partisipasi sebagai keikutsertaan
seseorang dalam kelompok sosial untuk megambil again dari kegiatan
masyarakat diluar pekerjaan atau profesinya sendiri.
• Sedangkan Uphoff dan Cohen (1979) menekankanpada rakyat
memiliki peran dalam mengambil keputusan.
• Pearse dan Stifel (1979, disitir oleh Kannan, 2002) memfokuskan pada
rakyat ang memiliki kendali atas sumer daya dan institusi.
• Paul (1987, disitir Kannan, 2002) berpendapat bahwa partisipasi harus
mencakup kemampuan rakyat untuk mempengaruhi kegiatan-keiatan
sedemikian rupa sehingga dapat meigkatkan kesejahteraanna
• Pengertian partisipasi terkandung 3 komponen yaitu interaksi, pengambilan
keputusan, dan kesetaraan kekuasaan.
• Pengertian partsipasi ini mengandung konsekuensi kesediaan berbagai
kekuasaan antara yang mengajak dan yang diajak berpartisipasi.
• Pengambilan keputusan ataupemecahan masalahberkaitan dengan suatu
proses untuk mengatasi adanya kesenjangan antara keadaan yang ada dan
keadaan yang diinginkan.
• Terdapat kondisi-kodisi yang mendukung partisipasi adalah:
1. Orang akn berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas
tersebut penting
2. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan
3. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai
4. Orang harus bisa berpartisipasi dan didukung dalam partisipasinya
5. Struktur da proses tidak boleh mengucilkan (Ife dan Tesoriero, 2008)
• Karsidi (2005, Slamet, 1992) berpndapat bahwa prtisipasi adalah
proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat yang akan
terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh 3 faktor
pendukung yaitu:
1. Adanya kemauan
2. Adanya kemampuan
3. Adanya kesempatan untuk berpartisipasi
• Ada 3 dimensi partisipasi yaitu:
1. Keikutsertaan dalam proses pengambilan keputusan: biasanya
dipresentasikan oleh pejabat formal.
2. Keikutsertaan masyarakat sebagai pelaksanaan program: ada 3
tanggapan masyarakat yang muncul yaitu:
a. menerima keputusan dan bersedia melaksanakanya,
b. menolak namu tidak secara terbuka, sambil menunggu
perkembangan,
c. secara terbuka menolaknya.
3. Anggota masyarakat secara bersama-sama menikmati hasil dari
program yang dilaksanakan.
• Syarat-syarat terwujudnya partisipasi menurut Triyanto (Notoadmojo, 2005)
1. Adanya saling percaya antara warga masyarakat maupun antara warga
masyarakat da pihak petugas: ketidakpercayaan merusak semangat untuk
berpartisipasi
2. Adanya ajakan da kesempatan bagi semua warga masyarakat untuk
berperan dalam kegiatan atau program: partsipasi masyarakat akan muncul
dan berkembang bila seluruh warha masyarakat diajak dan diberi
ksempatan yang sama, karena setiap orang mempunyai potensi untuk
berpartisipasi
3. Adanya manfaat yang dapat dirasakan masyarakat: tujuan utama
pemberdayaan adalah memberikan manfaan yang sebesar-besar bagi
masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat
4. Adanya contoh da keteladanan dari para pemimpin dan tokoh masyarakat,
terutama pada masyarakat yang bercorak paternalistik: keteladanan akan
menjadi penguat motivasi bagi masyarakat
• Carry (Notoadmojo, 2005) mengatakan bahwa partisipasi dapat
tumbuh jika terpenuhi 3 kondisi berikut:
1. Merdeka untuk berpartisipasi, adanya konsisi yang
memungkinkan warga masyarakat untuk berpartisipasi
2. Mampu untuk berpartisipasi, yaitu adanya kapasitas dan
kompetensi warga masyarakat sehingga mampu memberikan
sumbangan pemikiran, saran dan sarana untuk keerhasilan
program
3. Mau berpartisipasi, yaitu adanya kemauan atau kesediaan warga
masyarakat untuk berpartisipasi
• Indikator-indikator kualitatif mencakup:
1. Suatu kapasitas masyarakat yang tumbuh untukmengorganisasi aksi
2. Dukungan yang tumbuh dalam masyarakat dan jaringan yang bertambah kuat
3. Peningkatan pengetahuan msyarakat tetang hal-hal seperti keuangan dan
menejemen proyek
4. Keinginanmasyarakat untuk terlibat dalam membuahkan keputusan
5. Peningkatan kemampuan dari mereka yang berpartisipasi dalam mengubah
keputusan menjadi aksi
6. Meningkatnya jangkauan partisipasi melebihi/diluar proyek untuk mewakilinya
dalam organisasi-organisasi lain
7. Pemimpin-pemimpin yag muncul dari masyarakat
8. Meningkatnya jaringan dengan proyek-proyek, masyarakat dan organisasi
lainnya
9. Mulai mempengaruhikebijakan
• Bias bisa terjadi pada beberapa kemungkinan, antara lain:
1. Top down planning
2. Kurangnya kompetensi petugas dibidang pemberdayaan
masyarakat
3. Terburu-buru ingin melihat hasil
4. Petugas pemberdayaan masyarakat memiliki harapan tertentu
5. Persepsi yang keliru bahwa masyarakat sasaran pemberdayaan
dalamkondisi lemahdan tidak mampu
6. Pendamping atau fasilitator lokal yang tidak memihak masyarakat
7. Tokoh lokal yang mengatasnamakan masyarakat
8. Pera pihak ketiga
9. Pelayanan yang terfokus pada symptomatic solution
10. Pejabat lokal tidak mau ambil risiko dana revolving
• Menurut Chamber (Suhendra, 2006: 1001-102) berpendapat bahwa
pembangunan pedesaan yang seharusnya memberika peluang
pemberdayaan masyarakat menimbulka 6 bias
1. Bias keruangan (spatial bias)
2. Bias proyek (project bias)
3. Bias personal (personal bias)
4. Bias musim kering (dryseasonal bias)
5. Bias profesional (profesional bias)
6. Biasdiplomatik (diplomatic bias)
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsurkeberdayaan masyarakat dalam
SKN (2009)!
2. Jelaskan pengertian partisipasi!
BAB V
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI BIDANG KESEHATAN
• Pengertian pemberdayaan masyarakat adalah upaya memberikan daya (empowerment)atau
penguatan (Strengthening) kepada masyarakat (Mas’oed, 1990)
• Perolehan kekuatan da akses terhadapsumber daya produktif untuk mencari nafkah (Pranarka, 1996)
• Kemampuan berpartisipasi dalam proses membangun dankeputusan yang mempengaruhi
masyarakat, serta usaha pengalokasian kembali melalui pengubahan struktur sosial (Awift dan Levin,
1987)
• Upaya untuk memberikan kesempatan kepada kelompokmasyarakat (miskin)untuk mampu dan
berani bersuara atau menyuarakan pendapat, ide, gagasan-gagasannya serta kemampuan dan
keberanian untuk memilih suatu konsep, metode, produk, tindakan yang terbaik bagi pribadi,
keluarga dan masyarakat (World Bank, 2001)
• Suatu cara agar rakyat, komunitas, dan organisasi diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa
atas kehidupannya (Rappaport, 1984)
• Memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kekuasaan yang cukup untuk memengaruhi
kehidupannya dan kehidupan orng lain (Parson, et. al., 1994)
• Upaya yang disengaja untuk memasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan, dan
mengelola sumber daya lokal yang dimiliki melalui aktifitas kolektif da jejarig sehingga masyarakat
memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial (Subejo dan Suprianto
2004)
• Menurut Ife (2008), pemberdayaan mncakup 2 pengertian kunci yakni kekuasaan dan
kelompok lemah.
• Kekuasaan atau penguasaan atas:
1. Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup yakni kemampuandalam
membuat keputusan-keputusan mengenai gayahidup, tempat tinggal, dan pekerjaan
2. Pendefinisian kebutuhan yakni kemampuan mnentukan kebutuhan selaras dengan
aspirasi dan keinginannya
3. Ide atau gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan
4. Lembaga-lembaga yakni kemampuan menjangkau, menggunakan, dan memengaruhi
pranata-pranata masyarakat seperti lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan,
dankesehatan
5. Sumber-sumber yakni kemampuan memobilisasi sumber-sumber formal, informal dan
kemasyarakatan
6. Aktivitas ekonomi yakni kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme
produksi, distribusi, serta pertukaran barang dan jasa
7. Reproduksi yakni kemampuan berhubungan dengan proses kelahiran, perawatan
anak, pendidikan dan sosialisasi
• Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan sebagai salah satu
subsistem dalam SKN (2009) merupakan bentuk penyelenggaraan
ebagai upaya kesehatan.
• Pemberdayaan masyarakat adalah proses dan tujuan.
• Sebagai proses pemberdayaan masyarakat adalah erangkaian kegiata
untuk memperluas kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah
dalam masyarakat
• Sebagai tujuan pemberdayaan masyarakat menunjuk pada keadaan
atau hasil yang ingin di capai oleh sebuah perubahan sosial.
• Terdapat 5 dasar pendekatan konsep pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan di Indonesia, yakni:
1. Demokratisasi proses pembangunan
2. Penguatan peran organisasi lokal
3. Penguatan modal sosial
4. Penguatan kapasitas birokrasi lokal
5. Mempecepat penanggulangan kemiskinan
• Tujuan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan terdiri atas:
1. Tujuan umum: meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga
dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil
dalam meningkatkan derajat kesehatannya
2. Tujuan khusus:
- Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan
- Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan
peningkatan derajat esehatannya sendiri
- Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayana kesehatan oleh
masyarakat
- Terwujudnya pelembagaan upayakesehatan masyarakat di tingkat
lapangan
(Departemen Kesehatan, 2007)
• Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat
1. Mengerjakan, artinya kegiatan pemberdayaan masyarakat harus
sebanyak mungkin mengikutsertakan masyarakat untuk
mengerjakan/menerapkan sesuatu.
2. Akibat, artinya kegiatan pemberdayaan masyarakat harus memerikan
akibat atau pengaruh yang baik atau bermanfaat.
3. Asosiasi, artinya setiap kegiatan pemberdayaan masyarakat harus
dikaitkan dengan kegiatan lainnya,karena setiap orang cenderung untuk
mengaitkan/menghubungkan kegiatannya dengan kegatan/peristiwa
yang lainnya.
• Prinsip pemberdayaan masyarakat menegaskan rakyat harus menjadi
pelaku utama (subjek) dalam pembangunan, sehingga perlu adanya
pergeseran dalam pemerintah yang signifikan, dari peran sebagai
penyelenggara pelayanan masyarakat menjadi fasilitator, mediator,
koordinator, pendidik, mobilisator, pendukung, dan peran lain yang lebih
mengarah pada pelayanan tidak langsung
Beberapa Strategi Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan:
1. Ife (1995) mengusulkan beberapa strategi yaitu:
a. Kebijakan dan perencanaan
b. Aksi sosial dan politik
c. Pendidikan penyadaran
d. Peningkatan kesadaran
2. Labonte (1994) mengusulkan beberapa strategi yaitu:
a. Pemberdayaan
b. Pembentukan kelompok kecil
c. Pegembangan atau penguatan organisasi masyarakat
d. Pengembangan atau penguatan jaringan antarorganisasi
e. Langkah polotik
3. Hanna dan Roninson (Hikmat, 2004: 19) merumuskan strategi pemberdayaan
masyarakat dalam perubahan sosial meliputi:
a. Strategi tradisional, menyarankan agar mengetahui dan memilih
kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan
b. Aksi langsung (direct action), membutuhkan dominasi kepentingan yang
dihormati semua pihak yang terlibat
c. Transformasi, menunjukkan bahwa pendidikan massa dalam jangka
panjang dibutuhkan sebelum pengidentifikasian kepentingan diri sendiri
4. Krianto (Notoadmojo, 2005) menyarankan strategi pemberdayaan yaitu:
a. Pendidikan masyarakat
b. Fasilitas kegiatan yang berasal dari masyarakat
c. Mendorong tumbuhnya swadaya masyarakat sebagai prasyarat utama
tumbuhnya tanggung jawab sebagai anggota masyarakat
d. Fasilitas upaya pengebangan jejaring antarmasyarakat serta advokasi
kepada pengambilan keputusan
5. Departemen Kesehatan(2000) memformulasikan strategi strategi
pemberdayaan masyarakat di bisang kesehatan sebagai bagian dari
promosi kesehatan meliputi: advokasi kesehatan, kemitraan
(partnership) untuk memperoleh dukungan masyarakat (social
support), serta pemberdayaan masyarakat.
Model Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
1. Model perencanaan sosial (social planning model): berangkat dari asumsi bahwa suatu perubahan memerluka
analisi teknis dan rasional, pencapaian tujuan yang baik perlu didukung oleh perencanaan yang baik pula
2. Model aksi sosial (social action model): strategi dasarnya menganggap masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok,
golongan-golongan, dan organisasi yang didasarka pada etnis, suku, profesi, keterampilan dan keahlian sebagai
suatu yang inheren dalam masyarakat sehingga perlu diakui statusnya
3. Model pengembangan lokal (locality development model): model ini berupaya menumbuhkan motivasi,
perencanaan, dan tindakan tepat dari partisipasi warga setempat dalam mencapai tujuan pemberdayaan.
4. Model penekanan pemberdayaan yang berpusat pada rakyat (community based development): model ini lebih
menekankan pada pemberdayaan yang memandang inisiatif kreatif rakyat sebagai sumberdaya pembangunan dan
memandang kesejahteraan material-spiritual rakyat sebagai tujuan yang harus dicapai dalam proses pemberdayaan
5. Model pelayanan kesehatan primer berbasis layanan masyarakat: berpandangan bahwa asyarakat harus
bertanggungjawab bukan hanya memberika layanan, tetapi juga untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan,
merencanakan layanan bagi mereka yang membutuhkan, menetapkan perioritaslayanan, serta memantau dan
mengevaluasi program
6. Model penanggulangan penyakit berbasis keluarga: merupakan model pemeliharaan kesehatan yang dilakukan
secara swadaya dan mandiri oelh keluarga
7. Metode rapid rural appraisal (RRA): teknik penilaian yang relatif terbuka, cepat, dan bersih (fairly-quicly-clean)
dibanding dengan teknik yang hanya sekedar kunjungan singkat dari seorang ahli, sebagaisebuah metode penilaian.
Siklus Pemberdayaan

Menghadirkan kembali
pengalaman yang
Mengembangkanmemberdayakan dan
rencana aksi dantidak memberdayakan
mengimplementasikan-
nya

Mendiskusikan alasan
mengapa terjadi
pemberdayaan dan
pentidakberdayaan

Mengidentifikasikan
basis daya atau kekuatan
dasar yang bermakna

Mengidentifikasikan
suatu masalah ataupun
proyek
• Indikator program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
meliputi: indikator input (masukan), proses, output (keluaran) dan
outcome (dampak).
• Indikatir masukan terdiri atas:
a. Sumber daya manusia
b. Besarnya dana
c. Bahan alat material lain
• Indikator proses terdiri atas:
a. Jumlah penyuluhan kesehatan
b. Frekuensi dan jenis pelatihan
c. Jumlah tokoh masyarakat yang ikut serta
d. Pertemuan masyarakat
• Indikator keluaran terdiri atas:
a. Jumlah dan jenis upaya kesehatan
b. Jumlah orang yang meningkat perilaku kesehatan
c. Jumlah anggota keluarga yang meningkat pendapatan
keluarganya
d. Fasilitas umum meningkat
• Indikator dampak terdiri atas:
a. Menurunnya angka kesakitan
b. Menurunnya angka kematian
c. menurnnya angka kelahiran
d. Meningkatnya status gizi
LATIHAN
• Jelaskan pengertian pemberdayaan masyarakat dan pengertian
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan!
• Jelaskan strategi pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan!
• Jelaskan metode pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
melalui pendekatan pkmd
• Jelaskan indikator pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

Anda mungkin juga menyukai