PROMOSI KESEHATAN
Diajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah CNP II
Disusun Oleh :
Tutor 5
Megalita Stevani
220110130007
Nida Amalia
220110130009
Trisvina Martias
220110130013
Anggoro Susan A
220110130021
Intan Madulara
220110130041
Ihsan Kurnia
220110130042
Eka Putri P
220110130056
Puji Rahayu
220110130080
Ria Nuriana R
220110130102
Adilla Shabarina
220110130124
Asih Siti S
220110130133
Dessy Permatasari
220110130139
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................3
PENDAHULUAN............................................................................................3
1.1
BAB II..........................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................9
2.1
2.2
Perilaku Kesehatan......................................................................................................9
2.3
2.4
Data Kesehatan.........................................................................................................15
2.5
Promosi Kesehatan....................................................................................................15
2.5.1 Tujuan Promosi Kesehatan..........................................................................17
2.5.2 Model Promosi Kesehatan...........................................................................17
2.5.3 Metode Promosi Kesehatan.........................................................................21
2.5.4 Strategi Promosi Kesehatan.........................................................................24
2.5.5 Tahapan Promosi Kesehatan........................................................................26
2.5.6 Sasaran Promosi kesehatan..........................................................................29
2.5.7 Pelaku Promosi Kesehatan...........................................................................30
2.5.8 Evaluasi Promosi Kesehatan........................................................................30
BAB III.......................................................................................................33
PENUTUP...................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Step 2
1.
2.
3.
4.
Apa saja model dan strategi promosi kesehatan ? apa model yang tepat untuk
kasus? (Ria)
5.
6.
7.
8.
9.
Step 3
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Intan dan Trisvina: faktor lingkungan , faktor ekonomi, faktor budaya dan faktor
pendidikan
Mega: faktor genetic
Nida: petugas kesehatan
Mega = strategi penyuluhan untuk penyakit yang belum terjadi, penyuluhan
saat penyakit terjadi, community action, penggunaan rol model tokoh
masyarakat yang berpengaruh.
Evaluasi evaluasi hasil, evaluasi dampak, evaluasi proses
Ibu Dessy: angka kematian , angka kelahiran dan kesakitan
Mega: prevalensi, insidensi, populasi beresiko, status kesehatan lingkungan
Susan: kepala desa , RT, RW ibu kader
Intan dan Puji: pendataan penyakit, masyarakat yang beresiko, usia beresiko dan
jenis kelamin
Adila: langkah awal sebelum promosi mengetahui kebutuhan wilayah, kaji
tingkat pendidikan, mengkaji effesiensi media, menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, materi yang diberikan itu mudah diimplementasikan dan
evaluasi
Desy: pada saat kenaikan kasus atau pada saat tidak ada kasus untuk mencegah
terjadinya suatu kasus pada wilayah yang belum terkena, dilaksanakannya
secara berkala.
Mega: dengan cara melakukan evaluasi atau dampak atau evaluasi proses dan
cek keberlangsungannya
Ria: dilihat dari hasil perubahan setelah promkes di laksanakan dan dalam
jangka waktu tertentu
Ihsan: Gaya hidup seperti merokok, pekerjaan, makanan dengan nutrisi yang
tidak sehat, polusi industri dna kendaraan
Asih, Mega dan Nida: hubungan seksual yang berganti ganti pasangan, pola
makan. Pengobatan penyakit yang tidak tuntas, aktifitas dan berolahraga,
Puji: perilaku tidak mencegah penularan penyakit
Desy: tidak menjaga kesehatan dan kebersihan rumah
Susan: meningkatkan kemampuan individu dan kelompok masyrakat sehingga
terciptanya lingkungan yang memadai untuk terjadinya peningkatan status
kesehatan Desy: upaya pencegahan dan penurunan kasus tersebut
Nida: mengurangi peningkatan kasus
Ria: mencegah munculnya kasus baru
Nida: materi, audiens (tingkat pendidikan dan usia), media, bahasa yang
digunakan,
Susan dan Asih: membina hubungan saling percaya, attitude, kontrak waktu,
cara penyampaian, tujuan, hasil yang di targetkan dan penentuan tim.
Susan: teknik pengumpulan warga melalui kuota tingkat RT
Asih: menggunakan teknologi dengan memanfaatkan media
Ihsan: melalui seminar
Adila: tingkat pendidikan dan usia audients, sifat audients dan fasilitas
prasarana dan sarana penunjang, jumlah audients dna budaya.
Step 4
Mind map
Data Kesehatan
Konsep kesehatan
Faktor penentu
(perilaku kesehatan
Promosi kesehatan
Teori perilaku
kesehatan
Step 5
LO
1. Konsep kesehatan
2. Konsep perilaku
3. Perilaku kesehatan
4. Teori perilaku kesehatan
5. Data kesehatan yang harus ada
6. Promosi kesehatan
7. Perbedaan penkes dan promosi kesehatan
Step 7
1.
2.
3.
Konsep kesehatan
Susan: menurut UU no.23 tahun 1992 keadaan sempurna
Ria: menurut WHO, tidak hanya status kesehatan tapi terkait, fisik sehat,
mental, social dan sehat ekonomi
Nida: sehat ekonomi berlaku untuk orang dewasa/ produktif
Adila: Sehat merupakan keadaan baik fisik, menta, social, ekonomi, spiritual,
emosional dan seksual, fisik seluruh anggota tubuh, emosional kemampuan
untuk berespresi, sosial kemampuan berinteraksi
Konsep perilaku
Mega: Determinants of health,WHO : fasilitas kesehatan, lingkungan
kesehatan dan karakteristik perilaku
Puji dan Trisvina: support keluarga, genetik, jenis kelamin, olahraga,
pelayanan kesehatan,pekerjaan dan kondisi kerja
Perilaku kesehatan
Ihsan: faktor perilaku ada 2 , faktor tekanan dan faktor pendidikan
Eka: pemeliharaan kesehatan
a. Perilaku kesehatan (health behavior)
b. Perilaku mencari kesehatan (health seeking behavior)
c. Perilaku terhadap kebersihan lingkungan
Mega: indicator perubahan perilaku, dilihat dari kognitif, afektif, dan
psikomotor. Setiap komponen memiliki tingkatan. Untuk kognitif,
5
Trisvina:
a.
b.
c.
Prakontenplasi
Kontenplasi
Persiapan
Tindakan
Pemeliharaan
Terminasi
Puji: Health believe model, penekanan pada perilaku kesehatan terhadap ancaman
suatu penyakit, meliputi ; persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi
manfaat, persepsi hambatan, petunjuk hambatan, dan evaluasi diri (kemampuan
tindakan persiapan perilaku)
6
5.
6.
Promosi kesehatan
Adila: promosi kesehatan adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan
penyakit. Menurut WHO, strategi promosi kesehatan ada 3, yaitu: advokasi,
dukungan social, pemerdayaan Bentuknya berupa penyuluhan seminar dan
bimbingan pada tokoh masyarakat
Asih:
a. Advokasi
b. Bina suasana (individu(tokoh masyarakat yang menjadi panutan),
kelompok(oleh organisasi), public (media elektronik)
c. Pemberdayaan
Desy: Kemitraan disetarakan, keterbukaan dan saling menguntungkan
7.
8.
Sasaran kesehatan
Asih:
a.
Evaluasi promkes
Puji:
a. Proses dari tahap awal sampai akhir
b. Efek (pengaruh)
c. Outcome/hasil (penilaian kesehatan)
Trisvina: cara evaluasi ada 2, yaitu dengan kunjungan dan wawancara.
Eka: kriteria evaluasi itu effektifitas meliputi afektif atau tindak promkes
10.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
b.
c.
d.
e.
b.
Perilaku
itu
sendiri
dapat
berupa
faktor
resiko.
Contoh, merokok dianggap sebagai faktor resiko utama baik bagi
penyakit jantung koroner maupun kanker Paru karena kemungkinan
mendapatkan penyakit ini lebih besar pada perokok daripada orang yang
tidak merokok.
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan
tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada
tindakan yang nyata.
b.
2.2
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Respons
atau reaksi organisme dapat berbentuk pasif (respons yang masih tertutup) dan aktif (respons
terbuka, tindakan yang nyata atau practice/psychomotor).
Menurut Notoatmodjo (2003), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan
terdiri dari empat unsur, yaitu sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
lingkungan.
2.2.1 Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Perilaku tentang bagaimana seseorang menanggapi rasa sakit dan penyakit
yang bersifat respons internal (berasal dari dalam dirinya) maupun eksternal (dari luar
dirinya), baik respons pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun aktif (praktik)
yang dilakukan sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku seseorang terhadap
sakit dan penyakit sesuai dengan tingkatan-tingkatan pemberian pelayanan kesehatan
yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkatan pencegahan penyakit, yaitu:
a.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih
untuk kepentingan kesehatan.
b.
11
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja
menimbulkan satu respon yang sama.
Tingkatan pencegahan penyakit menurut Leavel dan Clark ada 5 tingkatan
yaitu (Notoatmodjo, 2007):
a.
b.
c.
Menggunakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat
(Early Diagnosis and Promotion).
Mencari kasus sedini mungkin.
Melakukan pemeriksaan umum secara rutin.
Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu misalnya kusta,
TBC, kanker serviks.
Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita
berpenyakit menular.
Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus.
d.
lembaga
rehablitasi
dengan
2.3
a.
b.
c.
2.4
Indikator IKS sendiri terdiri dari beberapa poin, yaitu: keluarga mengikuti program
KB, persalinan di Fasilitas Kesehatan, bayi mendapat imunisasi dasar lengkap, bayi mendapat
ASI eksklusif, pertumbuhan balita dipantau (kunjungan rutin ke posyandu), penderita TB
paru berobat sesuai standar, penderita hipertensi berobat teratur, penderita gangguan jiwa
tidak ditelantarkan dan diobati,anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah
menjadi anggota JKN, keluarga mempunyai saran air bersih, dan keluarga menggunakan
jamban sehat.
2.5
Promosi Kesehatan
Menurut Green (1991) dalam Maulana (2009) tujuan promosi kesehatan terdiri
dari tiga tingkatan yaitu :
a.
b.
c.
Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataantentang apa
yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungandengan
status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang,
contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerjamenurun 50 %
setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan.
Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya :cakupan
angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi
kesehatan berjalan tiga tahun.
Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah
kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan
pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja
tentangtanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah
promosikesehatan berjalan 6 bulan
Tujuan
Kegiatan
Promosi
Kesehatan
1.
Medikal
Kepatuhan
pasien terhadap
pencegahan dan
pengobatan
penyakit
2.
Perubahan perilaku
Perilaku
mendukung
keadaan
penyakit
Gaya
hidup
sehat
seperti
didefinisikan
oleh promotor
kesehatan
Nilai
penting
yang
16
3.
Edukasional
Individu
dengan
pengetahuan
dan
pemahaman
akan
mampu mengambil
keputusan dan sikap
atas dasar informasi
yang memadai
Informasi
tentang sebabakibat
dari
faktor-faktor
yang
menurunkan
derajat
kesehatan.
Eksploitasi nilai
dan
sikap.
Pengembangan
keterampilan
yang diperlukan
untuk kehidupan
yang sehat.
Hak
asasi
individu dalam
hal kebebasan
memilih.
Tanggung jawab
promotor adalah
mengidentifikasi
isi pendidikan
kesehatan.
4.
Bekerja
bersama Bekerja dalam
klien
untuk hal-hal
kepentingan klien
kesehatan,
membuat
pilihan,
dan
melakukan
tindakan yang
diidentifikasi
oleh
klien.
Memberdayakan
klien.
Klien
dan
provider
(penyedia
layanan) adalah
sejajar.
Hak
klien
untuk
menetapkan
agenda.
Pemberdayaan
diri klien.
5.
Perubahan sosial
Aksi
politik/sosial
untuk mengubah
lingkungan fisik
dan sosial.
Sebagai contoh adalah Ny. A akan ikut dalam perilaku preventif atau
kesehatan yang ada bila:
kesehatan
tersebut
parah
dan
Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa model ini memiliki dua
poin yang ditekankan, yaitu masyarakat menilai hasil terkait dengan
perilaku mereka, dan masyarakat pikir perilaku tersebut akan
membuahkan hasil yang sama dengan apa yang sekarang mereka nilai.
Namun, teori ini memiliki kelemahan, diantaranya adalah teori ini
memfokuskan kepada keputusan individu tanpa mempedulikan faktor
lingkungan dan sosial. Maksudnya, teori ini melalui suatu proses internal
dan rasional yang juga melibatkan beberapa elemen eksternal seperti
contoh tindakan preventif dilakukan untuk menghindari biaya
pengobatan. Biaya pengobatan di sini merupakan faktor eksternal.
Namun, tidak banyak perhatian diberikan terhadap konteks eksternal.
Selain itu, teori Health Belief Model ini mengasumsikan bahwa semua
orang setara dan memiliki info yang cukup untuk membuat suatu
keputusan yang rasional. Tidak semua orang memiliki info yang
memadai untuk membentuk suatu keputusan yang rasional.
b.
d.
Metode diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan
dalam proses pendidikan. Harus ada partisipasi yang baik dari peserta
yang hadir. Diskusi diarahkan pada keterampilan berdialog, peningkatan
pengetahuan, peningkatan pemecahan masalah secara efisien, dan untuk
memengaruhi para peserta agar mau mengubah sikap (Kartono, 1998).
Dalam suatu diskusi para pesertanya berpikir bersama dan
mengungkapkan pikirannya, sehingga menimbulkan pengertian pada diri
sendiri, pada pandangan peserta diskusi dan juga pada masalah yang
didiskusikan (Lunandi, 1993).
Diskusi dipakai sebagai forum untuk bertukar informasi, pendapat dan
pengalaman dalam bentuk tanya-jawab yang teratur dengan tujuan
mendapatkan pengertian yang lebih luas, kejelasan tentang suatu
permasalahan dan untuk menentukan kebijakan dalam pengambilan
keputusan (Kartono, 1998). Diskusimerupakan saluran yang paling baik
untuk menjaga kredibilitas pesan-pesan, menyediakan informasi, dan
mengajarkan keterampilan yang kompleks yang membutuhkan
komunikasi dua arah antara individu dengan seseorang sebagai sumber
informasi yang terpercaya (Graeff, 1996).
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi
empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka
harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap kelompok mempunyai
kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat (Notoatmodjo,
20
22
b.
Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu
individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani
tahap-tahap tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS. Dalam upaya
promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan bagian yang
sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak.
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu,
keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses
membantu klien, agar klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu
atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude)
dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice). Oleh sebab itu, sesuai dengan sasarannya
dapat dibedakan menjadi pemberdayaan individu, pemberdayaan
keluarga dan pemberdayaan kelompok/masyarakat.
Bina Suasana
Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku
yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan
sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada (keluarga di
rumah, organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/karyawan, orangorang yang menjadi panutan/idola, kelompok arisan, majelis agama dan
lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung
perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses
pemberdayaan, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari
fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana. Terdapat tiga
kategori proses bina suasana, yaitu bina suasana individu, bina suasana
kelompok dan bina suasana publik.
Bina suasana individu dilakukan oleh individu-individu tokoh
masyarakat. Dalam kategori ini tokoh-tokoh masyarakat menjadi
individu-individu panutan dalam hal perilaku yang sedang
diperkenalkan. Yaitu dengan mempraktikkan perilaku yang sedang
diperkenalkan tersebut (misalnya seorang kepala sekolah atau pemuka
agama yang tidak merokok). Lebih lanjut bahkan mereka juga bersedia
menjadi kader dan turut menyebarluaskan informasi guna menciptakan
suasana yang kondusif bagi perubahan perilaku individu.
Bina suasana kelompok dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam
masyarakat, seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun
23
Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokoh-tokoh
masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan sebagai
narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau
penyandang dana. Juga berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat
dan media massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana
kondusif, opini publik dan dorongan (pressure) bagi terciptanya PHBS
masyarakat. Advokasi merupakan upaya untuk menyukseskan bina
suasana dan pemberdayaan atau proses pembinaan PHBS secara umum.
Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui
advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran
advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui
atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi
masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) sepakat
untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana,
cermat dan tepat.
d.
Kemitraan
24
25
seperti
adanya
kecemasan
sesuai
dengan
tingkat
26
klien
untuk
Diagnosis Keperawatan
Tujuan : dirumuskannya masalah yang dihadapi klien dengan
pendidikan kesehatan yang diberikan.
Metode : analisis data (informasi) berdasarakan hasil pengkajian.
Rumusan diagnosis keperawatan : berkaitan dengan kebutuhan
belajar klien secara umum, dapat dikelompokan dalam kategori
diagnosis yang berdasarkan pada respon klien dan etiologi.
c.
Perencanaan
Tujuan perencanaan : menetapkan apa yang ingin dicapai dalam
mengatasi masalah.
Aspek dalam perencanaan meliputi tujuan, sasaran, metode dan
media, materi, tempat, dan langkah-langkah.
Tahapan dalam menyusun rencana pengajaran adalah sebgai
berikut.
- Menetapkan prioritas pengajaran.
- Menyusun kriteria yang diharapakan
- Memilih materi
- Menentukan strategi mengajar.
d. Implementasi
Tujuan implementasi : melaksanakan pendidikan kesehatan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah perawat tidak perlu terpaku
pada rencana yang telah disusun.
Rencana dapat direvisi segera bila dalam pelaksanaan ada
perubahan dalam kondisi klien atau faktor eksternal klien.
Yang perlu diperhatikan dalam mengajar adalah kesesuaian dan
waktu yang tepat sehingga memungkinkan klien untuk belajar
pada setiap pertemuan.
Lingkungan dapat menghambat atau membantu dalam proses
belajar.
Alat bantu dapat membantu memfokuskan perhatian klien dalam
belajar.
27
Memformulasikan tujuan
b.
c.
d.
a.
Evaluasi Internal
Mengenal latar belakang proyek
Sudah dikenal dan mudah diterima
Lebih mudah membuat jaringan komunikasi
Lebih memahami tentang komunitas sasaran proyek , menjadiakan
waspada terhadap issue yg ada
Lebih murah , selalu terlibat dalam proyek
Kadang tidak dapat mengadakan evaluasi yg menyeluruh
Kurang jujur karena mengenal evaluatornya.
b.
Evaluasi Eksternal
Lebih obyektif dan lebih luas
Tidak memiliki keterikatan thd proyek
Memiliki keahlian dan pengalaman dlm evaluasi
Cendrung dilakukan oleh public dan menyeluruh
Menjangkau stakeholder dan pengguna
Lebih mahal , steekholder jadi pihak utama
Jaringan komunikasi lebih sulit
b.
c.
d.
Studi kasus atau lapangan (case atau field study), meneliti secaraintensif
latar belakang status sekarang, dan interaksi lingkungan darisuatu unit
sosial, baik perorangan, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
e.
f.
Studi
sebab
akibat
(causal
comparative
study),
yang
menyelidikikemungkinan hubungan sebab akibat dengan mengamati
30
h.
i.
31
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Perilaku sehat merupakan sikap dan tidakan proaktif untuk memelihara dan mencegah
resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat.
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk meningkatkan
control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan bahwa promosi kesehatan
merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan kontrol
terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri
Sasaran promosi kesehatan yang dilakukan oleh perawat adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Agar promosi kesehatan dapat lebih tepat sasaran, maka sasaran
tersebut perlu dikenali lebih rinci, dan jelas melalui pengelompokkan sasaran promosi
kesehatan. Strategi dan model serta metode juga perlu dipertimbangkan dengan baik agar
memperlancar proses promosi kesehatan. Di akhir program, perlu dilakukan evaluasi untuk
melihat kinerja, kelebihan, kekurangan, serta rekomendasi sehingga dapat memperbaiki
program promosi kesehatan yang akan datang.
3.2
Implikasi Keperawatan
Perawat sebagai salah satu pemberi layanan kesehatan primer memegang peranan
penting dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat komunitas dituntut
mampu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui
perannya sebagai edukator terhadap masyarakat, baik secara tatap muka langsung dan tanpa
tatap muka.
Fungsi yang dapat dilakukan perawat sebagai pendidik/penyuluh kesehatan adalah:
1. Mengkaji kebutuhan klien/pasien untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan
dalam penyuluhan/pendidikan kesehatan. Hasil pengkajian diharapkan dapat diketahui
apa yang sudah diketahui klien/pasien, kebutuhan apa yang diperlukan agar
klien/pasien tahu dan apa yang ingin diketahui dari klien/pasien.
2. Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien/pasien melalui penyuluhan/pendidikan
kesehatan
3. Melaksanakan penyuluhan/pendidikan kesehatan untuk pemulihan kesehatan
klien/pasien antara lain tentang pengobatan, hygiene, tindakan (treatment), gejala dan
tanda-tanda adanya komplikasi dll.
4. Menyusun program penyuluhan/pendidikan kesehatan baik untuk topik sehat atau
topik sakit (tidak sehat), seperti nutrisi, latihan/olah raga, penyakit dan pengelolaan
penyakit, dll.
5. Mengajarkan kepada klien/pasien informasi yang terkait dengan kesehatan, gaya
hidup, antara lain informasi tentang tahapan perkembangan
6. Membantu klien/pasien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari media cetak,
eletronik, atau lisan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Becker MH, 1974. The Health Belief Model and Personal Behavior.
D. J. Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.
Green, Lawrence, Health Education: A Diagnosis Approach, The John Hopkins Unversity,
Mayfield Publishing Co, 1980
Fishbein M, Ajzen I. 1975. Belief, Attitude Intention, and Behavior: An Introduction to
Theory and Research.. New York: Addison-Wesley.
http://www.academia.edu/12216182/Konsep dan Prinsip Promosi Kesehatan diakses 9 Mei
2016 pukul 19.47 WIB
http://www.pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/full-content/structure-faq.html.
Diakses
33